Anda di halaman 1dari 10

Nama Mahasiswa : Chandra Lelono M, S.

Pd
Asal Institusi : SMK Negeri Paku
Nomor UKG : 201503115438
LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi

1.  Motivasi belajar peserta  Hamzah (2021) Mengutip buku Teori Motivasi dan  Berdasarkan kajian literatur dan hasil
didik masih belum Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, motivasi wawancara dengan beberapa
terlihat secara optimal adalah dorongan dasar yang mampu menggerakkan narasumber, dapat dianalisa bahwa
pada materi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. rendahnyanya motivasi belajar serta
pencemaran lingkungan Berikut adalah beberapa penyebab motivasi belajar siswa minat literasi dan numerasi yang
 Minat literasi peserta rendah yang perlu dipahami: kurang pada peserta didik disebabkan
didik masih belum  Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa oleh:
terlihat secara optimal  Siswa kurang menyukai cara pengajaran guru  Media pembelajaran guru masih
pada materi  Siswa kurang menyukai pelajaran tertentu terlihat kurang menarik
pencemaran lingkungan  Motivasi dalam diri siswa yang masih terlihat rendah  Pembelajaran yang dilakukan guru
 Kemampuan dasar  Siswa yang bermasalah hanya satu arah dimana guru kurang
matematika peserta  Kurangnya perhatian orang tua di rumah mengkonfirmasi pemahaman
didik masih belum konsep peserta didik berdasarkan
terlihat secara optimal  Menurut Melinda Rismawati (Volume 2, Nomor 2, gaya bahasa mereka sendiri
khususnya dalam November 2020), dengan judul analisis faktor yang  Guru belum mampu menciptakan
menganalisis angka mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa suasana kelas yang bisa menarik
pada grafik dan Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa disebabkan minat belajar peserta didik
diagram oleh  Kuatnya arus media sosial dan
 Guru jarang memberikan motivasi kepada siswa, game online sehingga
siswapun jarang memperhatikan guru saat peserta didik lebih banyak
menyampaikanmateri menghabiskan waktu untuk
 Siswa malas untuk belajar, ditambah lagi siswa mudah hal tersebut.
lupa materi yang dijelaskan oleh guru, dan kemampuan  Adanya anggapan bahwa mata
siswa jadi menurun.. pelajaran IPAS itu sulit
 Pengaruh teman sebaya yang menurunkan tingkat dipahami.
kefokusan siswadalam menerima pelajaran  Peserta didik kurang termotivasi
 Guru kurang menggunakan model pembelajaran untuk melakukan literasi karena
yang bervariasi guru juga tidak selalu membiasakan
hal tersebut di setiap pembelajaran
 Bibiana, S. Pd. (2022). Rendahnya Minat Literasi dan Tips  Hal utama yang perlu dilakukan
Mengatasinya. Artikel. https://media edukasi sebagai seorang guru ialah
borneo.com/rendahnya mengevaluasi diri sendiri dan
minat-literasi-dan-tips-mengatasinya9188. Penulis mengutip sebagai motivator bagi Peserta
laman Sahabat Keluarga Kemendikbud mengatakan bahwa didiknya. Peran guru dalam
ada 3 faktor rendahnya minta baca, yaitu dukungan memotivasi Peserta didik sangatlah
orangtua, pesatnya teknologi internet, dan menurunnya daya penting, khususnya bagi Peserta
tarik perpustakaan. Sedangkan upaya untuk menumbuhkan didik yang malas untuk belajar, dan
minat baca adalah dengan 3 hal, yaitu literasi pagi hari, Peserta didik yang bermasalah.
membuat pohon literasi, dan menghidupkan peran  Permasalahan yang dialami
perpustakaan. Peserta didik sering kali di
pendam sendiri, yang
 Husnul Fuadi, Annisa Zikri Robbia, Jamaluddin, Abdul menyebabkan peserta didik tidak
Wahab Jufri. (2020). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya hanya bermasalah dalam hal
Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal. akademik tetapi psikologisnya pun
https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/122. terganggu yang menjadi
kebiasaannya dikelas saat
Melalui studi literatur, jurnal ini menyebutkan bahwa faktor- mengajar.
faktor yang menyebabkan rendahnya literasi sains peserta  1) kemampuan peserta didik, seperti
didik diantaranya adalah pemilihan buku ajar, miskonsepsi, keterbatasan komunikasi, minat belajar
pembelajaran yang tidak kontekstual, dan kemampuan siswa; (2) penyampaian pembelajaran
membaca peserta didik. yang monoton dan tidak menarik; dan
 Ghina Fauziah Hazimah, M Ridwan Sutisna (2023)Analisis (3) kurangnya motivasi dari orang tua
Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat
Pemahaman Numerasi Siswa.
file:///C:/Users/win10/Downloads/1350-Article%20Text-
4482-2-10-20230606.pdf

Faktor-Faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat


pemahaman numerasi siswa adalah:
 faktor dari diri siswanya sendiri, diantaranya meliputi
tingkat intelektual siswa, sikap siswa serta
psikomotorik.
 kurangnya perhatian serta dukungan orang tua. Setelah
diamati, masih banyak orang tua yang kurang perhatian
terhadap perkembangan akademik siswa.
 kemampuan guru. Rata-rata guru hanya memberikan
soal-soal yang mudah dikerjakan dengan suatu rumus.
Belum ada kemajuan dari gurunya untuk berinovasi
dalam mengajar, jadi suasana mengajarpun akan terasa
monoton, dan tidak membiasakan untuk menyelesaikan
suatu masalah yang berkaitan dengan soal-soal literasi
numerasi.
 Hasil penelitian Puthree, An Nisa. dkk (2021) motivasi belajar
siswa rendah disebabkan :
 faktor internal meliputi kejenuhan, minat belajar,
kesehatan fisik dan mental.
 Faktor eksternal yaitu keadaan keluarga, lingkungan di
rumah, dansarana prasarana.

HASIL WAWANCARA
 Kepala sekolah (Antonius Normagita, S. Pd.)
 Kemauan dari dalam diri peserta didik untuk sekolah
masih kurang.
 Kurangnya dukungan sepenuhnya dari orang tua
 Kurangnya motivasi dan dukungan dari guru
 Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik bagi
peserta didik
 Peserta didik tidak terbiasa menerapkan budaya
membaca sejak dini.
 Peserta didik selalu beranggapan bahwa pelajaran yang
berkaitan dengan hitungan itu sulit.

 Teman sejawat ( Septiyuni, S. Pd. dan Feny Hartani, S.Pd)


 Kurangnya motivasi belajar bisa disebabkan peserta
didik lebih cenderung bermain dengan HP
 Pembelajaran yang dilakukan guru cenderung satu arah
 Pada saat pembelajaran tidak terbiasa dengan budaya
membaca di awal
 Kemampuan numerasi yang tidak terampil dari sekolah
sebelumnya
 Pengawas sekolah (Artiana, S. Pd, M.Ling)
 Guru belum mampu menciptakan suasana kelas yang
bisa menarik perhatian peserta didik
 Guru belum memahami karakteristik peserta didik
 Model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai
dengan materi pelajaran
 Peserta didik lebih tertarik menggunakan gadget untuk
bermain game dan mengakses media sosial
dibandingkan mengakses situs-situs belajar
 Peserta didik kurang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan matematika dasar dari SD
2. Peserta didik  HOTS merupakan bagian dari ranah kognitif yang ada Berdasarkan hasil analisis terhadap kajian
kesulitan dalam Taksonomi Bloom dan bertujuan untuk mengasah literatur dan wawancara dapat disimpulkan
Menyelesaikan soal keterampilan mental seputar pengetahuan. Ranah kognitif bahwa penyebab peserta didik kesulitan
HOTS pada materi versi Bloom ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, dalam menyelesaikan soal HOTS adalah:
perubahan lingkungan David Karthwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah  Peserta didik belum terbiasa
menjadi enam, yaitu: menyelesaikan soal-soal pemecahan
1. Mengingat (remembering) masalah literasi, matematika, dan
2. Memahami (understanding) sains berkonteks dan HOTS yang
3. Mengaplikasikan (applying) membutuhkan penalaran, berpikir
4. Menganalisis (analyzing) kritis, reflektif, dan kreatif dari
5. Mengevaluasi (evaluating) konten, konteks, materi, dan proses
6. Mencipta (creating)  Peserta didik kesulitan dalam
Tingkatan 1 hingga 3 dikategorikan sebagai kemampuan memahami teks, membuat
berpikir tingkat rendah (LOTS), sedangkan tingkat 4 representasi, dan melaksanakan
sampai 6 dikategorikan sebagai kemampuan berpikir strategi penyelesaian masalah
tingkat tinggi (HOTS).  Guru belum dapat menerapkan
Sumber: https://www.ruangguru.com/blog/mengenal- pembelajaran HOTS secara
tipe-soal-hots maksimal dan masih melaksanakan
pembelajaran berbasis LOTS.
 Menurut Awami, F, Yuhana, Y, & Nindiasari, H. (2022),  Cara mengajar guru yang tidak
menyatakan bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam mudah mereka mengerti baik itu
berhitung (numerasi), yaitu : dari penggunaan istilah yang masih
 Siswa belum terbiasa menyelesaikan soal-soal sulit mereka pahami
pemecahan masalah literasi, matematika, dan sains
berkonteks dan HOTS yang membutuhkan
penalaran, berpikir kritis, reflektif, dan kreatif
dari konten, konteks, materi, dan proses
 Siswa kesulitan dalam memahami teks, membuat
representasi, dan melaksanakan strategi penyelesaian
masalah
Sumber: https://doi.org/10.30653/003.202282.236

HASIL WAWANCARA
 Kepala sekolah (Antonius Normagita, S. Pd.)
Salah satu penyebab rendahnya penguasaan
materi dinilai karena peserta didik belum terbiasa
mengerjakan soal berbasis HOTS.
 Teman sejawat ( Septiyuni, S. Pd. Dan Feny Hartani,
S.Pd)
Guru belum dapat menerapkan pembelajaran
berbasis HOTS secara maksimal dan masih
melaksanakan pembelajaran berbasis LOTS.
 Pengawas sekolah (Artiana, S. Pd, M.Ling)
Cara mengajar guru yang tidak mudah mereka
mengerti baik itu dari penggunaan istilah yang
masih sulit mereka pahami.
3. Guru masih kurang Hasil Kajian Literatur, Jurnal/ Artikel: Lebih lanjut setelah dilakukan analisis
mengoptimalkan terhadap kurangnya keaktifan belajar siswa
pemanfaatan teknologi  Suyanto (2021) Hambatan Utama Penggunaan TIK dalam disebabkan:
informasi (TIK) dalam Pembelajaran dan Strategi Mengatasi nya.
pembelajaran https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik-dalam-  Sarana prasarana pendukung yang
pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/ terbatas. Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah komputer, laptop,
Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah adalah sarana dan dan infokus.
prasarana pendukung yang terbatas. Sarana dan prasarana yang  Mereka tidak punya cukup waktu
dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus. Kendala untuk merencanakan pembelajaran
berikutnya yang cukup tinggi mempengaruhi guru teknologi yang luar biasa atau
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran adalah ketersediaan menjelajahi berbagai aspek world
jaringan internet dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya wide web (www) atau perangkat lunak
adalah ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang
karena disibukan oleh tugas tambahan
teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas menjadi
kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk disekolah .
pembelajaran di kelas. Kemudian, ketakutan dan pertimbangan  Ketidaktersedianya akses jaringan
dampak negatif dari penggunaan alat berupa handphone (HP) internet yang baik disekolah.
dan laptop di sekolah menjadi kendala guru memanfaatkan TIK  ketakutan dan pertimbangan dampak
dalam pembelajaran di kelas. Atas pertimbangan ketakutan negatif dari penggunaan alat berupa
penyalahgunaan alat TIK tersebut, sekolah mengeluarkan handphone (HP) dan laptop di sekolah
kebijakan melarang guru membawa HP ke sekolah. Kendala
menjadi kendala guru memanfaatkan
terkecil penghambat guru memanfaatkan TIK adalah terkait
pengelolaan data. TIK dalam pembelajaran di kelas
 Guru lebih cenderung menggunakan
pembelajaran langsung tanpa media IT
Selain kekurangan tersebut, masih ada jenis kekurangan
lainnya yang dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya,  Belum semua guru bisa menggunakan
seperti kurangnya waktu, kurangnya pelatihan TIK, kurangnya media IT
kesempatan mengembang diri dan lain sebagainya. Tantangan  Terlalu banyak waktu untuk
yang paling umum lainya dilaporkan oleh para guru, misalnya, mempelajari IT dalam pembelajaran
kurangnya waktu mereka miliki. Mereka tidak punya cukup  Guru tidak mau terlalu repot dengan
waktu untuk merencanakan pelajaran teknologi yang luar biasa penggunaan media IT
atau menjelajahi berbagai aspek world wide web (www) atau  Tidak pernah mengikuti kegiatan
perangkat lunak. Sebagian guru berkomentar bahwa dibutuhkan tentang pemanfaatan IT dalam
lebih banyak waktu untuk merancang proyek yang mencakup pembelajaran
penggunaan teknologi baru daripada menyiapkan pelajaran  Tidak semua guru bisa menggunakan
untuk mengajar dengan cara tradisional dengan buku dan media IT untuk menunjang kegiatan
lembar kerja. pembelajaran
 Ketersediaan kouta siswa terbatas
HASIL WAWANCARA

 Kepala Sekolah (Antonuis Normagita, S. Pd.)


 Guru lebih cenderung menggunakan pembelajaran
langsung tanpa media IT
 Belum semua guru bisa menggunakan media IT
 Terlalu banyak waktu untuk mempelajari IT dalam
pembelajaran karena banyaknya tugas tambahan
disekolah
 Teman Sejawat (Septiyuni, S. Pd. Dan Feny Hartani,
S.Pd)
 Guru tidak mau terlalu repot dengan penggunaan media
IT
 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah
 Tidak pernah mengikuti pelatihan tentang pemanfaatan
IT dalam pembelajaran
 Pengawas Sekolah (Artiana, S. Pd.)
 Tidak semua guru bisa menggunakan media IT untuk
menunjang kegiatan pembelajaran
 Ketersediaan kouta siswa terbatas

4. Guru belum maksimal Hasil Kajian Literatur, Jurnal/ Artikel: Berdasarkan kajian literatur dan hasil
dalam wawancara dengan beberapa narasumber,
mengimplementasikan  Hasil Penelitian dari Nasrun (2021) mengemukakan bahwa dapat dianalisa bahwa belum maksimal
model-model masalah yang dihadapi guru dalam menerapkan metode dalam mengimplementasikan model-model
pembelajaran inovatif pembelajaran inovatif yaitu : pembelajaran inovatif adalah :
khususnya materi  Kurangnya media pembelajaran.  Kurangnya media pembelajaran.
perubahan lingkungan  Kemampuan siswa yang tidak sama rata.  Kemampuan siswa yang tidak sama
topik pencemaran  Guru kesulitan dalam mengelola waktu. rata.
lingkungan.  Motivasi kerja guru yang tidak stabil.  Guru kesulitan dalam mengelola waktu.
 Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah.  Motivasi kerja guru yang tidak stabil.
 Sumber belajar sangat terbatas.  Kurangnya sarana dan prasarana di
 Kebijakan kepala sekolah untuk menerapkan metode sekolah.
pembelajaran inovatif masih kurang.  Sumber belajar sangat terbatas.
http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/26344  Guru cenderung terlalu banyak
memakai metode ceramah
HASIL WAWANCARA  Guru selalu yang berperan aktif pada
pembelajaran di kelas tanpa melibatkan
 Kepala Sekolah (Antonius Normagita, S. Pd.)
 Guru cenderung selalu memakai metode lama yaitu peserta didik
ceramah  Akibat banyaknya pekerjaan tambahan
 Guru selalu yang berperan aktif pada pembelajaran di yang dibebankan kepada guru disekolah
kelas tanpa melibatkan peserta didik. mengakibatkan lebih cendrung
menggunakan metode dan model
pembelajaran yang biasa saja.
 Teman Sejawat (Septiyuni, S. Pd. Dan Feny Hartani,
 Kemampuan guru masih kurang
S.Pd)
maksimal untuk menelaah penggunaan
 Guru sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang
model yang sesuai dengan karakteristik
biasa saja di kelas
 Apabila guru merasa siswa tidak aktif maka kegiatan peserta didik yang belum maksimal
pembelajaran akan di ambil alih sepenuhnya
 Peserta didik sudah terbiasa dalam kegiatan
pembelajaran yang didominasi oleh guru

 Pengawas Sekolah (Artiana, S. Pd, M.Ling)


 Akibat banyaknya pekerjaan tambahan yang dibebankan
kepada guru disekolah mengakibatkan lebih cendrung
menggunakan metode dan model pembelajaran yang
biasa saja.
 Kemampuan guru masih kurang maksimal untuk
menelaah penggunaan model yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik yang belum maksimal

Anda mungkin juga menyukai