Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-
orang yang diserahi tanggung jawab untuk memengaruhi peserta didik sehingga
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan ialah
pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang tua kepada anak-anak dalam
pertumbuhannya (baik jasmani maupun rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan
masyarakat (Purwanto, 2011:10). Tuntutan manusia yang berkualitas dapat
dipenuhi oleh dunia pendidikan, upaya pemenuhan dapat dilaksanakan dengan
suatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di sekolah dasar. Di
sekolah dasar anak belajar beberapa mata pelajaran salah satunya adalah pelajaran
Matematika.
Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada
jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Pada
semua jenjang pendidikan tersebut terdapat dua tujuan pembelajaran Matematika
yaitu tujuan formal dan material. Tujuan formal menitik beratkan pada menata
penalaran dan membentuk kepribadian. Sedangkan material lebih menitik
beratkan pada kemampuan menerapkan matematika dan keterampilan
matematika
Mata pelajaran Matematika ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, pengajarannya sangat perlu kejelian atau kesungguhan
agar siswa benar-benar menguasai pelajaran Matematika. Menurut Markaban
(2006:03), “tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh
pengalaman siswa itu sendiri.” Hal ini berarti pemahaman seorang siswa dalam
belajar diperoleh dari apa yang ia alami dalam pembelajaran tersebut.. Tak dapat
dipungkiri lagi bahwa matematika memang sangat diperlukan bagi siswa sebagai
generasi muda yang akan menerima tanggung jawab untuk meneruskan
pembangunan, maka prestasi belajar Matematika perlu ditingkatkan. Dengan
meningkatnya prestasi belajar Matematika berarti siswa didik sebagai generasi
penerus bangsa memiliki cara berpikir kritis dan logis, sehingga mereka terlatih
untuk menyelesaikan masalah di masa yang akan datang.
Bagi siswa Matematika dianggap pelajaran yang paling sulit, menakutkan,
membosankan dan sangat tidak menyenangkan. Oleh karena itu, kewajiban para
gurulah untuk menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran matematika
dengan memberi rangsangan atau dorongan kepada mereka. Salah satu cara
diantaranya adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan media yang
sesuai dengan materinya. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih media
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, khususnya kelas II
Sekolah Dasar.

Salah satu rendahnya prestasi belajar Matematika dalam kemampuan


perkalian dasar yaitu penyampaian pelajaran Matematika hanya menggunakan
metode ceramah yang mungkin dianggap para guru adalah metode paling praktis,
mudah dan efisien dilaksanakan tanpa persiapan. Mengajar yang hanya
menggunakan metode ceramah saja mempersulit siswa memahami konsep dalam
Pelajaran Matematika. Jadi siswa tidak dapat menerima pelajaran yang telah
diberikan gurunya sehingga hasil belajar Matematika kurang dari yang diharapkan.
Menurut perkembangan siswa usia Sekolah Dasar pada hakekatnya berada dalam
tahap operasi konkret, karena itu untuk pelajaran Matematika di Sekolah dasar
terutama pada pemahaman konsep Perkalian Dasar dengan media yang tepat
Tabel 1.1

Data Hasil Belajar Siswa Materi Perkalian Kelas II Tahun Pelajaran 2021/2022

No. Nilai Siswa Jumlah Siswa Persentase Ket.


1. ≥ 70 10 35,8% Tuntas
2. ≤ 70 18 64,2% Tidak Tuntas
Jumlah 28 100%

Dari data tabel di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
hanya 35,8% dinyatakan tuntas sedangkan nilai yang ≤ 70 terdapat 64,2%. Nilai
tersebut menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang
diterapkan di SD Hasyim Asyari, terlihat bahwa siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang diajarkan.
Berdasarkan hasil pengamatan di dalam kelas dan data hasil belajar siswa
kelas II, pada semester I tahun pelajaran 2021/2022 seperti yang disajikan pada
Tabel 1.1, penyebab timbulnya masalah adalah : Sebagian siswa beranggapan bahwa
Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak menarik, sulit, membosankan, dan
tidak menyenangkan. Hasil yang diperoleh tergambarkan melalui proses belajar
mengajar terjadi, khususnya pada saat mencongak. Permasalahan tersebut juga
diperoleh dari nilai terendah ulangan harian Matematika adalah 45 dengan kriteria
ketuntasan minimalnya 70.
Masalah pembelajaran tidak menarik karena guru dalam menyampaikan
tidak menggunakan media. Oleh karena itu, kewajiban para guru untuk menanamkan
rasa senang terhadap materi pelajaran Matematika dengan memberi rangsangan atau
dorongan kepada mereka. Salah satu cara diantaranya adalah dengan pendekatan
kontekstual. Maka guru harus dapat memilih media pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa Sekolah dasar, khususnya untuk siswa kelas II.
Pembelajaran Matematika yang menyenangkan, bervariasi, dan menggunakan alat
peraga dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran Matematika, sehingga proses
pembelajaran berlangsung dengan baik dan akan berpengaruh terhadap mutu
sekolah. Di samping itu perkalian merupakan salah satu konsep dasar yang harus
dikuasai siswa.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Selain itu kehadiran
media mempunyai arti yang sangat penting karena media dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Oleh
karena itu, diperlukan media atau alat peraga agar siswa dapat menguasai konsep
perkalian. Nana sudjana dan Ahmad Rivai (2013:196) menyatakan bahwa “Media
realia merupakan benda-benda nyata, dapat berupa benda atau makhluk hidup seperti
binatang dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati misalnya batuan,
air, tanah dan lain-lain. Media Realia sebagai alat bantu yang paling mudah
penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung
menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat
penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan
tidak mengalami perubahan yang berarti. Media sederhana yang mudah didapat,
mudah dibawa dan tersedia disekitar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa alasan pemilihan
pembelajaran menggunakan metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan
belajar pada siswa. Dengan menggunakan metode demonstrasi dan media realia
diharapkan siswa dapat memecahkan masalah perkalian dengan mudah, sehingga
akan berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk mengambil judul PTK ” Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Perkalian Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi dan Media Realia Di Kelas II
SD Hasyim Asyari ’’
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, penulis menemukan beberapa masalah
yang teridentifikasi, masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fakta/Data pembelajaran yang terjadi di kelas :


Saya Guru kelas 2 terdapat masalah di kelas. ketika membahas mata
pelajaran Matematika tentang materi perkalian. siswa banyak bermain sendiri, ada
yang mengantuk dan tidak mengerti dari pembelajaran tersebut dan sebagian tidak
ada semangat belajar dari penjelasan guru, kemudian ketika ditanya anak -anak
sudah mengerti, tidak seorangpun siswa menjawab. keadaan seperti ini sering terjadi
pada saat pelajaran Matematika akibatnya dari setiap ulangan banyak anak-anak
hasil di bawah KKM saya melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran yang
dilakukan. menemukan beberapa kekurangan yaitu tanpa adanya penggunaan media
jadi kurang sesuai dengan siswa kelas II SD, tidak kontekstual dengan pengalaman
siswa, dan tidak memberikan tanggapan terhadap pertanyaan siswa. Proses
pembelajaran yang kurang bervariasi, disini guru hanya menggunakan metode
ceramah, sehingga siswa cenderung bosan dan kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran kurang melibatkan siswa secara
aktif dan kreatif. pada proses pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga yang
dibutuhkan sehingga siswa sulit memahami penjelasan materi yang disampaikan
guru tersebut. Pentingnya alat peraga dalam membantu untuk lebih memahami
materi yang diberikan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul Beberapa masalah yang
ditemukan di kelas yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika, dan
banyak siswa yang asyik sendiri bermain
2. Guru kurang kreatif dalam penggunaan metode pembelajaran, sehingga membuat
siswa bosan dan tidak tertarik.
3. Kemampuan berhitung siswa belum optimal yang terlihat melalui nilai mencongak
dan ulangan harian
4. Pemahaman siswa kelas II SD Hasyim Asyari Surabaya terhadap konsep dasar
perkalian Dasar masih rendah,
5. Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk untuk mempelajari matematika
karena dianggap pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan.

6. kurangnya alat peraga untuk menarik perhatian siswa dan membuat siswa tidak
aktif dalam pembelajaran

3. Analisis Masalah
Dari masalah yang diidentifikasi, penulis menganalisis yang menjadi penyebab
sulitnya siswa memahami pembelajaran matematika materi perkalian, yaitu
disebabkan oleh :
1. Siswa tidak fokus saat pembelajaran berlangsung
2. Kurang tepatnya guru pada penggunaan metode mengajar
3. Guru tidak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
sehingga menyebabkan siswa bosan.
4. Guru tidak menggunakan alat peraga.
4. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis masalah tersebut, penulis berupaya mencari alternatif dan prioritas
pemecahan masalah yang digunakan sebagai solusi dalam pemecahan masalah
sehingga pembelajaran lebih baik. Adapun alternatif dan prioritas pemecahan
masalah yang dipilih sebagai solusi, untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
materi perkalian dasar dalam pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut:
1. Memfokuskan siswa saat pembelajaran berlangsung
2. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
3. Guru harus mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Guru harus menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi
yang disampaikan

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ditemukan di atas, maka dapat
didapatkan rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana penggunaan model demonstrasi dalam pembelajaran materi
perkalian ?
2. Bagaimana penggunaan alat peraga gelas dan pensil dapat meningkatkan
pemahaman materi perkalian?
3. Bagaimana hasil peningkatan belajar siswa dalam pembelajaran matematika
materi perkalian melalui Metode demonstrasi dengan alat peraga gelas dan
pensil?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah yang dikembangkan, maka tujuan perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam proses pembelajaran


matematika dengan materi “perkalian” melalui penerapan metode demonstrasi,
2. Menganalisis peningkatan pemahaman belajar siswa setelah diterapkannya
metode demonstrasi dengan alat peraga gelas dan plastik.

D. Manfaat Perbaikan Pembelajaran


Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:

a. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam membangun
konsep materi pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam pembelajaran.
3) Dapat membantu kesulitan pemahaman dalam memahami pelajaran.

b. Bagi Guru
1) Guru dapat meningkatkan wawasan dalam hal pengetahuan serta
meningkatkan kreativitas pada pembalejaran matematika khususnya dan
pada mata pelajaran lain umumnya.
2) Guru dapat termotivasi dalam menggunakan media pembelajaran pada
saat proses pembelajaran dengan tepat
3) Dapat meringankan guru dalam mengkondisikan siswanya karena
melalui media pembelajaran siswa akan terpusat perhatiannya pada media
pembelajaran tersebut.

c. Bagi Sekolah
1) Sekolah menambah kumpulan media pembelajaran yang sudah dimiliki oleh
sekolah.
2) Dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
3) Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat meningngkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah

Anda mungkin juga menyukai