Anda di halaman 1dari 15

Nama : Alfian Erprabowo

NPM : 223021020

KUIS Problematika Pembelajaran dan Pengembangan Pembelajaran Matematika

1. Kajilah terlebih dahulu problematika pembelajaran matematika di Indonesia


dengan cara mengkaji apa problematikanya, mengapa hal tersebut terjadi, apa
faktor pendorongnya, solusi apa yang sudah dilakukan, bagaimanakah sistem
pendidikan di Indonesia, apa kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan dan
pembelajaran tersebut, Menurut anda apakah sistem tersebut tepat dan sudah
memberi dampak bagi perkembangan mutu pendidikan di Indonesia ?

Problematika adalah suatu masalah yang terjadi dan menuntut adanya


perubahan serta penyelesaian, serta belum dapat dipecahkan sehingga perlu
diadakan penelitian ilmiah (Fadilla et al., 2021). Problematika adalah hal-hal
yang dapat memicu terjadinya diskusi dan tetap menimbulkan suatu isu yang
perlu diselesaikan . Dapat disimpulkan bahwa problematika adalah suatu
masalah yang terjadi dan menuntut adanya perubahan serta penyelesaian, serta
belum dapat dipecahkan sehingga perlu dilakukannya tindakan. Terdapat dua
faktor yang menjadi problematika pembelajaran, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu dalam diri peserta didik dan
faktor eksternal diantaranya dari lingkungan keluarga, perkampungan, sekolah,
dan pendidik (guru).

Dalam proses pembelajaran, tentunya banyak menemui beberapa permasalahan


yang dihadapi oleh guru maupun peserta didik. Menurut Wulandari et al.,
(2020) pembelajaran matematika di Indonesia yang mengalami beberapa
problematika, di antaranya:

1. Kurikulum yang Tidak Efektif


Kurikulum matematika di Indonesia sering berubah-ubah dan tidak
konsisten sehingga menghasilkan pengajaran yang tidak terarah dan tidak
sistematis. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi guru dan siswa untuk
memahami dan menerapkan konsep matematika dengan baik.
2. Kualitas Guru yang Kurang Memadai
Tingkat guru matematika di Indonesia masih rendah, terutama di daerah
terpencil. Banyak guru tidak memiliki pemahaman yang baik tentang
konsep matematika dan metode pengajaran yang efektif.
3. Metode Pembelajaran yang Kurang Inovatif
Metode pembelajaran matematika di Indonesia yang masih terfokus pada
hafalan dan pemahaman teori, membuat siswa kurang mahir menerapkan
konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan
menurunnya minat siswa terhadap matematika.
4. Masalah infrastruktur
Infrastruktur yang kurang memadai, seperti ketersediaan buku pelajaran,
fasilitas laboratorium matematika, dan akses internet yang buruk, membuat
akses materi dan sumber belajar matematika yang baik menjadi sulit.
5. Bakat dan Minat Tidak Berkembang
Pembelajaran matematika di Indonesia masih menitikberatkan pada
pelajaran yang pada umumnya perlu dipelajari oleh semua siswa. Hal ini
tidak memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki bakat dan
minat khusus dalam bidang matematika untuk mengembangkan dan
menggali potensi dirinya.

A. Faktor Pendorong

1) Dari Segi Peserta Didik


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dari segi peserta
didik meliputi aspel latar belakang peserta didik serta faktor sifat yang dimiliki
peserta didik. Adapun aspek latar belakang meliputi jenis kelamin, tempat
kelahiran, tempat tinggal, tempat sosial ekonomi, asal keluarga, dll. Dengan
karakter, siswa mencakup keterampilan dasar, pengetahuan dan sikap. 

Berikut faktor yang menjadi problematika peserta didik dalam pembelajaran


matematika dan dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik.
a) Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari
perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan tujuan
dalam mencapai suatu tujuan (Sirait, 2016). Minat menjadi salah satu hal
penting dalam mendorong peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik, karena minat belajar bersangkutan dengan kemauan dan
kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran
matematika. Minat pada hakikatnya adalah penerimaan sesuatu yang ada
di dalam diri dan yang ada diluar diri. Oleh karenanya, semakin kuat
hubungan tersebut, maka akan semakin besar minat peserta didik tersebut.
Kita sudah tahu bahwa minat belajar peserta didik khususnya dalam
pelajaran matematika sangatlah kurang. Hal ini terjadi akibat pandangan
peserta didik yang mengganggap bahwa matematika itu merupakakn
pelajaran yang sulit sehingga menghasilkan kepercayaan turun menurun
sehingga hal ini menjadi salah satu problematika yang terjadi dari segi
peserta didik.

b) Motivasi Belajar
Motivasi merupakan usaha yang dapat menyebabkan seorang atau
kelompok orang bergerak untuk melakukan suatu keinginan mencapai
tujuan yang dikehendakinya (Lomu & Widodo, 2018).Selain memerlukan
minat belajar, motivasi juga dibutuhkan dalam sebuah proses belajar agar
dapat mendorong hasil belajar, karena jika peserta didik tidak memiliki
motivasi untuk menggapai apa yang diinginkannya dalam sebuah proses
pembeajaran, maka kemampuan peserta didik dalam pembelajaran akan
menurun. Kurangnya motivasi belajar peserta didik menjadi faktor
terbesar yang menyebabkan turunya kemampuan dan hasil belajar peserta
didik. Motivasi belajar timbul karena adanya keinginan untuk mencapai
sesuatu. Seseorang peserta didik berhasl dalam proses belajar karena
adanya keinginan untuk belajar. Maka, motivasi belajar sangat penting
dalam proses pembelajaran khususnya dalam pelajaran matematika, karena
semakin besar motivasi belajar yang dimiliki oleh peseta didik, maka
diharapkan hasil belajar peserta didik tersebut akan meningkat.

c) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan faktor yang penting dalam menentukan hasil belajar
peserta didik, seperti keharmonisan dalam keluarga, keadaan ekonomi, dll.
Dua hal ini memang sangatlah penting karena sudah tidak dapat dipungkiri
lagi bahwasanya keharmonisan dan keadaan ekonomi sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik terutama dalam hal kemauan belajar.
Terlebih lagi saat ini biaya pendidikan yang menjadi semakin mahal
sehingga membuat anak-anak harus putus sekolah, dan kurangnya
pengertian dari orang tua sehingga menjadi salah satu masalah dalam
dunia pendidikan.

d) Faktor Lingkungan Sekolah


Banyak faktor yang mempengaruhi peserta didik yang timbul dari
lingkungan sekolah, diantaranya adalah:

- Metode Mengajar
Metode mengajar tidak lepas hubungannya dengan pendidik. Biasanya
peserta didik memilih dalam proses belajar, terutama mengenai
pendidik. Peserta didik memilih mana pendidik yang menyenangkan
dan mengesankan dan mana yang tidak. Pendidik yang menyenangkan
dan mengesankan menjadikan pelajaran yang diampu oleh pendidik
tersebut menjadi pelajaran yang favorit bagi peserta didik. Hal
tesebutlah yang akhirnya menjadikan perbedaan pada setiap mata
pelajaran. Biasanya pendidik yang kurang menyenangkan
menggunakan metode mengajar yang membosankan dan kurang asik
dalam proses belajar mengajarnya sehingga peserta didik tidak tertarik
dengan pelajaran yang diampu oleh pendidik tersebut.

- Relasi Pendidik dan Peserta Didik


Relasi (Hubungan) antara pendidik dan peseta didik sangatlah penting,
karena hubungan yang baik akan berpengaruh besar pada proses
belajar mengajar dalam kelas khususnya pelajaran matematika.
- Relasi Antar Peserta Didik
Relasi (Hubungan) antara peserta didik juga sangat berpengaruh dalam
hasil belajar peserta didik, tidak hanya hubungan antara pendidik dan
peserta didik.

- Disiplin Sekolah
Memang sulit untuk menerapkan kedisiplinan disetiap sekolah.
Disiplin ini harus diterapkan oleh masing-masing pribadi peserta didik
agar setiap sekolah memiliki tingkat kedisiplinan yang baik.

- Media Belajar
Media belajar biasanya persiapkan oleh pihak sekolah atau setiap
pendidik, karena dengan media belajar ini dapat mengembangkan
waawasan peserta didik dan tidak terpaku pada pendidik sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

- Waktu Sekolah
Jika dibandingkan dengan negara lain, waktu belajar di Indonesia
terbilang jauh lebih singkat. Negara-negara maju seperti Singapura dan
Jepang memiliki waktu belajar yang panjang sehingga peserta didik
pada negara tersebut terbiasa untuk membaca dan belajar sehingga
kemampuan dan hasil belajar peserta didik menjadi baik.

2) Dari Segi Pendidik


Pendidik merupakan orang yang bertanggungjawab pada proses
pembelajaran. Keberhasilan pendidik menjalankan tugas pembelajaran
berimplikasi pada kualitas pendidikan di satuan pendidikan. Guru harus
memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Kompetensi tersebut antara lain
meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional.

a) Kompetensi Pendagogik
Pedagogik adalah studi tentang pendidikan. Ini berarti penelitian
tentang bagaimana anak dibimbing ke arah dan tujuan tertentu sehingga
siswa dapat melakukan tugas-tugas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Ilmu pedagogik adalah penelitian dan teori menyeluruh yang
menyeluruh, obyektif, dan kritis dalam mengembangkan pemahaman
tentang hakikat manusia, anak, tujuan, dan hakikat pendidikan itu
sendiri.

b) Kompetensi Kepribadian
Lailiyah (2018) mengemukakan bahwa kepribadian adalah sebuah
interaksi antara pikiran, ati, akal, dan jiwa yang menunjukkan identitas
dan kualitas seseorang. Kepribadian seorang guru yang baik
menciptakan kepribadian yang baik bagi siswanya. 
c) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

d) Kompetensi Profesional
Kualifikasi profesional yang harus dikuasai guru adalah pengukuhan
mata pelajaran sebagai sumber mata pelajaran, pengetahuan yang
mendalam. Masalah pembelajaran matematika berkaitan dengan
karakteristik siswa, pengetahuan tentang tujuan pendidikan dan
pembelajaran, penggunaan metode, pendekatan dan model
pembelajaran, serta kelancaran belajar mengajar. 

3) Dari Segi Sarana Prasarana


Sarana prasarana merupakan salah satu faktor pendorong demi keberhasilan
sebuah proses pembelajaran. Prastyawan (2016) menjelaskan bahwa
perbedaan lembaga pendidikan dan prasarana pendidikan terletak pada
fungsinya masing-masing, yaitu lembaga pendidikan “memfasilitasi
pengajaran/pembelajaran mata pelajaran” sedangkan prasarana pendidikan
dirancang untuk “memfasilitasi penyelenggara pendidikan”. 

B. Solusi Yang Sudah Dilakukan

Terkait dengan permasalahan pembelajaran matematika di Indonesia. Menurut


Zulmaulida et al., (2021), baik guru maupun pemerintah telah melakukan
berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika di
Indonesia, antara lain:

1. Meningkatkan Kualitas Guru


Pemerintah menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan
profesional bagi guru matematika untuk meningkatkan keterampilan
mengajar dan pemahaman konsep matematika. Guru juga dibimbing
untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan
interaktif.

Sapan et al., (2019) menyebutkan bahwa ada 9 tingkat keprofesionalan


seorang pendidik, sebagai berikut
a) Kemampuan mengelola basis pendidikan, misalnya memahami
tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik tujuan nasional, tujuan
kelembagaan, kurikulum maupun tujuan pembelajaran.
b) Memahami bidang psikologi pendidikan, misalnya memahami
tahapan perkembangan siswa, memahami teori belajar.
c) Mampu mengelola materi pembelajaran sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan.
d) Kemampuan menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang
berbeda.
e) Mampu merancang dan menggunakan berbagai media dan sumber
belajar.
f) Mampu melakukan penilaian pembelajaran
g) Kemampuan untuk mengkompilasi program
h) Mampu melakukan kegiatan pendukung seperti administrasi
sekolah, bimbingan dan konseling.
i) Saya Kemampuan untuk melakukan penelitian dan berpikir secara
ilmiah untuk meningkatkan kinerja. 
2. Penyempurnaan Kurikulum
Pemerintah terus menyempurnakan kurikulum matematika dengan
memasukkan materi yang lebih relevan dan aplikatif dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, kurikulum matematika telah disesuaikan dengan
perkembangan teknologi informasi.
3. Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran
Penggunaan teknologi seperti internet, video, dan perangkat lunak
pendidikan dapat membantu siswa memahami konsep matematika
dengan lebih mudah dan menyenangkan.
4. Memberikan Kesempatan Belajar Yang Tepat
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesempatan belajar
matematika, termasuk laboratorium dan perpustakaan matematika
dengan koleksi buku matematika yang memadai.
5. Untuk Mengembangkan Keterampilan Dan Minat Siswa
Pemerintah mengembangkan program setelah sekolah dan kompetisi
matematika untuk mendorong siswa dengan keterampilan dan minat
matematika khusus.
6. Mengadopsi Pendekatan Yang Berpusat Pada Siswa
Guru menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan
kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa. Hal ini selanjutnya dapat
meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam belajar.
7. Untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran
Guru mulai mengembangkan keterampilan mengajarnya melalui
pelatihan dan pengembangan keprofesian, serta keikutsertaan dalam
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memperluas pengalaman dan
pengetahuan.

Dengan upaya yang disebutkan diatas, diharapkan agar pembelajaran


matematika yang ada di Indonesia dapat diperbaiki dan dapat berkembang
sehingga dapat menciptakan generasi yang mempunyai keterampilan
matematika yang baik sehingga mampu bersaing dengan negara lain.
Solusi problematika pembelajaran di Indonesia mengenai motivasi belajar
peserta didik yang kurang baik yaitu dengan cara guru memberikan
pendekatan secara personal kepada peserta didik, memberikan bimbingan
serta pendekatan psikologis kepada peserta didik agar lebih semangat
selama proses pembelajaran terutama pembelajaran matematika (Sari,
2019). Selain beberapa hal yang disebutkan diatas, m

C. Sistem Pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang


satu sama lain saling terintegrasi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional 
(Hidayat & Patras, 2013). Istiawati (2016) mengemukakan bahwa sistem
pendidikan di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa kategori, salah
satunya adalah sistem berbasis nilai kepribadian. Siswa belajar jujur, disiplin,
bertanggung jawab dan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu, pendidikan etika diajarkan kepada pelajar Indonesia di
pendidikan dasar dan tinggi (Karmila et al., 2020). Hingga saat ini, pemerintah
masih mengupayakan untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia dengan cara mengeluarkan kebijakan dan juga program yang dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Al Faruq (2020) menjelaskan
bahwa sistem pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan dan perlu
perbaikan terus menerus untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

UU. No. 20/2003 menyebutkan bahwa tugas sistem pendidikan nasional adalah
mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta budaya bangsa
yang bermartabat untuk membudayakan kehidupan bangsa, tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan Mengembangkan peserta didik menjadi manusia
yang beriman, bertakwa. . Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, menjadi
warga negara yang berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan
demokratis serta bertanggung jawab  (Wahyuni, 2015).

Kelebihan sistem pendidikan Indonesia antara lain misalnya


1. Sistem Pendidikan Inklusif
Semua anak di Indonesia tanpa terkecuali berhak mendapatkan
pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia
memperhatikan kebutuhan dan hak semua anak.
2. Banyaknya Sekolah Dan Program Pelatihan
Indonesia memiliki banyak sekolah dan program pendidikan baik di
tingkat dasar maupun perguruan tinggi. Ini memberi siswa banyak
kesempatan untuk memilih sekolah dan program yang sesuai dengan minat
dan kemampuan mereka.
3. Pendidikan Nilai Budaya
Pendidikan dianggap sangat penting di Indonesia. Oleh karena itu, para
orang tua dan masyarakat Indonesia pada umumnya mendukung penuh
pendidikan anaknya.
4. Perkembangan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan di Indonesia semakin hari semakin maju. Banyak
sekolah telah menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengajaran dan
pembelajaran, Pembelajaran online, video tutorial, dll. 

Sementara itu, kekurangan sistem pendidikan Indonesia antara lain:


1. Kualitas pendidikan yang buruk
Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, masih banyak sekolah yang masih lemah.
Hal ini disebabkan kurangnya dukungan pemerintah, kurangnya sumber
daya dan rendahnya gaji guru.
2. Kesenjangan Pendidikan
Ada perbedaan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan, antara
sekolah negeri dan swasta, dan antara sekolah di berbagai daerah.
3. Kurikulum yang tidak relevan
Program pendidikan Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan
dunia kerja. Hal ini mempersulit lulusan untuk mencari pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya.
4. Kurangnya dukungan bagi siswa berkebutuhan khusus
Siswa dengan kebutuhan khusus, seperti tunanetra, tunarungu, atau
kebutuhan khusus lainnya, seringkali tidak didukung secara memadai.

Sistem pendidikan Indonesia telah mempengaruhi perkembangan mutu


pendidikan di Indonesia. Hasim (2021) mengemukakan sejak kemerdekaan
Indonesia tahun 1945, pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, seperti penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, pelatihan guru, pengembangan kurikulum, dan pengembangan
program pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia.

Salah satu dampak utamanya adalah peningkatan akses pendidikan bagi


seluruh rakyat Indonesia. Pada tahun 1960-an, angka melek huruf di Indonesia
hanya sekitar 10 persen, namun saat ini angka melek huruf Indonesia sekitar 95
persen (Sudarsana, 2015). Peningkatan akses pendidikan juga tercermin dari
menjamurnya sekolah dan perguruan tinggi serta berkembangnya jaringan
internet yang semakin meluas memberikan kemudahan akses informasi dan
pendidikan.

Kurnali (2020) menyatakan selain itu, beberapa indikator pendidikan


menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Misalnya, pada
tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ke-65 dari 140 negara dalam
Education Quality Index World Economic Forum. Peningkatan kualitas
pengajaran juga tercermin dari prestasi siswa Indonesia di berbagai kompetisi
internasional, seperti International Science Olympiad dan International
Mathematical Olympiad.

Namun harus diakui bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia


masih terdapat beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti: Perbedaan mutu
pendidikan antara perkotaan dan pedesaan, kurangnya sumber daya manusia
dan anggaran pendidikan dan kebijakan pendidikan tidak selalu efektif dan
efisien. Oleh karena itu, perbaikan sistem pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan terpadu dengan
seluruh pemangku kepentingan. 

2. Dengan Cara Yang Sama Kajilah Problematika Pembelajaran


Matematika Di Salah Satu Negara Asia Yang Sudah Kita Bahas Di Kelas!

Menurut Ho et al., (2014)pembelajaran matematika di Hong Kong menghadapi


beberapa permasalahan seperti:

1. Tingkat stres yang tinggi


Sistem pendidikan Hong Kong menekankan nilai ujian yang tinggi dan
persaingan yang ketat. Hal ini dapat menyebabkan tingkat stres yang
tinggi pada siswa belajar matematika, terutama mereka yang tidak yakin
akan mata pelajaran tersebut.
2. Kualitas pengajaran yang terbatas
Banyak siswa di Hong Kong bergumul dengan pendidikan matematika
berkualitas rendah. Beberapa faktor penyebabnya, seperti kurangnya guru
yang berkualitas dan keterbatasan sumber daya di sekolah.
3. Minat siswa rendah
Banyak siswa di Hong Kong yang kurang tertarik dengan matematika. Hal
ini mungkin disebabkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya dan
penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
4. kurangnya sumber daya
Banyak sekolah di Hong Kong kesulitan mengalokasikan sumber daya
yang memadai untuk kelas matematika. Hal ini dapat mengakibatkan
kurangnya buku teks yang memadai, terbatasnya akses terhadap teknologi
modern dan kurangnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan matematika.

5. Kurikulum yang tidak fleksibel


Kurikulum matematika di Hong Kong terkadang dianggap terlalu kaku
dan terlalu hafalan. Hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan minat di
kelas dan mengurangi kreativitas mereka dalam memecahkan masalah
matematika.
Pemerintah dan guru Hong Kong telah melakukan beberapa upaya untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran matematika di negara tersebut.
Beberapa upaya tersebut antara lain:

1. Untuk meningkatkan kualitas pengajaran


Pemerintah dan institusi pendidikan Hong Kong bekerja untuk
meningkatkan kualitas pendidikan matematika melalui pelatihan dan
sumber daya tambahan untuk para guru.
2. Mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel
Institusi pemerintah dan pendidikan Hong Kong telah mengembangkan
kurikulum matematika yang lebih fleksibel yang berfokus pada
pemahaman konsep matematika dan pemecahan masalah secara kreatif.
3. Penggunaan Teknologi
Institusi pendidikan dan pemerintah Hong Kong telah menggunakan
teknologi modern seperti perangkat lunak pembelajaran matematika dan
platform e-learning untuk membantu siswa memahami matematika.
4. Tawarkan dukungan psikologis
Pemerintah dan lembaga pendidikan Hong Kong telah menawarkan
dukungan psikologis kepada siswa yang menderita stres dan kecemasan
terkait dengan belajar matematika.
5. Bawa serta orang tuanya
Pemerintah dan lembaga pendidikan Hong Kong telah mendorong orang
tua untuk mendukung pembelajaran matematika siswanya, misalnya
dengan menyediakan bahan bacaan dan sumber daya lainnya untuk
membantu orang tua mendukung pembelajaran matematika anak mereka
di rumah.

Semua sumber daya ini dirancang untuk membantu meningkatkan kualitas


pembelajaran matematika di Hong Kong dan mengatasi kelemahan dalam
sistem pendidikan matematika di negara tersebut.

Menurut Lo & Lin, (2019) sistem pendidikan Hong Kong didasarkan pada
model pendidikan Inggris, tetapi telah mengalami beberapa perubahan sejak
penyerahan kedaulatan dari Inggris Raya ke China pada tahun 1997. Sistem
pendidikan Hong Kong terdiri dari tiga bagian: Pendidikan dasar (Primary
Education), pendidikan menengah (Secondary Education) dan pendidikan
tinggi (Tertiary Education).

Menurut Cho & Chan, (2020) sistem pendidikan Hong Kong dinilai cukup
kompetitif dan mengedepankan prestasi akademik yang tinggi. Namun, ada
kritik terhadap sistem ini, termasuk kekhawatiran tentang kelebihan dan stres
yang dialami siswa selama tahun ajaran.

Meskipun sistem pendidikan Hong Kong berfokus pada hasil akademik yang
tinggi dan persaingan yang ketat, sistem ini juga memiliki banyak keuntungan
dalam mempersiapkan siswa untuk masa depan. Siswa Hong Kong seringkali
memiliki keterampilan akademik yang kuat dan mampu bersaing di pasar kerja
global dan pendidikan tinggi.
 
Berikut adalah beberapa keuntungan dan kerugian dari sistem pendidikan dan
pembelajaran Hong Kong:

Kelebihan:
1. Pendidikan berkualitas
Sistem pendidikan Hong Kong menyediakan pendidikan berkualitas dan
menekankan hasil akademik yang tinggi. Hal ini memungkinkan siswa
untuk bersaing secara global dan mencapai keberhasilan akademik.
2. Keterampilan Akademik yang Kuat:
Siswa Hong Kong memiliki keterampilan akademik yang kuat karena
mereka diajar untuk memahami berbagai disiplin ilmu dan mempersiapkan
ujian nasional yang ketat.
3. Teknologi Canggih:
Sistem pendidikan Hong Kong menggunakan teknologi modern seperti
platform e-learning dan perangkat lunak pendidikan untuk meningkatkan
efisiensi pembelajaran.
4. Pendidikan Bilingual:
Bahasa Inggris dan Mandarin umumnya diajarkan di sekolah-sekolah Hong
Kong, memungkinkan siswa menjadi fasih dalam kedua bahasa tersebut.

Kurangnya:
1. Beban studi tinggi:
Sistem pendidikan Hong Kong menekankan hasil akademik yang tinggi
dan persaingan yang ketat, sehingga siswa sering merasa kewalahan dengan
beban belajar yang berat dan sering mengalami stres dan kelelahan.
2. Kurikulum terlalu kaku:
Kurikulum di Hong Kong seringkali terlalu kaku dan tidak fleksibel, yang
dapat mempersulit siswa untuk mengembangkan keterampilan yang lebih
luas dan berpikir kreatif.
3. Kurang fokus dalam mengembangkan keterampilan non-akademik:
Sistem pendidikan Hong Kong cenderung fokus pada pengembangan
keterampilan akademik, tetapi tidak cukup pada keterampilan non-
akademis seperti keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan
keterampilan inovasi.
4. Kurangnya dukungan psikologis:
Meskipun pemerintah dan lembaga pendidikan telah mencoba untuk
mengatasi hal ini, dukungan psikologis bagi siswa yang mengalami stres
belajar dan ujian masih kurang. 

5. Biaya pelatihan mahal:


Biaya pendidikan di Hong Kong umumnya tinggi, terutama untuk sekolah
swasta dan perguruan tinggi. Hal ini dapat menjadi penghalang bagi siswa
dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 
Seperti yang sudah disebutkan, sistem pendidikan di Hong Kong memiliki
kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, sistem pendidikan Hong Kongyang
sudah memadai telah berkontribusi pada pengembangan kualitas pendidikan
dapat bersifat subyektif bergantung pada perspektif yang digunakan.

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi sistem


pendidikan Hong Kong adalah:
Ketersediaan sumber daya dan fasilitas, kualitas pengajaran dan pengajar,
kurikulum yang fleksibel dan sesuai, serta efektifitas dalam mempersiapkan
siswa menghadapi masa depan (Leni, 2019). Di sisi lain, sistem pendidikan
Hong Kong memberikan dampak positif bagi pengembangan kualitas
pendidikan (Yan & Brown, 2021). Prestasi akademik siswa Hong Kong dalam
ujian nasional dan internasional relatif tinggi. Selain itu, sistem pendidikan
dwibahasa Hong Kong membekali siswa dengan keterampilan komunikasi dan
mempersiapkan mereka untuk bekerja di pasar global.

Di sisi lain, beban studi Hong Kong yang tinggi dan kurikulum yang terlalu
kaku membuat siswa stress dan membatasi kemampuan mereka untuk
mengembangkan keterampilan yang lebih luas dan berpikir kreatif. Selain itu,
mahalnya biaya pendidikan dapat menjadi kendala bagi siswa dari keluarga
miskin. Meskipun sistem pendidikan Hong Kong telah memberikan dampak
positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan dalam beberapa aspek, namun
masih terdapat tantangan dan permasalahan yang harus dibenahi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. 

3. Bandingkan Kedua Solusi Yang Di Tawarkan Pada Masing-Masing


Negara, Apa Yang Dapat Anda Simpulkan !

Perbandingan penyelesaian soal pembelajaran matematika di Hong Kong dan


Indonesia dapat berbeda-beda tergantung pada konteks dan kekhususan
masing-masing negara. Namun demikian, terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan antara kedua negara tersebut dalam menghadapi permasalahan
pembelajaran matematika.

Persamaan:
a. Kedua negara menyadari pentingnya pendidikan matematika yang
berkualitas bagi masa depan siswa dan negara.
b. Kedua negara menyadari tantangan dalam pembelajaran matematika,
seperti: kurangnya minat siswa, kurangnya guru dan kurangnya sumber
daya.

Perbedaan:
a. Indonesia masih menerapkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) namun
untuk melatih kemampuan membaca, menulis, dan berhitung padahal pada
jenjang ini bagus unutuk melatik perkembagnan motorik anak.
b. Waktu belajar di Indonesia yang terbilang lebih singkat dan padat
dibandingkan dengan Hongkong dimana proses pembelajaran dikelas
hanya dilakukan selama 30-40% saja, selebihnya dihabiskan untuk
berinteraksi dan bermain bersama teman-temannya.
c. Hong Kong telah memperkenalkan kurikulum matematika yang lebih
fleksibel dan terintegrasi teknologi, sementara Indonesia masih berjuang
untuk menyesuaikan kurikulumnya dengan perkembangan teknologi.
d. Hong Kong memiliki sistem penilaian yang lebih ketat dan ujian nasional
dianggap penting dalam menilai prestasi siswa, sedangkan Indonesia lebih
fokus pada pembelajaran berbasis proyek dan penilaian formatif.
e. Hong Kong memiliki lebih banyak sumber daya dan fasilitas untuk siswa
dan guru, sedangkan Indonesia masih membutuhkan peningkatan dalam
ketersediaan sumber daya dan fasilitas.

Mengatasi masalah dalam pembelajaran matematika, negara-negara dapat


belajar dari pengalaman satu sama lain dan menyesuaikan solusi dengan
kebutuhan dan keadaan setempat. Misalnya, Indonesia dapat memperkuat
kurikulum matematika dan meningkatkan keterampilan guru melalui pelatihan
dan pengembangan profesional. Melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan
kepada guru diharapkan agar kedepannya guru dapat mengembangkan proses
pembelajaran di kelas agar pembelajaran matematika menjadi asik dan
menyenangkan tidak hanya berpaku pada metode konvensional saja.
Sedangkan Hong Kong dapat lebih memperhatikan pengembangan
keterampilan kreatif dan kritis siswa dalam pembelajaran matematika.  
DAFTAR PUSTAKA

a Sapan, A., Darwis, M., & Minggi, I. (2019). ANALYSIS ON MATH TEACHER
COMPETENCE SMK PELAYARAN IN MAKASSAR. 91.
Al Faruq, U. (2020). Peluang dan tantangan pendidikan Muhammadiyah di era
4.0. Jurnal Ilmiah Ar-Risalah: Media Ke-Islaman, Pendidikan Dan Hukum
Islam, 18(1), 13–30.
Cho, E. Y.-N., & Chan, T. M. S. (2020). Children’s wellbeing in a high-stakes
testing environment: The case of Hong Kong. Children and Youth Services
Review, 109, 104694.
Fadilla, A. N., Relawati, A. S., & Ratnaningsing, N. (2021). Problematika
Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Academy of Education
Journal, 1(2), 254–261. https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.447
Hasim, H. (2021). Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Pendidikan
Di Kabupaten Konawe. Ius Civile: Refleksi Penegakan Hukum Dan
Keadilan, 5(1).
Hidayat, R., & Patras, Y. E. (2013). Evaluasi Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia. International Seminar on Quality and Affordable Education
(ISQAE), 2, 79–88.
Ho, C. S.-H., Wong, T. T.-Y., & Chan, W. W. L. (2014). Mathematics learning
and its difficulties among Chinese children in Hong Kong. In The Routledge
international handbook of dyscalculia and mathematical learning difficulties
(pp. 193–202). Routledge.
Istiawati, N. F. (2016). Pendidikan karakter Berbasis Nilai-nilai Kearifan lokal
Adat AMMATOA dalam menumbuhkan karakter konservasi. Cendekia:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 10(1), 1–18.
Karmila, M., Syakira, N., & Mahir, M. (2020). Analisis kebijakan pendidikan
sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru. Jurnal Mappesona, 3(1).
Kurnali, H. (2020). Kapita Selekta Pendidikan: Mengurai Benang Kusut
Pendidikan Islam. Deepublish.
Lailiyah, M. (2018). KEPRIBADIAN GURU MATEMATIKA YANG ISLAMI.
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 13(1), 47–64.
Leni, N. (2019). Faktor Yang Membuat 7 Negara (Finlandia, Korea Selatan,
Hongkong, Jepang, Singapura, Belanda, Kanada) Diakui Memiliki Sistem
Pendidikan Terbaik di Dunia dalam Kajian Antropologi dan Matematika.
Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(2),
219–229.
Lo, Y. Y., & Lin, A. M. Y. (2019). Content and language integrated learning in
Hong Kong. Second Handbook of English Language Teaching, 963–982.
Lomu, L., & Widodo, S. A. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin
Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia, 0(0), 745–751.
Prastyawan, P. (2016). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Al Hikmah:
Jurnal Studi Keislaman, 6(1).
Sari, R. K. (2019). Analisis problematika pembelajaran matematika di Sekolah
Menengah Pertama dan solusi alternatifnya. Prismatika: Jurnal Pendidikan
Dan Riset Matematika, 2(1), 23–31.
Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1), 35–43.
https://doi.org/10.30998/formatif.v6i1.750
Sudarsana, I. K. (2015). Peningkatan mutu pendidikan luar sekolah dalam
upayapembangunan sumber daya manusia. Jurnal Penjaminan Mutu, 1(1),
1–14.
Wahyuni, F. (2015). Kurikulum dari Masa ke Masa (Telaah Atas Pentahapan
Kurikulum Pendidikan di Indonesia). Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan
Keagamaan, 10(2), 231–242.
Wulandari, F. A., Kurniawati, U. M., & Rohimawan, M. A. (2020). Problematika
Mata Pelajaran Matematika Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 11(1), 109–115.
Yan, Z., & Brown, G. T. L. (2021). Assessment for learning in the Hong Kong
assessment reform: A case of policy borrowing. Studies in Educational
Evaluation, 68, 100985.
Zulmaulida, R., Saputra, E., Munir, M., Zanthy, L. S., Wahnyuni, M., Irham, M.,
& Akmal, N. (2021). Problematika Pembelajaran Matematika. Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini.

Anda mungkin juga menyukai