Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
bimbingan dan petunjuk-Nyalah sehingga artikel ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai bahan untuk melengkapi salah satu
persyaratan uuntuk mengikuti kegiatan Seleksi Guru Berprestasi Pendidikan
Dasar Tingkat Kabupaten Barito Timur Tahun 2022.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
A. PENDAHULUAN
1
Untuk mencapai tujuan ini peran guru sangat menentukan. Menurut
Wina Sanjaya (2006:19), peran guru adalah: “sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai
motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi peserta didik agar
aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah
satu cara untuk membangkitkan aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran
lebih menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara
yang baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara peserta didik
dengan guru. Dengan begitu banyak model pembelajaran yang bagus dan
sepertinya bisa meningkatkan prestasi peserta didik, penulis kesulitan
memilih model pembelajaran yang bisa digunakan untuk peserta didik kelas
V SDN Putut Tawuluh. Kesulitan itu terjadi karena banyaknya peserta didik
kelas V SDN Putut Tawuluh hanya 2 orang, yang terdiri dari 1 orang laki-laki
dan 1 orang perempuan. Padahal model-model pembelajaran yang
menyenangkan tersebut berbasis pembelajaran kelompok, kelompok kecil
maupun kelompok besar. Oleh sebab hal di atas, penulis mencoba ingin
menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching dalam pebelajaran
matematika kelas V pada pokok bahasan “Menentukan Akar Pangkat Tiga”.
Artikel ini mencoba memberikan alternatif model pembelajaran yang bisa
digunakan untuk sekolah khususnya Sekolah Dasar yang memiliki jumlah
peserta didik yang sedikit.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan
masalah yaitu: “Bagaimanakah penerapan model Reciprocal Teaching dapat
meningkatkan keterampilan menentukan akar pangkat tiga peserta didik kelas
V SDN Putut Tawuluh?”.
2
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari artikel ini adalah “Meningkatkan keterampilan menentukan akar
pangkat tiga melalui model Reciprocal Teaching peserta didik kelas V SDN
Putut Tawuluh”.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat artikel ini adalah sebagi berikut :
1. Peserta didik
Penerapan model Reciprocal Teaching dalam pembelajaran matematika
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pada pokok
bahasan Akar Pangkat Tiga.
2. Guru
Menambah wawasan tentang model pembelajaran serta
menanamkan kreativitas dalam usaha pembenahan proses pembelajaran,
sehingga guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
bervariasi. Selain itu, guru lebih percaya diri dan mampu menunjukkan
kinerja professional serta mendapat kesempatan berperan aktif
mengembangkan keterampilan diri dan pengetahuan.
3. Sekolah
Penerapan model Reciprocal Teaching akan memberikan
kontribusi dalam perbaikan pembelajaran di sekolah, sehingga mutu
sekolah dapat meningkat.
4. Penulis
Penulis mampu menggunakan penelitian ini sebagai sarana untuk
mengembangkan pengalaman dan pengetahuan yang berkaitan dengan
model pembelajaran.
3
B. KAJIAN TEORI
Kajian teori akan membahas tentang teori-teori apa saja yang digunakan
dalam artikel ini antara lain: pengertian model pembelajaran, model pembelajaran
Reciprocal Teaching, dan penerapan pembelajaran Reciprocal Teaching yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Matematika di SD
Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu
yaitu matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu social dan
linguistik. Didasarkan pada pandangan konstruktivisme, hakikat
matematika yakni anak yang belajar matematika dihadapkan pada masalah
tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang diperolehnya ketika
belajar dan anak berusaha memecahkannya. Ciri utama matematika adalah
penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Namun
demikian, dalam pembelajaran pemahaman konsep sering diawali secara
induktif melalui pengalaman peristiwa nyata. Proses induktif-deduktif
dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Selama
mempelajari matematika dikelas, aplikasi hasil rumus atau sifat yang
diperoleh dari penalaran deduktif maupun induktif sering ditemukan
meskipun tidak secara formal hal ini disebut dengan belajar bernalar.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan,
pengkajian\ dan menggunakan nalar atau kemampuan berpikir seseorang
secara logika dan pikiran yang jernih. Sedangkan pembelajaran adalah
proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik
dalam belajar. Bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran matematika adalah
proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui
serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, guru harus
mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara
4
komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis.
Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai
macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel
sesuai dengan materi, peserta didik dan konteks pembelajaran. Sehingga
dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta
media yang cocok dengan materi atau bahan ajar.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan
menumbuhkan cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten,
serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan
masalah.
5
bangun ruang tidak dimulai dari definisi, tetapi dimulai dengan
memperhatikan contoh-contoh dari bangun tersebut dan mengenal
namanya. Menentukan sifat-sifat yang terdapat pada bangun ruang tersebut
sehingga didapat pemahaman konsep bangun-bangun ruang itu.
4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsistensi artinya
tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang
lain. Suatu penyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. Meskipun di
SD pembelajaran matematika dilakukan dengan cara indukti tetapi pada
jenjang selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif
5. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Pembelajaran
secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran yang
mengutamakan pengertian dari pada hafalan. Dalam belajar bermakna
aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi,
tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat dan dalil-dalil ditemukan oleh
peserta didik melalui contoh-contoh secara induktif di SD kemudian
dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.
6
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki peserta didik
dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar peserta didik dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar peserta
didik. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku pada
aspek kognitif. Hal ini didasarkan pada observasi bahwa prestasi belajar
matematika peserta didik kelas V terutama pada aspek kognitif sangat
rendah. Rendahnya aspek kognitif pada hasil belajar matematika ini
terlihat pada nilai rata-rata peserta didik kelas V yang tidak mencapai
KKM.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain
meliputi faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis,
seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,
tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2)
Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal
ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,
kognitif dan daya nalar peserta didik.
b. Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat
mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu,
kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang
7
kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat
berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih
segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega. 2) Faktor
Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
8
1 x 1 x 1 = 1 → ∛1 = `1
2 x2 x 2 = 8 → ∛8 = 2
3 x 3 x 3 = 27 → ∛27 = 3
4 x 4 x 4 = 64 → ∛64 = 4
5 x 5 x 5 = 125 → ∛125 = 5
6 x 6 x 6 = 216 → ∛216= 6
7 x 7 x 7 = 343 → ∛343= 7
8 x 8 x 8 = 512 → ∛512= 8
9 x 9 x 9 = 729 → ∛729= 9
10 x10 x10 = 1000 → ∛1000 = 10.
1-1
2-8
3-7
4-4
5-5
6-6
7-3
8-2
9-9
0-0
Dari pola bilangan berpangkat di atas pun kita masih memiliki trik
super cepat dalam menghafalnya. Perhatikan pola bilangan di atas, semua
9
ujung bilangan akar pangkat 3 dan hasilnya identik dengan kembar, kecuali
bilangan 2 dan 8, 3 dan 7.
Pembahasan :
Pembahasan :
Pembahasan :
10
hanya bilangan puluh ribuannya yaitu 12. Berdasarkan tabel, 2 pangkat 3
adalah 8 dan 3 pangkat 3 adalah 27, maka yang paling mendekati adalah 2.
Jadi, akar pangkat 3 bilangan 12.167 adalah 23.
Pembahasan:
Bilangan 103.823 memiliki satuan 3. Berdasarkan tabel, 3 berkorelasi
dengan 7. Hapus 3 bilangan dari belakang 3, 2, dan 8 sehingga tersisa
hanya ratus ribuannya yaitu103. Berdasarkan tabel, 4 pangkat 3 adalah 64
dan 5 pangkat 3 adalah 125, maka yang paling mendekati adalah 4.
Jadi, akar pangkat 3 bilangan 103.823 adalah 47.
4. Model Pembelajaran
Mills (dalam Suprijono, 2009:45-46) berpendapat bahwa model
adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil
observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model
pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar. Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2012:133),
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan pembimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain. Trianto
(2011:51) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
11
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pedoman bagi pengajar dalam merencanakan
pembelajaran dari awal sampai akhir di suatu kelas. Adapun model
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model
Reciprocal Teaching.
12
b. Menurut Suyatno (2009:64), Reciprocal Learning merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan
dimana peserta didik ketrampilan-ketrampilan meta kognitif diajarkan
melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru.
c. Menurut Slavin (2011:14), Reciprocal teaching adalah model
pengajaran kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perumusan
pertanyaan melalui pengajaran dan pemberian contoh, guru
menumbuhkan kemampuan meta kognisi terutama untuk
meningkatkan kinerja baca peserta didik yang mempunyai pemahaman
buruk.
Menurut Palinscar, model pembelajaran Reciprocal Teaching
terdapat empat strategi yang digunakan, yaitu (Hayati, 2012:17):
a. Question Generating (Membuat Pertanyaan). Dalam strategi ini,
peserta didik diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait
materi yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat
mengungkap penguasaan konsep terhadap materi yang sedang
dibahas.
b. Clarifying (Menjelaskan). Strategi Clarifying ini merupakan
kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi peserta didik yang
mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Peserta didik
dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa masih sulit
atau belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru
juga dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan
kepada peserta didik.
c. Predicting (Memprediksi). Strategi ini merupakan strategi dimana
peserta didik melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai konsep
apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
d. Summarizing (Merangkum). Dalam strategi ini terdapat kesempatan
bagi peserta didik untuk mengidentifikasikan dan mengintegrasikan
informasi-informasi yang terkandung dalam materi.
13
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
14
pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan
yang telah diperoleh, kemudian memprediksi pertanyaan selanjutnya dari
persoalan yang disodorkan kepada peserta didik.
Menurut Palinscar dan Brown, langkah-langkah pembelajaran
Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut (Sardiyanti, 2010:19):
a. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab meminpin
tanya jawab dan melaksanakan ke empat strategi pembelajaran
terbalik (Reciprocal Teaching) yaitu merangkum, menyusun
pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi.
b. Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun
pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca.
c. Selama membimbing peserta didik melakukan latihan menggunakan
empat strategi pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching), guru
meminta peserta didik dalam menyelesaikan apa yang diminta dari
tugas yang diberikan berdasarkan tugas kepada peserta didik.
d. Selanjutnya peserta didik belajar untuk memimpin tanya jawab
dengan atau tanpa adanya guru.
e. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian
berkenaan dengan penampilan peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan menurut Suyitno (2006:34), langkah-langkah dalam
pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan materi yang akan dikenai model Reciprocal
Teaching. Materi tersebut diinformasikan kepada peserta didik.
b. Peserta didik mendiskusikan materi tersebut bersama dengan teman
satu kelompoknya.
c. Peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi yang
sedang dipelajari.
d. Guru menunjuk salah satu peserta didik sebagai wakil dari
kelompoknya untuk menjelaskan hasil temuannya di depan kelas.
e. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengklarifikasi materi yang
sedang dibahas yaitu dengan bertanya tentang materi yang masih
15
dianggap sulit sehingga tidak dapat dipecahkan dalam kelompok. Guru
juga berkesempatan untuk melakukan kegiatan tanya jawab untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman konsep peserta didik.
f. Peserta didik mendapat tugas soal latihan secara individual termasuk
soal yang mengacu pada kemampuan peserta didik dalam memprediksi
pengembangan materi tersebut.
g. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan materi yang sedang
dibahas.
16
C. PEMBAHASAN
1. Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1) Peserta didik diminta salah satu untuk memimpin doa dilanjutkan
ucapan salam.
2) Guru mengabsen peserta didik
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
5) Guru meminta peserta didik untuk bertanya tentang hal yang masih
belum dipahami.
17
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyiapkan materi tentang menentukan akar pangkat tiga.
2) Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun
pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah
membaca materi.
3) Peserta didik mendiskusikan materi tersebut bersama dengan teman
satu kelompoknya.
4) Peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi
yang sedang dipelajari.
5) Peserta didik belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau
tanpa adanya guru.
6) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengklarifikasi materi yang
sedang dibahas yaitu dengan bertanya tentang materi yang masih
dianggap sulit sehingga tidak dapat dipecahkan dalam kelompok.
7) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian
berkenaan dengan penampilan peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membantu peserta didik merangkum materi pelajaran
2) Guru meminta peserta didik mengerjakan post tes secara mandiri
3) Guru memberikan PR/Tugas.
4) Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
3. Tahap Pengamatan
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan ini
dilakukan pada waktu yang sama dengan pelaksanaan tindakan.
18
4. Tahap Refleksi
19
D. KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-strategi-dan-langkah-
reciprocal-teaching.html
21
Lampiran : Foto situasi dan kondisi peserta didik kelas V SDN Putut Tawuluh
22