No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Siswa kurang Minat Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki Berdasarkan eksplorasi penyebab masalah, Analisis
belajar dan Kurang daya pengaruh yang kuat satu dengan yang lain. Motivasi belajar muncul karena dan wawancara, rendahnya motivasi perserta didik,
motivasi adanya faktor intrinsik, yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil serta Sebagai berikut :
dorongan kebutuhan belajar. Faktor ekstrinsiknya yaitu adanya pengakuan
▪ Memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa
terhadap lingkungan belajar yang kondusif, nyaman dan menarik. Motivasi belajar
▪ Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
pada hakikatnya adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa dengan
▪ Guru kurang menguasai materi pembelajaran
indikator-indikator yang mendukung. Dorongan semacam inilah yang memiliki dengan baik.
peran besar untuk keberhasilan seseorang dalam belajar. ▪ Karena kesibukan orang tua,sehingga anak kurang
Literetur: mendapat perhatian penuh tentang pentingnya
Ahmad Aunur Rohman, Sayyidatul Karimah (2018). Faktor-faktor yang pendidikan.
mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa kelas xi. Jurnal At-Taqaddum. ▪ Peserta didik kurang mendapat dukungan dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=rendahnya+mot guru,orang tua dan lingkungan sekitar
ivasi+belajar+siswa++&btnG
Hasil Wawancara :
2 Literasi : Literasi adalah kemampuan menggunakan dan memahami bahasa secara Berdasarkan eksplorasi penyebab masalah, Analisis
Siswa kurang efektif. Ini melibatkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan wawancara Siswa kurang minat membaca
minat membaca dan berpikir kritis.Literasi juga melibatkan pemahaman konten dan informasi terhadap buku pelajaran sebagai berikut:
dalam berbagai format, seperti teks cetak, media digital, gambar, dan grafik.
terhadap buku ▪ Meningkatkan minat membaca siswa
Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas bangsa
pelajaran indonesia. Rendahnya minat baca menyebabkan kita tidak mengeikuti ▪ Peserta didik masih enggan mengembangkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi dunia, dimana pada akhirnya akan kemampuan dalam membaca baik di sekolah
berdampak pada ketertinggalan bangsa indonesia. Budaya membaca di negara maupun di rumah.
maju sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh ▪ Guru dan orang tua dapat berperan penting
karena itu kita perlu menunggu upaya yang dilakukan negara maju yaitu dengan dalam mendorong siswa untuk memanfaatkan
cara menumbuhkan minat baca bagi siswa serta menerapkan dikehidupan sehari- perpustakaan sekolah.
hari. ▪ Guru dapat memberikan tugas-tugas yang
Literatur: mengharuskan siswa untuk memanfaatkan
Bagus Ali Rachman. Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerisasi Peserta perpustakaan
Didik Melalui Program Kampus Mengajar Angkatan 2. Vol. 5, No. 6 Desember
2021, Hal 1535-1541.
Jurnal.unilak.ac.id
https://www.semilir.co/mengenal-konsep-pedagogik-literasi-dan-numerasi/
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dua faktor penyebab kurangnya minat
baca siswa, yaitu faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa yaitu
kemampuan membaca, memahami makna yang terkandung dalam bacaan,
Janan Witanto (2018) : Penyebab rendahnya minat baca siswa di sekolah antara
lain yaitu:
1. Terbatasnya sarana dan prasarana membaca, seperti ketersediaan
perpustakaan dan buku-buku bacaan yang bervariasi. Masih banyak
sekolah-sekolah di Indonesia yang masih mengandalkan ketersediaan buku
paket saja untuk kegiatan belajar di kelas, padahal ketersediaan buku-buku
bacaan penunjang yang menarik dan bermutu akan sangat memotivasi
siswa dalam memperluas pengetahuannya.
2. Situasi pembelajaran yang kurang memotivasi siswa untuk mempelajari
buku-buku tertentu di luar buku-buku paket. Pembelajaran di kelas lebih
sering masih berpusat pada guru atau sekedar kegiatan transfer ilmu dimana
siswa hanya dijejali oleh informasi/pengetahuan dari guru dan jarang diajak
berdiskusi atau diberi permasalahan tentang materi yang dibahas untuk
diselesaikan bersama sehingga siswa tidak termotivasi untuk mencari
informasi dari sumber yang lain dan tidak terlatih untuk menambah
pengetahuan melalui membaca.
3. Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca.
Hasil Wawancara :
Literatur:
https://e-ujian.id/model-pembelajaran-inovatif-pengertian-dan-penerapannya
/#:~:text=Model%20pembelajaran%20inovatif%20ini,fasilitator%2C%20pembi
mbing%2C%20dan%20peng
https://e-ujian.id/model-pembelajaran-inovatif-pengertian-dan-penerapannya/
Literatur:
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=metode+pembelaj
aran&btnG=
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pinter/article/download/9786/9057/
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-soal-lots-dan-hots
HOTS merupakan singkatan dari Higher Order Thinking Skill yang artinya adalah
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Lewis dan Smith, berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang
memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru,
kemudian menghubungkan dan menyusun dan mengembangkan informasi tersebut
untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban solusi yang mungkin untuk
suatu situasi yang membingungkan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi
John Dewey mengemukakan bahwa berpikir tingkat tinggi merupakan proses aktif,
dimana seseorang berpikir segala secara mendalam, mengajukan berbagai
pertanyaan, serta menemukan informasi yang relevan.
Menurut Thomas & Thorne, HOTS merupakan cara berpikir yang lebih tinggi
daripada menghapalkan fakta, mengemukakan fakta, atau menerapkan peraturan,
rumus, dan prosedur. Sedangkan King (2011: 11) mendefinisikan HOTS sebagai
kemampuan berpikir yang di dalamnya terdapat kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognisi, dan kreatif.
Literatur:
https://www.rikaariyani.com/2022/08/konsep-pembelajaran-berbasis-hots.html
Hasil Wawancara :
6. Cara belajar siswa masih bersifat hafalan dan tidak terbiasa berpikir kritis