Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Guru : FADLUN, S.Pd


Asal Institusi : SD INPRES 3 TERPENCIL LOMBOK

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah Yang Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi


Telah Penyebab Masalah
Diidentifikasi

1 Rendahnya KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis faktor


keaktifan penyebabnya adalah:
peserta didik 1. Menurut Firda Nurul Izzah, dkk. (2022). Faktor 1. Kondisi peserta didik
dalam penyebab turunnya keaktifan peserta didik saat pembelajaran.
pembelajaran diantaranya: 1) kondisi peserta didik saat 2. Guru belum mampu
menguasai kelas /
pembelajaran, 2) kecemasan peserta didik
mengelola kelas
selama proses pembelajaran, 3) motivasi dengan baik
belajar siswa, 4) lingkungan peserta didik. 3. Kurangnya percaya diri
dalam diri peserta didik
2. Eggi G. Ginanjar , dkk (2019). Faktor yang
paling dominan mempengaruhi rendahnya
keaktifan belajar peserta didik adalah
keberanian memberikan tanggapan,
pemahaman peserta didik, keberanian
menjawab pertanyaan, kemampuan
menjelaskan, kemampuan menyimpulkan, dan
kepercayaan diri bertanya.

HASIL WAWANCARA:
Penyebab rendahnya keaktifan peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran:

1. Kepala Sekolah
1. Guru belum mampu mengelola
pembelajaran di kelas sehingga masih
ada peserta didik yang membuat keributan
dan tidak aktif dalam pembelajaran
2. Guru kurang pemberian motivasi kepada
peserta didik.

2. Teman Sejawat / Guru


1. Kurangnya percaya diri dalam diri peserta
didik.
2. Karakteristik peserta didik di kelas rendah
yang masih banyak ingin bermain.
3. Faktor ekonomi dan lingkungan keluarga
yang kurang harmonis

2 Peserta didik KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis faktor


sulit penyebabnya adalah:
memahami 1. Menurut Widyasari (2019). Faktor yang 1. Kemampuan
apa yang mempengaruhi terhadap kemampuan berbahasa peserta
mereka baca. membaca. Umunya, kemampuan membaca didik
(Literasi) yang dimaksud ditujukan oleh pemahaman 2. Kebiasaan membaca
seseorang pada bacaan yang dibacanya dan peserta didik
tingkat kecepatan yang dimiliki. Faktor– faktor 3. Pengetahuan tentang
itu antara lain: a. tingkat intelegensi b. cara membaca
kemampuan berbahasa c. sikap dan minat d. 4. peserta didik kurang
keadaan bacaan e. kebiasaan membaca f. fokus dan kurang
pengetahuan tentang cara membaca g. latar kosentrasi
belakang sosial, ekonomi dan budaya. h.
emosi.

2. Eviani Damastuti (2015). Berdasarkan hasil


penelitian dan analisis, faktor yang
mempengaruhi kesulitan membaca
pemahaman pada peserta didik yaitu: (1) faktor
kosakata, (2) faktor makna kata, (3) faktor
gramatikal, (4) faktor pembeda kalimat.

3. Menurut Nurcahyanti (2017) faktor-faktor yang


mempengaruhi kemampuan membaca
pemahaman ada dua yaitu: 1) faktor yang
berasal dari dalam diri meliputi kemampuan
kebahasaan, minat membaca, pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan
keterampilan membaca; serta 2) faktor yang
berasal dari luar pembaca meliputi motivasi dari
luar, cara guru memberikan pembelajaran, dan
strategi membaca yang digunakan.

WAWANCARA:
Peserta didik sulit memahami apa yang mereka
baca. (Literasi)

1. Kepala Sekolah:
1) Penyebab kemampuan pemahaman
dalam membaca peserta didik masih
rendah yaitu Karena tidak terbiasa
membaca atau literasi kurang, serta
kurang memahami kosakata.
2) Penyebab kemampuan pemahaman
dalam membaca peserta didik karena
belajarnya kurang fokus atau kurang
konsentrasi.
2. Teman Sejawat / Guru:
1) Pengayoman dari guru khusus literasi
masih kurang
2) Penyebab kemampuan pemahaman dalam
membaca peserta didik masih rendah Bisa
karena mereka belum bisa membaca,
sehingga sulit bagi peserta didik yang
mengalami permasalahan keterlambatan
membaca ini untuk memahami apa yang
mereka baca, kurang pemahaman
kosakata, kebiasaan peserta didik yang
belum terbiasa membaca serta minat
terhadap bahan bacaan.

3 Kemampuan KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis faktor


peserta didik penyebabnya adalah:
dalam 1. Ryzal Perdana a, dkk. (2021). Faktanya salah 1. Peserta didik belum
menyelesaikan satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran memahami konsep
soal matematika adalah peserta didik tidak paham dasar matematika.
matematika
konsep-konsep matematika atau peserta didik 2. Peserta didik belum
masih rendah
salah dalam memahami konsep-konsep bisa membuat
(Nummerasi)
matematika. permodelan
matematika.
3. Peserta didik masih
2. Ahyansyah. (2019.) Faktor yang mengalami kesulitan
mempengaruhi rendahnya kemampuan dalam memahami soal
peserta didik mengerjakan soal literasi cerita dalam
numerasi yakni rendahnya kemampuan matematika.
pemodelan matematika. Konsep pemodelan
matematika dan komponennya perlu dimiliki
oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal
literasi matematika. Pemodelan matematika ini
menuntut peserta didik untuk mengungkapkan
suatu masalah dan bahasa matematika

3. Dayita Wahyu Adinda, dkk (2022). Terdapat


beberapa peserta didik yang masih memiliki
level kemampuan numerasi dasar yang
rendah, hal ini dapat dilihat dari belum
tercapainya komponen numerasi dasar peserta
didik seperti membilang, memahami nilai
tempat, dan berhitung.

Hasil Wawancara:
Penyebab rendahnya kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan soal matematika:

1. Kepala Sekolah:
1) Guru belum memilih metode yang tepat
dalam memberikan pembelajaran numerasi
yang menyenangkan.
2) Pemahaman peserta didik tentang soal –
soal cerita masih minim

2. Guru Kelas Tinggi:


1) Belum menguasai konsep dasar
matematika
2) Banyak peserta didik yang belum hapal
perkalian
3) Peserta didik masih mengalami kesulitan
dalam memahami soal cerita dalam
matematika
4) Peserta didik yang masih belum bisa
membuat permodelan matematika

3. Guru Kelas Rendah


1) Faktor belum bisa membaca anak di kelas
rendah
2) Belum bisa mencermati soal cerita dalam
matematika

4 Penggunaan KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis faktor


model penyebabnya adalah:
pembelajaran 1. Menurut Mislinawati, Nurmasyitah (2018) yang 1. Kurangnya
megatakan guru belum memahami Langkah – penguasaan guru
inovatif yang
Langkah pembelajaran yang ada di kurikulum terhadap model-model
masih belum 2013 sehingga guru kurang termotivasi dalam pembelajaran yang
maksimal mengaplikasikan model – model pembelajaran ada
diterapkan inovatif. 2. Guru yang telah
dalam merasa di zona
pembelajaran 2. Menurut Indah Fajar Friani, Sulaiman, nyaman dan enggan
Mislinawati: 2017). Mengatakan kendala yang untuk melakukan
dihadapi guru dalam menerapkan model perubahan.
pembelajaran diantaranya adalah dalam 3. Guru kurang
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) termotivasi dalam
guru kurang memahami langkah- langkah mengaplikasikan
pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model – model
model pembelajaran. pembelajaran inovatif.

3. Menurut pengamatan Ad Widyatama: (2014),


dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru
yang menggunakan model pembelajaran yang
bervariatif masih sangat rendah dan guru
cenderung menggunakan model konvensional
pada setiap pembelajaran yang dilakukannya.
Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan
guru terhadap model-model pembelajaran
yang ada padahal penguasaan terhadap
model-model pembelajaran sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan professional
guru.

WAWANCARA:
Penggunaan model pembelajaran inovatif yang
masih belum maksimal diterapkan dalam
pembelajaran
1. Kepala Sekolah:
1) Penyebab penggunaan model
pembelajaran inovatif yakni pengetahuan
guru masih kurang, guru malas untuk
merubah dirinya dan enggan keluar dari
zona nyaman.
2) Penyebab penggunaan model
pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal dikarenakan Guru belum paham
serta belum menemukan model strategi
dan metode pembelajaran yg sesuai di
kelas

2. Teman Sejawat / Guru:


Kebanyakan guru yang sudah sepuh telah
merasa di zona nyaman dan enggan untuk
melakukan perubahan-perubahan untuk
melakukan pembaharuan dalam model,
strategi dan metode pembelajaran. Sedangkan
guru yang muda terkadang terkendala waktu
dan jaringan jika hendak mengoptimalkan
pembelajaran yang berbasis model, strategi
dan metode pembelajaran kekinian menurut
perkembangan zaman.

5 Peserta didik KAJIAN LITERATUR: Setelah dianalisis faktor


mengalami penyebabnya adalah:
kesulitan 1. Rizki Pratama Dalman1, Junaidi Junaidi2*). 1. Peserta didik yang
dalam (2022). Penyebab utama peserta didik belum terlatih
menyelesaikan mengalami kesulitan dalam menjawab soal kemampuan
soal berbasis HOTS: berpikirnya
HOTS (Higher 1. Peserta didik tidak memahami materi. 2. Kurangnya guru dalam
Order Thinking 2. Cara mengajar guru yang tidak mudah mengikuti pelatihan-
Skill) mereka mengerti pelatihan berbasis
HOTS
3. Penggunaan istilah yang masih sulit
3. Guru masih
dipahami oleh peserta didik menggunakan
4. Penyampaian materi yang terkadang tidak pembelajaran berbasis
terlalu jelas dikarenakan terlalu cepat dalam LOTS
menjelaskan. 4. Peserta didik belum
5. Peserta didik tidak mengikuti pembelajaran terbiasa mendapatkan
dengan serius. soal berbasis HOTS
5. Guru jarang
6. Peserta didik banyak yang tidak
menerapkan metode
memperhatikan saat guru mengajar di pembelajaran berpikir
kelas. kritis/HOTS
7. Peserta didik mengantuk, dan mengobrol
sehingga materi yang di ajarkan tidak bisa
diterima dan tidak bisa dipahami dengan
baik.
8. Guru lebih dominan atau sering
menggunakan metode ceramah.
9. Penyebab guru banyak menggunakan
metode ceramah dikarenakan kurang
mendapatkan pelatihan mengenai
pembelajaran HOTS dan soal HOTS.

2. Arie Purwa Kusuma1)*, Syita faith ‘Adna2).


(2021). Faktor yang menyebabkan peserta
didik kesulitan dalam menyelesaikan soal
HOTS dalam matematika yaitu: 1) Kurangnya
pemahaman konsep yang digunakan dalam
perhitungan, 2) tidak mampu memahami soal
berupa narasi, 3) salah mendeskripsikan
pertanyaan dari soal, 4) kurangnya berlatih
dalam menyelesaikan soal.

Hasil Wawancara:
Peserta didik mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skill)

1. Kepala Sekolah:
1. Peserta didik yang belum terbiasa menemui
permasalahan penalaran yang
mengharuskan berpikir tingkat tinggi.
2. Guru jarang menerapkan metode
pembelajaran berpikir kritis/HOTS.
3. Peserta didik kurang berlatih dalam
menyelesaikan soal – soal kontekstual,
menuntut penalaran, argumentasi, dan
kreativitas dalam menyelesaikan soal HOTS

2. Guru Kelas Tinggi:


1. Guru masih sering menggunakan
pembelajaran berbasis LOTS di kelas
2. Peserta didik belum terbiasa berpikir kritis

3. Guru Kelas Rendah:


1. Peserta didik kelas rendah masih belum
terbiasa berpikir kritis.
2. Peserta didik belum terbiasa mendapatkan
soal yang berbasis HOTS.

Anda mungkin juga menyukai