Anda di halaman 1dari 6

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Guru belum KAJIAN LITERASI
maksimal dalam
menerapkan 1. Wahyu, K. (2019) berpendapat bahwa terdapat beberapa permasalahan guru dalam
model mengembangkan pembelajaran inovatif antara lain:
pembelajaran 1) Ketersediaan sarana dan prasarana.
inovatif di kelas. 2) Kemampuan peserta didik dan daya serap peserta didik yang tidak sama.
3) Minimnya kemampuan personal guru dalam mengembangkan alat
peraga.
4) Kompetensi guru belum maksimal.

2. Menurut Nengsih (2018), guru mengalami kesulitan menerapkan model


pembelajaran inovatif pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
karena:
1) Kurangnya waktu dalam menyiapkan media pembelajaran.
2) Kesulitan membangun pengetahuan awal peserta didik dan kesulitan
menciptakan suasana masyarakat belajar.
3) Keterbatasan waktu untuk melakukan penilaian dan refleksi.

3. Guru merasa sulit menerapkan model pembelajaran inovatif disebabkan belum mendapatkan
pelatihan secara intensif serta kurangnya pemahaman terhadap sintaks model pembelajaran
tersebut. (Mislinawati & Nurmasyitah, 2018)

2 Peserta didik KAJIAN LITERASI


tidak semangat
mengikuti 1. Menurut Sohwang (2021), terdapat 2 faktor yang mempengaruhi semangat
kegiatan peserta didik antara lain:
pembelajaran di 1) Faktor internal yaitu tidak adanya kemauan untuk belajar.
kelas. 2) Faktor eksternal yang meliputi sarana dan prasarana sekolah, kurang dukungan dari
orang tua, dan kejadian yang membuat mental peserta didik down

2. Annisa, D. S., Fadilla, J. H., Ikram, M., & Hardianto, R. (2020) menyatakan bahwa media
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap semangat belajar peserta didik di kelas. Penyebab
siswa tidak semangat karena media yang digunakan guru belum menarik perhatian siswa.

3. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam meningkatkan semangat belajar anak. Siswa yang
mendapatkan perhatian cukup dari orang tua memiliki semangat belajar yang tinggi, dan
siswa yang kurang mendapatkan perhatian cenderung kurang bersemangat. (Khoiriah &
Haryono, 2021)

3 Peserta didik KAJIAN LITERASI


kesulitan
memahami 1. Anggraeni, S. T., Muryaningsih, S.,& Ernawati, A (2020) berpendapat bahwa siswa kesulitan
konsep materi memahami materi yang bersifat abstrak dalam pembelajaran matematika karena:
yang bersifat 1) Sikap siswa
abstrak. 2) Minat belajar
3) Kemampuan penginderaan
4) Strategi pembelajaran
5) Peralatan belajar
6) Lingkungan belajar

2. Tampubalon, A. (2021) menyatakan bahwa kesulitan belajar konsep IPA disebabkan dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal kurangnya minat siswa dalam
belajar materi, tidak ada keinginan siswa dalam bertanya kepada guru, dan tidak ada
kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, sebaliknya faktor
eksternal yaitu kurang maksimalnya guru dalam mengajarkan materi kepada siswa dan
kurangnya peran orang tua terhadap proses belajar anak.

3. Kesulitan terjadi karena guru menjelaskan materi kepada siswa kurang bervariasi sehingga
menyebabkan mereka sulit dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru serta guru lebih
cenderung suka memaparkan materi tanpa melakukan prakteknya. Selain itu bahan ajar dan
tingkat pemahaman siswa juga sangat berpengaruh terhadap pemahaman konsep. (Dwilestari
& Desstya, 2022)

4 Rendahnya minat KAJIAN LITERASI


membaca peserta 1. Menurut Sari, Citra.P (2018), rendahnya minat membaca disebabkan oleh beberapa faktor
didik yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kemampuan membaca dan
kurangnya kebiasaan membaca. Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa
adalah lingkungan sekolah kurang mendukung, peran perpustakaan belum maksimal,
keterbatasan buku/bahan bacaan, keluarga kurang mendukung, dan pengaruh menonton
televisi serta penggunaan handphone.”

2. Mengutip pendapat Luchiyanti, A., & Rezania, V. (2022:11-19) yang mengatakan bahwa
siswa yang tidak minat dalam membaca karena kurangnya pembiasaan membaca dan
terpengaruh dengan kemajuan teknologi. Penyebab utama rendahnya minat baca juga dari
lingkungan keluarha dan lingkungan sekolah yang kurang mendukung aktivitas membaca.

3. Menurut Pradana, F. A. P. (2020:81-85), sudut baca dapat dimanfaatkaan untuk


meningkatkan minat membaca peserta didik. Dalam memanfaatkan sudut baca untuk
meningkattkan minat membaca dapat dilakukan dengan cara pembiasaan.

4. Janan Witanto, (2018) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
kondisi rendahnya kemampuan membaca masyarakat diantaranya:
1) Permasalahan di dalam Lingkungan Sekolah.
a) Terbatasnya sarana dan prasarana
b) Guru tidak memberikan contoh kebiasaan membaca ke siswa

2) Permasalahan di luar lingkungan sekolah.


a) Berkembangnya TIK menggeser minat untuk membaca buku.
b) Keluarga yang belum menerapkan pembiasaan membaca.
5 Rendahnya KAJIAN LITERASI
kemampuan 1. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi, D., Peri, M., Awang, I. S., & Rayo, K.
peserta didik M. (2022:152-161) kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan soal cerita rendah karena
dalam membaca terdapat beberapa faktor:
dan menganalisis a) Faktor psikologis belajar yang meliputi perkembangan intelektual,
soal cerita. motivasi, dan kecemasan.
b) Faktor fisiologi yang meliputi kondisi fisik, kemandiriaan belajar, dan
interaksi.

2. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika berasal dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang berasal dari siswa meliputi IQ atau intelegensi, sikap siswa
dalam belajar matematika, motivasi belajar siswa yang masih rendah, kesehatan tubuh yang
tidak optimal, dan kemampuan pengindraan siswa yang kurang. Sedangkan faktor eksternal
yang berasal dari luar siswa antara lain kurangnya variasi mengajar guru, penggunaan media
pembelajaran yang belum maksimal, sarana prasarana di sekolah, serta lingkungan keluarga.
(Utari, D. R., Wardana, M. Y. S., & Damayani, A. T: 2019)

3. Nilasari, A. P., Malawi, I., & Lestari, S. (2022) mengungkapan bahwa kesulitan belajar
matematika menyelesaikan soal cerita yang terjadi di kelas IV meliputi kesulitan memahami
konsep, kesulitan berhitung, kesulitan dalam memecahkan masalah. Faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar matematika berasal dari faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal ini berasal dari diri siswa, seperti sikap siswa dalam
belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar.
b) Faktor eksternal ini disebabkan oleh faktor dari luar diri siswa,
meliputi variasi guru dalam mengajar, penggunaan media
pembelajaran, sarana prasarana sekolah, dan lingkungan sekolah dan
keluarga.
6 Guru belum KAJIAN LITERASI
melaksanakan
pembelajaran 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agusta, A. R., & Sa’dijah, C. (2021)
berbasis HOTS. pengetahuan guru terhadap konsep ketrampilan berfikir tingkat tinggi masih kurang
dikarenakan:
a) Belum mendapatkan informasi tentang konsep dan pengembangan
ketrampilan berfikir kritis.
b) Tingkat pendidikan
c) Tidak memiliki inisiatif untuk mengembankan pengetahuan.

2. Guru mengalami kesulitan mengembangkan beberapa komponen pembelajaran HOTS


yaitu: merumuskan indikator pencapaian kompetensi, mengembangkan uraian materi,
menentukan model dan metode pembelajaran, menentukan media pembelajaran dan,
instrumen penelitian. Adanya kesulitan tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni kemampuan guru dalam mengembangkan RPP, waktu yang terbatas, dan
karakteristik peserta didik (Suriani, F., Nisa, K., & Jiwandono, I. S. 2022:101-104)

3. Menurut Miswanto, Wawan (2022:143-150) guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan


pembelajaran matematika berbasis HOTS sehingga siswa pun kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran yang diajarkan guru.
Adapun faktor penyebab kesulitan tersebut dikarenakan :
a) Pemahaman HOTS masih kurang.
b) Usia dan latar belakang pendidikan
c) Kurangnya pelatihan HOTS
7 Guru kurang KAJIAN LITERASI
optimal dalam
memanfaatkan 1. Syamsuar & Reflianto (2019: 52) Inovasi pembelajaran pada era revolusi 4.0 dilakukan
TIK. dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan
sistem pembelajaran berbasis TIK. Namun pada kenyataannya banyak guru yang belum
memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Putra,E.D (2021) kendala yang di alami dalam pemanfaatan TIK antara lain :
a) Guru kesulitan menentukan media TIK yang tepat
b) Masih ada guru yang belum bisa mengoperasikan TIK
c) Kualitas pembelajaran TIK yang belum memadai
d) Kreativitas guru dalam mengembangkan pembelajaran menggunakan
TIK belum optimal
e) Keterbatasan waktu dan tidak ada pengawasan intensif
f) Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan TIK

2. Guru masih mengalami kendala dalam mengoperasikan ICT sebagai media pembelajaran
diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan guru tentang ICT, kurangnya fasilitas ICT yang
tersedia di sekolah, arus listrik di sekolah tidak normal, internet tidak dapat menjangkau ke
seluruh kelas, serta tidak adanya kewajiban dari pihak sekolah agar guru yang mengajar harus
menggunakan ICT. (Candra, F.A dan Sinaga, F.J :2021).

3. Upitasari, R (2020) menyatakan bahwa hambatan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran


adalah kurangnya perangkat komputer, kurangnya perangkat lunak berkualitas, kurangnya
waktu, masalah teknis, sikap guru terhadap TIK, pendanaan yang buruk, kurangnya
kepercayaan guru, resistensi untuk berubah, dukungan administratif yang buruk, kurangnya
keterampilan komputer, kesulitan penjadwalan, kesempatan pelatihan yang buruk, dan
kurangnya keterampilan dalam mengintegrasikan TIK dalam pendidikan.

8 Kurangnya KAJIAN LITERASI


komunikasi
antara guru dan 1. Menurut Diana, I.N dan Susilo, H (2020) hambatan-hambatan yang terjadi disebabkan oleh
orang tua waktu, pandangan orang tua tentang guru, rasa percaya diri orang tua masih rendah dan masih
terbatasnya kemampuan dan pemahaman guru dan orang tua tentang kerjasama.

2. Ukinisak, C.M (2021) mengungkapkan bahwa faktor penghambat komunikasi


antara guru dan orang tua adalah hambatan mekanis, hambatan sosiologis,
dan hambatan situasional. Ketiga hambatan ini bisa dialami oleh guru
maupun orang tua seperti gangguan jaringan, rasa canggung, dan wakttu
respon dari orang tua.

3. Sitorus et al., (2020: 51-52) berpendapat bahwa faktor penghambat komunikasi dan
kerjasama antara guru dan orangtua yaitu kurangnya kesadaran akan tanggungjawab guru,
kurangnya kurangnya kesadaran akan tanggungjawab orang tua, guuru dan orang tua tidak
memiliki waktu untuk berkomunikasi, guru dan orang tua tidak mendapatkan media online
yang nyaman untuk berkomunikasi, hubungan guru dan orang tua siswa tidak harmonis.

Anda mungkin juga menyukai