pembelajaran
matematika. Masalah umum dalam pembelajaran matematika diantaranya rendahnya peringkat
kemampuan matematika di ajang internasional yang sudah diadakan oleh PISA, rendahnya nilai
matematika pada ujian akhir dibanding mata pelajaran lainnya, banyaknya miskonsepsi yang dialami
siswa, dan rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika.
Matematika sendiri merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan persentase jam
pelajaran yang paling banyak dibanding mata pelajaran yang lain.
Ironisnya, matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai sebagian besar siswa. Bagi mereka
pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati bahkan
kalau bisa dihindari. Masalah tersebut bukan hanya stigma, melainkan realita yang ada.
Ketakutan yang dialami siswa ketika pembelajaran matematika tidak datang begitu saja, melainkan
pasti ada penyebabnya. Dari mulai referensi bacaan (artikel, esai, dsb) hingga dosen yang mengajar
penulis, menjelaskan bahwa memang rendahnya minat dan prestasi siswa dalam pembelajaran
matematika itu disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengemas dan menyajikan
materi sehingga banyak siswa yang sama sekali tidak tertarik terhadap matematika.
Pasti bagi orang yang awam terhadap dunia pendidikan akan bertanya "kenapa harus guru yang
disalahkan? Kenapa tidak siswa itu sendiri, 'kan motivasi belajar itu tergantung pribadi masing-
masing?". Untuk menjawab pertanyaan itu penulis akan sampaikan pernyataan dari dosen penulis,
beliau mengatakan "Tidak ada yang salah dari siswa-siswa yang tidak menyukai matematika, yaa
karena mereka tidak tahu apa-apa
Hingga saat ini guru-guru, para peneliti, tokoh pendidikan, dan akademisi berupaya untuk
mereformasi pendidikan matematika agar ada peningkatan kualitas pembelajarannya baik itu
melalui metode pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan, atau bahkan media
pembelajarannya.
Oleh karena itu, guru sebagai pemegang kendali atas masalah ini harus ditingkatkan kompetensi
dalam mengajarnya.
Untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi serta profesionalisme guru dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu: menempuh studi lanjut dengan tujuan untuk mendalami pengetahuan
dalam kegiatan belajar mengajar; mengikuti pelatihan tentang kependidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas dalam mengajar; melakukan penelitian tentang permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, atau dengan opsi lain yaitu membaca jurnal ilmiah yang terpublikasi sebanyak-
banyaknya; dan mengikuti MGMP untuk bisa saling berbagi informasi atau bertukar pikiran sesama
guru lainnya.
Disamping meningkatkan kompetensi mengajar, guru harus berupaya meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa. Apabila dalam proses pembelajarannya bagus, maka akan menghasilkan output
yang berkualitas.
Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika, yaitu: meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika;
menggunakan model pembelajaran yang tepat; memaksimalkan media pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa supaya punya tujuan
dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, bisa dimulai dengan
meningkatkan kompetensi kepribadian yang dimiliki guru.
Jangan merasa diri tak mampu, karena ada Allah yang selalu membantu.
Untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi serta profesionalisme guru dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu: menempuh studi lanjut dengan tujuan untuk mendalami pengetahuan
dalam kegiatan belajar mengajar; mengikuti pelatihan tentang kependidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas dalam mengajar; melakukan penelitian tentang permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, atau dengan opsi lain yaitu membaca jurnal ilmiah yang terpublikasi sebanyak-
banyaknya; dan mengikuti MGMP untuk bisa saling berbagi informasi atau bertukar pikiran sesama
guru lainnya.
Disamping meningkatkan kompetensi mengajar, guru harus berupaya meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa. Apabila dalam proses pembelajarannya bagus, maka akan menghasilkan output
yang berkualitas.
Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika, yaitu: meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika;
menggunakan model pembelajaran yang tepat; memaksimalkan media pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa supaya punya tujuan
dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, bisa dimulai dengan
meningkatkan kompetensi kepribadian yang dimiliki guru.
Sifat/kepribadian yang disukai siswa diantaranya: memberikan penjelasan yang jelas mengenai ilmu
pengetahuan; memiliki sifat yang humoris, riang; memperhatikan dan memahami siswa;
memberikan inspirasi kepada siswa; mempunyai pemikiran yang terbuka; tegas dalam bersikap
tetapi tidak keras; tidak diskriminasi terhadap siswa yang memiliki kelemahan dalam suatu bidang;
tidak mencela atau menyindir.
Dengan mempunyai sifat/kepribadian seperti itu, setidaknya siswa akan menerima kehadiran
seorang guru dalam pembelajaran matematika dengan hati yang bersih tidak ada rasa benci, takut.
Sehingga, motivasi belajar bisa tumbuh sedikit demi sedikit.
Untuk mengajarkan mata pelajaran matematika tidak boleh asal-asalan karena sifat matematika
yang abstrak justru membuat siswa sulit memahaminya. Oleh sebab itu, dibutuhkan model
pembelajaran yang memang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Selain itu, hal yang penting adalah menanamkan konsep matematika yang jelas dari awal. Sehingga,
siswa paham mengenai definisinya, teorema, bahkan aksiomanya.
Dengan hal itu, akan mengurangi miskonsepsi siswa terhadap materi. Memahami definisi sangat
penting karena jika siiswa mendapati soal yang sebelumnya belum pernah ditemui, untuk
menyelesaikannya siswa dapat menghubungkan dengan definisi yang ada.
Agar siswa mampu memahami konsep dengan baik alangkah baiknnya melibatkan langsung siswa
dalam permasalahan matematika di dunia nyata. Dosen penulis pernah mengatakan "Orang yang
mengerti adalah orang yang memahami, dan orang yang memahami adalah orang yang melakukan".
Matematika merupakan ilmu yang abstrak, oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran baik itu
media manipulatif atau media berbasis ICT. Terdapat beberapa fungsi dari media pembelajaran,
yaitu: Sebagai fasilitas, yaitu fasilitas pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memotivasi
siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Dengan pembelajaran ini, diharapkan dapat memfasilitasi setiap kemampuan dan keterampilan
siswa sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat.
Selain itu, media pembelajaran dapat memfasilitasi siswa yang memiliki tipe belajar berbeda-beda
seperti tipe belajar Audio Visual, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran matematika. Contohnya eLKS (Lembar Kerja Siswa Elektronik).
Sebagai alat pembelajaran dan peragaan yaitu media pembelajaran digunakan guru sebagai alat
peraga dalam menjelaskan materi matematika yang abstrak. Melalui media pembelajaran
matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada
visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa penalaran abstrak setiap peserta didik berbeda, dengan adanya media
pembelajaran setidaknya ada semesta pembicaraan yang bisa memanipulasi pikiran abstrak itu.
Contohnya membuat jaring-jaring kubus dengan menggunakan macromedia flash.
Sebagai penyalur pesan, media pembelajaran pada prinsipnya adalah proses komunikasi, yakni
proses penyampaian pesan yang diciptakan melalui sebuah media untuk menghindari adanya
miskomunikasi ataupun penyimpangan sebuah pesan, ide, dari seorang guru ke peserta didik.
Karena sudah disebutkan di atas bahwa matematika termasuk pengetahuan yang abstrak, sehingga
dengan adanya media pembelajaran diharapkan pesan tersampaikan dengan jelas. Contohnya bisa
menggunakan aplikasi, animasi atau pun web based learning.
Sebagai pengalaman belajar. Media pembelajaran tidak hanya ntuk memberikan pengetahuan saja,
tetapi dibuat untuk memberikan pengalaman belajar sehingga perkembangan kognitif dan
psikomotorik siswa juga meningkat. Contohnya membuat game matematika dengan Scratch.
Penulis pernah mendengar pernyataan dari Najeela Shihab selaku founder cikal, beliau
menyampaikan "Untuk melihat hasil dari suatu proses reformasi pendidikan itu butuh waktu yang
lama. Tidak bisa ketika pergantian Presiden, pendidikan kita langsung berubah karena ini
menyangkut beberapa generasi".
Meskipun demikian, kita harus terus melakukan perubahan yang dimulai dari hal-hal yang mungkin
menurut orang lain sepele, tetapi sangat berpengaruh besar terhadap perbaikan kualitas
pembelajaran matematika di Indonesia