1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan
dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di
Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau
rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang
diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai
penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan
dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah
yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu
Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
1. Rendahnya minat
membaca pada siswa
disebabkan oleh faktor
internal meliputi (1)
gender, (2) faktor
keinginan dari dalam diri
sendiri dan (3) faktor
media elektronik.
2. Faktor eksternal meliputi
(1) faktor keluarga, (2)
faktor ekonomi, dan
(3) lingkungan.
WEBSITE
Perpustakaan Universitas
Andalas. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat
Membaca. 2021
https://pustaka.unand.ac.i
d/ component/ k2/ item/
193-faktor- faktor-yang-
mempengaruhi-minat-
membaca
SUMBER WAWANCARA
GURU/ TEMAN SEJAWAT
Narsum : Dini Sukmayanti,
S.Pd
Waktu : Sabtu, 18 November
2023
1. Siswa tidak terbiasa/
tidak suka membaca
2. Buku bacaan tidak sesuai
minat
3. Belum adanya inovasi
yang cocok untuk kegiatan
literasi dalam pembelajaran
Narsum : Wiwin Nurrohmah,
S.Pd Waktu : Sabtu, 18
November 2023
1. Siswa mudah bosan saat
meilhat teks
2. Bahasa bacaan terlalu
tinggi bagi siswa
3. Pengaruh gawai yang
merusak kegiatan literasi
4. Belum adanya inovasi
yang cocok untuk kegiatan
literasi dalam pembelajaran
KEPALA SEKOLAH
Narsum : Tunarso, S.Pd.M.Pd
Waktu : Senin, 20 November
2023
Guru perlu meningkatkan
1. kemampuan
pedagogiknya
2. agar dapat berinovasi
dalam pembelajaran
membaca
3. Perlu adanya
pembiasaan setiap
mengawali pembelajaran
dengan gerakan 15 menit
membaca buku.
Perlu pemantauan intensif dari
seluruh guru terkait kegiatan
membaca siswa.
2 Literasi SUMBER KAJIAN Setelah dilakukan
numerasi LITERATUR analisis terhadap
JURNAL ILMIAH kemampuan berbicara
Siswa kurang Ita Rumaisyah. UPAYA siswa yang kurang
mampu dalam MENINGKATKAN melalui berbagai
praktik berbicara KEMAMPUAN BERBICARA sumber literatur dan
pada materi teks BAHASA INDONESIA DALAM wawancara, maka
persuasif MENYAMPAIKAN PIDATO dapat ditentukan
PERSUASIF MELALUI penyebab masalah
METODE SOSIODRAMA DI yang sesuai dengan
KELAS IX.10 SMP NEGERI 11 kondisi satuan
PALEMBANG. Jurnal pendidikan sebagai
Edukasi. 2020 berikut:
http://ejournal.stkippgri 1. Siswa tidak percaya
- sidoarjo.ac.id/ diri
index.php/je/article/vie 2. Siswa kurang
w/21/21 menguasai teks/
tidak hafal
3. Guru belum
1. Siswa pasif berbicara, memvariasikan
merasa takut salah dan metode
malu, bahkan kurang pembelajaran
berminat berlatih 4. Guru belum
berbicara di depan kelas. memotivasi siswa
2. Keterampilan berbicara untuk
menggunakan bahasa meningkatkan
Indonesia masih kepercayaan diri
kurang. Setiap sebelum kegiatan
berkomunikasi di kelas berbicara dimulai
ketika proses
pembelajaran.
JURNAL ILMIAH
gabriel frans. Penerapan
Teknik Modeling Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Bahasa Indonesia
Dalam Menyampaikan Pidato
Persuasif Di Kelas Ixa Smp
Negeri 1 Mego. Garuda. 2020
https://garuda.kemdikbud.g
o.id/
documents/detail/1938067
1. Guru belum
menvariasikan
metode
pembelajaran.
2. Siswa mengalami
kesulitan menguasai
keterampilan berbicara,
meliputi faktor
kebahasaan yaitu
ketepatan ucapan,
intonasi, diksi dan faktor
nonkebahasaan yaitu
sikap, gerak, mimik,
suara, dan kelancaran
(penguasaan topik).
3. Siswa masih tidak
percaya diri, tidak
berani berbicara di
depan khalayak, gugup
dan salah tingkah ketika
membaca teks di depan
kelas.
4. Melalui teknik
pemodelan, siswa
memiliki potensi untuk
menirukan perilaku
yang ditampilkan
dengan penuh percaya
diri.
SUMBER WAWANCARA
GURU/ TEMAN SEJAWAT
Narsum : Dini Sukmayanti
Waktu : Sabtu, 18 November
2023
1. Siswa tidak percaya diri
2. Siswa takut salah
3. Siswa tidak terbiasa
berada di hadapan
orang banyak
4. Siswa kurang menguasai
teks/
tidak hafal
KEPALA SEKOLAH
Narsum : TUNARSO,
S.Pd.M.Pd Waktu : Senin, 20
November 2023
1. Guru harus bisa
meningkatkan rasa
percaya diri siswa
melalui pembiasaan
berbicara di setiap
pembelajaran.
2. Guru lebih mengurangi
porsi bicara di dalam
kelas dan lebih
memperbanyak porsi
siswa untuk berbicara di
kelas
3. Guru harus
memberikan
penghargaan kepada
siswa yang
berbicara agar siswa semakin
terpacu untuk unjuk diri.
KEPALA SEKOLAH
Narsum : TUNARSO,
S.Pd.M.Pd
Waktu : Senin, 20 November
2023
1. Guru harus
meningkatkan
kemampuan
pedagogiknya agar
dapat berinovasi dalam
pembelajaran
membaca
2. Guru tidak
meningkatkan
kompetensinya melalui
pelatihan-pelatihan di
platform guru belajar
3. Guru fokus
menyelesaikan tarjet
mengajar Guru kurang
memperhatikan kondisi
kebutuhan siswa
4. Sebagian KAJIAN LITERARATUR Setelah dilakukan
orang tua analisis identifikasi
masih belum Menurut Rohiat (2018: 28) dan hasil kajian
maksimal literarur dan
bahwa: Pentingnya
dalam wawancara dapat
melakukan kerjasama antara guru disimpulkan bahwa
keterlibatan dengan orangtua siswa masalah kurang
aktif dalam dapat dikatakan sebagai harmonisnya
proses belajar usaha kooperatif untuk hubungan antara
Peserta didik. menjaga dan guru dan wali
mengembangkan saluran murid adalah:
1. Tidak adanya
informasi dua arah yang
Paguyuban
efisien serta saling /perkumpulan
pengertian antara sekolah, dikelas
personil sekolah, dan 2. Tidak adanya
orangtua siswa. kegiatan
pembelajaran
Abu Ahmadi (2004: 118) yang melibatkan
wali murid
bahwa: Pada prinsipnya
pentingnya kerjasama
antara guru dengan
orangtua siswa adalah
sangat erat. Sekolah
sebagai pelaksana
pendidikan agar
masyarakat menjadi baik,
siswa-siswa dapat aktif
dalam bagian masyarakat,
baik anak-anak maupun
dewasa. Di sini masyarakat
sebagai dasar dari
pendidikan dan ada
kecenderungan berfikir
bahwa keseluruhan
masyarakat adalah sebagai
pendidik.
https://digilibadmin.unism
uh.ac.id/upload/1660-
Full_Text.pdf
SUMBER WAWANCARA
GURU/ TEMAN SEJAWAT
Narsum : Wiwin
Nurrohmah, S.Pd Waktu :
Senin, 20 November 2023
1. Kurangnya kegiatan
disekolah yang
melibatkan orang tua
KEPALA SEKOLAH
Narsum : TUNARSO,
S.Pd.M.Pd
Waktu : Senin, 20
November 2023
1. Kurangnya Paguyuban
di kelas
Guru fokus
menyelesaikan tarjet
mengajar Guru kurang
memperhatikan kondisi
kebutuhan siswa
2. Budiyono. 2020.
Inovasi Pemanfaatan
Teknologi Sebagai Media Pembelajaran di Era Rev
https://e-
journal.undikma.ac.id/i
ndex.php/jur
nalkependidikan/article
/download/24 75/1918
1) Pendidik perlu
melakukan inovasi
saat dihadapkan
oleh keterbatasan
fasilitas maupun
menghadapi
kendala teknis
lainnya (Budiyono,
2020 : 300)
2) Pengendali
teknologi adalah
pendidik, bukan
pendidik yang
tergantung pada
teknologi
(Budiyono, 2020 :
300)
3) Pendidik dapat
memaksimalkan
segala hal yang
dapat dimanfaatkan
untuk
mengantarkan
informasi
pembelajaran
termasuk
pemanfaatan
lingkungan,
sehingga sesuatu
yang nyata mampu
dihadirkan secara
aplikatif (Budiyono,
2020 : 300)
SUMBER WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH
Narsum :TUNARSO, M.Pd
Waktu : Senin, 20
November 2023
1. Pembelajaran di
kelas kurang
memanfaatkan
media TIK
2. Keterbatasan
media Teknologi di
sekolah
3. Pemahaman guru
untuk
memanfaatkan
media teknologi
masih minim.
4. Peserta didik
tidak semuanya
memilik Hp
Jaringan
internet yang
kurang stabil.
Narsum : Wiwin
Nurrohmah, S.Pd Waktu :
Senin, 20 November 2023
1. Guru harus meng-
update danmeng-
upgrade kemampuan
dirinya
2. Guru harus terus
menyesuaikan
kemampuannya
dengan perkembangan
zaman dan harus bisa
berinovasi.
3. Guru diharapkan
dapat meningkatkan
kemampuan TIK dan
terus berinovasi
dengan mengikuti
pelatihan yang
tersebar luas dimedia
sosial dan platform
pemerintah, seperti
SIMPKB Guru Belajar
dan Merdeka
Mengajar serta
Workshop atau
pelatihan daring yang
banyak dibagikan
lewat Wa grup,
telegram dan media
sosial lainnya