Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR (SD) PADA MATA PELAJARAN


MATEMATIKA”

Disusun Oleh :
1. Gita Lavenia (2011280023)
2. Riski Kurniasih (2011280026)
3. Indah Sari (2011280032)
4. Nelvi (2011280041)

Dosen Pengampu :
Dodi Isran S.Pd, M.Pd. Mat

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji serta syukur kehadirat Allah SWT. yang masih melimpahkan nikmat
kesehatan, kesempatan serta karunianya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)
Pada Mata Pelajaran Matematika”.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang
telah berhasil membimbing umat – umatnya dari keadaan yang penuh dengan kegelapan
yang didalamnya banyak terdapat kejahiliyahan, hingga dibimbing dalam keadaan yang
terang benderang yang didalamnya terdapat cahaya iman dan islam seperti yang sedang kita
rasakan saat ini.
Di dalam makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan baik dalam diksi maupun
artikulasi yang kurang tepat, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, pesan
serta saran dari pembaca, sehingga penulis dapat belajar lebih baik lagi dan bisa membuat
makalah dengan lebih baik dan meminimalisir kesalahan – kesalahan yang ada.
Apabila nantinya pembaca menemukan adanya hal – hal atau kata – kata yang membuat
pembaca merasa tersinggung dan akan menimbulkan sebuah kesalah pahaman maka
penulis mengucapkan permohonan maaf yang sebesar- besarnya kepada pembaca.

Kamis, 16 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Permasalahan dan Solusi Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar........................3
B. Teori Pembelajaran Matematika
SD..............................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................1
3
B. Saran.............................................................................................................................1
4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengajaran matematika hendaknya diarahkan agar siswa mampu secara
mandiri menyelesaikan masalah – masalah matematika ataupun masalah – masalah
yang lain yang diselesaikan dengan bantuan matematika. Untuk lebih meningkatkan
kemampuan diri sebagai pengajar profesional, guru perlu mengetahui teori belajar
yang dikemukakan beberapa ahli pendidikan dan aplikasinya dalam pembelajaran
matematika.
Tidak hanya tingkat kedalaman konsep yang diberikan kepada siswa tetap
harus disesuaikan dengan tingkat kemampuannya, cara penyampaian materi pun
demikian pula. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan
bagaimana pengajaran yang harus dilakukan sesuai dengan tahap – tahap
perkembangan tersebut. Pengajaran yang tidak memperhatikan tahap
perkembangan mental siswa besar kemungkinan akan mengakibatkan siswa
mengalami kesulitan, karena apa yang disajikan pada siswa tidak sesuai dengan
kemampuan dalam menyerap materi yang diberikan.
Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori belajar dalam sistem
penyampain materi dalam kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus selalu
disajikan dengan teori – teori belajar yang dikemukakan oleh ahli pendidikan.
Beberapa teori belajar psikologi diaplikasikan dalam pendidikan dan diungkapkan
bagaimana implikasinya dalam pengajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Permasalahan apa saja yang terjadi pada matematika anak Sekolah Dasar
(SD) dan apa solusinya ?
2. Apa saja teori – teori pembelajaran matematika pada Sekolah Dasar (SD) ?

C. Tujuan Penulisan

1
1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pada matematika
anak Sekolah Dasar (SD) dan juga solusinya.
2. Untuk mengetahui apa saja teori – teori pembelajaran matematika pada
Sekolah Dasar (SD).

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan dan Solusi pada Perkembangan Peserta Didik


Matematika menjadi salah satu pembelajaran yang sangat penting untuk diajarkan
sejak anak usia sekolah dasar. Namun seringkali kita menemukan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran matematika sekolah dasar. Permasalahan –
permasalahan ini sering kali tidak hanya disebabkan oleh siswa tetapi juga oleh guru dan
orang tua. Diantara permasalahan – permasalahan tersebut yaitu,
1. Matematika Menjadi Momok yang Sangat Menakutkan
Salah satu permasalahan matematika pada anak usia Sekolah Dasar
(SD) yaitu mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sangat
sulit dan menakutkan. Bahkan tidak sedikit siswa yang mengatakan ingin
pindah ke sekolah yang tidak ada pelajaran matematika didalamnya. Banyak
alasan yang menjadi penyebab mereka tidak menyukai pembelajaran
matematika, diantaranya yaitu banyaknya simbol – simbol dalam matematika
yang harus mereka pahami artinya. Tidak hanya itu, di dalam matematika
juga banyak terdapat materi yang sulit mereka pahami. Salah satunya yaitu
operasi hitung pada bilangan pecahan. Pada umumnya mereka kesulitan
ketika menyamakan penyebut dari dua atau lebih bilangan pecahan.
Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab bagi para pengajar agar
siswa tidak lagi menganggap matematika adalah materi pembelajaran yang
sangat sulit. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan membangun
motivasi anak dalam belajar matematika dengan mengatakan bahwa tidak
ada satu orang pun di dunia yang bisa matematika sejak lahir. Kita juga bisa
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari – hari agar mudah
dipahami oleh siswa. Contohnya dengan menerapkan matematika pada
proses jual beli. Berapa jumlah uang yang harus dibayarkan, berapa
kembalian belanja dan masih banyak lagi.1

1 Dita Apriani. Permasalahan Pembelajaran Matematika Anak SD. (2019)

4
2. Anggapan Guru Bahwa Anak SD adalah Orang Dewasa
Sering kali guru beranggapan bahwa anak usia Sekolah Dasar (SD)
adalah orang dewasa yang dapat berpikir abstrak. Sehingga seringkali guru
menjelaskan materi dengan bahasa yang sulit dipahami oleh siswa anak usia
Sekolah Dasar. Sebagai akibatnya siswa tidak memahami materi dengan baik.
Sejatinya matematika adalah ilmu abstrak yang memerlukan
penalaran pada pengerjaannya. Perlu dipahami oleh guru bahwa tingkat
penalaran pada anak dan orang dewasa sangat berbeda. Sehingga perlu
pemilihan kata dalam penyampaian materi.2

3. Guru Tidak Terkonsentrasi dalam Mengajar Matematika


Pada Sekolah Dasar (SD) guru tidak terkonsentrasi dalam mengajar
matematika karena guru juga harus mengajar mata pelajaran lainnya.
Kemampuan guru kurang mendalam dalam bidang matematika dan
bagaimana cara penyampaiannya kepada siswa karena mereka tidak
terkhusus pada bidang matematika.
Sering kali terjadi salah konsep pada guru yang secara pribadi telah
terbawa sejak guru tersebut berada di sekolah dasar dan pada akhirnya guru
menyampaikan sesuatu yang salah tersebut kepada siswanya. Oleh karena
itu, seorang guru Sekolah Dasar (SD) harus tetap dibekali ilmu matematika
yang cukup dan juga cara penyampaiannya kepada para siswa. Hal ini
dilakukan agar guru dapat menyampaikan materi dengan baik dan benar.

4. Kurangnya Latihan Soal – Soal Matematika Diluar Sekolah


Kurangnya latihan soal – soal matematika di luar lingkungan sekolah
dapat menjadi penyebab siswa mudah lupa dengan materi yang sudah
mereka kuasai sebelumnya. Hal ini terjadi karena hal – hal diluar lingkungan
sekolah lebih menarik perhatian mereka sehingga mereka melupakan materi
– materi belajar yang telah diberikan.

2 Erisa Sebo. Permasalahan Dalam Pembelajaran Matematika SD Dilihat Dari Berbagai Aspek. (2017)

5
Disini peran dari orang tua sangat diperlukan. Orang tua diharapkan
dapat membimbing anak – anaknya dalam belajar di rumah. Dukungan dari
orang tua sangat berpengaruh pada proses belajar di luar lingkungan sekolah.
Orang tua dapat memantau dan membantu anak dalam melakukan pekerjaan
rumah sehingga anak termotivasi untuk berprestasi. Selain dalam hal
motivasi peran orang tua dalam mengatur waktu juga sangat penting.
Sehingga anak dapat membagi waktunya dalam bermain dan juga belajar.

B. Teori Pembelajaran Matematika SD


Dalam pembelajaran matematika, guru perlu memahami teori – teori belajar. Yang
nantinya akan menjadi pedoman dalam membuat suatu metode pembelajaran. Teori –
teori pembelajaran matematika anak usia Sekolah Dasar (SD) diantaranya yaitu,
● Teori Belajar Menurut Jerome S. Brunner
Teori ini menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika
proses pengajaran di arahkan pada konsep – konsep dan struktur yang
termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan dan dengan menggunakan alat
peraga serta diperlukannya keaktifan siswa tersebut. Brunner
mengungkapkan bahwa dalam prose belajar siswa melewati 3 tahap yaitu:
1) Tahap Enaktif
Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi
objek. Yaitu dengan menggunakan benda – benda yang konkret atau
peristiwa yang biasa terjadi.
2) Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan dilakukan siswa berhubungan dengan
mental dimana siswa mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa
atau benda dalam bentuk bayangan mental. Misalnya dengan
membayangkan dalam pikirannya tentang benda peristiwa yang
dialaminya, walaupun benda tersebut tidak ada dihadapkan lagi atau
dengan menggunakan gambar.3
3) Tahap Simbolik

3 Anwar.A.S. Diktat Pembelajaran Matematika. Yogyakarta (2009). Hlm 21

6
Dalam tahap ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut
dalam bentuk simpul dan bahasa. Anak tidak terikat lagi dengan objek
– objek pada tahap sebelumnya dan sudah mampu menggunakan
notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real.
Berdasarkan hasil pengamatannya, brunner merumuskan 5 teorema
dalam pembelajaran matematika yaitu:
a. Teorema Penyusunan
Teorema ini menerangkan bahwa cara yang terbaik memulai belajar
suatu konsep matematika, dalil, definisi dan semacamnya adalah
dengan cara menyusun penyajiannya. Misalnya dalam mempelajari
penjumlahan bilangan positif dan negatif siswa mencoba sendiri
dengan menggunakan garis bilangan.
b. Teorema Notasi
Teorema ini menjelaskan bahwa dalam pengajaran suatu konsep,
penggunaan notasi – notasi matematika harus diberikan secara
bertahap dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
c. Teorema Pengkontrasan dan Keanekaragaman
Teorema ini menjelaskan bahwa pengkontrasan dan keanekaragaman
sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep matematika
dari yang konkrit ke yang lebih abstrak. Dalam hal ini diperlukan
banyak contoh dan contoh yang diberikan harus sesuai dengan
rumusan yang diberikan. Misalnya menjelaskan persegi panjang
disertai juga dengan jajar genjang dan segi empat lainnya selain
persegi panjang. Dengan demikian siswa dapat membedakan apakah
segi empat yang diberikan termasuk persegi panjang atau bukan.
d. Teori Penguatan
Teorema ini menjelaskan bahwa dalam matematika terdapat
hubungan yang berkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Dimana materi yang satu merupakan syarat yang harus diketahui
untuk mengetahui materi yang lainnya.

7
● Teori Belajar Menurut Van Hiele4
Teori ini menyatakan bahwa tiga unsur utama dalam pengajaran geometri
yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan, jika
secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kepada
tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5
tahap belajar siswa dalam belajar geometri. Yaitu,
a) Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa mulai mengenal suatu bangun geometri secara
keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat – sifat
dari bangunan geometri yang dilihatnya.
b) Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat – sifat yang dimiliki
bangun geometri yang diamatinya.

c) Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mengenal dan memahami sifat – sifat
suatu bangun geometri serta sudah dapat mengurutkan bangun –
bangun geometri yang satu sama lainnya berhubungan.
d) Tahap Deduksi
Pada tahap ini siswa telah mampu menerima kesimpulan secara
deduktif yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan menuju
ke hal yang bersifat khusus serta dapat mengambil kesimpulan.
e) Tahap Akurasi
Pada tahap ini siswa mulai menyadari pentingnya ketepatan prinsip –
prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap berpikir ini
merupakan tahap berfikir yang paling tinggi, rumit, dan kompleks
karena di luar jangkauan usia anak – anak SD sampai tingkat SMP.

● Tahap Belajar Menurut William Brownell5

4 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009). Hal 56


5 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009). Hal 35

8
Teori ini menyatakan bahwa belajar matematika merupakan belajar
bermakna, dalam arti setiap konsep yang dipelajari harus benar – benar
dimengerti sebelum sampai pada latihan atau hafalan. Brownell
mengemukakan tentang Teori Makna (Meaning Teori) sebagai pengganti
Teori Latihan Hafal/Ulangan (Drill Theory). Poin – poin dari teori Drill yaitu,
1.) Matematika untuk tujuan pembelajaran dianalisis sebagai
kumpulan fakta yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan.
2.) Anak diharuskan menguasai unsur – unsur yang banyak sekali
tanpa diperhatikan pengertiannya.
3.) Anak mempelajari unsur – unsur dalam bentuk seperti yang akan
digunakan nanti dalam kesempatan lain.
4.) Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan
melalui pengulangan.
Brownell mengemukakan ada 3 keberatan utama berkenaan dengan
teori Drill dalam pengajaran matematika yaitu,
a. Teori Drill memberikan tugas yang harus dipelajari siswa yang
hampir tidak mungkin dicapai.
b. Keberatan yang lainnya berkaitan dengan reaksi yang dihasilkan
oleh Drill.
c. Tidak memadai dalam pengajaran aritmatika karena tidak
menyediakan kegiatan untuk berfikir secara kuantitatif.
Sedangkan poin – poin dari teori Makna yaitu,
a. Anak harus melihat makna dari apa yang dipelajarinya
b. Teori Drill dipakai setelah konsep, prinsip dan proses telah
dipahami oleh siswa.
c. Mengembangkan kemampuan berpikir dalam situasi kuantitatif
d. Program aritmatika membahas tentang pentingnya dan makna dari
bilangan.

● Teori Belajar Menurut Van Engen6

6 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009)

9
Teori ini menyatakan bahwa tujuan pengajaran aritmatika adalah untuk
membantu anak memahami suatu simbol yang mewakili suatu himpunan,
kejadian, dan rentetan kegiatan yang diberi simbol itu harus langsung dialami
oleh anak. Van Eugen seorang penganut teori makna mengatakan bahwa
dalam situasi yang bermakna selalu terdapat 3 unsur yaitu,
a. Ada suatu kejadian (even), benda (objek), atau tindakan (action).
b. Adanya simbol yang digunakan sebagai pernyataan yang mewakili
unsur pertama di atas.
c. Adanya individu yang menafsirkan simbol – simbol yang mengacu
kepada unsur pertama di atas.

Van Eugen membedakan makna (meaning) dan mengerti


(understanding). Mengerti mengacu pada suatu yang dimiliki oleh individu.
Individu yang mengerti telah memiliki hubungan sebab akibat, implikasi logis
dan sebaris pemikiran yang mengandung dua atau lebih pernyataan secara
logis makna adalah sesuatu yang dibaca dari sebuah simbol oleh seorang
anak. Dengan kata lain anak menyadari bahwa simbol adalah sesuatu
pengganti suatu objek.

● Teori Belajar Menurut Prof. Robert M. Gagne7


Teori ini menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika di SD
diperlukan objek belajar matematika dan tipe – tipe belajar.
1. Objek Belajar Matematika
Menurut Gagne bahwa dalam belajar matematika dua objek yaitu objek
langsung dan objek tidak langsung. Objek tidak langsung mencakup
kemampuan menyelidiki, memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap
positif dan tahu bagaimana semestinya belajar.

2. Tipe – Tipe Belajar

7 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009)

10
Telah dibedakan ke dalam 8 tipe belajar yang terurut kesukarannya dari
yang sederhana sampai kepada yang kompleks. Urutan kedelapan tipe itu
yaitu,
a. Belajar isyarat, yaitu belajar sesuatu yang disengaja.
b. Belajar stimulus respon, yaitu belajar sesuatu dengan sengaja dan
responnya adalah jasmani.
c. Rangkaian gerak, yaitu belajar dalam bentuk pembuatan
jasmaniah terurut dari kegiatan atau stimulus respon.
d. Rangkaian verbal, yaitu berupa perbuatan lisan terurut dari dua
kegiatan atau stimulus respon.
e. Belajar membedakan, yaitu belajar memisahkan rangkaian yang
bervariasi. Ada dua macam belajar membedakan yaitu,
membedakan tunggal (yaitu berupa pengertian siswa terhadap
suatu lambang) dan membedakan jamak (yaitu membedakan
beberapa lambang tertentu).
f. Belajar konsep, yaitu belajar atau melihat sifat – sifat bersama dari
suatu benda atau peristiwa.
g. Belajar aturan, yaitu memberikan respon terhadap semua stimulus
dengan segala macam perbuatan.
h. Pemecahan masalah, yaitu masalah bagi siswa bila sesuatu itu baru
dikenalkannya tetapi siswa telah memiliki prasyarat hanya siswa
belum tahu proses algoritmanya.

● Teori Belajar Menurut Zoltan P. Dienes8


Teori ini menyatakan bahwa tiap – tiap konsep atau prinsip dalam
matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkrit akan dapat dipahami
dengan baik dan benda atau objek dalam bentuk permainan akan sangat
berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Dalam konsep itu Dienes membagi tahap – tahap belajar dalam 6 tahap,
yaitu:
a. Permainan Bebas

8 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009)

11
Yaitu dengan melakukan aktivitas yang tidak berstruktur dan tidak
diarahkan. Dimana siswa mengadakan percobaan yang mengotak atik
benda – benda konkrit dan abstrak dari unsur yang sedang
dipelajarinya.
b. Permainan yang Disertai Aturan
Siswa meneliti pola – pola dan keteraturan yang terdapat dalam
konsep tertentu.
c. Permainan Kesamaan Sifat
Siswa diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat – sifat kesamaan
dalam permainan yang sedang diikuti.
d. Representasi
Yaitu tahap pengambilan kesamaan sifat dari beberapa situasi yang
sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep – konsep
tertentu yang bersifat abstrak. Dengan demikian telah mengarah pada
pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat
dalam konsep yang sedang dipelajari.
e. Simbolisasi
Yaitu merumuskan representasi dari setiap konsep dengan
menggunakan simbol matematika.
f. Formalisas
Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengurutkan sifat – sifat konsep
dan kemudian merumuskan sifat – sifat baru konsep tersebut.

● Teori Belajar Menurut Jean Piaget9


Teori ini menyatakan bahwa jika kita akan memberikan pelajaran tentang
sesuatu kepada anak didik, maka kita harus memperhatikan tingkat
perkembangan berpikir anak tersebut.
Dengan teori belajar yang disebut Teori Perkembangan Mental Anak atau
ada pula yang menyebutnya Teori Tingkat Perkembangan Berpikir Anak telah
membagi tahapan kemampuan berpikir anak menjadi empat tahapan yaitu:
a. Tahap sensorik motorik (dari lahir sampai usia 2 tahun)

9 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009)

12
b. Tahap operasional awal (usia 2 tahun sampai 7 tahun)
c. Tahap operasional (usia 7 tahun sampai 11 tahun)
d. Tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas)
Jadi agar pelajaran matematika di SD dapat dipahami oleh siswa dengan
baik maka mengajarkan sesuatu bahasan harus diberikan kepada siswa yang
sudah siap untuk dapat menerimanya. Tahapan perkembangan intelektual
atau berpikir siswa di SD dalam pembelajaran matematika yaitu:
1. Kekekalan Bilangan
Bila anak sudah memahami kekekalan bilangan, maka ia akan
mengerti bahwa banyaknya benda – benda itu akan tetap walaupun
letaknya berbeda – beda. Konsep kekekalan bilangan umumnya
dicapai oleh siswa usia 6 tahun sampai 7 tahun.
2. Kekekalan Materi
Anak baru bisa memahami yang sama atau berbeda itu dari satu
sudut pandang yang tampak olehnya. Belum bisa melihat perbedaan
atau persamaan dari dua karakteristik atau lebih. Hukum kekekalan
materi umumnya dicapai oleh siswa usia 7 sampai 8 tahun.
3. Kekekalan Panjang
Konsep kekekalan panjang umumnya dicapai oleh siswa usia 8 sampai
9 tahun.
4. Kekekalan Luas
Kekekalan luas pada umumnya dicapai siswa pada usia 8 tahun
sampai 9 tahun.
5. Kekekalan Berat
Kekekalan berat dicapai siswa pada usia 9 sampai 10 tahun.

6. Kekekalan Isi
Kekekalan isi dicapai oleh siswa pada usia 14 – 15 tahun atau 11 – 14
tahun.
7. Tingkat Pemahaman

13
Tingkat pemahaman di usia SD masih mengalami kesulitan
merumuskan definisi dengan kata – katanya sendiri. Mereka belum
dapat membuktikan dalil secara baik.

● Teori Belajar Menurut Edward L. Thondika10


Teori belajar ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan
proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon dan belajar lebih
berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa
senang atau kepuasan.

10 Anwar.A.S. Diktat Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: (2009)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matematika menjadi salah satu pembelajaran yang sangat penting untuk diajarkan
sejak anak usia sekolah dasar. Namun seringkali kita menemukan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran matematika sekolah dasar baik yang berasal
dari siswa, guru maupun orang tua.
Beberapa masalah yang biasa terjadi diantaranya yaitu matematika menjadi momok
yang sangat menakutkan bagi kebanyakan siswa, guru beranggapan bahwa cara berpikir
siswa Sekolah Dasar sama dengan orang dewasa, guru tidak terkonsentrasi dalam
mengajar matematika dikarenakan harus mengajar mata pelajaran lain, kurangnya
latihan soal – soal matematika di luar lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi
permasalah – permasalah yang biasa terjadi.
Namun semua permasalah – permasalah tersebut dapat diatasi, salah satunya
dengan cara penggunaan metode – metode pembelajaran yang sesuai. Dalam
pembelajaran matematika, guru perlu memahami teori – teori belajar. Yang nantinya
akan menjadi pedoman dalam membuat suatu metode pembelajaran.
Teori belajar menurut Jerome S. Brunner yang menyatakan bahwa belajar
matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran di arahkan pada konsep – konsep
dan struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan dan dengan
menggunakan alat peraga serta diperlukannya keaktifan siswa tersebut.
Teori belajar menurut Van Hiele yang menyatakan bahwa tiga unsur utama dalam
pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang
diterapkan, jika secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa
kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.
Tahap belajar menurut William Brownell yang menyatakan bahwa belajar
matematika merupakan belajar bermakna, dalam arti setiap konsep yang dipelajari
harus benar – benar dimengerti sebelum sampai pada latihan atau hafalan.

15
Teori belajar menurut Jean Piaget yang menyatakan bahwa jika kita akan
memberikan pelajaran tentang sesuatu kepada anak didik, maka kita harus
memperhatikan tingkat perkembangan berpikir anak tersebut.
Teori belajar menurut Van Engen yang menyatakan bahwa tujuan pengajaran
aritmatika adalah untuk membantu anak memahami suatu simbol yang mewakili suatu
himpunan, kejadian, dan rentetan kegiatan yang diberi simbol itu harus langsung dialami
oleh anak.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk kedepannya penulis akan menjelaskan masalah secara lebih fokus dan
detail dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Esti. (2019). Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD pada Kurikulum 2013.
https://www.kompasiana.com/agnessj/5d31d4150d823045924a9d52/kesulitan-
belajar-matematika-siswa-sekolah-dasar-sd-pada-kurikulum-2013
Apriani, Dita. (2019). Permasalahan Pembelajaran Matematika Anak SD.
https://koranbogor.com/berita/nusantara/permaalahan-pembelajaran-matematika-
anak-sd/
Sebo, Erisa. (2017). Permasalahan Dalam Pembelajaran Matematika SD Dilihat dari
Berbagai Aspek. https://solusimatikasd.blogspot.com/2017/11/permasalahan-
dalam-pembelajaran.html?m=1
https://koranbogor.com/berita/nusantara/permasalahan-pembelajaran-
matematika- anak-sd/

17

Anda mungkin juga menyukai