Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATERI PENDEKATAN-PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI


SD

OLEH :

Hari Jamaludin

60403070119089

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA MUTIARA SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb

Kami hanturkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas hidayah
dan rahmat-Nya, berupa kesehatan serta Ilmu Pengetahuan sehingga Makalah Strategi
Pembelajaran Matematika dapat kami wujudkan.

Makalah Strategi Pembelajaran Matematika Tentang “Pendekatan-pendekan


Pembelajaran matematika di SD” disusun guna membantu Mahasiswa, sebagai salah satu dari
bagian rakyat Indonesia kita para pemuda generasi penerus seharusnya wajib mempelajari
dan memahami tentang sejarah-sejarah yang ada di Negara Indonesia ini, tidak hanya
mempelajari atau mengetahuinya saja tetapi menjaga dan melestarikannya karena salah satu
bentuk dari sifat Nasionalisme dan Patriotisme.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat konstruktif kami harapkan. Namun, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, kami
sampaikan terimakasih.

Wasalamuallaikum Wr. Wb

Sukabumi, 16 November 2020

Hari Jamaludin
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting, karena
matematika sebagai mata pelajaran yang memungkinkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Matematika adalah salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Belajar
matematika merupakan suatu syarat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
berikutnya. Dengan belajar matematika kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif
dan aktif. Alasan pentingnya matematika untuk dipelajari karena begitu banyak
kegunaannya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa kegunaan matematika yang
praktis menurut Russfendi (2006:2008), yaitu: 1) Dengan belajar matematika kita
mampu berhitung dan mampu melakukan perhitungan-perhitungan yang lainnya 2)
Matematika merupakan prasyarat untuk beberapa mata pelajaran lainnya. 3) Dengan
belajar matematika perhitungan menjadi lebih sederhana dan praktis. 4) Dengan
belajar matematika diharapkan kita mampu menjadi manusia yang berpikir logis,
kritis, tekun, bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan persoalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa metematika itu sangat penting, tetapi
banyak yang beranggapan bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit untuk
diajarkan dan dipelajari. Wahyudin (2001:2) mengemukakan beberapa alasan tentang
sulitnya matematika untuk dipelajari dan diajarkan yaitu: Matematika merupakan
pelajaran yang sangat hierarkis, karena hampir setiap materi yang diajarkan akan
menjadi prasyarat bagi materi yang selanjutnya, sehingga jika materi terdahulu tidak
dipahami, akan sulit untuk memahami materi berikutnya. Beragam kecepatan siswa
dalam memahami materi atau konsep yang diajarkan oleh guru, misalnya sejumlah
siswa dapat memahami yang diajarkan oleh guru setelah guru menyampaikan materi
tersebut, sementara sejumlah siswa yang lainnya baru memahami materi setelah satu
minggu, satu bulan, bahkan mungkin saja sampai keluar sekolahpun tidak
memahaminya.
Penguasaan materi pelajaran mutlak harus dimiliki oleh pendidik, khususnya
guru. Hal ini untuk memberikan image atau anggapan bahwa guru adalah sebagai
panutan. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik, secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Jenjang pendidikan Indonesia terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Menurut Undang-Undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 17 ayat 1 dan 2, Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat (Depdiknas,2006:82).
Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar di masa depan disadari akan
semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek
kehidupan. Untuk menjawab tuntutan tersebut pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mau
tidak mau harus segera melakukan upaya pengembangan dan inovasi secara skematik
dan sistemik. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah itu
adalah guru sebagai pengajar harus mengembangkan pengajaran dalam proses
pembelajaran. Adapun pengembangan bahan pengajaran dalam proses pembelajaran
di SD harus bertitik tolak pada ketecernaan bagi peserta didik. Dengan kata lain tugas
seorang pengajar dan pendidik harus mampu mengkomunikasikan dan
menginformasikan materi pelajaran kepada siswa dengan metode yang bervariasi agar
suasana belajar mengajar tidak monoton dan siswa juga tidak cepat merasa bosan.
Selain itu, guru juga harus mampu membangkitkan minat belajar bagi peserta
didiknya, terutama mereka yang kurang menguasai terhadap pelajaran tertentu.
Salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa menurut Zulkardi (2006) di
antaranya disebabkan oleh: Siswa kurang memahami konsep matematika karena
pelajaran terlalu abstrak dan kurang menarik serta kurang contoh permasalahan yang
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Metode yang digunakan berpusat
pada guru sementara siswa cenderung pasif. Penilaian hanya berfokus ke sumatif dan
hanya mengejar jawaban namun mengabaikan proses. Untuk mengatasi masalah di
atas penulis tertarik dengan salah satu alternatif dari sekian banyak pendekatan yaitu
Pendekatan Matematika.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah di atas, dapat
dikemukakan rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan
kelas ini sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari pendekatan pembelajaran matematika ?
2. Apa saja fungsi dan macam-macam pendekatan dalam pembelajaran ?
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam kelebihan dan kekurangan dari macam-
macam pendekatan pembelajaran ?
4. Jelaskan langkah-langkah dari setiap masing-masing pendekatan pembelajaran!
5. Bagaimana karakteristik pembelajaran matematika dengan pendekatan
pembelajaran yang anda ketahui saja ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain :
1. Mendeskripsikan tentang macam-macam pendekatan pembelajaran matematika
untuk meningkatkan prestasi peserta didik.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan terhadap pendekatan
matematika dalam proses pembelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar matematika.
4. Mengetahui langkah-langkah atau tindakan yang harus di lakukan dalam
pembelajaran matematika.
5. Dapat memahami tujuan, karakteristik pendekatan pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil pembahasan ini adalah dapat memberikan
informasi tentang pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
matematika dalam meningkatkan hasil belajar matematika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Pendekatan Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah
satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a
way of beginning something „cara memulai sesuatu‟. Karena itu, pengertian
pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi,
pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan
merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat, atau keyakinan yang
kadang kala sulit membuktikannya. Pendekatan ini bersifat aksiomatis. Aksiomatis
artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Pendekatan pembelajaran menurut Syaiful (2003:68) adalah sebagai aktifitas
guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sebagai
penjelas dan juga mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan
juga mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru,
dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teorItis tertentu.

B. FUNGSI PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN


Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran
yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

C. MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Dilihat dari pendekatan sudut pandangnya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
 Student Centered Approach,
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa dimana
pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Adapun
yang termasuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa antara lain :
1. Pendekatan Saintific
Pendekatan saintific adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan, dan
lainnya melalui tahapan mengamati , menanya, menalar, mencoba, dan menbentuk
jejaring untuk semua mapel.
1) Tujuan Pembelajaran Pendekatan Saintific
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
4. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah
6. Untuk mengembangkan karakter siswa
2) Prinsip Pendekatan Saintific
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan pendekatan saintific antara lain
1. pembelajaran berpusat pada siswa
2. pembelajaran membentuk students‟ self concept
3. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari,
mnganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan prinsip.
4. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa pembelajaran meningkatkan motivasi
3) Langkah-Langkah Pendekatan Saintific
Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu :
1. Observing (mengamati), Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)
2. Questioning (menanya), Mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
3. Associating (menalar), mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
4. Experimenting (mencoba), Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata
atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran
IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan
tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan
bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
5. Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan),
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
4) Kelebihan Pendekatan Scientific
1. Menilai data lebih objektif, karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai
atau kepercayaan periset atau orang lain ( harus value free )
2. Dari segi kemudahan mendapatkan data ,data sekunder yang tersedia
dapat digunakan
3. Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan permasalahan
yang lebih luas menggunakan waktu yang lebih panjang dan jumlah
observasi yang lebih banyak sebagai objek penelitian karena tersedia
di data sekunder.
5) Kekurangan Pendekatan Scientific
1. Setting tidak natural ( artificial ) , dapat menurunkan validitas
penelitian
2. Penelitian kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang
mendalam
3. Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang
tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori
2. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu
konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik
juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan
percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup
kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
1) KELEBIHAN PENDEKATAN PROSES
Keunggulan/Kelebihan pendekatan proses adalah :
1. Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting
untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan.
2. Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
2) KELEMAHAN PENDEKATAN PROSES
Kelemahan pendekatan proses adalah :
1. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan
pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
2. Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak
semua sekolah dapat menyediakannya.
3. Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancangkan suatu
percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang
sulit, tidak semua siswa mampu melaksanakannya.

 TEACHER CENTERED APPROACH,


Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru , dimana
pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
Adapun yang termasuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa antara
lain:
1. Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching And Learning (Ctl)
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status
apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa
apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen
komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar
yang penting, yaitu :
1. Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan
konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan
informasi baru.
2. Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun
pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa
dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-
bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan
memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu
kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara
kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan
sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa
mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman
belajar dengan focus pada pemahaman bukan hafalan
1) Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pendekatan Kontekstual
Hal-hal yang diperlukan untuk mencapai sejumlah hasil yang
diharapkan dalam penerapan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :

 Guru yang berwawasan. Maksudnya yaitu guru yang berwawasan dalam


penerapan dan pendekatan.
 Materi dalam pembelajaran.Dalam hal ini guru harus bisa mencari materi
pembelajaran yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar bermakna bagi
siswa.
 Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.Dalam hal ini adalah
bagaimana seorang guru membuat siswa bersemangat belajar, yang lebih
konkret, yang menggunakan realitas, lebih aktual, nyata/riil, dsb.
 Media pendidikan.Media yang digunakan dapat berupa situasi alamiah,
benda nyata, alat peraga, film nyata yang mana perlu dipilih dan dirancang
agar sesuai dan belajar lebih bermakna.
 Media pendukung pembelajaran kontekstual seperti peralatan dan
perlengkapan, laboratorium, tempat praktek, dan tempat untuk melakukan
pelatihan perlu disediakan.
 Proses belajar dan mengajar. Hal ini ditujukan oleh perilaku guru dan
siswa yang bernuansa pembelajaran kontekstual yang merupakan inti dari
pembelajaran kontekstual.
 Kancah pembelajaran.Hal ini perlu dipilih sesuai dengan hasil yang
diinginkan.
 Penilaian/evaluasi otentik perlu diupayakan karena pada pembelajaran ini
menuntut pengukuran prestasi belajar siswa dengan cara- cara yang tepat
dan variatif, tidak hanya dengan pensil atau paper test.
 Suasana dalam lingkungan pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh
karena dapat mendekatkan situasi kehidupan sekolah dengan kehidupan
nyata di lingkungan siswa.

2) Karakteristik Pembelajaran Ctl


1. Saling menunjang.
2. Menyenangkan, tidak membosankan.
3. Belajar dengan bergairah.
4. Pembelajaran terintegrasi.
5. Menggunakan berbagai sumber.
6. Siswa aktif.
7. Sharing dengan teman.
8. Siswa kritis guru kreatif.
9. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta,
gambar, artikel, humor dan lain-lain.
10. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa,
laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain
3) Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Tahapan pelaksanaan pembelajaran kontekstual antara lain :

1. Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan.


2. Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.
3. Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan
siswa.
4. Menyusun persiapan proses KBM yang telah memasukkan konteks
dengan materi pelajaran.
5. Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual.
6. Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah dipelajari siswa.
4) Kelebihan Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja
bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan
mudah dilupakan.
Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
5) Kelemahan Pendekatan Kontekstual
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL.
Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai
individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”
penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing
siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar.
Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan
yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.

DILIHAT DARI PENDEKATAN MATERINYA, PEMBELAJARAN


TERDAPAT DUA JENIS PENDEKATAN, YAITU:
A. PENDEKATAN DEDUKTIF
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut
pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke
penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan
topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus
dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak
mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif
menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan.

Menurut Setyosari (2010:7) menyatakan bahwa “Berpikir deduktif merupakan


proses berfikir yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang bersifat umum ke
hal-hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika tertentu.”

Hal serupa dijelaskan oleh Sagala (2010:76) yang menyatakan bahwa:


Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaaan umum
kekeadaan yang khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan khusus.

Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa “Pendekatan


deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran,
kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi
tertentu.”

Dalam pendekatan deduktif menjelaskan hal yang berbentuk teoritis kebentuk


realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Disini
guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemukan para ahli, kemudian menjabarkan
kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh.

Dari penjelasan beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan


deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus.
Penggunaan Pendekatan Deduktif Menurut Yamin (2008:89) pendekatan
deduktif dapat dipergunakan bila:

1. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari,


2. Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang
membutuhkan proses berfikir kritis,
3. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang
baik dan pembicaraan yang baik,
4. Waktu yang tersedia sedikit.

2. Langkah-langkah Pendekatan Deduktif


Menurut Sagala (2010:76) langkah-langkah yang dapat digunakan dalam
pendekatan deduktif dalam pembelajaran adalah
1. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan
pendekatan deduktif,
2. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan
definisi dan contoh-contohnya,
3. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun
hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum,
4. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari
keadaan umum.
3. Kelebihan Pendekatan Deduktif

Adapun kelebihan dari pendekatan deduktif dibandingkan dengan pendekatan


lain adalah :
1. Tidak memerlukan banyak waktu.
2. Sifat dan rumus yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan kedalam
soal-soal atau masalah yang konkrit.

4. Kelemahan Pendekatan Deduktif


Kelemahan pendekatan deduktif antara lain:
1. Siswa sering mengalami kesulitan memahami makna matematika
dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa baru bisa memahami
konsep setelah disajikan berbagai contoh.
2. Siswa sulit memahami pembelajaran matematika yang diberikan karna
siswa menerima konsep matematika yang secara langsung diberikan
oleh guru.
3. Siswa cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan
deduktif, karna disini siswa langsung menerima konsep matematika
dari guru tanpa ada kesempatan menemukan sendiri konsep tersebut.
4. Konsep tidak bisa diingat dengan baik oleh siswa

B. PENDEKATAN INDUKTIF
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari
hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach)
menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan
induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju
keadaan umum.

Sedangkan menurut Yamin (2008:89) menyatakan bahwa: Pendekatan


induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta, contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha
keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran
tersebut.

Mengajar dengan pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara


penyajian kepada siswa dari suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat
disimpulkan menjadi suatu aturan prinsip atau fakta yang pasti.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan induktif


adalah pendekatan pengajaran yang berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan
khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan.

 PENGGUNAAN PENDEKATAN INDUKTIF


Menurut Yamin (2008:90) pendekatan induktif tepat digunakan manakala:
1. Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang
berhubungan dengan mata pelajaran tersebut,
2. Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap,
pemecahan, dan pengambilan keputusan,
3. Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan
pertanyaan terampil mengulang pertanyaan, dan sabar,
4. Waktu yang tersedia cukup panjang.
 LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PENDEKATAN INDUKTIF
Menurut Sagala (2010:77) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model
pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu:
1. Memilih dan mementukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan
umum, prinsip dan sebagainya) sebagai pokok bahasan yang akan
diajarkan.
2. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau aturan
umum itu sehingga memungkinkan siswa menyusun hipotesis
(jawaban sementara) yang bersifat umum.
3. Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan
dengan tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yang dibuat
siswa.
4. Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa
aturan umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah
tersebut, baik dilakukan oleh guru atau oleh siswa.
 KELEBIHAN PENDEKATAN INDUKTIF
Adapun kelebihan dari pendekatan induktif dibandingkan dengan pendekatan
antara lain adalah :
1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berusaha sendiri atau
menemukan sendiri suatu konsep sehingga akan diingat dengan lebih
baik.
2. Murid memahami sifat atau rumus melalui serangkaian contoh. Kalau
terjadi keraguan mengenai pengertian dapat segera diatasi sejak masih
awal.
3. Dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
 KELEMAHAN PENDEKATAN INDUKTIF
Kelemahan dari pendekatan induktif antara lain
1. Memerlukan banyak waktu.
2. Kadang-kadang hanya sebagian siswa yang terlibat secara aktif.
3. Sifat dan rumus yang diperoleh masih memerlukan latihan atau
aplikasi untuk memahaminya.
4. Secara matematik (formal) sifat atau rumus yang diperoleh dengan
pendekatan induktif masih belum menjamin berlaku umum.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Azidaf . 2013. Macam Pendekatan Pembelajaran. Di unduh : selasa, 22


september 2015

https://azidafbudiarto.wordpress.com/2013/01/22/macam-pendekatan-pembelajaran/

Halsa, Rizkyamalalia. 2014. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran. Di unduh : 17


september 2015

http://rizkyamaliahalsa.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-pendekatan
pembelajaran.html

Hardymath. 2013. Macam Pendekatan Pembelajaran Matematika. Di unduh : 22


september 2015

http://hardymath.blogspot.co.id/2013/09/macam-pendekatan-pembelajaran
matematika.html

Massofa. 2008. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik . Di unduh : selasa 22


september 2015

https://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika
realistik/

Nina, Sakinah. 2014. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran. Di unduh : kamis, 17


september 2015

http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/06/macam-macam-pendekatan
pembelajaran.html

Rakuen, Nurul. 2013. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran. Di unduh : 17


september 2015

http://nurulrakuen.blogspot.co.id/2013/02/macam-macam-pendekatan-
pembelajaran.html

http://emanbateportofolio.blogspot.com. [26 Februari 2011].

Anda mungkin juga menyukai