Anda di halaman 1dari 18

LK 2.

2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Nama Mahasiswa : RAUDATUL JANNAH HARAHAP, S.Pd


Asal Institusi : SMA NEGERI 4 PADANGSIDIMPUAN

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam
eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan
strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut

TABEL HASIL EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

MASALAH YANG
HASIL EKSPLORASI PENYEBAB ANALISIS EKSPLORASI
NO TELAH DI
MASALAH PENYEBAB MASALAH
IDENTIFIKASI

1 Peserta didik  LITERATUR


masih tidak 1. Tasya Nabillah, [2019], PERAN Dari kajian kiteratur dan hasil
wawancara pada masalah
memiliki semangat GURU DALAM PENERAPAN METODE
rendahnya semangat belajar
(motivasi) belajar HYPNOTEACHING DAN MOTIVASI peserta didik adalah
yang rendah TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SD, Vol.1  Stigma pemikiran siswa
matematika itu sulit dan
Tinggi rendahnya hasil belajar
banyak rumus
matematika menimbulkan banyak
 Stimulus yang kurang
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan media pembelajaran
diantaranya (1) faktor internal yaitu yang belum menarik

yang berasal dari dalam diri siswa,


 Peserta didik terlalu aktif
seperti kurangnya minat dan motivasi di organisasai sehingga
(semangat) peserta didik saat kurang semangat dalam
belajar
pembelajaran matematika (2) faktor
eksternal yaitu yang berasal dari luar  Guru belum memberikan
diri siswa, seperti metode guru yang metode pempelajaran
yang menarik
tidak menarik bagi peserta didik.
Link :
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/e
j/article/view/362

2. Ismail Nasar, [2021], GURU DAN


MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH
DASAR (TEACHERS AND LEARNING
MOTIVATION OF ELEMENTARY
STUDENTS), Vol 2 No. 2
Adapun peran guru dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta
didik yaitu memperjelas tujuan yang
ingin dicapai, menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam belajar,
menggunakan variasi metode dalam
pembelajaran, memberikan pujian dari
setiap keberhasilan peserta didik,
memberikan penghargaan, melakukan
evaluasi, serta memberikan ganjaran
dan hukuman.
link
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr99
bA591Vlgk8Kb4lXNyoA;_ylu=Y29sbwNn
cTEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=
2/RE=1700161466/RO=10/RU=https%
3a%2f%2feprints.walisongo.ac.id%2fid
%2feprint%2f18604%2f1%2fNur%252
0Kholifah%2520Qaumun%2520Nisa%2
520Skripsi%2520Lengkap%2520-
%2520Olifa.pdf/RK=2/RS=9fn_MWpAw
KD1Ow1810orTl8nBmE-
3. bbas, A., & Hidayat, MY (2018),
FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR
MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK
KELAS IPA SEKOLAH MENENGAH ATAS,
Vol. 6 no. 1
Faktor internal meliputi kesehatan yang
sering terganggu, kurangnya minat
belajar, kurangnya perhatian dalam
pembelajaran, malas belajar dan
kebiasaan belajar yang tidak
teratur. Faktor eksternal meliputi
pembelajaran yang diselenggarakan
dimana peserta dibesarkan dalam
jumlah besar (padat), kurangnya
kendali orang tua, tuntutan pekerjaan,
aktif berorganisasi, teman sepermainan
yang nakal dan pergaulan bebas.
Link :
https://journal3.uin-
alauddin.ac.id/index.php/PendidikanFisi
ka/article/view/3273

 HASIL WAWANCARA
A. Wawancaran dengan siswa :
[Zatira Kholdun Syadah]
Kurangnya minat dan motivasi belajar
matematika diantaranya adalah:
 Ribet (sulit dalam menyelesaikanya)
 susah
 Bikin Pusing
B. Wawancara dengan guru Matematika :
[ Anni Rosidah, S.Pd ]
Kurangnya minat dan motivasi belajar
Matematika diantaranya adalah
 Mindset siswa bahwa belajar matematika
itu sulit dan membosankan
 Siswa terlalu sering main gadget
 Konflik keluarga siswa
 Merasa jenuh dalam belajar
 Kesiapan belajar siswa
C. Wawancara dengan salah satu Wakil
Kepala Sekolah :
[ Gesman Hutauruk, S.Th]
Kurangnya minat dan motivasi belajar
Matematika diantaranya adalah
 Kesiapan belajar siswa belum maksimal
karena kebanyakan siswa tidak membaca
dulu materi yang akan diberikan oleh
guru
 Mindset siswa bahwa belajar matematika
itu sulit sehingga siswa tidak ada
semangat lagi dalam belajar matematika
 Guru belum memberikan metode yang
menarik bagi siswa sehingga siswa tidak
bergairah dalam belajar matematika
2 Hubungan  LITERATUR
komunikasi antar 1. Triwardhani [2020], STRATEGI Analisis eksplorasi penyebab
guru dan orang GURU DALAM MEMBANGUN masalah berdasarkan hasil
tua peseta didik KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA kajian literatur dan
terkait SISWA DI SEKOLAH, Vol. 8 wawancara dapat
pembelajaran Komunikasi yang efektif dapat disimpulkan :
masih kurang dan menjamin berlangsungnya interaksi  Komunikasi yang efektif
terbatas antara guru, siswa dan orang tua dapat menjamin
secara optimal. Kemampuan berlangsungnya interaksi
menciptakan berbagai program yang antara guru dan orang tua
mensyaratkan keterlibatan orang tua secara optimal
dalam berbagai kegiatan anak di
sekolah menjadi wadah komunikasi  Kemampuan menciptakan
yang menarik berbagai program yang
Link mensyaratkan keterlibatan
https://scholar.google.com/scholar?hl=i orang tua dalam berbagai
d&as_sdt=0%2C5&q=Triwardhani+%5 kegiatan anak di seolah
B2020%5D+Komunikasi+yang+efektif+ menjadi wadah
dapat+menjamin+berlangsungnya+inte komunikasi yang menarik
raksi+antara+guru%2C+siswa+dan+or
ang+tua+secara+optimal.+Kemampua  Faktor lingkungan
n+menciptakan+berbagai+program+ya keluarga adalah orang tua
ng+mensyaratkan+keterlibatan+orang kurang memperhatikan
+tua+dalam+berbagai+kegiatan+anak kegiatan belajar siswa
+di+sekolah+menjadi+wadah+komuni
 Factor ekonomi menjadi
kasi+yang+menarik&btnG=
salah penyebab proses
2. Ellen Proborini, [2020], HUBUNGAN pembelajaran jarak jauh(
KOMUNIKASI ANTAR GURU DAN daring) tidak berjalan
ORANG TUA PESETA DIDIK TERKAIT dengan maksimal
PEMBELAJARAN MASIH KURANG DAN
TERBATAS
Dalam pembelajaran daring matematika
banyak keluhan siswa dari tidak bisa
memahami materi, tidak bisa
mengerjakan soal dan tidak bisa
mengejar materi. Alternatif yang dapat
dilakukan adalah dengan daring atau
lebih dikenal sebagai belajar
online, jika siswa tidak memiliki
handphone ataupun computer bisa
meminta bantuan saudara untuk
mengirimkan tugasnya atau siswa dapat
menulis di buku catatan dan
dikumpulkan di hari sabtu dengan
datang ke sekolah. Jika masih belum
paham maka guru membantu siswa
yang tidak mengerti dengan
memberikan langkah pengerjaan yang
lebih terstruktur.
Link
https://intelligentes.nusanipa.ac.id/inde
x.php/intelligentes/article/download/36/
36

3. Ana Widastuti [2020], MERDEKA


BELAJAR DAN IMPLEMENTASINYA,
(MERDEKA GURU-SISWA, MERDEKA
DOSEN-MAHASISWA), SEMUA GEMBIRA
Keberhasilan guru dalam menjalin
komunikasi yang baik dengan orang tua
dapat memacu perkembangan
kemampuan anak, dimana anak akan
mendapatkan informasi yang sesuai
dengan harapan guru apabila orang tua
mampu menyampaikan dan menangkap
pesan dari guru
Link
https://scholar.google.com/scholar?hl=i
d&as_sdt=0%2C5&q=Widastuti+%5B2
020%5D+Keberhasilan+guru+dalam+
menjalin+komunikasi+yang+baik+deng
an+orang+tua+dapat+memacu+perke
mbangan+kemampuan+anak%2C+dim
ana+anak+akan+mendapatkan+inform
asi+yang+sesuai+dengan+harapan+gu
ru+apabila+orang+tua+mampu+meny
ampaikan+dan+menangkap+pesan+da
ri+guru&btnG=
4. Cicilia Tri Suci Rokhani,
S.Ag.,[2020]. PENGARUH WORK
FROM HOME (WFH) TERHADAP
KINERJA GURU SD NEGERI DENGKEK
01 PATI SELAMA MASA PANDEMI
COVID-19, VOL.2 NO. 1
Komunikasi yang baik akan
menumbuhkan sikap saling percaya
antara orang tua dan guru. Adanya
sikap saling mempercayai, saling
membantu dalam membimbing anak
dan berkomunikasi antara orang tua
dan guru, akan membuat anak merasa
memiliki kebebasan berkreativitas guna
pengembangan potensi dirinya,
sehingga bisa meningkatkan kreativitas
dan mencapai keberhasilan dalam
belajar.
Link
https://scholar.google.com/scholar?hl=i
d&as_sdt=0%2C5&q=Anis+pusitaningr
yas+%5B2016%5D+++Komunikasi+ya
ng+baik+akan+menumbuhkan+sikap+
saling+percaya+antara+orang+tua+da
n+guru.+Adanya+sikap+saling+memp
ercayai%2C+saling+membantu+dalam
+membimbing+anak+dan+berkomunik
asi+antara+orang+tua+dan+guru%2C
+akan+membuat+anak+merasa+memi
liki+kebebasan+berkreativitas+guna+p
engembangan+potensi+dirinya%2C+se
hingga+bisa+meningkatkan+kreativitas
+dan+mencapai+keberhasilan+dalam+
belajar.&btnG=
5. Agus Purwanto, [2020], Studi
Eksploratif Dampak Pandemi COVID- 19
Terhadap Proses Pembelajaran Online
diSekolah Dasar. Vol 2. No. 1
Kendala yang dialami oleh murid, guru
danorang tua dalam kegiatan belajar
mengajar online yaitu penguasaan
teknologi masih kurang, penambahan
biaya kuota internet, adanya
pekerjaan tambahan bagi orang tua
dalam mendampingi anak belajar,
komunikasi dan sosialisasi antar siswa
guru dan orang tua menjadi
berkurang dan Jam kerja yang
menjadi tidak terbatas bagi guru
karena harus berkomunikasi dan
berkoordinasi dengan orang tua, guru
lain, dan kepala sekolah.
Link:
https://ummaspul.e-
journal.id/Edupsycouns/article/downloa
d/397/223

 HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan teman sejawat :
[ Anisa Fitri, S,Pd]
 Sering melaporkan perkembangan
belajar anak didik kepada orang tua
 Perlu diadakan rapat bersama dengan
orang tua siswa
 Pada masa covid 19 siswa menggunakan
Hp, jadi belajarnya cenderung
ketergantungan gadget (Hp)

B. Wawancara dengan salah satu Wakil


Kepala Sekolah
[Vita Anna Dewi, S.Pd]
 Menciptakan berbagai program yang
mensyaratkan keterlibatan orang tua
dalam berbagai kegitan anak di sekolah
menjadi wadah komunikasi yang menarik
 Komunikasi yang efektif dapat menjamin
berlangsungnya interaksi antara guru dan
orang tua secara optimal
 Komunikasi dengan orang tua dan siswa
bahwa guru terganggu diakibatkan covid,
siswa cendrung memiliki Hp, tetapi tidak
mempunyai kuota untuk proses
pembelajaran
3 Guru belum  LITERATUR
mengoptimalkan
model 1. Erudio, Selvia Dewi Setyani, [2019], Analisis eksplorasi penyebah
pembelajaran yang INVESTIGASI GAYA BELAJAR DAN masalah guru belum
inovatif sesuai STRATEGI BELAJAR MANDIRI mengoptimalkan model
dengan MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA UIN pembelajaran yang inovatif
karakteristik materi SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA sesuai dengan karakteristik
Tugas guru adalah memaksimalkan gaya materi adalah
belajar siswa yang paling menonjol dan
memperkenalkan gaya belajar lainnya  Guru masih memakai
agar siswa belajar secara maksimal. Ada metode pembelajaran
tiga jenis gaya belajar (De Porter, 2000), secara ceramah dan masih
yaitu: (1) gaya belajar visual; (2) gaya enggan untuk
belajar auditorial; dan (3) gaya belajar mengembangkan diri
kinestetik.Siswa dengan gaya belajar  Belum memadainya sarana
visual belajar melalui apa yang mereka untuk mendukung dalam
lihat, siswa auditorial belajar melalui apa pembelajaran inovatif
yang mereka dengar dan siswa kinestetik
belajar lewat gerak dan sentuhan.  Perlu adanya pelatihan
Link yang berkelanjutan untuk
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/han guru untuk model
dle/123456789/45924 pembelajaran inovatif

2. Ratri Kusumaningtyas, [2020],


PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL
DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI
GENERASI Z VOL. 23 NO. 1,
Para guru memperoleh wawasan dan
pemahaman guru tentang berbagai
model pembelajaran, seperti: inquiry
based learning, problem based learning,
experiential based learning, task based
learning, theme based learning,
cooperative learning, project based
learning dan flipped classroom model.
Model pembelajaran seperti inilah yang
dapat digunakan sebagai alternatif dalam
mendidik atau mengajar generasi Z.
Pemanfaatan media pembelajaran
berbasis teknologi dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pembelajaran. Selain
itu perlu adanya pengabdian lanjutan
berfokus pada simulasi model
pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran yang efektif dan
efisien. Pada dasarnya siswa sangat
membutuhkan pembelajaran yang
menarik, inovatif, dan menyenangkan.
Guru dapat berimprovisasi. Kesulitan
yang dialami siswa dalam belajar
matematika dan rendahnya hasil yang
diperoleh dapat disebabkan karena
metode pembelajaran tidak sesuai
denganmateri ajar dan kemampuan
peserta didik. Pembelajaran yang
memaksimalkan pemikiran siswa
dapatmembangun karakter positif.
Link
https://journals.ums.ac.id/index.php/wart
a/article/view/9106

3. Prof. Dr. Heru Kuswanto, M.Si,


[2023], KETEPATAN PEMILIHAN
PENDEKATAN, METODE, DAN MEDIA
TERHADAP KARAKTERISTIK MATERI
IPA

Guru berpengalaman cenderung lebih


menguasai materi pembelajaran dan
mampu mengaitkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari-
hari, ketepatan pemilihan strategi
pengajaran (pendekatan, metode, dan
media) oleh tiga subjek penelitian yang
memiliki jenjang karier berbeda.
Link
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/ar
ticle/download/32622/16220

4. Sutarno, [2013], PENGEMBANGAN


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIMEDIA INTERAKTIF
PENGUKURAN UNTUK MENINGKATKAN
HASIL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Vol.
21 No.

Model pembelajaran experiential learning


cycle dari teori belajar Kolb (1994)
dengan karakteristik: (1)
mengintegrasikan pengalaman awal
siswa dengan pengalaman scientific
(ilmiah), (2) belajar sambil bekerja
(work-base laboratory), (3) pendidikan
yang bersifat kooperatif (bekerja sama)
dalam konteks sosial, dan (4) menjamin
penguasaan kompetensi dasar
pengukuran arus, meter, kilogram yang
memadai. Hasil uji efektivitas melalui
model pembelajaran berbasis multimedia
interaktif dapat meningkatkan hasil
belajar dan kemandirian belajar siswa.
Link
https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/a
rticle/view/3258

 HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan guru :
[Sri Ningsih, S.Pd]
 Guru sulit menerima hal baru dan
mereka beranggapan bahwa
pembelajaran yang efektif adalah dengan
cara menjelaskan / ceramah
 Terlalu banyak beban program sekolah
yang harus dilaksanakan oleh guru
B. Wawancara dengan salah satu WKS
[Zukhrawati Nasution, S.Pd]
 Minimnya pelatihan/diklat/ seminar yang
di ikuti guru mengenai pembelajaran
inovatif
 Kontrol pengawasan terhadap guru yang
masih rendah sehingga kadang kadang
guru jadi malas mengembangkan diri
4 Guru masih belum  LITERATUR
memanfaatkan 1. Moh Zayyadi, Lili Supardi,
teknologi informasi Septiyadini Misriyana, [2017] ,
Analisis eksplorasi penyebab
komputer [TIK] PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMPUTER masalah pada guru yang
dalam SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA belum memanfaatkan
teknologi informasi komputer
pembelajaran GURU MATEMATIKA, Vol. 1 No. 2
dalam pembelajaran adalah
Kurangnya pengetahuan mereka dalam
penggunaan aplikasi komputer untuk  Kurangnya diklat atau
pelatihan yang diikutu oleh
menciptakan suatu media yang berbasis
guru berkaaitan dengan
teknologi. Solusi yang dapat diberikan pemakaian IT
untuk permasalahan yang dialami oleh
 Guru masih banyak
guru matematika tersebut adalah dengan
menggunakan metode
memberikan pelatihan dengan pembelajaran konvensial
memanfaatkan aplikasi/program
 Sekolah belum secara
komputer sebagai media/alat
optimal menyediakan
pembelajaran. sarana komputer untuk
Link pembelajaran
http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/jpm
b/article/view/298

2. Sri Lestari, [2015], FAKTOR-


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMANFAATAN TIK OLEH GURU Vol. 3
no.2

Kendala pemanfaatan TIK oleh guru


adalah: tidak adanya akses, tidak
adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak
mengintegrasikan TIK, guru tidak
memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
tidak adanya kemauan guru untuk
memanfaatkan TIK.
Link
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/
index.php/jurnalkwangsan/article/view/2
92
3. Chaidar Husain [2014] PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DI
SMA, VOL. 2 NO. 2
Paradigma guru ketika memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran masih terbatas pada
penggunaan presentasi terutama power
point. Penggunaan internet masih
terbatas untuk mencari informasi seputar
materi yang akan disampaikan bukan
dijadikan sebagai sebuah sistem
pembelajaran baru yang terintegrasi,
begitu pula dengan jejaring sosial masih
belum banyak digunakan sebagai sebuah
sistem pembelajaran baru guna lebih
meningkatkan efektivitas serta efisiensi
proses pembelajaran.
Link
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkp
p/article/view/1917

4. Irkham Abdaul Huda, [2020],


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR.VOL. 2 NO. 1

Perkembangan TIK telah memberikan


pengaruh terhadap dunia pendidikan,
khususnya dalam proses pembelajaran.
Ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran seiring dengan
berkembangnya penggunaan TIK, yaitu:
1. Dari pelatihan ke penampilan 2. Dari
ruang kelas ke manapun dan kapan pun
3. Dari kertas ke online 4. Dari fasilitas
fisik ke fasilitas jaringan kerja 5. Dari
waktu siklus ke waktu nyata komunikasi
sebagai media pendidik.
Link
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/
index.php/jpdk/article/view/622
5. Euis Mukaromah, [2020],
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI DALAM
MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR
SISWA, VOL.4 NO.1
Gairah belajar seorang siswa diharapkan
dapat mendorong siswa untuk mencapai
suatu prestasi. Gairah belajar ini
biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal,
salah satunya adalah teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran, baik
dalam metode belajar, tehnik mengajar
dan media pembelajaran.Teknologi
memiliki peranan penting dalam
pendidikan. Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai media
pembelajaran yang disesuaikan dan
dirancang khusus diyakini dapat memberi
kontribusi bagi pembelajaran yang efektif
dari seluruh siswa dan bisa membantu
mereka meraih potensi tertinggi mereka,
terlepas dari kemampuan bawaannya.
Saat ini, Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sudah bukan hal asing
lagi. Sebagian besar orang jika
mendengar kata teknologi langsung
berfikiran pada benda-benda elektronik.
Dalam memanfaatkan teknologi di dunia
pendidikan, guru dituntut harus benar-
benar menguasai teknologi dan
memanfaatkannya dalam pembelajaran.
Teknologi mengalami perkembangan
pesat seiring dengan globalisasi sehingga
interaksi dan penyampaian informasi
berlangsung lebih cepat. Menurut Miarso
(2004:132) bahwa teknologi merupakan
sistem yang diciptakan oleh manusia
untuk suatu tujuan tertentu,
perpanjangan dari kemampuan manusia,
teknologi dapat kita pakai untuk
menambah kemampuan kita menyajikan
pesan, memproduksi barang lebih cepat
dan lebih banyak, memproses data lebih
banyak dan memberikan berbagai
macam kemudahan.
Link :
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijem
ar/article/viewFile/4381/3450

 HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan guru TIK ;
[ Aisyah Marlian Daulay, S.Kom]
 Guru kurang paham dalam penggunaan
media teknologi (IT)
 Guru sudah nyaman dengan
pembelajaran yang konseptual

B. Wawancara dengan salah satu WKS ;


[ Adly, S.Pd,I, M.Pd.I]
 Guru merasa tidak mampu
melaksanakan pembelajaran berbasis IT
dan jarang mau mengupgrade diri.
 Banyaknya guru senior beranggapan
bahwa penggunaan teknologi bukan
lagi membuat mereka hanya untuk
yang muda, sehingga terkadang
pemikiran ini menular kepada guru-guru
yang lain
5 Siswa tidak  LITERATUR
sepenuhnya dapat 1. Putu Manik Sugiari Saraswati
menyelesaikan [2020]
Analisis penyebab eksplorasi
permasalahan KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT
masalah siswa tidak
pada materi TINGGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL
sepenuhnya dapat
berbasis HOTS. HOTS MATA PELAJARAN MATEMATIKA,
menyelesaikan permasalahan
VOL.4 NO. 2
pada materi berbasis HOTS
Pada dunia pendidikan, HOTS
adalah
merupakan kemampuan berpikir siswa
yang tidak hanya mengingat tetapi juga
 Kurangnya referensi guru
diharapkan untuk dapat
dalam pembuatan soal
mengembangkan ide. Penelitian
HOTS
deksriptif ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan berpikir
 Peserta didik mengalami
tingkat tinggi dan mengetahui
kesulitan dalam menjawab
kendala dalam menyelesaikan soal soal HOTS karena kurang
HOTS mata pelajaran matematika siswa memahami isi soal
kelas V. Data tersebut dikumpulkan
dengan memberikan tes uraian dan  Guru belum secara optimal
wawancara kepada 85 siswa. Hasil memahami asesmen
analisis PAP pada skor akhir tes otentik berbasis HOTS
menunjukkan seabanyak 45 siswa
(53%) memiliki Kemampuan Berpikir  Guru khawatir siswa tidak
HOTS Cukup. Bagian selanjutnya berhasil memahami materi
melalui analisis isi, hasil wawancara HOTS
menunjukkan terdapat 53 siswa (62%)
siswa mengalami kendala pada proses
membuat/membentuk kalimat
matematika. Bersumber pada hal
tersebut dapat disimpulkan siswa kelas
V SDN 1 Padang Sambian cenderung
memiliki kemampuan berpikir HOTS
cukup serta masih rendah dalam
menajawab soal dengan ranah kognitif
C6, sedangkan kendala siswa terdapat
pada proses membuat/membentuk
kalimat matematika. Simpulan yang
diperoleh berimplikasi pada peningkatan
kemampuan berpikir siswa tiap tingkat
ranah kognitif melalui penilaian berbasis
HOTS.
Link
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph
p/JISD/article/download/25336/15392

2. Moh. Zainal Fanani [2018],


STRATEGI PENGEMBANGAN SOAL
HIGHER ORDER THINKING SKILL
(HOTS) DALAM KURIKULUM 2013, VOL
II NO. 1
Penilaian HOTS adalah Soal-soal yang
pada umumnya mengukur kemampuan
pada ranah menganalisis (analyzing-
C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan
mengkreasi (creating-C6). Karakteristik
HOTS yaitu: mengukur kemampuan
berfikir tingkat tinggi, berbasis
permasalahan kontekstual, tidak rutin
(tidak akrab), dan menggunakan bentuk
soal yang beragam; 2) langkah menulis
item soal HOTS adalah: a) menganalisis
KD yang dapat dibuat item HOTS, b)
menyusun kisi-kisi soal, c) memilih
stimulus yang menarik dan kontekstual,
d) menulis butir pertanyaan yang sesuai
dengan kisi-kisi, e) membuat pedoman
penskoran (rubrik) atau kunci jawaban;
3) Keuntungan dari penilaian HOTS
adalah meningkat motivasi belajar
siawa dan meningkatkan pencapaian
hasil belajar; 4) Sedangkan strategi
penyusunan soal-soal HOTS dilakukan
dengan melibatkan seluruh komponen
stakeholder di bidang pendidikan mulai
dari tingkat pusat sampai ke daerah,
sesuai dengan tugas pokok dan
kewenangan masing-masing.
Link
https://jurnalfaktarbiyah.iainkediri.ac.id/
index.php/edudeena/article/download/1
37/113

3. Nisrina Hani Prasetyo [2018],


ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA KELAS VIII DALAM
SOAL HIGH ORDER THINKING SKILL
Vol.8 No. 1
Kualitatif deskriptif adalah metode yang
digunakan dalam penelitian ini, dengan
disertai analisis data menggunakan
model interaktif dari Miles & Huberman.
Instrumen yang digunakan pada
penelitian adalah soal adopsi yang
berbasis HOTS sebanyak 3 buah soal
dengan menggunakan indikator
kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa menurut Perkins &
Murphy yang terdiri dari klarifikasi
(clarification), asesmen (assessment),
strategi (strategies), dan penyimpulan
(interference). Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa siswa dengan
kemampuan kategori rendah sama sekali
belum memenuhi keempat indikator
kemampuan berpikir kritis. Siswa dengan
kemampuan kategori sedang dapat
melewati tiga indikator kemampuan
berpikir kritis dengan baik, sedangkan
siswa dengan kemampuan kategori tinggi
dapat melalui keseluruhan indikator
kemampuan berpikir kritis dengan baik
dan benar.
Link :
https://www.ejournal.unma.ac.id/index.p
hp/educatio/article/download/1958/1353

4. Lucy Asri Purwasi, [2020],


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
HIGHER ORDER THINKING SKILL
(HOTS), Vol. 9 No. 4
Faktor HOTS siswa masih tergolong
sangat rendah. Megawati et al. (2020)
menyatakan bahwa kemampuan siswa
Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal
yang menuntut proses berpikir tingkat
tinggi masih sangat kurang dan Proses
pengembangan LKPD diadaptasi dari
model pengembangan 4-D (Four-D
Models) yang terdiri dari pendefinisian
(define), perancangan (design),
pengembangan (develop), dan
penyebaran (disseminate). Tahap
pendefinisian meliputi analisis awal-akhir
siswa, analisis tugas, analisis konsep dan
spesifikasi tujuan. Tahap perancangan
terdiri dari penyusunan tes, pemilihan
media, dan pemilihan format. Tahap
pengembangan terdiri dari uji kevalidan,
kepraktisan dan keefektifan
Link :
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php
/JISD/article/download/25336/15392

5. Elvi Mailani, [2022],


IMPLEMENTASI REALISTICS
MATHEMATIC EDUCATION DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERFIKIR TINGKAT TINGGI/ HOTS PADA
SISWA SEKOLAH DASAR,VOL. 6. NO. 4
Pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME) dapat mengembangkan
daya pikir tingkat tinggi. Di informasikan
kepada pengajar atau pendidik bahwa
dalam mengimplementasikan RME
(Realistics Mathematic Education) dapat
meningkatkan pola pikir murid sehingga
meningkatkan keterampilan HOTS
Link
https://jbasic.org/index.php/basicedu/arti
cle/view/2855

 HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan guru :
[Haryanti Fahyani Siregar,S.Pd]
 Kurangnya referensi dalam pembuatan
soal HOTS sehingga guru belum terbiasa
menggunakan soal HOTS
 Kebanyakan siswa kesulitan dalam
memahami dan mengerjakan soal HIOTS

B. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA


Negeri 4 Padangsidimpuan
[ Jahrona Sinaga, S.Pd]
 Peserta didik mengalami kesulitan dalam
menjawab soal HOTS karena mereka
tidak mengerti dan tidak pandai
menganalisa soal
 Materi yang sulit akan mengakibatkan
miskonsepsi karena adanya guru yang
kurang menguasai materi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai