Anda di halaman 1dari 11

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Guru : Yeyen Angraini, S.Pd


NPM : A1D023026
Asal Institusi : SMA Negeri 1 Talang Padang
Siklus : 2

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi

1 Siswa kurang Minat Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki Berdasarkan eksplorasi penyebab masalah, Analisis
belajar dan Kurang daya pengaruh yang kuat satu dengan yang lain. Motivasi belajar muncul karena dan wawancara, rendahnya motivasi perserta didik,
motivasi adanya faktor intrinsik, yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil serta Sebagai berikut :
dorongan kebutuhan belajar. Faktor ekstrinsiknya yaitu adanya pengakuan
▪ Memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa
terhadap lingkungan belajar yang kondusif, nyaman dan menarik. Motivasi belajar
▪ Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
pada hakikatnya adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa dengan
▪ Guru kurang menguasai materi pembelajaran
indikator-indikator yang mendukung. Dorongan semacam inilah yang memiliki dengan baik.
peran besar untuk keberhasilan seseorang dalam belajar. ▪ Karena kesibukan orang tua,sehingga anak kurang
Literetur: mendapat perhatian penuh tentang pentingnya
Ahmad Aunur Rohman, Sayyidatul Karimah (2018). Faktor-faktor yang pendidikan.
mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa kelas xi. Jurnal At-Taqaddum. ▪ Peserta didik kurang mendapat dukungan dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=rendahnya+mot guru,orang tua dan lingkungan sekitar
ivasi+belajar+siswa++&btnG

Adapun faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar matematika


siswa meliputi ketekunan dalam belajar, lebih senang bekerja mandiri, minat dan

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, ulet dalam
menghadapi kesulitan. Upaya dalam meningkatkan motivasi belajar matematika
siswa dari guru yaitu menggunakan media pembelajaran, komunikasi dua arah,
memberikan pujian. Dari orang tua yaitu pemberian stimulus berupa reward atau
punishment dan perhatian orang tua. Adapun implikasinya yaitu dapat
mengetahui faktor penyebab rendahnya motivasi belajar matematika siswa serta
solusinya sehingga adanya upaya dari guru lebih bervariatif dalam memberikan
materi dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak terbukti memberikan
banyak dampak positif bagi anak.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPM/article/view/42017

Menurut jurnal badiah Dkk (2020) mengatakan bahwa rendahnya motivasi


belajar siswa di sekolah di akibatkan oleh guru yang kurang menguasai
materi,dalam pembelajaran yang harus di perhatikanadalah penguasaan
materi,tampa penguasaan materi tidak akan tercapai pembelajaranyang optimaldan
hasil yang memuaskan.
Literatur:
Badiah, umi, Agung setyawan, dan Tyasmiarni. 2020. Studi permasalahan kreatif
dalam pembelajaran IPAkls VI SDN Socah 4 kabupaten .Bangkal

Hasil Wawancara :

1. Kepala Sekolah/Wakil ( Rini, S.Pd)


❖ Kesulitan dalam memahami materi Pelajaran
❖ Kurangnya minat atau ketertarikan terhadap materi pelajaran
2. Guru (Mgs M Mansur, S.Pd)
❖ Pemahaman materi yang akan diajarkan.
❖ Siswa Kurang Tekun Dalam Belajar

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


3. Teman Sejawat (Sri Sekar Mukti, S.Pd)
❖ Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak
❖ Kondisi geografis, jarak tempat tinggal yang jauh dari sekolah sehingga
menyebabkan siswa sering terlambat datanng ke sekolah
4. Pengawas ( Drs. D. Manalu, M.Pd)
❖ Kebosanan dalam belajar
❖ Lingkungan belajar yang tidak kondusif

2 Literasi : Literasi adalah kemampuan menggunakan dan memahami bahasa secara Berdasarkan eksplorasi penyebab masalah, Analisis
Siswa kurang efektif. Ini melibatkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan wawancara Siswa kurang minat membaca
minat membaca dan berpikir kritis.Literasi juga melibatkan pemahaman konten dan informasi terhadap buku pelajaran sebagai berikut:
dalam berbagai format, seperti teks cetak, media digital, gambar, dan grafik.
terhadap buku ▪ Meningkatkan minat membaca siswa
Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas bangsa
pelajaran indonesia. Rendahnya minat baca menyebabkan kita tidak mengeikuti ▪ Peserta didik masih enggan mengembangkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi dunia, dimana pada akhirnya akan kemampuan dalam membaca baik di sekolah
berdampak pada ketertinggalan bangsa indonesia. Budaya membaca di negara maupun di rumah.
maju sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh ▪ Guru dan orang tua dapat berperan penting
karena itu kita perlu menunggu upaya yang dilakukan negara maju yaitu dengan dalam mendorong siswa untuk memanfaatkan
cara menumbuhkan minat baca bagi siswa serta menerapkan dikehidupan sehari- perpustakaan sekolah.
hari. ▪ Guru dapat memberikan tugas-tugas yang
Literatur: mengharuskan siswa untuk memanfaatkan
Bagus Ali Rachman. Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerisasi Peserta perpustakaan
Didik Melalui Program Kampus Mengajar Angkatan 2. Vol. 5, No. 6 Desember
2021, Hal 1535-1541.
Jurnal.unilak.ac.id
https://www.semilir.co/mengenal-konsep-pedagogik-literasi-dan-numerasi/

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dua faktor penyebab kurangnya minat
baca siswa, yaitu faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa yaitu
kemampuan membaca, memahami makna yang terkandung dalam bacaan,

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


kurangnya membiasakan membaca, membaca buku atas perintah guru, siswa
jarang mencari buku atau bahan bacaan sesuai dengan kebutuhannya, siswa yang
menyelesaikan tugas melalui internet tanpa buku. sedangkan faktor eksternal
merupakan yang disebabkan oleh oleh diri siswa sendiri yaitu lingkungan sekolah
kurang mendukung, budaya membaca yang kurang dilingkungan sekolah, program
literasi belum berjalan maksimal, mading sekolah yang tidak pernah diperbaharui,
sekolah tidak memiliki tempat khusus untuk membaca selain diperpustakaan,
peran perpustakaan sekolah yang belum maksimal, dan pengaruh pengunaan
smarthphone. Dandi Solahudin, dkk (2022)
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/5465

Janan Witanto (2018) : Penyebab rendahnya minat baca siswa di sekolah antara
lain yaitu:
1. Terbatasnya sarana dan prasarana membaca, seperti ketersediaan
perpustakaan dan buku-buku bacaan yang bervariasi. Masih banyak
sekolah-sekolah di Indonesia yang masih mengandalkan ketersediaan buku
paket saja untuk kegiatan belajar di kelas, padahal ketersediaan buku-buku
bacaan penunjang yang menarik dan bermutu akan sangat memotivasi
siswa dalam memperluas pengetahuannya.
2. Situasi pembelajaran yang kurang memotivasi siswa untuk mempelajari
buku-buku tertentu di luar buku-buku paket. Pembelajaran di kelas lebih
sering masih berpusat pada guru atau sekedar kegiatan transfer ilmu dimana
siswa hanya dijejali oleh informasi/pengetahuan dari guru dan jarang diajak
berdiskusi atau diberi permasalahan tentang materi yang dibahas untuk
diselesaikan bersama sehingga siswa tidak termotivasi untuk mencari
informasi dari sumber yang lain dan tidak terlatih untuk menambah
pengetahuan melalui membaca.
3. Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca.

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


Beberapa guru belum menjadikan membaca sebagai kebutuhan pendidikan,
hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan waktu luang di sekolah bagi staf dan
para guru. siswa lebih sering melihat gurunya main catur, merokok, ngorol,
bersendau gurau, dan sebagainya pada saat waktu luang. Sehingga siswa
tidak memiliki tauladan dari guru dalam hal gemar membaca.
https://www.researchgate.net/publication/324182095_Rendahnya_Minat_Baca

Hasil Wawancara :

1. Kepala Sekolah/Wakil ( Rini, S.Pd)


❖ Kurangnya minat membaca
❖ Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua
2. Guru (Mgs M Mansur, S.Pd)
❖ Bahan ajar yang kurang menarik dan kurang terkonsep
❖ Kebiasaan membaca belum dimulai di rumah
3. Teman Sejawat (Sri Sekar Mukti, S.Pd)
❖ Siswa lebih suka visual dari pada membaca
❖ Tidak adanya motivasi dari lingkungan sekitar untuk gemar membaca
❖ Siswa lebih tertarik dengan gadget dari pada membaca buku
4. Pengawas ( Drs. D. Manalu, M.Pd)
❖ Kesulitan dalam memahami materi Pelajaran
❖ Keterbatasan kemampuan membaca dan menulis

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


3 Guru belum Model pembelajaran inovatif adalah suatu pendekatan atau metode pembelajaran Berdasarkan eksplorasi penyebab masalah, Analisis
maksimal dalam yang menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan mengedepankan pemikiran dan wawancara Guru belum maksimal dalam
menerapkan model- kritis, keterlibatan aktif, dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
model pembelajaran Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir sebagai berikut:
inovatif.. siswa secara mandiri, kreatif, dan inovatif, sehingga mereka dapat menghasilkan
ide-ide baru, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pengetahuan dalam ▪ Meningkatkan pemahaman guru tentang model
kehidupan nyata. Model Pembelajaran inovatif adalah suatu pendekatan atau pembelajaran inovatif
metode pembelajaran yang menggunakan cara-cara baru yang kreatif dan ▪ Guru harus dapat merancang model
mengdepankan pemikiran kritis, keterlibatan aktif,dan partisipasi aktif siswa pembelajaran inovatif yang menarik dan relevan
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini bertujuan untuk dengan minat siswa
mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara mendiri, kreatif, dan inovatif,
sehingga mereka dapat menghasilkan ide-ide baru, memecahkanmasalah, dan ▪ Dalam metode diskusi siswa kurang percaya diri
mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata.Beberapa contoh model karena tidak terbiasa berbicara di depan kelas
dan di depan orang banyak
pembelajaran inovatif antara lain adalah cooperative learning, problem-based
learning, projrct-based learning, inquiry-based learning, flipped classroom, dan ▪ Siswa tidak aktif dalam pembelajaran karena
blended learning. Model-model ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat metode yang digunakan kurang menari
pada siswa, dimana mereka menjadi pusat dari

proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan


pengarah.

Literatur:

https://e-ujian.id/model-pembelajaran-inovatif-pengertian-dan-penerapannya

/#:~:text=Model%20pembelajaran%20inovatif%20ini,fasilitator%2C%20pembi
mbing%2C%20dan%20peng

https://e-ujian.id/model-pembelajaran-inovatif-pengertian-dan-penerapannya/

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


Metode pembelajaran mempermudah proses kegiatan belajar-mengajar.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur melalui seberapa banyak
cara yang digunakan didalam mengajar (Sugiyono, 2006). Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada setiap 14 jurnal.uinbanten.ac.id Studia Didaktika:
Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, 2017 siswa untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dibantu oleh guru
sebagai fasilitator ataupun pembimbing (Dimyati dan Mudjiono, 1996).

Literatur:

Mardiah Kalsum Nasution (2017). Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam


Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal.uinbanten.ac.id.

https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=metode+pembelaj
aran&btnG=

Maesyaroh, dkk : 2018

Dengan menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL) dalam


pembelajaran di SMK Nasyrul Ulum Pandeglang, siswa lebih mampu memahami
materi. Siswa juga dapat menemukan sendiri konsep, fakta, serta pengamatan
langsung yang dilakukan melalui percobaan. Siswa mampu menjadi pelajar yang
mandiri, dapat mencari informasi dan melakukan investigasi terhadap materi yang
dipelajari. Belajar memahami dan menjelaskan materi pada saat pembelajaran.
Dengan menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL) siswa mampu
mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan dirinya dalam proses
pembelajaran.

https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pinter/article/download/9786/9057/

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


Hasil Wawancara :

1. Kepala Sekolah/Wakil ( Rini, S.Pd)


❖ Meningkatkan motivasi belajar siswa
❖ Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
2. Guru (Mgs M Mansur, S.Pd)
❖ Kurangnya pemahaman guru dengan model model pembelajaran inovatif
❖ Terbatasnya pemahaman guru dalam penerapan pembelajaran yang inovatif
3. Teman Sejawat (Sri Sekar Mukti, S.Pd)

❖ Metode yang digunakan kurang tepat

❖ Kurangnya percaya diri siswa dan tidak aktif

❖ Metode pembelajaran kurang menarik

4. Pengawas ( Drs. D. Manalu, M.Pd)


❖ Meningkatkan keterampilan kerja sama siswa
❖ Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


4 Banyak perserta Soal HOTS adalah jenis soal yang membutuhkan cara berpikir kritis untuk Berdasarkan eksplorasi penyebab masalah, Analisis
didik yang menyelesaikannya, tidak cukup hanya dengan menghafal teorinya saja. Soal-soal dan wawancara Banyak perserta didik yang
melakukan HOTS tidak berhenti pada keterampilan mengingat, memahami, dan menerapkan melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan soal
kekeliruan dalam saja, tetapi berlanjut pada tingkatan menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan. HOTS pada materi tertentu. sebagai berikut:
menyelesaikan soal Karakteristik soal-soal HOTS adalah sebagai berikut:
HOTS pada materi ▪ Guru kurang mengarahkan siswa untu berfikir kritis
tertentu. 1.Fokus soal-soal HOTS adalah penalaran yang menuntut siswa untuk berpikir ▪ Guru kesulitan memberikan tugas yang berbasis
kritis. HOTS dikarenakan soal tidak sesuai dengan
kemampuan siswa
2.Soal-soal HOTS biasanya dikaitkan pada kehidupan sehari-hari.
▪ Siswa tidak terbiasa mengerjakan tugas yang
3.Soal HOTS pada umumnya berupa soal cerita, diagram, maupun diagram. menuntut untuk berfikir tingkat tinggi

4.Memiliki stimulus, tidak langsung to the point pada pertanyaan.

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-soal-lots-dan-hots

HOTS merupakan singkatan dari Higher Order Thinking Skill yang artinya adalah
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Menurut Resnick (1987), keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan proses


berpikir secara kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.

Menurut Lewis dan Smith, berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang
memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru,
kemudian menghubungkan dan menyusun dan mengembangkan informasi tersebut
untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban solusi yang mungkin untuk
suatu situasi yang membingungkan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


(HOTS) mencakup berpikir kritis, berpikir kreatif, problem solving, dan membuat
keputusan.

John Dewey mengemukakan bahwa berpikir tingkat tinggi merupakan proses aktif,
dimana seseorang berpikir segala secara mendalam, mengajukan berbagai
pertanyaan, serta menemukan informasi yang relevan.

Menurut Thomas & Thorne, HOTS merupakan cara berpikir yang lebih tinggi
daripada menghapalkan fakta, mengemukakan fakta, atau menerapkan peraturan,
rumus, dan prosedur. Sedangkan King (2011: 11) mendefinisikan HOTS sebagai
kemampuan berpikir yang di dalamnya terdapat kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognisi, dan kreatif.

Menurut Underbakke, HOTS disebut dengan kemampuan berpikir strategis yang


merupakan kemampuan menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
menganalisa argument, atau membuat prediksi.

Literatur:

Dr. Rika Ariyani, M.Pd.I (2022). Konsep Pembelajaran Berbasis HOTS.

https://www.rikaariyani.com/2022/08/konsep-pembelajaran-berbasis-hots.html

Hasil Wawancara :

1. Kepala Sekolah/Wakil ( Rini, S.Pd)


5. Kurangnya Latiha
2. Guru (Mgs M Mansur, S.Pd)
❖ Guru masih sering menggunakan metode ceramah

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023


❖ Kemampuan siswa yang berbeda-beda

3. Teman Sejawat (Sri Sekar Mukti, S.Pd)

6. Cara belajar siswa masih bersifat hafalan dan tidak terbiasa berpikir kritis

7. Siswa tidak terbiasa berpikir kritis dalam pembelajaran dan dalam


menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru

4. Pengawas ( Drs. D. Manalu, M.Pd)


8. Meningkatkan pemahaman guru tentang HOTS
9. Kurangnya pemahaman instruksi soa

Link Wawancara Siklus 2 : https://drive.google.com/file/d/13TRTKxVXiraMVUc9mbCb73jEx9ySJu7W/view?usp=drive_link

Lk.1.2 Siklus 2 - Yeyen Angraini – Biologi -2023

Anda mungkin juga menyukai