Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Oleh
Micianda Widian Pratama
23115010

UNIFERSITAS ADZKIA
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
diseselesaikan tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dan penyusunan makalah ini.
Tentunya tidak akan maksimal jika tidak mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penyusun, Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.
Oleh karena itu, Saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Saya berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Padang, 14 Oktober 2023

Micianda widian Pratama

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................ II
DAFTAR ISI............................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... IV
1.2 Rumusan Masalah............................................................... V
1.3 Tujuan Penulisan................................................................ V
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................. V
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Problematika dalam pendidikan di sekolah........................... VI
2.2 Solusi dri problematika dalam pendidikandi sekolah............. VII
BAB III PEMUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................... X
3.2 Saran................................................................................ X

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan
prilakubaik potensial mauput aktual dan bersifat relatif permanen sebagai akibat
dari latihan dan pengalaman. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya
dituntut keaktifannya saja tapi juga kekkreativitasannya, karena kreativitas
dalam pembelajar dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monton dan
menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dlam kegiatan pembelajaran.

Tujuan diberikanya matematika dijenjang pendidikan dan menengah adalam


memberi tekanan pada penatan nalar dan pembentukan sikap siswa serta pada
keterampilan dalam penerapan matematika. Belajar matematika merupakan
kegiatan mental yang tinggi sebab matematika berkaitan dengan konsep-konsep
abstrak yang berkenan dengan ide-ide, struktur hubungan-hubungan yang diatur
secara logis yang akan membawa terjadinya proses pembelajaran matematika
itu sendiri. Beberapa faktor yang menentukan terjadiya proses pembelajaran
matematikameliputi: siswa, pengajar, atau tenaga didik, sarana dan prasarana,
serta penilaian disamping materi pelajaran.Proses pembelajaran akan berhasil
apabila faktor-faktor tersebut dikelola dengan baik. Pengelolaan pembelajaran
dikelas biasanya didominasi oleh guru, disinilah pangkalan kesalahan dari guru
dalam kelas. Guru seharusnya bisa mngurangi dominasi dan dalam pembelajan
siswa seharusnya lebih banyak diberikan porsi.

Dalam pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan dalam


belajar, selain itu belajar siswa belum bermakna, sehingga pengertian siswa
tentang konsep salah. Akibatnya prestasi siswa secara nasional maupun
internasional belum menggembirakan. Rendahnya prestasi disebabkan oleh
faktor siswa yang mengalami masalah secara komprehenship atau secara
parsial. Sedangkan guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran
seringkali belum mampu menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa
secara bermakna, serta penyampaian juga terkesan monoton tanpa
memerhatikan potensi dan kreatifitasan siswa seingga siswa merasa bosan
IV
karena siswa hanya dianggap botol kosong yang siap diisi dengan materi
pembelajaran .Hal ini menunjukan bahwa dalam embelajaran matematika guru
harus menggunakanmetode pembelajaran yang berfariasi dan disesuaikan
dengan kondisi siswa sehingga siswa lebih memahami materi yang dsampaikan
dan siswa lebih berkesan dengan pembelajaran yang telah disampaikan serta
siswaakan lebih mengingat dan tidsk mudah melupakan hal-hal dipelajarinya

1.2 Rumusan Masalah

AdapunRumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini


sebagai berikut.

1) Apakah Problematikayang ditemui di sekolah dalam pelajaran


matematika?
2) Bagaimana alternatif solusi untuk mengatasi problematika yang dihadapi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1) Menginformasikan problematika yang ditemui di sekolah dalam


pembelajaran matematika
2) Untuk mengetahui alternatif solusi untuk mengatasi problematika yang di
hadapi

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi banyak pihak dan golongan, baik
masyarakat umum, pemerintah, matematikawan, maupun civitas akademi.
Manfaat penulisan makalah ini adalah diharapkan mampu manambah informasi
kepada pembaca tentang problematika dan alternatif solusi dapat
diimplemetasikan dalam pendidikan maematika khususnya interaksi pelajar
yang terjadi di kelas. Dengan bertambahnya wawasan tentang problematika dan
berbagai alternatif solusinya ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tertarik
untuk mengembangkan dan meeliti metode ataupun pendekatan-pendekatan
pembelajaran guna mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi dan tentunya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini.

V
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Problematika dalam pendidikanmatematika di sekolah


Konsep dan prinsip merupakan pengetahuan dasar matematika yang harus
dikuasai siswa, agar siswa dapat menyelesaikan persoalan matematika dengan
baik dan benar. Menurut KBBI, “prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi
pokok kebenaran yang menjadi pokok dasal dalam berpiki”. Dengan kata lain
untuk penyelesaian matematika yang berhubungan dengan prinsip maka siswa
harus berhubungan dengan prinsip maka siswa harus menguasai konsep terlebih
dahuluh. Reid sebagai seorang Othopedagogist dibidang kesulitan belajar dalam
Jamaris Martini (2014) juga mngemukakan bahwa kesulitan yang dialami oleh
anak sebagai berikut:

 Kelemahan dalam menghitung


 Kesulitan dalam mentransfer pengetahuan
 Pemahaman bahasa matematika yang kurang
 Kesulitan dalam persepsi visual
 Kondisi-kondisi fisiologi yang permanen\temporer
 Pengaruh-pengaruh lingkungan yang permane\temporer
 Kesulitan mengbtraksi, menggeneralisasi, berpikir dedukatif, dan
kurangnya daya ingat

Adapun gejala-gejala lain rendahnya kemampuan pemahaman konsep


matematika siswa adalah:

a) Sebagian siswa belum bisa menemukan apa permasalahan dalam soal


b) Siswa tidak dapat menjelaskan kembali mengenail materi yang telah
dipelajari
c) Siswa hanya menghafal rumus-sumus tetapi tidak bisa mengaplikasikan
ke dalam soal
d) Siswa kesulitan dalam menjawab soal, apabila guru memberikan soal
yang bervariasi padahal masih dalam konsep yang sama

VI
e) Kemampuan siswa, khususnya dalam pemecahan masalah matematika
masih memerlukan perhatian khusus
f) Motivasi siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masih kurang
g) Siswa kurang terbiasa untuk memecahkan masalah
h) Sebagian besar siswa belummampu mengkomunukasikan gagasannya
sengan menggunakn simbol-simbol matematika, tabel dan grafik
i) Masih terdapat kecendrungan terjadi kesalahan penulisan notasi ataupun
langkah dalam pemecahanmasala

2.2 Solusi problematika matematika di sekolah


Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mampunyai peran penting
dal perkembangan ilmu pengetauan dan teklonogi. Mengingat pentingnya peran
matematika tersebut, Maka matematika dipelajari mulai dari TK,SD,SMP dan
SMA. Akan tetapi sebagian siswa masih beranggapan bahwa matematika itu
pelajaran yang sulit.

Tidak sedikit di ntara mereka yang menghindari pelajaran matematika,


padahal matematika merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan
sehari-hari. Bahkan untuk dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi pemahaman dalam matematika merupakan salah satu prasyarat utama.

Selama ini matematika diajarkan di sekolah-sekolah lebih mendapatkan


teori-teori yang kadang sulut untuk di aplikasikan oleh siswa dalam kehidupan
nyata. Pada umumnya siswa mampu menyelesaikan masalah matematika saja
tanpa memahami aplikasinya. Akibatnya, siswa merasa selalu sulit dalam
memahami matematika meski telah mengenal matematika sejak SD ataupun
SD. Hal demikian terjadi karena siswa kurang memahami konsep dalam
matematika. Dalam mempelajari matematika sangat dibutuhkan pahaman
konsep untuk menguasai materi matematika, sebab dengan memahami konsep
matematika siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pembelajaran itu.
Akan tetapi, kebanyakan guru tidak menyadarihal tersebut sehingga banyak
siswa beranggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit.

Oleh sebab itu, siswa sebaiknya diberi kesempatan seluas-luasnya untuk


membangun pengetahuan pemahaman konsep matematika melalui pengetahuan
yang telah mereka pelajari sehingga proses pemahaman siswa selalu
berkembang secara terus menerus. Siswa sebaiknya diajak mengalami secara
langsung bagaimanakegiatan matematikadalam kehidupan sehari-hari agar
VII
siswa dapat memaknai nabffaat matematika dalam kehidupan. Jadi, pemahaman
konsep matematika sangat penting.

Untuk dapat menungkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah


sangatlah diperlukan suatu strategi khusus. Perry and Conroy (dalam
Sutawidjaja, 1988: 9) mengemukakan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yaitu

1) Strategi untuk meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah


yang berkaitan dengan siswa
a) Siswa harus diberanikan untuk menerima ketidaktahuan dan
merasa senang untuk mencari tahu
b) Setiap siswa dalam kelompok harus diberanikan untuk membuat
soal atau pertanyaan
c) Siswa diperbolehkan memilih masalah-masalah dari sejumlah
masalah yang diberikan
d) Siswa harus diberanikan untuk mengambil resiko atau mencari
alternatif

2) Strategi untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang


berkaitan dengan guru
a) Guru harus sadar akan sikap positif dan cara-cara mengembangkat
hal ini
b) Guru harus berani mencari dan mengembangkan keterampilan
siswa dalam memecahkan masalah
c) Guru harus mencari masalah yang menarik yang sering muncul
secara spontan
d) Guru harus memperjelas situasi belajar dengan bertanya untuk
menggalakkan jawaban dan penyajian siswa
e) Guru harus mau membiarkan pemecahan suatu masalah menurut
presepsi siswa wlaupun mungkin mempunyai arah yang berbeda
yag direncanakan
f) Masalah tidak harus diselesaikan oleh siswa. Masalah dapat
dilontarkan sebagai awal dari penyajian materi baru

Adapun prosedur-prosedur PBL (Problem Based Learning) yang saya sarankan


dalam pembelajaran di kelas sesuai fase/tahapan pelaksanaan pbl sebagai
berikut:

VIII
Fase Aktivitas guru

a) Mengerientasikan siswa pada masalah


b) Mengerientasikan siswa untuk belajar
c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
d) Mengembangkan dan menyajukan artifek (hasil karya) dan
mempamerkannya
e) Analisis dan evaluasi pemecahan masalah

IX
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa sebagai berikut.

1) Terdapat beberapa problematika dalam matematika yang memerlukan


penanganan secara cepat dan inofatif tentu oleh guru sebagai fasiliator
dan mediator pembelajaran dalam kelas
2) Terdapat indikasi bahwa kesenjangan yang terjadi disebabkan karena
implementasi pendekatan pembelajaran yang belum mendukung secara
maksimal kesempatan siswa untuk berlatih memecahkan masalah
3) Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk merangsang brpikir
tingkat tinggi dalam situasi berrorientasipada masalah
4) keuntunganPBL adalah mendorong kerja sama dalam menyelesaikan
tugas
5) pelajaran yang berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan
pemilihannya sendiri, yang memungkinkan siswa menginterprestasikan
dunia nyata dan membangun pemahaman tentang fenomenatersebut. Hal
ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif solusi dalam
menghadapi problematika yang dihadapi

3.2 Saran
Bagi para praktisi pendidikan utamanya guru diharapkan dapat menggali
leih jauh problematikaapa yangmungkin dihadapidalam melaksanakan proses
belajar mengajar dikelas. Baikitu faktor fiksi maupun faktor non-fiksi. Dengan
mengidentifikasi masalah yang di hadpi maka akan bisa di tentukan alternatif-
alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dimana juka disajikan secara
rinci sasaran yang ingin dicapai dalam belajar matematika dan kharakteristik
masing-masing pendekatan pembelajaran,terdapatberagam model,
strategi ,pendekatan, ataupun mode pembelajaran yang bisa diterapkan sesuai
dengan masalah yang dihadapi

X
DAFTAR PUSTAKA
Erman , Suherman. 2003. Strategi pembelajaran matematika kontenporer.
Jakarta : IMSTEP Universitas pendidikan indonesia

National Council of theacher of mathematics. (1989). Curiculum and evaluation


standards for school mathematics. Reston, VA: Author

Roh & Kyeong Ha. 2003). Problem based Learning In mathematics. ERIC
Digest. ERIC Clearinghouse for science Mathematics and Eviron Education
Colombus OH

Shadiq, Fajar. 2004. Pemecah masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah


disajikan dalam diklat intruksi/Pengembangan Matematika SMS Jenjang Dasar
di PPPG Matematika Ypgyakarta

Sulianto, Joko.2011. Upayameningkatkan Aktivitas dan Kreativitas siswa dalam


pembelajaran Matematika di sekolah dasar dengan Metode pemecah masalah

http://www.dikti.go.id/index.php diakses 4 mei 2012

https://naikpangkat.com/masalah-yang-sering-dihadapi-siswa-dalam-pelajaran-
matematika/id

XI
XII

Anda mungkin juga menyukai