Anda di halaman 1dari 15

Nama : Made Ary Aditia

No PPG :
Rombel :

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Eksplorasi Solusi yang Analisis alternatif


No. Analisis penentuan solusi
alternatif solusi relevan solusi
1 Alternatif solusi Solusi yang Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan kajian
minat belajar relevan untuk 1) Syahril, dkk. (2021) literatur dan wawancara,
siswa yang meningkatkan menyatakan Problem dapat dianalisis
rendah adalah minat belajar Based Learning adalah alternatif solusi sebagai
sebagai berikut. siswa adalah suatu model berikut:
1. Penerapan penerapan pembelajaran yang
Model model Problem melibatkan siswa untuk Penerapan Model
Problem Based memecahkan masalah Problem Based
Based Learning (PBL) melalui tahap-tahap Learning (PBL)
Learning berbantuan metode ilmiah, sehingga berbantuan media
2. Penerapan media siswa dapat mempelajari presentasi
Model presentasi. pengetahuan yang Kekuatan:
Pembelajaran berhubungan dengan 1) Menstimulus rasa
Inquiry masalah tersebut dan ingin tahu siswa
3. Penerapan sekaligus memiliki melalui tahap
Model keterampilan untuk pemberian masalah
Discovery memecahakan masalah. dan penyelidikan.
Learning 2) Anyan (dalam Dewi dan 2) Meningkatkan
Manuaba, 2021) ketertarikan siswa
menyatakan microsoft terhadap
power point merupakan pembelajaran melalui
salah satu software yang animasi menarik
dapat membantu pada media
menyusun materi pada presentasi.
saat presentasi dengan
mudah dan efektif. Power Kelemahan:
point dapat menjadi 1) Model pembelajaran
media pembelajaran yang tidak dapat
interaktif karena fasilitas diterapkan untuk
yang terdapat di setiap materi
dalamnya mampu pelajaran.
mendukung terciptanya 2) Memerlukan sarana
interaksi antara siswa prasarana yang
dengan media memadai.
pembelajaran.
3) Yani, dkk. (2021)
menyatakan penerapan Sintaks pembelajarannya
model pembelajaran sebagai berikut.
Problem Based Learning 1) Menyajikan masalah
dapat meningkatkan autentik melalui
minat dan hasil belajar media presentasi.
siswa. Pada kegiatan 2) Mengorganisasi
penyelidikan masalah, kegiatan kelompok
siswa terlihat sangat aktif (membagi siswa
menunjukkkan menjadi 5 kelompok).
perubahan progress 3) Membimbing
meningkatnya minat penyelidikan siswa
belajar. Siswa yang melalui LKPD dan
sebelumnya pasif mulai intruksi khusus oleh
berani bertanya dan guru.
menjawab terkait hasil 4) Menyajikan hasil
diskusi kelompok. diskusi ke depan
4) Amalia (2021) kelas.
menyatakan penggunaan 5) Analisis dan evaluasi
model pembelajaran dilakukan oleh guru
Problem Based Learning dan siswa untuk
dan media pembelajaran mengkaji gagasan
presentasi mampu yang sudah
melatih keaktifan peserta disampaikan.
didik saat proses
pembelajaran serta
meningkatkan minat
peserta didik dalam
belajar daripada
menggunakan metode
ceramah.
5) Rosidah (2018)
menyatakan
Implementasi model PBL
terdiri atas lima langkah
utama, antara lain: 1 )
Orientasi siswa pada
masalah; 2)
Mengorganisasi siswa
dalam belajar; 3)
Bimbingan penyelidikan
individu maupun
kelompok; 4)
Pengembangan dan
penyajian hasil karya;
dan 5) Analisis dan
evaluasi proses
pemecahan masalah.

Hasil Wawancara:
1) Teman Sejawat
(Ni Made Gemini,
S.Pd.SD.)
Model PBL menjadikan
siswa tertarik untuk
belajar. Siswa akan
penasaran untuk
memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru.
2) Kepala Sekolah
(Ni Made Ratna, S.Pd.SD.)
Model pembelajaran
berbasis masalah
meningkatkan semangat
belajar siswa. Media
power point juga dapat
menarik perhatian siswa.
3) Pakar
(I Made Suirta, M.Pd.)
Model Problem Based
Learning menjadikan
pembelajaran lebih
menarik karena siswa
diajakan melakukan
penyelidikan terkait
suatu fenomena.
4) Pengawas Sekolah
(Gusti Ayu Kusumawati,
S.Pd., M.Pd.)
Model PBL sangat cocok
diterapkan sesuai dengan
tuntutan kurikulum
terbaru. Siswa
berkesempatan belajar
dengan memahami bukan
menghafal.
2 Alternatif solusi Solusi yang Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan kajian
siswa mengalami relevan untuk 1) Suryati (dalam Zakiyyah, literatur dan wawancara,
kejenuhan saat mengatasi dkk., 2022) menyatakan dapat dianalisis
belajar adalah kejenuhan ice breaking merupakan alternatif solusi sebagai
sebagai berikut. belajar siswa kegiatan dalam berikut:
1. Penerapan adalah mengalihkan situasi dari
Strategi penerapan menegangkan, Penerapan Ice
Pengelolaan Strategi membosankan, menjadi Breaking pada Model
Kelas: Ice Pengelolaan menyenangkan, Problem Based
Breaking Kelas : Ice bersemangat, rileks dan Learning
2. Strategi Trial Breaking (jenis tidak membuat Kekuatan:
and Eror. games) pada membosankan sehingga 1) Meningkatkan
3. Strategi Model Problem suasana belajar bisa kualitas aktivitas
Bermain Based mencair dan menjadi belajar siswa melalui
Peran. Learning. lebih kondusif. kegiatan penyelidikan
2) Suaib (2021) menyatakan dan diskusi.
ice breaking dapat 2) Membantu siswa
dilakukan pada kegiatan untuk fokus belajar,
inti pembelajaran. Ketika tidak bosan dan lebih
siswa mengalami bersemangat saat
kejenuhan dan mengikuti pelajaran
kebosanan dalam di kelas.
menjalankan tugas
belajar, ice breaking Kelemahan:
diperlukan untuk 1) Menimbulkan
mengembalikan semangat kegaduhan apabila
siswa. siswa tidak diberikan
3) Saragih, dkk. (2022) aturan yang jelas.
menyatakan ice breaking 2) Jika tidak digunakan
yang kreatif tanpa harus pada waktu yang
menggunakan media tepat, maka akan
sebagai alat-alat merusak konsentrasi
pendukung dalam siswa.
melakukannya dapat
mengatasi kejenuhan
belajar siswa. Ketentuan perapan Ice
4) Arta, dkk. (2020) Breaking sebagai berikut.
menyatakan 1) Dilaksanakan dalam
pengimplementasian sintaks model
model PBL berbantuan pembelajaran Problem
ice breaking membuat Based Learning (PBL).
siswa menjadi lebih 2) Diterapkan pada
antusias dalam kegiatan inti
mengikuti pembelajaran
pembelajaran. Rasa sebanyak 2 kali.
antusias ini timbul 3) Tidak memerlukan
akibat adanya aktivitas media pada guru
penyegaran membuat maupun siswa.
siswa menjadi lebih 4) Ice Breaking berupa
bergairah dan games ”Buah Sayur”
pembelajaran yang dan ”Gajah Semut”.
dilakukan dalam bentuk 5) Alokasi waktu untuk
kelompok membuat 1 ice breaking adalah
siswa dapat bertukar 1-2 menit
pikiran dengan anggota
kelompoknya. Sintaks pembelajarannya
sebagai berikut.
1) Menyajikan masalah
Hasil Wawancara: kepada siswa.
1) Teman Sejawat 2) Mengorganisasi
(Ni Made Gemini, kegiatan kelompok.
S.Pd.SD.) Membagi siswa
Ice breaking dapat menjadi 5 kelompok
diterapkan disela-sela (Ice breaking
pembelajaran agar siswa sebanyak 1 kali).
tidak bosan dan 3) Membimbing
mengantuk. penyelidikan siswa
2) Kepala Sekolah melalui LKPD dan
(Ni Made Ratna, S.Pd.SD.) intruksi khusus dari
Ice breaking jenis guru
permainan dapat 4) Menyajikan hasil
digunakan agar suasana diskusi ke depan
pembelajaran kelas (Ice breaking
menyenangkan. sebanyak 1 kali).
3) Pakar 5) Analisis dan evaluasi
(I Made Suirta, M.Pd.) dilakukan oleh guru
Penggunaan ice breaking dan siswa untuk
sangat bermanfaat untuk mengkaji gagasan
mengembalikan fokus yang sudah
dan semangat belajar disampaikan.
siswa selama
pembelajaran.
4) Pengawas Sekolah
(Gusti Ayu Kusumawati,
S.Pd., M.Pd.)
Ice breaking dapat
diterapkan pada saat
pembelajaran
berlangsung. Siswa akan
merasa bergembira dan
konsentrasinya akan
kembali.
3 Alternatif solusi Solusi yang Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan kajian
keterampilan relevan untuk 1) Khanifah, dkk. (2019) literatur dan wawancara,
kolaborasi siswa meningkatkan menyatakan model Project dapat dianalisis
rendah adalah keterampilan Based Learning (PjBL) alternatif solusi sebagai
sebagai berikut. kolaborasi merupakan model berikut:
1. Penerapan siswa adalah pembelajaran yang
Kooperatif penerapan menekankan pada Penerapan Model
Tipe Two Stay Model Project penggunaan sebuah Project Based Learning
Two Stray Based kegiatan atau proyek (PjBL) berbantuan
2. Penerapan Learning sebagai media media gambar.
Project Based berbantuan pendukung Kekuatan:
Learning media gambar. pembelajaran. Para siswa 1) Terjadi kolaborasi
3. Penerapan diharapkan untuk bisa alamiah antar siswa.
Model melakukan eksplorasi, Secara tidak
Problem penilaian, interpretasi, langsung
Based sintesis, dan informasi meningkatkan
Learning untuk menghasilkan kemampuan
berbagai bentuk hasil berkomunikasi siswa.
belajar. 2) Menumbuhkan
2) Ginting dan Sutama kebiasaan bekerja
(2020) menyatakan media sama antar siswa
gambar adalah media melalui kegiatan
yang mengkombinasikan diskusi terkait konten
fakta dan gagasan secara pada media gambar
jelas dan kuat melalui cetak.
kombinasi
pengungkapan kata-kata Kelemahan:
dengan gambar-gambar. 1) Memerlukan banyak
Media gambar dapat waktu dalam
mengembangkan pelaksanaannya.
elaborasi yang menarik 2) Guru harus
tentang struktur atau menyediakan banyak
organisasi suatu hal, media dan sumber
sehingga juga belajar.
memperkuat ingatan.
3) Mariamah, dkk. (2021) Sintaks pembelajarannya
menyatakan penerapan sebagai berikut.
PjBL menunjukkan 1) Pemberian masalah
kelebihan dalam melalui media
mengembangkan gambar yang dicetak
kemampuan kolaborasi (masing-masing
siswa. Pada kegiatan kelompok
pembelajaran berbasis mendapatkan 1
proyek, setiap siswa gambar).
diarahkan untuk bekerja 2) Mendesain rencana
secara individu atau proyek oleh siswa
berkelompok untuk bersama guru.
bereksplorasi, melakukan 3) Menyusun jadwal
penilaian, memberikan kegiatan oleh guru
pendapat, mensintesis, dan siswa (Siswa
dan mengolah informasi dibagikan LKPD).
yang didapat dari 4) Monitoring oleh guru
berbagai sumber. (Siswa membuat
4) Mandasari, dkk. (2017) produk sesuai dengan
menyatakan Model Project LKPD).
Based Learning 5) Menguji produk
berbantuan media sebagai hasil dari
gambar meningkatkan proyek yang
semangat siswa belajar dikerjakan siswa.
dalam kelompok. 6) Evaluasi pengalaman
Kegiatan pembelajaran siswa selama
diawali dengan mengerjakan proyek.
pemberian masalah yang
harus diselesaikan
melalui pembuatan
produk/proyek. Saat
siswa menyelesaikan
proyek yang akan dibuat,
tentunya siswa saling
bertukar pikiran agar
proyek yang mereka buat
bagus hasilnya.
5) Hakim dan Hairunisa
(2022) menyatakan
langkah-langkah
pembelajran Model PjBL
yaitu: 1) Menyajikan
masalah; 2) Mendesain
perencanaan proyek, 3)
Menyusun jadwal
perencanaan proyek; 4)
Monitoring pelaksanaan
proyek, 5) Penilaian
terhadap produk; dan 6)
Evaluasi dan refleksi.

Hasil Wawancara:
1) Teman Sejawat
(Ni Made Gemini,
S.Pd.SD.)
Model PjBL dapat
meningkatkan kreatifitas
siswa. Siswa akan merasa
senang jika diminta
untuk membuat sebuah
karya secara
berkelompok.
2) Kepala Sekolah
(Ni Made Ratna, S.Pd.SD.)
Kerja sama siswa
terbangun apabila siswa
diminta untuk membuat
projek bersama-sama
selama pembelajaran.
3) Pakar
(I Made Suirta, M.Pd.)
Keterampilan kolaborasi
siswa dapat ditingkatkan
melalui Model PjBL.
Nantinya siswa akan
bekerja sama membuat
suatu proyek yang sudah
disepakati bersama.
4) Pengawas Sekolah
(Gusti Ayu Kusumawati,
S.Pd., M.Pd.)
Model PjBL merupakan
model yang
direkomendasikan pada
kurikulum merdeka.
Siswa menerapkan
pemahamannya terkait
materi ajar melalui
pembuatan proyek-
proyek secara
berkelompok.
4 Alternatif solusi Solusi yang Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan kajian
siswa kurang relevan untuk 1. Tan (dalam Masduriah, literatur dan wawancara,
mampu mengatasi 2020) menyatakan dapat dianalisis
menyelesaikan masalah siswa Problem Based Learning alternatif solusi sebagai
soal HOTS yang kurang (PBL) adalah model berikut:
adalah sebagai mampu pembelajaran yang
berikut. menyelesaikan memanfaatkan Penerapan Model
1. Penerapan soal HOTS pengalaman nyata Problem Based
Model adalah peserta didik untuk Learning (PBL)
Discovery penerapan menyelesaikan suatu berbantuan media
Learning Model Problem permasalahan dalam audio visual
2. Penerapan Based pembelajaran, sehingga Kekuatan:
Model Learning (PBL) pembelajaran menjadi 1) Membantu siswa
Problem berbantuan bermakna dan sesuai mempelajari
Based media audio dengan kehidupan fenomena secara
Learning visual. disekitar peserta didik. luas dan mendalam,
(PBL) 2. Vera dan Wardani (2018) sehingga
3. Penerapan media audio visual keterampilan
Model Project adalah jenis media yang berpikir tingkat
Based selain mengandung tingginya terasah.
Learning unsur suara juga 2) Menyajikan objek
mengandung unsur secara konkret atau
gambar yang bisa dilihat, pesan pembelajaran
misalnya rekaman video, yang realistik.
film, slide suara, dan
lain sebagainya. Adanya Kelemahan:
media berbantuan 1) Memerlukan waktu
audio visual ini akan persiapan yang
membuat siswa fokus tidak singkat untuk
dengan pembelajaran. memperoleh
3. Herlina, dkk (2020) keberhasilan.
menyatakan 2) Model pembelajaran
pembelajaran dengan tidak dapat
model Problem Based diterapkan untuk
Learning (PBL) dan media setiap materi
audio visual dapat pelajaran.
meningkatkan
kemampuan berpikir Sintaks pembelajarannya
kritis siswa karena di sebagai berikut.
pengaruhi oleh langkah- 1) Menyajikan masalah
langkah dalam proses autentik melalui
pembelajarannya yang media audio visual
lebih melibatkan siswa. (video)
Langkah-langkahnya 2) Mengorganisasi
dimulai dengan guru kegiatan kelompok
memberikan sebuah (membagi siswa
permasalahan kepada menjadi 5
siswa dengan kelompok).
menggunakan bantuan 3) Membimbing
media audio visual. penyelidikan siswa
4. Inayati (2020) melalui LKPD dan
menyatakan langkah intruksi khusus oleh
pembelajaran berbasis guru.
masalah adalah (1) tahap 4) Menyajikan hasil
orientasi siswa pada diskusi ke depan
masalah, (2) tahap kelas.
mengorganisasikan 5) Analisis dan
siswa untuk belajar, (3) evaluasi dilakukan
tahap membimbing oleh guru dan siswa
penyelidikan individu untuk mengkaji
maupun kelompok, (4) gagasan yang sudah
tahap mengembangkan disampaikan. Pada
dan menyajikan hasil tahap ini, guru juga
karya, (5) tahap menggunakan media
menganalisis dan audio visual untuk
mengevaluasi proses menampilkan solusi
pemecahan masalah atas permasalahan.

Hasil Wawancara:
1) Teman Sejawat
(Ni Made Gemini,
S.Pd.SD.)
Model PBL menuntun
siswa untuk memiliki
keterampilan berpikir
yang tinggi karena
pembelajarannya
kontekstual.
2) Kepala Sekolah
(Ni Made Ratna, S.Pd.SD.)
Model pembelajaran
berbasis masalah penting
untuk digunakan karena
siswa dapat mengerti
materi ajar berkaitan
dengan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-
hari.
3) Pakar
(I Made Suirta, M.Pd.)
Penggunaan PBL dan
media audio visual
merangsang kemampuan
berpikir tingkat tinggi
siswa karena siswa
belajar secara
kontekstual atau
bermakna.
4) Pengawas Sekolah
(Gusti Ayu Kusumawati,
S.Pd., M.Pd.)
Model PBL menjadi solusi
yang terbaik karena siswa
menemukan
pengetahuannya sendiri.
Selain itu, siswa dapat
memperdalam
pemahamannya sesuai
dengan rasa
keingintahuannya
terhadap fakta atau
konsep tertentu.

Daftar Pustaka

Amalia, Nida ‘Ilmi. 2021. ” Pengaruh Penggunaan PBL Berbantuan Media Interaktif
PowerPoint Terhadap Minat dan Hasil Belajar Peserta didik Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup”. NCOINS: National Conference Of Islamic Natural
Science. Volume 1. Nomor 1. Tersedia pada
http://proceeding.iainkudus.ac.id/index.php/NCOINS/article/view/63
(Diakses pada 16 September 2022).

Arta, dkk. 2020. ” Problem Based Learning Berbantuan Icebreaker Berpengaruh


Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”. Mimbar PGSD
Undiksha. Volume 8. Nomor 2. Tersedia pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/25435
(Diakses pada 16 September 2022).

Desmidar, dkk. 2021. ” Efektivitas Ice Breaking Dalam Mengurangi Kejenuhan


Peserta Didik Mempelajari Bahasa Arab”. Humanika, Kajian Ilmiah Mata
Kuliah Umum. Volume 21. Nomor 2. Tersedia pada
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/41941/pdf
(Diakses pada 16 September 2022).

Dewi dan Manuaba. 2021. “Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint


Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas VI SD”. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan. Volume 5. Nomor 1. Tersedia pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/view/32760
(Diakses pada 16 September 2022).

Ginting dan Sutama. 2020. ” Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Berbantuan


Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Fantasi”.
Journal of Education Action Research. Volume 4. Nomor 2. Tersedia pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/article/view/12334
(Diakses pada 16 September 2022).

Hakim dan Hairunisa. 2022. ” Penerapan Model Project Based Learning (PjBL)
Dalam Pembelajaran Tematik di SDN Inpres Lewidewa”. Madaniya. Volume
3. Nomor 3. Tersedia pada
https://madaniya.pustaka.my.id/journals/contents/article/view/254
(Diakses pada 16 September 2022).

Herlina, dkk. 2020. “Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
Kognitif Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan
Media Audio Visual”. Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan. Volume 5.
Nomor 1. Tersedia pada:
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/edubiotik/article/view/6
66 (Diakses pada 16 September 2022).

Inayati, Ummi. 2020. Strategi Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran HOTS


Menggunakan Model Problem Based Learning. Jurnal Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Volume 2. Nomor 2. Tersedia pada
https://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/auladuna/article/view/410
(Diakses pada 16 September 2022).

Khanifah, dkk. 2019. ” Pengaruh Penggunaan Model Project Based Learning Dan
Keterampilan Kolaborasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Pada Tema Cita-Citaku”. Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil
Penelitian. Volume 5. Nomor 1. Tersedia pada
https://journal.unesa.ac.id/index.php/PD/article/view/4925/2690
(Diakses pada 16 September 2022).

Mandasari, dkk. 2017. ”Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Media
Gambar Terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur”. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 6. Nomor 2. Tersedia pada
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/8667 (Diakses pada
16 September 2022).

Mariamah, dkk. 2021. ” Penerapan Project Based Learning Untuk Meningkatkan


Kemampuan Kolaborasi Anak Usia Dini”. Jurnal Profesi Kependidikan.
Volume 2. Nomor 1. Tersedia pada
https://ojs.unm.ac.id/JPK/article/view/27494/13651 (Diakses pada 16
September 2022).

Masduriah, Hanif. 2020. ” Pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL


terhadap keterampilan HOTS siswa SD”. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar.
Volume 2. Tersedia pada
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/KID/article/view/1576 (Diakses
pada 16 September 2022).

Putra, dkk. 2022. ”Pengaruh Problem Based Learning Berbantu Media Puzzle
terhadap Minat Belajar Siswa SD”. Jurnal Pendidikan dan Konseling. Volume
4. Nomor 4. Tersedia pada
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/558
8 (Diakses pada 16 September 2022).

Rosidah, Cholifah Tur. 2018. ” Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Menumbuhkembangkan Higher Order Thinking Skill Siswa Sekolah Dasar”.
Jurnal Inventa. Volume 2. Nomor 1. Tersedia pada
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_inventa/article/view/1627
(Diakses pada 16 September 2022).

Saragih, dkk. 2022. ” PKM Penerapan Ice Breaking Tanpa Media Upaya Mengatasi
Kejenuhan Belajar Siswa”. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian.
Volume 5. Nomor 1. Tersedia pada https://www.e-
prosiding.umnaw.ac.id/index.php/pengabdian/article/view/843 (Diakses
pada 16 September 2022).

Suaib, Annisa. 2021. ”Efektivitas Penerapan Ice Breaking Terhadap Motivasi


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V UPT
SDN 194 Waelawi Kabupaten Luwu Utara”. Skripsi Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Palogo.

Syahril, dkk. 2021. ”Implementasi Problem Based Learning Berbasis TPACK Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Tematik Siswa SD”. Pinisi: Journal of Teacher
Professional. Volume 3. Nomor 3. Tersedia pada
https://ojs.unm.ac.id/TPJ/article/view/25996 (Diakses pada 16
September 2022).

Vera dan Wardani. 2018. “Peningkatan Keterampilan Berfikir Kritis melalui Model
Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual pada Siswa Kelas IV SD”.
Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Volume 1. Nomor 2.
Tersedia pada:
http://journal.rekarta.co.id/index.php/jartika/article/view/252 (Diakses
pada 16 September 2022).

Yani, dkk. 2021. ” Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 3
Bantiran”. Jurnal Mahasiswa Prodi PGSD STAHN Mpu Kuturan Singaraja.
Volume 1. Nomor 2. Tersedia pada
http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/widyajaya/article/view/17
79/1367 (Diakses pada 16 September 2022).

Zakiyyah, dkk. 2022. ” Penerapan Ice Breaking Pada Proses Belajar Guna
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Sugihan 03”.
Journal of Educational Learning and Innovation. Volume 2. Nomor 1.
Tersedia pada
https://journal.shantibhuana.ac.id/index.php/elia/article/view/333
(Diakses pada 16 September 2022).
Lampiran

Dokumentasi Kegiatan Wawancara

Gambar 1 Wawancara dengan teman sejawat (Ni Made Gemini, S.Pd.SD.)

Gambar 2 Wawancara dengan kepala sekolah (Ni Made Ratna, S.Pd.SD.)

Gambar 3 Wawancara dengan pakar (I Made Suirta, M.Pd.)


Gambar 4 Wawancara dengan pengawas sekolah (Gusti Ayu Kusumawati, S.Pd.,
M.Pd.)

Identitas Narasumber
Jabatan atau Organisasi Prestasi
No Nama Narasumber
Peran yang Diikuti
Guru Kelas VI
Ni Made Gemini,  PGRI
1 SD Negeri 6 -
S.Pd.SD.  KOPRI
Blahbatuh
Kepala
Ni Made Ratna,  PGRI
2 SD Negeri 6 -
S.Pd.SD.  KOPRI
Blahbatuh
 Juara 1 Guru
Berprestasi
 PGRI Kab. Gianyar
 KOPRI Tahun 2016
 IGI  Juara 1 Design
Guru Penggerak
 Komunitas Media
3 I Made Suirta, M.Pd. Kab. Gianyar
Guru Pembelajaran
(Pakar)
Penggerak Kwarda Bali
Kab. Tahun 2020
Gianyar  Juara 3 Quzizz
HUT PGRI Bali
Tahun 2021
 Juara 1 Kepala
Gusti Ayu
Pengawas Sekolah  PGRI Sekolah
4 Kusumawati, S.Pd.,
Kec. Blahbatuh  KOPRI Berprestasi
M.Pd.
Kab. Gianyar
Waktu dan Tempat/Media Pelaksanaan Wawancara
Nama Narasumber/ Tempat/Media Waktu
No
NIP Wawancara Wawancara
Ni Made Gemini, S.Pd.SD. 19 September
1 SD Negeri 6 Blahbatuh
19760616 200604 2 047 2022
Ni Made Ratna, S.Pd.SD. 19 September
2 SD Negeri 6 Blahbatuh
19621214 198304 2 011 2022
I Made Suirta, M.Pd. 19 September
3 WhatsApp (Video call)
19850413 200903 1 005 2022
Gusti Ayu Kusumawati, S.Pd., M.Pd. 19 September
4 WhatsApp (Video call)
19640320 198507 2 001 2022

Anda mungkin juga menyukai