Anda di halaman 1dari 4

Sayangnya di Indonesia sendiri masih banyak dijumpai permasalahan dalam  

pembelajaran
matematika. Masalah umum dalam pembelajaran matematika diantaranya  rendahnya peringkat
kemampuan matematika di ajang internasional yang sudah diadakan oleh PISA, rendahnya nilai
matematika pada ujian akhir dibanding mata pelajaran  lainnya, banyaknya miskonsepsi yang dialami
siswa, dan rendahnya minat siswa  terhadap pembelajaran matematika.

Matematika sendiri merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan  persentase jam
pelajaran yang paling banyak dibanding mata pelajaran yang lain. 

Ironisnya, matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai sebagian besar siswa. Bagi  mereka
pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang  diminati bahkan
kalau bisa dihindari. Masalah tersebut bukan hanya stigma, melainkan  realita yang ada.

Ketakutan yang dialami siswa ketika pembelajaran matematika tidak datang  begitu saja, melainkan
pasti ada penyebabnya. Dari mulai referensi bacaan (artikel, esai,  dsb) hingga dosen yang mengajar
penulis, menjelaskan bahwa memang rendahnya minat dan prestasi siswa dalam pembelajaran
matematika itu disebabkan oleh kurangnya  kemampuan guru dalam mengemas dan menyajikan
materi sehingga banyak siswa yang  sama sekali tidak tertarik terhadap matematika.

Pasti bagi orang yang awam terhadap dunia pendidikan akan bertanya "kenapa  harus guru yang
disalahkan? Kenapa tidak siswa itu sendiri, 'kan motivasi belajar itu  tergantung pribadi masing-
masing?". Untuk menjawab pertanyaan itu penulis akan  sampaikan pernyataan dari dosen penulis,
beliau mengatakan "Tidak ada yang  salah dari siswa-siswa yang tidak menyukai matematika, yaa
karena mereka tidak tahu  apa-apa

Mereka hanya mendapatkan ilmu, mendapatkan pengetahuan, mendapatkan  pengalaman


berdasarkan apa yang mereka terima dari guru yang mengajar. Jadi, guru  yang harus memperbaiki
dan berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi  permasalahan tersebut setidaknya siswa
merasa senang dan bergairah dalam pembelajaran matematika."

Hingga saat ini guru-guru, para peneliti, tokoh pendidikan, dan akademisi  berupaya untuk
mereformasi pendidikan matematika agar ada peningkatan kualitas  pembelajarannya baik itu
melalui metode pembelajaran, model pembelajaran yang  digunakan, atau bahkan media
pembelajarannya. 

Oleh karena itu, guru sebagai pemegang  kendali atas masalah ini harus ditingkatkan kompetensi
dalam mengajarnya.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi serta profesionalisme  guru dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu: menempuh studi lanjut dengan tujuan  untuk mendalami pengetahuan
dalam kegiatan belajar mengajar; mengikuti pelatihan  tentang kependidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas dalam mengajar; melakukan  penelitian tentang permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, atau dengan opsi lain yaitu  membaca jurnal ilmiah yang terpublikasi sebanyak-
banyaknya; dan mengikuti MGMP  untuk bisa saling berbagi informasi atau bertukar pikiran sesama
guru lainnya.
Disamping meningkatkan kompetensi mengajar, guru harus berupaya  meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa. Apabila dalam proses pembelajarannya  bagus, maka akan menghasilkan output
yang berkualitas. 

Adapun beberapa usaha yang  dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika, yaitu:  meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika;
menggunakan  model pembelajaran yang tepat; memaksimalkan media pembelajaran.

Motivasi belajar merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa  supaya punya tujuan
dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,  bisa dimulai dengan
meningkatkan kompetensi kepribadian yang dimiliki guru.

Mahasiswi jurusan pendidikan matematika - Mahasiswi jurusan pendidikan matematika

Jangan merasa diri tak mampu, karena ada Allah yang selalu membantu.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi serta profesionalisme  guru dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu: menempuh studi lanjut dengan tujuan  untuk mendalami pengetahuan
dalam kegiatan belajar mengajar; mengikuti pelatihan  tentang kependidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas dalam mengajar; melakukan  penelitian tentang permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, atau dengan opsi lain yaitu  membaca jurnal ilmiah yang terpublikasi sebanyak-
banyaknya; dan mengikuti MGMP  untuk bisa saling berbagi informasi atau bertukar pikiran sesama
guru lainnya.

Disamping meningkatkan kompetensi mengajar, guru harus berupaya  meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa. Apabila dalam proses pembelajarannya  bagus, maka akan menghasilkan output
yang berkualitas. 

Adapun beberapa usaha yang  dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika, yaitu:  meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika;
menggunakan  model pembelajaran yang tepat; memaksimalkan media pembelajaran.

Motivasi belajar merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa  supaya punya tujuan
dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,  bisa dimulai dengan
meningkatkan kompetensi kepribadian yang dimiliki guru.  

Sifat/kepribadian yang disukai siswa diantaranya: memberikan penjelasan yang jelas  mengenai ilmu
pengetahuan; memiliki sifat yang humoris, riang; memperhatikan dan  memahami siswa;
memberikan inspirasi kepada siswa; mempunyai pemikiran yang  terbuka; tegas dalam bersikap
tetapi tidak keras; tidak diskriminasi terhadap siswa yang  memiliki kelemahan dalam suatu bidang;
tidak mencela atau menyindir. 
Dengan  mempunyai sifat/kepribadian seperti itu, setidaknya siswa akan menerima kehadiran
seorang guru dalam pembelajaran matematika dengan hati yang bersih tidak ada rasa  benci, takut.
Sehingga, motivasi belajar bisa tumbuh sedikit demi sedikit.

Untuk mengajarkan mata pelajaran matematika tidak boleh asal-asalan karena  sifat matematika
yang abstrak justru membuat siswa sulit memahaminya. Oleh sebab itu, dibutuhkan model
pembelajaran yang memang sesuai dengan materi yang akan  disampaikan.

Selain itu, hal yang penting adalah menanamkan konsep matematika yang jelas  dari awal. Sehingga,
siswa paham mengenai definisinya, teorema, bahkan aksiomanya. 

Dengan hal itu, akan mengurangi miskonsepsi siswa terhadap materi. Memahami definisi  sangat
penting karena jika siiswa mendapati soal yang sebelumnya belum pernah ditemui,  untuk
menyelesaikannya siswa dapat menghubungkan dengan definisi yang ada.

Agar  siswa mampu memahami konsep dengan baik alangkah baiknnya melibatkan langsung  siswa
dalam permasalahan matematika di dunia nyata. Dosen penulis pernah  mengatakan "Orang yang
mengerti adalah orang yang memahami, dan orang yang  memahami adalah orang yang melakukan".

Matematika merupakan ilmu yang abstrak, oleh karena itu dibutuhkan media  pembelajaran baik itu
media manipulatif atau media berbasis ICT. Terdapat beberapa  fungsi dari media pembelajaran,
yaitu: Sebagai fasilitas, yaitu fasilitas pembelajaran yang  digunakan oleh guru untuk memotivasi
siswa dalam proses pembelajaran matematika.  

Dengan pembelajaran ini, diharapkan dapat memfasilitasi setiap kemampuan dan  keterampilan
siswa sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat. 

Selain itu, media  pembelajaran dapat memfasilitasi siswa yang memiliki tipe belajar berbeda-beda
seperti  tipe belajar Audio Visual, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran matematika. Contohnya eLKS (Lembar Kerja Siswa Elektronik).

Sebagai alat pembelajaran dan peragaan yaitu media pembelajaran digunakan  guru sebagai alat
peraga dalam menjelaskan materi matematika yang abstrak. Melalui  media pembelajaran
matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam  pendekatan yang lebih konkret, ada
visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari  materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Kita tahu bahwa penalaran abstrak setiap  peserta didik berbeda, dengan adanya media
pembelajaran setidaknya ada semesta  pembicaraan yang bisa memanipulasi pikiran abstrak itu.
Contohnya membuat jaring-jaring kubus dengan menggunakan macromedia flash.

Sebagai penyalur pesan, media pembelajaran pada prinsipnya adalah proses  komunikasi, yakni
proses penyampaian pesan yang diciptakan melalui sebuah media  untuk menghindari adanya
miskomunikasi ataupun penyimpangan sebuah pesan, ide, dari seorang guru ke peserta didik. 

Karena sudah disebutkan di atas bahwa matematika  termasuk pengetahuan yang abstrak, sehingga
dengan adanya media pembelajaran  diharapkan pesan tersampaikan dengan jelas. Contohnya bisa
menggunakan aplikasi,  animasi atau pun web based learning.
Sebagai pengalaman belajar. Media pembelajaran tidak hanya ntuk memberikan  pengetahuan saja,
tetapi dibuat untuk memberikan pengalaman belajar sehingga  perkembangan kognitif dan
psikomotorik siswa juga meningkat. Contohnya membuat  game matematika dengan Scratch.

Penulis pernah mendengar pernyataan dari  Najeela Shihab selaku founder cikal, beliau
menyampaikan "Untuk melihat hasil dari suatu proses reformasi  pendidikan itu butuh waktu yang
lama. Tidak bisa ketika pergantian Presiden, pendidikan  kita langsung berubah karena ini
menyangkut beberapa generasi".

Meskipun demikian,  kita harus terus melakukan perubahan yang dimulai dari hal-hal yang mungkin
menurut  orang lain sepele, tetapi sangat berpengaruh besar terhadap perbaikan kualitas
pembelajaran matematika di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai