Anda di halaman 1dari 13

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Motivasi belajar siswa Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
masih kurang 1. Menurut Putri Aulia(2020) dalam penelitiannya faktor-faktor yang hasil kajian literatur dan hasil
mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu: wawancara dapat diketahui bahwa
a. Faktor ekspektasi belajar penyebab munculnya masalah
b. Lingkungan sekolah motivasi belajar masih kurang yaitu:
c. Lingkungan keluarga 1. Kurangnya penumbuhan
d. Tujuan belajar aspek afektif peserta didik
e. Minat belajar seperti kurangnya
f. Tujuan meraih prestasi kepedulian siswa terhadap
g. Kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran diri dan tujuan yang ingin
h. Rasa senang dalam belajar dicapai.
2. Kurangnya minat siswa
2. Menurut Wahyuningsih (dalam Rike, 2020),mengatakan bahwa terhadap pelajaran
peserta didik mengalami rendahnya motivasi belajar karena bosan 3. Proses pembelajaran yang
dengan cara pembelajaran yang menoton, yaitu peserta didik tidak membuat siswa merasa
peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat selain itu juga senang dalam menerima
dengan adanya indikator yang mempengaruhi rendahnya motivasi pelajaran
belajar peserta didik seperti rendahnya kemampuan peserta didik 4. Model pembelajaran yang
dalam menangkap materi pelajaran,konsentrasi peserta didik dalam digunakan cenderung
kelas, keaktifan peserta didik di 2 dalam kelas, sikap peserta didik membuat siswa tidak
dalam kelas, dan kebiasaan belajar peserta didik termotivasi.
5. Media pelajaran yang
3. Menurut Putri Wahyuningsi (2011) dalam penilitiannya salah satu digunakan masih belum
faktor kurangnya motivasi belajar siswa yaitu guru kurang variatif mampu membuat siswa
dalam melakukan pembelajaran seperti pemilihan metode yang termotivasi dalam
kurang variatif. pembelajaran .
6. Pembelajran yang masih
4. Menurut Dwi dan Tawardjono ( 2016 ) dalam penelitinnya menoton
beberapa penyebab rendahnya motivasi belajar siswa yaitu : 7. Tidak adanya penguatan
a. Faktor Intrinsik meliputi, tentang tujuan pembalajaran
- kondisi siswa dalam hal ini adalah kesiapan fisik siswa dalam siswa sehingga siswa tidak
menerima pelajaran. antusias dalam meraih
- Kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran prestasi
- Cita-cita siswa 8. Kurangny variatif dalam
b. Faktor ekstrinsik meliputi, melakukan pembelajaran
- Kondisi lingkungan siswa seperti pemilihan metode
- Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran yang kurang variatif.
- Upaya guru dalam membelajarkan siswa. 9. Kondisi lingkungan siswa
yang tidak memberikan
5. Bigss dan Tefler(dalam Gullham dan Lisa,2011) mengungkapkan dampak positif terhadap
motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi proses yang akan dilalui
atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga siswa baik lingkungan
mutu prestasi belajar akan renadah. Oleh karena itu mutu prestasi keluarga dan lingkungan
belajar siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar sekolah.
siswa memilki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi yang
diraihnya dapat optimal.

Hasil Wawancara:
1. Guru dan Rekan Sejawat
a. Menurut Ibu Kurniati faktor penyebab motivasi siswa rendah
yaitu:
- Kurangnya minat belajar
- Kurangnya kepedulian siswa
- Model yang digunakan guru
- Kondisi psikologis siswa
- Keluarga
- lingkungan
b. Menurut Ibu Hamriah faktor penyebab motivasi belajar siswa
yaitu:
- Suasana proses pembelajaran yang kurang menyenangkan
- Kurangnya semangat belajar
- Pemilihan metode pembelajaran yang tidak sesuai
- Faktor lingkungan siswa
c. Menurut Pak Ikhsan motivasi belajar siswa rendah karena
siswa hanya fokus pada penggunaan gedget.
2. Kepala Sekolah
Menurut Ibu Nurahayah selaku kepala sekolah berpendapat bahwa
beberapa penyebab motivai belajar siswa yaitu:
- Kurangnya kekompokan guru dan siswa
- Metode pelajaran yang kurang efektif
- Perasaan bosan siswa
- Minat belajar yang kurang
- Kurangya kemauan siswa untuk belajar
- Kondisi lingkungan siswa dalam pergaulanKurangnya
perhatian orang tua
- Guru tidak konsisten dalam proses evaluasi
- Kurangnya penyampaian guru terhadap hasil pencapaian
siswa.
3. Pakar Pendidikan (Ibu Nurul Hidayah,S.Pd,M.Psi)
Penyebab motivasi belajar siswa rendah yaitu:
a. Faktor eksternal:
- Kurangnya dukungan dari keluarga
- Kurangnya dukungan masyarakat
- Kurangnya pemanfaatan metode yang tepat digunakan dalam
menyesuaikan gaya belajar siswa.
b. Faktor intrinsik
- Kurangnya pemahaman dalam diri siswa tentang tujuan
pendidikan yang siswa tempuh
- Gaya belajar siswa
- Kurangnya minat belajar siswa karena siswa tidak nyaman
dalam proses pembelajaran
4. Pengawas Sekolah (Algazali,M.Pd)
Penyebab inovasi belajar siswa rendah yaitu:
- Siswa kurang menyadari dari tujuan pembelajaran itu sendiri
- Penggunaan model- model pembelajaran yang tidak mampu
menarik perhatian siswa
- Materi yang disampaikan tidak diminati siswa
- Pembelajaran yang masih menoton
2 Siswa kesulitan dalam Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis dari hasil
memahami atau kajian literatur dan wawancara
menyerap materi 1. Haqiqi (dalam Marisa Amaliyah, Nyoman Suardana dan Kompyang didapatkan bahwa siswa kesulitan
pembelajaran yang Selamet, 2021) menyatakan bahwa kesulitan belajar pada siswa dalam memahami atau menyerap
diberikan guru. disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. pembelajaran yang diberikan sebagai
Faktor internal yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar yaitu: berikut:
- aspek bakat 1. Kurangnya motivasi siswa
- minat yang disebabkan kurangnya
- motivasi minat terhadap materi yang
- intelegensi pada siswa. Sedangkan, diberikan
Faktor eksternal yaitu: 2. Kurangnya apersepsi yang
- berupa fasilitas sekolah dilakukan diawal
- guru pembelajaran yang juga
- sarana prasarana berdampak pada fokus siswa
- aktivitas siswa. dalam manerima materi
pelajaran
2. Dari hasil penelitian Erni Suryani,dkk (2021), mengatakan bahwa 3. Kurangnya pengetahuan
faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yaitu faktor sarana dan awal siswa terhadap materi
prasarana merupakan faktor eksternal utama, sedangkan metode yang diberikan guru
pembelajaran, motivasi, minat dan materi pelajaran dan media 4. Guru mendominasi proses
belajar menjadi factor pedukung kesulitan belajar. pembelajaran sehingga siswa
tidak diiberi ruang untuk
3. Ristiyani & Bahriah (dalam Holidatus Saadah dkk,2019) aktif dalam pembelajaran
mengatakan bahwa faktor lain kesulitan belajar siswa meliputi faktor 5. Kurangnya fokus siswa
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi faktor terhadap materi dikarenakan
lingkungan baik sosial atau pun alami serta faktor instrumental yang siswa lebih fokus ke gedget.
meliputi kurikulum, program, sarana dan prasarana, dan guru. Faktor 6. Kurangnya daya tarik siswa
yang kedua adalah faktor internal meliputi aspek fisiologis, panca terhadap materi disebabkan
indera, dan minat Dari faktorfaktor tersebut terdapat faktor penyajian materi
instrumental yaitu terkait sarana dan prasarana. Salah satu contoh pembelajaran tidak kreatif
sarana dan prasarana adalah media pembelajaran dan terkesan menoton
7. Adanya miskonsepsi materi
Hasil Wawancara: yang disebabkan materi
1. Guru dan Rekan Sejawat yang diterima siswa belum
a. Ibu Kurniati dikaitkan dengan kehidupan
Penyebab siswa kesulitan dalam memahami pembelajaran sehari-hari
yaitu: 8. Pemilihan metode dan media
- Kurangnya rasa ingin tahu siswa pembelajaran belum
- Kurangnya pemanfaatan model yang inovatif untung mendukung penyajian materi
merangsang siswa yang mudah dan menarik
b. Ibu Hamriah perhatian siswa.
Penyebab siswa kesulitan dalam memahami pembelajaran 9. Pemilihan strategi dan
yaitu: metode yang belum tepat
- Tidak adanya kemampuan menjawab dan bertanya oleh siswa dimana belum menerapkan
- Kurang minat dan bakat siswa terhadap pelajaran strategi atau metode yang
- Tidaknya adanya motivasi siswa mendukung dengan gaya
- Kurangnya pemnafaaatan model pembelajaran belajar anak.
c. Pak Ikhsan mengatakan kesulitan belajar siwa dipengaruhi
karena kurang fokus terhadap pembelajran.
2. Kepala Sekolah
Penyebab siswa kesulitan dalam memahami pembelajaran
yaitu:
- Kurangnya apersepsi diawal pembelajaran yang menjadi
dasar siswa menerima materi-materi baru.
- Cara guru dalam menyampaikan materi
- Kurangnya daya tarik siswa karena penggunaan model
pembelajran yang tidak tepat
- Pemilihan bahasa yang digunakan guru dalam pembelajaran
sulit dipahami siswa.
- Guru belum maksimal dalam memanfaatkan media
pembelajaran,diman media yang digunakan cenderung hanya
bentuk LKPD yang diadopsi dari buru paket.
3. Pakar Pendidikan (Ibu Nurul Hidayah,S.Pd,M.Psi)
Penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yaitu:
- Kurangnya motivasi siswa
- Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran
- Proses pembelajaran yang membosankan bagi siswa
- Cara guru dalam menyajikan materi
- kurangnya penggunaan pendekatan - pendekatan yang
merangsang siswa untuk tertarik pada pelajaran tersebut
- Metode yang digunakan masih menggunakan metode
ceramah
- Penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang sama
padahal gaya belajar setiap siswa ada yang berbeda.
4. Pengawas Sekolah
Penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yaitu:
- Kurangnya pengetahuan dasar siswa diawal pembelajaran
- Materi tidak dihubungkan dengan kehidupan sehari-sehari
siswa
- Penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan
materi belum tepat
- Tidaknya penguatan yang dilakukan terhadap materi yang
telah disajikam
- Guru terlalu mendominasi proses penyajian materi
3 Hubungan komunikatif Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
guru terhadap siswa kajian literasi dan hasil wawancara
masih terbatas. 1. Lane D (dalam Ety Nur Inah 2015) mengatakan bahwa Guru sebagai didapatkan penyebab hubungan
komunikator tentu mengharapkan komunikasi pembelajaran komunikatif guru terhadap siswa
berlangsung efektif, artinya terjadi intraksi antara guru dan siswa masih terbatas yaitu:
dalam pembelajara dimana guru menaruh ke pedulian terhadap 1. Penyampaian materi hanya
siswanya . Ada tiga pengelompokkan guru menaruh kepeduliannya secara lisan sehingga belum
terhadap siswa , yaitu : mampu menarik perhatian
- Guru yang peduli pada dirinya siswa
- Guru yang peduli pada tugasnya sebagai pendidik; 2. Kurangnya sikap saling
- Guru yang peduli pada dampak pembelajarannya pada siswa peduli antara siswa dan guru
terkait dalam menciptakan
2. Asnawi dan Basyiruddin Usman (dalam Luqman Haqi,2015) pembelajaran yang aktif
Mengatakan bahwa hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui 3. Kurangnya perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar yaitu: yang tidak terpusat pada
1) Verbalistik, dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui informasi yang disampaikan
katakata atau secara lisan. Di sini yang aktif hanya guru, sedangkan guru.
murid lebih banyak bersifat pasif, dan komunikasi bersifat satu arah. 4. Kurangnya respon aktif dari
2) Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian murid yang tidak siswa terhadap apa yang
terpusat pada informasi yang disampaikan guru, tetapi bercabang disampaikan guru
perhatian lain. mengakibatkan tidak
3) Tidak ada tanggapan, yaitu murid-murid tidak merespon secara terbentuknya sikap yang
aktif apa yang disampaikan oleh guru, sehingga tidak terbentuk diperlukan dalam proses
sikap yang diperlukan. pembelajaran.
4) Kurang perhatian, disebabkan prosedur dan metode pengajaran 5. Kurangnya perhatian
kurang bervariasi, sehingga penyampaian informasi yang monoton disebabkan prosedur dan
menyebabkan kebosanan murid. metode pengajaran kurang
5) Sikap pasif anak didik, yaitu tidak bergairahnya siswa dalam bervariasi
mengikuti pelajaran disebabkan kesalahan memilih tehnik 6. Kurangnya penumbuhan
komunikasi. aspek afektif seperti sikap
kepercayaan diri siswa
3. Yosal Iriantara (dalam Lukman Haqi,2015) menyatakan bahwa Ciri- mengungkapkan pendapat
ciri adanya komunikasi positif antara Guru dengan siswa yaitu: atau mengajukan pertanyaan
1) Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran serta sikap mandiri siswa
2) Hubungan baik antara guru dengan siswa dalam menggali
3) Mampu mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa mendalami pengetahuan.
sendiri materi belajar 7. kurangnya pemberian
4) Menggunakan pertanyaan yang mendorong penalaran tingkat tinggi apresiasi dari hasil belajar
5) Mampu memfasilitasi berbagai pertanyaan dan komentar siswa atau proses yang telah
6) Guru berperan sebagai pembimbing dan pendamping siswa. dilakukan siswa dalam
7) Terampil dalam berbagai teknik interaksi guna mencegah kebosanan bentuk lisan atau fisik.
8) Guru mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah 8. Melalui metode yang
pribadi lainnya yang mungkin muncul. diterapkan belum mampu
melatih siswa untuk aktif
Hasil Wawancara dalam dalam bertanya dan
1. Guru dan Rekan Sejawat menjawab pertanyaan.
Hubungan komunikatif siswa dan guru masih terbatas
dikarenakan
- Sulitnya memahami karakter siswa
- Metode pengajaran yang kurang bervariasi
- Siswa sulit dalam memahami pembelajaran
2. Kepala Sekolah
Hubungan komunikatif guru dengan siswa disebabkan oleh:
- Kurangnya kenyamanan siswa terhadap guru
- Kurangnya tanggup jawab guru dan siswa dalam proses
pembelajaran
- Kurangnya komunikasi guru dan siswa
- Kurangnya pemanfaatan model yang memicu umpan balik
dan siswa dalam pembelajaran yang diberikan guru.

3. Pakar Pendidikan(Ibu Nurul Hidayah,S.Pd,M.Psi)


Penyebab hubungan siswa dengan guru masih terbatas yaitu:
- Guru masih menempatkan diri sebagai pihak yang harus
ditakuti siswa
- Penggunaann strategi yang konvensional
- Terjadinya pembulian terhadap anak yang mengatakan siswa
bodoh, atau siswa malas didepan umum.
- Rasa takut anak untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapat .
- Kurangnya apresiasi saat siswa memberi jawaban atau
bertanya
- Kurangnya percaya diri siswa.
4. Pengawas Sekolah
Penyebab hubungan siswa dengan guru masih terbatas yaitu:
- Siswa kurang aktif
- Kemandirian siswa untuk menggali pengetahuannya masih
rendah
- Strategi pembelajaran yang dirancang masih berpusat pada
guru.
- Siswa kurang dilatih untuk mengungkapkan pendapat
- Kurangnya motivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran
Proses pembelajaran yang tidak kondusif

4 Pemanfaatan model – Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


model pembelajaran kajian literatur dan hasil wawancara
belum maksimal. 1. Menurut Wundari dan Siti Quratul(2022) mengatakan bahwa ada didapatkan penyebab pemanfaatan
beberapa kusilatan yang dialami guru dalam penerapan model- model-model pembelajaran belum
model pembelajaran pada kurikulum 2013 diantaranya adalah: maksimal yaitu:
- Guru kesulitan mengalokasikan waktu dengan baik saat
penggunaan model-model pembelajaran 1. Sulitnya mengalokasikan
- Guru kesulitan menentukan model yang tepat sesusi materi waktu dengan baik saat
Dalam hasil penelitian menggunakan model PBL guru kesulitan penggunaan moddel-model
dalam menentukan materi dan pemilhan waktu yang tepat. pembelajaran.
2. Oemar Hamalik (dalam Syamsuddin dan Laeli Nugraheni 2. Sulitnya menentukan model-
Kustina,2018 ) menyatakan bahwa untuk mewujudkan situasi dan model yang tepat yang sesui
kondisi proses belajar mengajar kondusif maka pengelolaan kelas dengan materi peljaran
harus secara sistematis, mulai dari penyiapan bahan pengajaran, 3. Kurangnya persiapan untuk
penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar dan melakukan proses
lain sebagainya. Kemampuan mengelola kelas antara lain: 1) pembelajaran dari segi
mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran; 2) Menciptakan iklim metode maupun media
belajar mengajar yang serasi. pembelajaran
3. Menurut Rusman (dalam Kiswaro dkk,2017 ) Penerapan 4. Kurangnya pemanfaatan
pendekatan terpadu sangat berimplikasi terhadap ketersediaan model-model pembelajran
berbagai sarana dan prasarana belajar yang memadai. Pendekatan yang vriatif sehingga
pembelajaran terpadu membutuhkan sumber belajar yang lengkap membuat siswa kurang aktif
dengan pengelolaan yang profesional. Sumber belajar tersebut 5. Model pembelajran yang
berupa sumber belajar yang didesain secara khusus untuk digunakan terkesan masih
pembelajaran, maupun yang tersedia di lingkungan tanpa didesain menoton dan tidak
untuk kepentingan pembelajaran namun dapat dimanfaatkan mendukung suasana belajar
Hasil Wawancara yang menyenangkan
1. Guru dan Rekan Sejawat 6. Kurangnya pemanfaatan
a. Ibu kurni mengatakan pemanfaatan model-model teknologi dalam penerapan
pembelajaran belum maksimal dipengaruhi oleh pemanfaatan model-model pembelajaran
teknologi yang belum maksimal, serta pemilihan model- 7. Sumber belajara belum
model pembelajaran yang belum tepat. didesain untuk kepentingan
b. Ibu Hamriah mengatakan penyebab dari pemanfaatan model pembelajaran dengan
yang belum maksimal yaitu: penerapan pendekatan
- Sulitnya menciptakan pembelajaran yang aktif terpadu
- Guru belum memilih model-model pembelajran yang tepat 8. Kurangnya konsisten guru
c. Pak Ikhsan mengatakan penyebab kurangnya pemanfaatan dalam menerapkan model-
model pembelaran yaitu kondisi siswa dalam menerima model pembelajaran yang
pelajaran. variatif
2. Kepala Sekolah 9. LKPD yang digunakan
Penyebab pemanfaatan model belum maksimal yaitu: masih kurang variatif
- Kurangnya pemanfaatan fasilitas yang ada
- Guru kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang
tepat
Kepala sekolah juga mengatakan bahwa apabila pemanfaatan
model belum maksimal akan berdampak pada motivasi belajar
siswa, hasil belajar dan keaktifan siswa.
3. Pakar Pendidikan (Ibu Nurul Hidayah,S.Pd,M.Psi)
Penyabab pemanfaatan model-model pembelajaran yang kurang
optimal yaitu:
- Pengelolaan pembelajaran belum tepat
- Kurangnya persiapan guru dalam menyiapkan dari segi
metode maupun media pembelajan.
- Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam penerapan model-
model pembelajaran
- Kurangnya motivasi guru dalam belajar tentang model-model
pembelajaran yang terbaru.
- Kurangnya inovasi dalam penerapan model pembelajaran
- Mindset guru yang tidak menuju perubahan yang kreatif.
- Kurangnya evaluasi terhadap model yang telah diterapkan.
4. Pengawas sekolah
Penyabab pemanfaatan model-model pembelajaran yang kurang
optimal yaitu:
- Pemilihan metode yang belum tepat
- Tidak adanya inovasi dalam mengembangkan media
pembelajaran.
- Model- model pembeljaran diterapkan cenderung menoton
- Apersepsi yang kurang tepat diawal pembelajaran.
- Kurangnya konsistensi guru dalam menerapkan model-model
pembelajaran disetiap pertemuan
- Pemilihan strategi yang kurang tepat.

5 Kemampuan siswa Kajian Literatur Dafri hasil analisis kajian literatur


dalam pembelajaran hots dan hasil wawancara didapatkan
masih rendah. 1. Menurut Widiawati (dalam Suryanah,2020) pembelajaran yang penyebab kemampuan siswa dalam
dipilih oleh pendidik akan memengaruhi seberapa tinggi dan pembelajaran HOTS masih rendah
rendahnya keterampilan berpikir siswa. sebab itu, dibutuhkan yaitu:
pembelajaran yang bisa memberi efek positif pada keterampilan 1. Kurangnya penerapan model
berpikir siswa. Diperlukan penerapan model pembelajaran yang pembelajaran yang
tepat dalam mengatasi masalah yang menyebabkan keterampilan melibatkan siswa dalam
berpikit tingkat rendah akan lebih tinggi, yaitu model implementasi
pembelajaran yang melibatkan implementasi menganalisis, menaganalisis,mengevaluasi,
mengevaluasi, dan menciptakan. dan menciptakan.
2. Menurut Tajularipin (dalam Suryanah,2020) guru dapat 2. Kurangnya pembiasaan
meningkatkan HOTS pada siswa melalui pengajaran dan siswa dalam penyelesaian
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu kegiatan soal-soal HOTS
pembelajaran IPA yaitu percobaan atau praktikum. Proses 3. Kurangnya Analisis
praktikum atau percobaan merupakan proses keterampilan kesalahan dilakukan untuk
berpikir tingkat tinggi dalam hal analisis, sintesis, dan evaluasi. mengetahui kesalahan siswa
Pertanyaan percobaan melibatkan pembangunan berbagai dan faktor penyebab
hipotesis tentang fenomena fisik atau psikologis, membuat kesalahan siswa
berbagai percobaan, dan menganalisis hasil. Investigasi mirip 4. Kurangnya pemahaman
dengan pertanyaan percobaan tetapi melibatkan berbagai kejadian siswa terhadap materi yang
masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. diberikan sehingga untuk
3. Lena Rahmawati Agustina dan Rita Pramujiyanti Khotimah melanjutkan ketingkat
(2018) dalam jurnalya menyatakan bahwa salah satu penyebab pembelajaran HOTS sangat
rendahnya kemampuan berpikir siswa yaitu siswa belum terbiasa sulit
menyelesaikan soal pada tingkat berpikir tinggi atau yang dikenal 5. Kurangnya rasa ingin tahhu
dengan HOTS. Akibatnya banyak kesalahan yang dilakukan siswa siswa terhadap materi
dalam menyelesaikan soal HOTS. Untuk menindaklanjuti pelajaran disebabkan literasi
kesalahan siswa, perlu dilakukan analisis kesalahan. Analisis dan numerasi siswa yang
kesalahan dilakukan untuk mengetahui kesalahan siswa dan faktor rendah
penyebab kesalahan siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi 6. Mindset siswa / guru yang
belajar. mengatakan bahwa siswa
Hasil Wawancara tidak akan mampu
1. Guru dan Rekan Sejawat melakukan pembelajaran
Kemampuan siswa dalam pembelajaran HOTS masih rendah HOTS sehingga
disebabkan karena: pembelajaran yang
- Siswa tidak terbiasa menerima materi-materi berbasis HOTS dilakukan hanya
- Kurangnya literasi pembelajaran LOTS
- Siswa kurang kritis dalam memecahkan masalah 7. Dalam merancang metode
- Kurang termotivasi pembelajaran HOTS belum
- Kurangnya minat dalam pembelajaran HOTS bisa meningkatkan rasa
2. Kepala Sekolah ingin tahu siswa
Kemampuan siswa dalam pembelajaran HOTS masih rendah 8. Alat evaluasi yang dirancang
disebabkan karena: belum mampu merangsang
- Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kemampuan siswa dalam
- Kurangnya kebiasaan siswa dalam menjawab soal HOTS berfikir kritis
- Kurangnya literasi siswa
- Siswa kurang dilati atau dibekali materi-materi berbasis
HOTS
5. Wawancara Pakar (Ibu Nurul Hidayah,S.Pd,M.Psi)
Penyebab rendahnya pembelajaran HOTS yaitu:
- Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi, dimana tujuan
pembelajaran HOTS itu ada tiga diantaranya, siswa mampu
berfikir kritis, mampu menyelesaikan masalah, mampu
menarik kesimpulan. Bagaimana tujuan tersebut dapat
terlaksana jika pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari.
- Metode yang digunakan dalam merancang pembelajaran
HOTS
- Kurangnya membangun rasa ingin tahu siswa
- Kurangnya pembiasaan siswa dalam menghadapi soal-soal
HOTS
3. Pengawas Sekolah
Penyebab rendahnya pemahaman pembelajaran HOTS yaitu:
- Kurangnya pemahaman materi dasar
- Pemilihan alat- alat evaluasi yang kurang merangsang siswa
dalam berfikir kritis
- Mindset bahwa berfikir kritis itu hanya dilihat dari cara
menyelesaikan soal HOTS saja
- Metode yang digunakan kurang tepat
- Cara guru dalam merancang pembelajaran HOTS yang
belum tepat.
- Kurangnya literasi dan numerasi siswa.
6 Guru dan siswa belum Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
mengoptimalkan kajian literasi dan hasil wawancara
pemanfaatan teknologi/ 1. Menurut Miarso (dalam Sri Lestari,2015) banyak faktor yang didapatkan penyebab guru dan siswa
inovasi dalam berpengaruh atau mendukung terwujudnya proses pembelajaran belum mengoptimalkan pemanfaatan
pembelajaran. yang berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Salah teknologi/ inovasi dalam
satu di antara faktor yang dimaksudkan menurut Yusufhadi pembelajaran yaitu:
Miarso adalah penggunaan atau pemanfaatan teknologi dalam
proses pendidikan dan pembelajaran. 1. Kurangnya pemahaman
2. Edy Prayitno1, Deborah Kurniawati2, Ilham Rais Arvianto (2018) siswa terhadap fungsi
dari hasil penelitian mereka menyatakan bahwa pemanfaatan TIK teknologi dalam
dapat mendukung peningkatan kualitas pembelajaran, baik dari pembelajaran yang
peningkatan kemampuan guru dalam menyiapkan media diakibatkan kurangnya
pembelajaran; kesadaran dan kemampuan siswa dalam literasi digital
menggunakan gadget untuk mendukung belajar; maupun 2. Model-model pmbelajaran
penerapan sistem informasi perpustakaan untuk meningkatkan yang digunakan masih
kualitas layanan perpustakan sebagai pendukung kegiatan belajar konvensional sehingga tidak
mengajar. mendukung pemanfaatan
3. Menurut Sutrisno ( dalam Sri Lestari,2015) pergeseran paradigma tekonologi
dalam pranata pendidikan yang semula terpusat (sentralistis) 3. Kurangnya inovasi-inovasi
menjadi desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan yang mendukung
pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Kebijakan tersebut pembelajaran abad 21
dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluasluasnya 4. Kurangnya inisiatif dalam
kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya penggunaan teknologi,
berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model dimana teknologi tidak
pembelajaran. hanya berbicara tentang
Hasil Wawancara: akses internet.
1. Guru dan Rekan Sejawat 5. Keterbatasan guru dalam
Penyebab kurang optimalnya pemanfaatan teknologi/inovasi menggunakan teknologi
belajar yaitu: 6. Kurangnya kesadaran
- Keterbatasan guru dalam memnfaatkan pengguanaan alat TIK tentang pentingnya teknologi
- Kondisi lingkungan dalam pembelajaran
- Kurangnya pemanfaatan media yang berbasis multimedia 7. Mindset guru masih
- Penggunaan gedget yang tidak difungsikan dengan benar oleh mengarah pada teknologi
siswa hanya dapat dimanfaatkan
- Siswa kurang termotivasi dalam penggunaan teknologi dengan adanya
pembelajaran. internet,padahal banyak
2. Kepala Sekolah teknologi lain yang dapat
Penyebab dari pemanfaatan teknologi pembelajaran yang terbatas dimanfaatkan,akibatnya
yaitu: motivasi dalam menciptakan
- Penggunaan gawai dalam pembelajaran tidak difungsikan inovasi media pembelajaran
dengan tepat oleh siswa berbasis teknologi itu
- Pemilihan metode belajar yang belum mendukung kurang.
pemanfaatan teknolgi pembelajaran.
3. Wawancara Pakar (Ibu Nurul Hidayah,S.Pd,M.Psi)
Penyebab pemanfaatan teknologi yang kurang maksimal yaitu:
- Kurangnya pembelajaran literasi digital.
- Kurangnya arahan-arahan penggunaan teknologi yang tepat
kepada siswa.
- Kurangnya pengembangan inovasi media pembelajaran yang
menggunakan teknologi yg tepat.
- Kurangnyaa penguasaan teknologi oleh rekan guru.
- Kurangnya inisiatif dalam penggunaan teknologi, dimana
teknologi tidak hanya berbicara tentang akses internet.
4. Pengawas Sekolah
Penyebab pemanfaatan teknologi yang kurang maksimal yaitu:
- Kurangnya kesadaran tentang pentingnya penggunaan
teknologi
- Kurangnya inovasi-inovasi pembelajaran yang melibatkan
pengguanaan teknologi
- Guru dan siswa belum terbiasa untuk merancang media
berbasis teknologi sebagai sumber belajar
- Motivasi untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
masih kurang.
- Mindset guru masih mengarah pada teknologi hanya dapat
dimanfaatkan dengan adanya internet,padahal banyak
teknologi lain yang dapat dimanfaatkan.

Anda mungkin juga menyukai