PENDAHULUAN
pendidikan dasar 9 tahun, 6 tahun di tingkat Sekolah Dasar dan 3 tahun di tingkat
SLTP. Pendidikan dasar memberikan bekal dasar kepada siswa agar mampu
bekal ini diharapkan anak mampu mewujudkan dirinya sebagai pribadi, anggota
kehidupan disekitarnya.
kelompok yaitu :
setiap orang untuk mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu
berkembang.
Tekanan utama dalam tujuan ini adalah pengetahuan dan ketrampilan dasar.
tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengukur dan memahami bentuk geometri, perlu diberikan kepada semua siswa
mulai dari jenjang sekolah dasar guna membekali siswa agar mampu berfikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama. Kompetensi
menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu pembelajaran,
dan tepat dapat membantu penulis dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Mengajak dan menjaga agar siswa
tetap belajar adalah tugas penulis dalam rangka menjaga semangat belajar siswa.
Tidak hanya terbatas pada seberapa materi yang dikuasainya, hal yang tidak kalah
suatu proses belajar berarti penulis sedang mengatur strategi pembelajaran. Adapaun
yang dimaksud dengan strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Walaupun demikian masih banyak sekolah atau madrasah yang siswanya tidak dapat
pembelajaran dengan baik, dengan menggunakan metode dan alat peraga yang
diperlukan sesuai kebutuhan anak, tetapi hasil belajarnya masih rendah terutama
dalam pelajaran Matematika. Demikian juga hasil belajar yang dialami siswa SDN
20 Kota Bengkulu di mana penulis menjadi penulisnya juga mengalami hasil yang
satuan waktuyang kami lakukan, setelah dikoreksi hasil tes tertulis dari 28 siswa
kelas 2.C yang mengikuti tes, 16 siswa (61%) belum memperoleh hasil yang
ditetapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah 70. Sehingga kalau nilai anak
kuranng dari 70 dinyatakan belum tuntas.Hal ini perlu mendapat perhatian serius
pembelajaran. Sebab materi ini sebagai dasar untuk materi selanjutnya, sehingga bila
tidak segera dipecahkan akan semakin tidak baik hasil pembelajaran selanjutnya.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang sangat
penting karena media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Oleh karena itu, diperlukan media atau
alat peraga agar siswa dapat menguasai konsep “penjumlahan dan pengurangan “.
Media gambar merupakan media sederhana yang mudah didapat, mudah dibawa dan
tersedia disekitar siswa. Dengan menggunakan media gambar siswa akan lebih
dengana Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Kelas II.C
B. Rumusan Masalah
belajar siswa kelas 2.C Tema Diri Sendiri di Kelas 2.C SDN 20 Kota
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas
Kelas 2.C SDN 20 Kota Bengkulu pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
media gambar.
D. Manfaat Penelitian
berikut :
Pelajaran lain.
2. Bagi Kepala Sekolah dan Guru, dapat dijadikan media motivasi untuk dapat
3. Bagi siswa, dapat memberikan kesan bahwa belajar matematika itu mudah
KAJIAN PUSTAKA
merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam
dan sikap (Dimyati dan Mudjiono, 2002:157). Dari beberapa pendapat di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran harus berpusat pada kegiatan siswa
kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif,
yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
suatu kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam mentransfer ilmu dan
pengetahuan mengenai logika dan problem numerik yang memiliki objek abstrak
yang diperoleh.
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Depdiknas, 2006).
pengalaman dan hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran akan lebih
bermakna.
B. Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil atau tidak,
dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh sesudah melakukan kegiatan belajar.
Dimyati dan Mudjiono (1994:4) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan menurut Sudjana
(2002:49) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima
pengalaman belajarnya.
yang telah dilaksanakan. Adapun kriteria ketuntasan belajar siswa pada mata
1. Daya serap individu, seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai
Daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful,
2008:210).
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik
diharapkan.
pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas.
2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu,
perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar
3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang
kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak
wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta
didik.
minimum.
kesabaran.
akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik
dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses
suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
D. Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium. Kata itu berasal dari
bahasa latin “medius” yang artinya tengah. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata
medium artinya antara. Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar.
Lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
Menurut Rohani (1997:3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindra
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dari beberapa
pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang
membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau
PELAKSANAAN PENELITIAN
Bengkulu. tanggal 9 Agustus sampai dengan tanggal 27 agustus 2012 Pada Siklus
adalah jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 12 orang
perempuan usia siswa rata-rata 7 – 8 tahun dengan keadaan ekonomi siswa sebagian
kebanyakan nelayan dan petani, tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 2.C SDN 20 Kota Bengkulu
Perencanaa
n
Refleksi Pelaksanaa
Siklus I
n
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
C. Rencana penelitian
dengan teman sejawat dan kepala sekolah, kemudian diadakan rancangan perbaikan
pelajaran matematika.
perbaikan pembelajaran.
kegiatan akhir).
d). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
a. Siklus I
dipahami
b. Siklus II
dipahami
D. Refleksi
dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum
mampu mamahami materi sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah
dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi
guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab yang diberikan guru.
siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi
tanya jawab antara siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi yang baik antara
siswa dan guru. Guru juga memberikan media sederhana yaitu media korak api
yang dapat membantui siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian pada
siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi tidak terdapat
selanjutnya.
E. Prosedur Penelitian
dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Jika pada siklus I sudah mencapai ketuntasan hasil
rata skor pengamat. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk merefleksi
tindakan yang telah dilakukan dan diolah secara deskriptif dengan menghitung :
butir soal
Skor tertinggi untuk tiap butir observasi guru 3, skor terendah untuk tiap
butir adalah 1, jumlah butir soal observasi adalah 15 maka skor tertinggi adalah 45
= 30
3
Hasil kisaran nilai untuk tiap kategori pengamatan dilukiskan dalam tabel 3.1
Skor tertinggi untuk tiap butir observasi siswa 3, skor terendah untuk tiap
butir adalah 1, jumlah butir soal observasi adalah 15 maka skor tertinggi adalah 45
= 30
3
= 10
Hasil kisaran nilai untuk tiap kategori pengamatan dilukiskan dalam tabel 3.1
2. Data Tes
a. (Х) = ∑Х
X = Nilai Rata-rata
∑ Χ= Jumlah Nilai
Ν = Jumlah Siswa
(Sudjana, 2006:109)
ketuntasan belajar.
1. Sumber Data
2. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang
pembelajaran.
5. Indikator
dilihat dari kinerja. Indikator keberhasilan tindakan dapat dilihat pada indikator
kemampuan siswa dalam menerapkan konsep belajar yang diberikan guru. Indikator
keberhasilan yang digunakan didapatkan dari standar dan kualitas mutu sekolah di
dilihat dari kemampuan siswa untuk dapat menerapkan Matematika dengan konsep
1. Siklus I
Agustus 2012 pukul 08.05-09.15 WIB. Hasil penelitian pada siklus I, meliputi:
Hasil observasi aktivitas guru dinilai oleh dua orang pengamat, hasil observasi
Demosntrasi di kelas 2.C SD Negeri 20 Kota Bengkulu pada siklus I disajikan dalam
Dari data tabel 4.1 menunjukkan hasil observasi yang dilakukan oleh dua
pengamat (observer) untuk aktivitas kegiatan guru selama proses pembelajaran pada
dengan kriteria cukup berada dalam interval (20-27), dari data observasi aktivitas
siklus II. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi aktivitas guru siklus I
lampiran. Dari hasil observasi data aktivitas guru dapat dianalisis untuk mengetahui
kriteria aktivitas guru, hasil analisis data observasi aktivitas guru dapat dilihat pada
lampiran.
Hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh dua orang pengamat selama
1. SD Negeri 20 Kota Bengkulu. Hasil observasi yang dilakukan oleh dua pengamat
terhadap aktivitas siswa pada siklus I dapat disajikan pada tabel 4.2. berikut ini
Dari data tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata skor observasi yang dilakukan
oleh dua pengamat (observer) aktivitas siswa. Pengamat 1 memberikan skor 30.5
dan pengamat 2 memberikan skor 24 sehingga rata-rata aktivitas siswa pada siklus I
yaitu 32 dengan kriteria cukup, dari lembar observasi aktivitas siswa masih terdapat
kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari
data hasil observasi aktivitas siswa siklus I lampiran. Dari hasil observasi data
yang dinilai yaitu sikap siswa dalam memperhatikan kegiatan memahami suatu
digunakan lembar observasi afektif siswa yang dibuat oleh peneliti. Indikator
aspek yang diamati dalam lembar pengamatan afektif siswa pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran 20 dan deskriptor pengamatan afektif siswa dapat dilihat
pada lampiran 21. Hasil observasi afektif siswa dapat dilihat pada lampiran
Dari lembar pengamatan afektif yang diamati oleh peneliti selama proses
yang mendapat nilai 70 ke bawah sebanyak 16 orang dengan nilai rata-rata 6.39
dan ketuntasan belajar secara klasikal hanya 52% dinyatakan tidak tuntas
siswa, sehingga perlu diperbaiki pada siklus II. Analisis nilai afektif siswa
Nilai psikomotor
bersama, dan ekspresi siswa dalam kegiatan menaati keputusan bersama.. Untuk
yang dibuat oleh peneliti dengan mengamati 3 aspek antara lain; (1) menirukan,
(2) artikulasi, (3) pengalamiahan, ketiga aspek ini dapat dilihat pada lampiran
24. Aspek yang diamati dalam penilaian psikomotor siswa berpedoman kepada
deskriptor setiap aspek, deskriptor ini dapat dilihat pada lampiran 25.
Dari lembar observasi psikomotor yang diamati oleh peneliti selama proses
memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 15 siswa dengan nilai rata-rata 6.39 dan
belajar yang diharapkan sebesar 7.5 %, karena pada penilaian psikomotor siswa
II. nilai psikomotor siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran dan analisis nilai
N
NAMA SISWA Nilai KKM Keterangan
O
1 Alya Putri Purwanto 4.80 6.50 Tidak tuntas
2 Amanda Karina 5.00 6.50 Tidak tuntas
3 Bagus Riandica Pratama 4.00 6.50 Tidak tuntas
4 Dzakyyah Ameizki Atmaja 8.00 6.50 Tuntas
5 Fanesha Oktiara Efendi 5.80 6.50 Tidak tuntas
6 Fira Arisca Pasa 6.00 6.50 Tidak tuntas
7 Gerrard Anugrah Sadewa 6.00 6.50 Tidak tuntas
8 Ghina Syakirah Darussalam 7.00 6.50 Tuntas
9 Griya Amelia Aldafa Siregar 7.00 6.50 Tuntas
10 Gusti Bayu Aji 6.80 6.50 Tuntas
11 I Gede Aditya Darmana 6.80 6.50 Tuntas
12 Karina Ashilla Putri 6.60 6.50 Tuntas
13 M.Rayfat Adityanto 6.80 6.50 Tuntas
14 M.Syarief Febrianto 5.80 6.50 Tidak tuntas
Data hasil belajar yang diperoleh dari nilai post tes siklus I diperoleh dari 28
memperoleh nilai ≥ 70 sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II. Data post
tes siswa dapat dilihat pada lampiran 28 dan analisis nilai secara rinci dapat
Dilihat dari data nilai akhir hasil belajar siswa, diketahui bahwa
secara optimal dan masih terdapat kelemahan selama proses pembelajaran pada
N
NAMA SISWA Nilai KKM Keterangan
O
1 Alya Putri Purwanto 6.00 6.50 Tidak tuntas
2 Amanda Karina 6.00 6.50 Tidak tuntas
3 Bagus Riandica Pratama 5.00 6.50 Tidak tuntas
4 Dzakyyah Ameizki Atmaja 8.00 6.50 Tuntas
5 Fanesha Oktiara Efendi 6.60 6.50 Tuntas
6 Fira Arisca Pasa 8.00 6.50 Tuntas
7 Gerrard Anugrah Sadewa 7.00 6.50 Tuntas
8 Ghina Syakirah Darussalam 7.00 6.50 Tuntas
9 Griya Amelia Aldafa Siregar 8.00 6.50 Tuntas
10 Gusti Bayu Aji 7.00 6.50 Tuntas
11 I Gede Aditya Darmana 8.00 6.50 Tuntas
12 Karina Ashilla Putri 7.50 6.50 Tuntas
13 M.Rayfat Adityanto 7.50 6.50 Tuntas
14 M.Syarief Febrianto 7.50 6.50 Tuntas
15 M.Gading Ananda 7.20 6.50 Tuntas
16 M.Rassya AbraRidhandra 7.00 6.50 Tuntas
17 Melanie Putri Syahreda 8.00 6.50 Tuntas
18 Nafid Prabuningrum 8.40 6.50 Tuntas
19 Najib Rizki Abdillah 7.00 6.50 Tuntas
20 Nanda Hamidah Nasution 7.00 6.50 Tuntas
21 Narendra Yoga Dasandriya 7.00 6.50 Tuntas
22 Nasya Haura Putri. H 7.00 6.50 Tuntas
23 Naufal Zhafir Syandhana 7.00 6.50 Tuntas
24 Neiza Akbar Rizaldy 7.00 6.50 Tuntas
25 Nira Karunia Nugroho 6.00 6.50 Tidak tuntas
26 Nur Salsabila 6.00 6.50 Tidak tuntas
27 Pidu Aziz Hastaman 6.60 6.50 Tuntas
28 Raihan Raja Athallah 7.00 6.50 Tuntas
RATA-RATA 7.05
TUNTAS 23
PROSENTASE TUNTAS 82%
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh dua pengamat masih ditemukan
beberapa aspek pada siklus I yang pelaksanaannya belum berjalan dengan baik
(dengan kategori kurang dan cukup) dan masih perlu diperbaiki antara lain:
2) guru menyampaikan tujuan pembelajaran hanya aspek kognitif dan afektif saja
(kategori cukup).
3) guru mengeksplorasi dilema nilai dari budaya bangsa, sehingga masih banyak
5) Guru hanya membimbing siswa saat mengerjakan LDS, sehingga rasa saling
(kategori cukup).
6) guru belum teguh pendirian dalam menyampaikan dilema nilai dalam menaati
7) guru hanya memberikan tindak lanjut berupa tugas mandiri dan mengemukakan
tujuan pembelajaran karena pada siklus I siswa kurang memahami maksud dari
mengungkapkannya.
yang dipilihnya dan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam
sebangkunya.
6) Guru melakukan tanya jawab yang melibatkan siswa secara langsung untuk
8) untuk memberikan kesan dan pesan yang baik dalam tindak lanjut guru
berjalan dengan baik (dengan kategori kurang dan cukup) dan masih perlu
1. Siswa melakukan tanya jawab yang cukup mengarah pada materi pelajaran yang
4. Jika 3-4 pasangan siswa yang mengerjakan LDS dengan cara musyawarah
5. Hanya 1-2 siswa dalam kelompok ragu-ragu dalam mempertahankan nilai yang
7. Siswa hanya mengungkapkan kembali tindak lanjut berupa tugas mandiri dan
kepada siswa dan pertanyaan tersebut harus berkaitan dengan konsep yang akan
beberapa siswa mengulangi kembali apa tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pendapat.
4) guru memotivasi siswa mencatat hasil diskusi, dengan cara memberi pertanyaan
yang berkaitan dengan materi dan menanyakan kembali, apabila siswa belum
persentasi.
menaati keputusan bersama dengan cara menunjuk siswa yang ribut dalam
8) guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif saat memberikan tindak
lanjut.
A. Nilai Afektif
Dari kelima aspek yang diamati dalam lembar observasi afektif siswa pada
D. Nilai Psikomotor
2) aspek artikulasi, siswa hanya mengungkapkan alasan akan pilihan nilai yang
soalnya cukup banyak sehingga waktu yang diberikan guru tidak cukup untuk
Siklus II
10.05-11.15 WIB; dan pertemuan 2 dilaksanakan hari Jumat 17 Agustus 2012 pukul
08.05-09.15 WIB. Pelaksanaan pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Hasil penelitian pada siklus II, meliputi:
Observasi aktivitas guru pada siklus II dilakukan oleh dua orang pengamat
Kota Bengkulu. Hasil observasi aktivitas guru disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini :
memberikan skor sempurna yaitu 36 sehingga rata-rata skor aktivitas guru pada
siklus II adalah 36 dengan kriteria baik sehingga tidak ditemukan lagi kelemahan-
kelemahan pada lembar aktivitas guru. Data hasil observasi aktivitas guru pada
siklus II dapat dilihat pada lampiran. Data hasil observasi aktivitas guru dianalisis
untuk mencari nilai rata-rata dan kriteria ketuntasan, analisis data observasi
Observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh dua orang pengamat selama
kelas 2.C SD Negeri 20 Kota Bengkulu. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
memberikan skor 35 sehingga rata-rata skor aktivitas siswa pada siklus II yaitu 35
dengan kriteria baik. Pada lembar aktivitas siswa tidak ditemukan lagi kelemahan-
kelemahan aktivitas siswa, data hasil aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada
lampiran 44. Data hasil belajar dianalisis untuk mengetahui kriteria skor, analisis
dan menghormati hal ini dapat diamati oleh guru melalui lembar pengamatan
9 orang sehingga ketuntasan belajar yang diperoleh sebesar 75% dengan nilai
rata-rata 83,3 dan dinyatakan tuntas sesuai dengan ketuntasan belajar yang
diidealkan dari depdiknas jika 75% siswa memperoleh nilai ≥70. Untuk
mengetahui nilai rata-rata afektif siswa dan ketuntasan belajar klasikal, data
observasi dianalisis terlebih dahulu. Nilai hasil afektif siswa dapat dilihat pada
lampiran 48. Analisis nilai afektif siswa secara rinci dapat dilihat pada lampiran
49. Dari analisis nilai afektif siswa siklus II dinyatakan tuntas, sehingga tidak
2) Nilai Psikomotor
dengan nilai rata-rata 85,2. Data nilai psikomotor siswa pada siklus II dapat
dilihat pada lampiran 52. Analisis nilai psikomotor siswa secara rinci dapat
dilihat pada lampiran 53. Dari analisis nilai psikomotor siswa siklus II
siklus berikutnya dan penelitian ini dinyatakan berhasil pada siklus II.
3) Nilai Kognitif
N KK
NAMA SISWA Nilai Keterangan
O M
Hasil
1 Alya Putri Purwanto 4.80 7.00 Tidak tuntas
2 Amanda Karina 7.00 7.00 Tuntas
belajar
3 Bagus Riandica Pratama 4.00 7.00 Tidak tuntas
4 Dzakyyah Ameizki Atmaja 8.00 7.00 Tuntas
kognitif
5 Fanesha Oktiara Efendi 7.00 7.00 Tuntas
6 Fira Arisca Pasa 7.50 7.00 Tuntas
dalam
7 Gerrard Anugrah Sadewa 7.20 7.00 Tuntas
8 Ghina Syakirah Darussalam 7.40 7.00 Tuntas
9 Griya Amelia Aldafa Siregar 7.60 7.00 Tuntas
10 Gusti Bayu Aji 7.80 7.00 Tuntas
11 I Gede Aditya Darmana 7.00 7.00 Tuntas
12 Karina Ashilla Putri 7.00 7.00 Tuntas
13 M.Rayfat Adityanto 7.00 7.00 Tuntas
14 M.Syarief Febrianto 7.00 7.00 Tuntas
15 M.Gading Ananda 7.00 7.00 Tuntas
16 M.Rassya AbraRidhandra 7.60 7.00 Tuntas
17 Melanie Putri Syahreda 8.60 7.00 Tuntas
18 Nafid Prabuningrum 8.40 7.00 Tuntas
19 Najib Rizki Abdillah 7.00 7.00 Tuntas
20 Nanda Hamidah Nasution 7.00 7.00 Tuntas
21 Narendra Yoga Dasandriya 7.00 7.00 Tuntas
22 Nasya Haura Putri. H 7.00 7.00 Tuntas
23 Naufal Zhafir Syandhana 7.40 7.00 Tuntas
24 Neiza Akbar Rizaldy 7.60 7.00 Tuntas
25 Nira Karunia Nugroho 7.00 7.00 Tuntas
26 Nur Salsabila 6.00 7.00 Tidak tuntas
27 Pidu Aziz Hastaman 6.60 7.00 Tidak tuntas
28 Raihan Raja Athallah 6.40 7.00 Tidak tuntas
196.
JUMLAH 9
RATA-RATA 7.03
TUNTAS 21
PROSENTASE TUNTAS 87%
TIDAK TUNTAS 7
PROSENTASE TIDAK TUNTAS 13%
penelitian ini berupa post tes. Post tes dilakukan di akhir pembelajaran. Pada siklus
II jumlah soal 4 butir berbentuk essay, skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah
adalah 0. Post tes pada siklus II berpedoman pada kisi-kisi soal jenjang kognitif.
Data yang diperoleh dari nilai post tes siklus II dari 28 siswa yang memperoleh nilai
tuntas karena sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2007: 62)
% siswa dikelas mendapat nilai ≥ 70. Nilai post tes siswa siklus II dapat dilihat
pada lampiran 54. Data hasil post tes siswa dianalisis untuk mencari nilai rata-
rata dan ketuntasan belajar. Analisis data post tes siswa pada siklus II dapat
dilihat pada lampiran 55. Dari analisis nilai post tes siswa siklus II dinyatakan
Dilihat dari data nilai akhir hasil belajar siswa, diketahui bahwa
siswa kelas 2.C di SD Negeri 20 Kota Bengkulu sudah terlaksana secara optimal
D. Pembahasan
Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya proses dan hasil belajar siswa,
proses pembelajaran dapat dilihat dari keaktifan siswa dan guru melalui lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh dua pengamat, terdiri dari
guru kelas 2.C di SD Negeri 20 Kota Bengkulu dan teman sejawat peneliti. Hasil
belajar terdiri dari nilai afektif, nilai psikomotor dan nilai kognitif siswa. Nilai
yang berupa post tes, masing –masing nilai dihitung persentasinya. Untuk nilai
afektif dikalikan 25%, nilai psikomotor dikalikan 25% dan nilai post tes dikalikan
50%.
dalam 2 siklus dapat meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan siswa melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang diamati oleh 2
a) Aktivitas Guru
kelas 2.C di SD Negeri 20 Kota Bengkulu pada materi menaati dan menghargai
keputusan bersama yang dilakukan dua siklus, setiap siklus dilakukan dua kali
pertemuan. Skor rata-rata aktivitas guru yang diperoleh pada siklus I adalah 27
dengan kriteria cukup, sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil
Pertama yaitu tahap memilih, (1) guru melakukan apersepsi dengan kegiatan
yang sedikit hubungannya dengan materi yang akan dipelajari (kategori kurang), (2)
guru menyampaikan tujuan pembelajaran hanya aspek kognitif dan afektif saja
(kategori cukup), (3)guru mengeksplorasi dilema nilai dari budaya bangsa, sehingga
Kedua yaitu tahap menghargai, (1)Guru hanya membimbing 4-6 kelompok saat
mengerjakan LDS, sehingga rasa saling menghormati dan menghargai belum terlihat
jelas dalam diskusi kelompok (kategori cukup), (2)guru belum teguh pendirian
cukup).
Ketiga tahap berbuat, guru hanya memberikan tindak lanjut berupa tugas
Pertama yaitu tahap memilih, (1) guru menyampaikan kembali apersepsi dengan
mengaitkan materi pelajaran dengan peristiwa yang ada dalam kehidupan siswa
sehari-hari, seperti anak-anak siapa yang setuju dan tidak setuju jika pihak sekolah
memberikan sanksi untuk yang terlambat datang kesekolah. Materi pelajaran yang
siswa memahami materi selanjutnya (Barlow, dalam Udin Winataputra: 2007, 3.24).
pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor. (3) guru memberikan contoh dilema
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan meyakinkan kepada
memberikan acungan jempol dan kata-kata pintar, bagus dan hebat kepada 4-5 siswa
Kedua yaitu tahap menghargai, guru memotivasi 4-5 siswa dalam kelompok
diskusi kelompok, dengan cara mendatangi siswa dalam kelompoknya. Ketiga, tahap
berbuat : (1) guru memberikan contoh dilema nilai berdasarkan pengalaman siswa
dengan tujuan saat persentasi siswa teguh pendirian akan nilai yang diyakininya ( 2)
guru melakukan tanya jawab yang melibatkan siswa secara langsung untuk
yang baik antara guru dan siswa. (3) guru memanfaatkan waktu semaksimal
mungkin agar 7-9 kelompok dapat menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.
Ketiga tahap berbuat, untuk memberikan kesan dan pesan yang baik dalam
tindak lanjut guru memberikan reward kepada siswa. Pada siklus II aktivitas guru
kelemahan pada siklus I, dari pengamatan yang dilakukan oleh dua pengamat skor
yang diperoleh pada siklus II yaitu 36 dengan kriteria baik. Dengan adanya
pembelajaran Demonstrasi.
36
35
34
Column1
33
siklus I
32
31
30
Siklus I Siklus II
b) Aktivitas siswa
kelas 2.C di SD Negeri 20 Kota Bengkulu pada materi menaati dan menghargai
keputusan bersama yang dilakukan dua siklus, setiap siklus dilakukan dua kali
pertemuan. Skor rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 23
dengan kriteria cukup, sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil
Pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata skor aktivitas siswa dari 15 aspek
yang diamati sebesar 35 (rentang nilai 28-36) dengan kategori baik. Kekurangan-
kekurangan pada siklus I telah dipebaiki pada siklus II. Meningkatnya aktivitas
Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat disajikan pada
psikomotor dan ranah kognitif. Menurut Kelly yang menyatakan bahwa Penilaian
menunjukkan adanya perasaan senang belajar, minat, sikap dan apresiasi yang
permasalahan yang diberikan guru melalui LDS, dalam menyelesaikan LDS siswa
mampu bekerjasama dengan baik dan menunjukkan sikap saling menghargai dan
menghormati. Maka dari itu guru melakukan penilaian afektif untuk mengetahui
perubahan tingkah laku dan sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, diakhir
hasil belajar afektif dilakukan melalui pengamatan. Hasil pengamatan afektif siswa
pada siklus I dari 28 siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 berjumlah 16 orang
sehingga ketuntasan belajar yang diperoleh pada siklus I hanya 55 % dengan nilai
rata-rata sebesar 75,5, pada penilaian afektif yang digunakan untuk mengukur sikap
membacakan petunjuk kerja LDS ( kriteria cukup), aspek menghargai, siswa hanya
lembar pengamatan afektif siswa pada siklus I adalah: guru memotivasi dan
LDS, guru membimbing 5-6 anggota kelompok menyetujui nilai dasar dalam
jawab dan disiplin saat persentasi hasil diskusi kelompok. Nilai afektif siswa pada
antara lain (1) menirukan, (2) artikulasi, (3) pengalamiahan. Hasil belajar
psikomotor siswa pada siklus I dari 36 orang siswa yang mendapat nilai 70 ke
bawah sebanyak 15 orang dengan nilai rata-rata 80 dan ketuntasan belajar klasikal
hanya 72% dinyatakan tidak tuntas sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus II.
mengerjakan LDS berdasarkan petunjuk kerja yang dijelaskan guru (kriteria cukup)
dan aspek artikulasi, siswa hanya mengungkapkan alasan akan pilihan nilai yang
Kelemahan pada siklus I diperbaiki pada siklus II, dari 28 siswa yang
a) Nilai Akhir
Nilai akhir hasil belajar dalam penelitian ini dihitung berdasarkan nilai afektif,
psikomotor dan kognitif yang berupa post tes siswa, masing–masing nilai dihitung
persentasinya. Untuk nilai afektif dikalikan 25%, nilai psikomotor dikalikan 25%
dan nilai post tes dikalikan 50%. Dari nilai akhir tersebut dianalisis untuk
Pada siklus I dari 28 siswa yang memperoleh nilai diatas 70 berjumlah 15 orang
sehingga ketuntasan belajar hanya 62% dengan nilai rata-rata 6.39. Ketidaktuntasan
pelajaran Matematika kelas 2.C di SD Negeri 20 Kota Bengkulu belum optimal, hal
aspek afektif, psikomotor dan kognitif sehingga perlu diperbaiki pada siklus II.
kelemahan pada siklus I diperbaiki pada siklus II, sehingga ketuntasan belajar pada
siklus II dari 28 siswa meningkat menjadi 82% dengan nilai rata-rata 7.05 Hasil
Belajar yang diuraikan diatas tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu
sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat
kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan
prilakunya. Penyataan ini diperkuat dengan pendapat Carl Roger (dalam Sudjana,
2009: 31) bahwa seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif perilakunya sudah
bisa diramalkan.
dan hasil belajar siswa kelas 2.C di SD Negeri 20 Kota Bengkulu. Penelitian ini
sekeliling mereka di mana siswa dilatih untuk belajar dalam memperjelas nilai-nilai
sosial. Pada gilirannya diharapkan meningkatnya proses dan hasil belajar siswa. Dari
Negeri 20 Kota Bengkulu dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
1.1 Kesimpulan
konsep serta pemberian alat Bantu bagi siswa. Dengan demikian alat Bantu tersebut
bisa digunakan pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat menjadikan bahan
untuk meningkatkan frekuensi hasil belajar. Maka dari itu guru harus mampu
1.2 Saran
bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu untuk menerima
Daftar Pustaka