Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik agar dapat


mengetahui, memahami dan menerapkan setiap ilmu yang didapat dari
pembelajaran di kelas atau pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Pada dasarnya manusia memerlukan pendidikan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan, dari ilmu pengetahuan tersebut diharapkan mampu
menciptakan manusia yang mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi
yang dimilikinya, serta bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Pendidikan berasal dari kata Yunani “paedagogie” yang terbentuk dari kata
“pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti membimbing. Dari arti kata itu
maka dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang
diberikan pada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa.
Dalam pengertian ini maka pendidikan adalah sarana pewaris keterampilan hidup
sehingga keterampilan yang telah ada pada satu generasi dapat dilestarikan dan
dikembangkan oleh generasi sesudahnya sesuai dengan dinamika tantangan hidup
yang dihadapi oleh anak (Purwanto, 2008:19).

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum pada Undang-Undang No.


20 Tahun 2003 dalam pasal 3 bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan
manusia yang berkualitas, serta dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-
insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berbudi
pekerti luhur.

1
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar,
terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik ditentukan oleh hasil belajar. Hamalik (dalam Afandi dkk, 2013:4)
berpendapat bahwa perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari belum mampu ke arah sudah
mampu. Gagne dan Briggs (dalam Suprihatiningrum, 2012:37) hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perubahan
belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance).

Pembelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang


menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat bahwa
pembelajaran matematika diterapkan sejak jenjang Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi. Pembelajaran Matematika diharapkan agar dapat membekali
siswa dengan kemampuan menghitung dan mengolah data guna untuk
memecahkan masalah serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Johnson dan Rising (dalam Susilawati, 2020:11) mengatakan bahwa


matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, dan akurat refresentasinya dengan simbol, berupa bahasa
simbol. Selain itu Suherman (dalam Wandini dan Banurea, 2019:2) matematika
berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan
bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam
matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan
dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperiment disamping
penalaran.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada bulan


November-Desember 2022 di kelas VB SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara siswa
berjumlah 18 yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempan. Dalam
hal ini, penulis menemukan beberapa kendala pada mata pelajaran Matematika
semester satu materi satuan panjang, hal ini terjadi pada masalah internal siswa
antara lain: siswa masih merasa kesulitan dalam menghitung perkalian dan
pembagian, hanya terdapat 7 siswa (38%) aktif bertanya dan menjawab soal

2
sedangkan siswa lain belum merasa percaya diri sehingga pembelajaran masih
berpusat pada guru, terdapat 3 siswa yang kurang memperhatikan, mengobrol
serta bercanda dengan temannya saat pembelajaran berlangsung sehingga
mengganggu konsentrasi teman yang lain, terdapat beberapa siswa ketika belum
memahami materi hanya diam saja namun tidak berani untuk bertanya namun
merasa dirinya sudah mampu.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa didapat beberapa


informasi yang menyebabkan kendala belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika yaitu: waktu pelaksanaan jam pembelajaran Matematika di kelas VB
berlangsung saat siang hari sehingga konsentrasi siswa mulai berkurang, sebagian
besar siswa tidak mengerjakan tugas PR karena orang tua sibuk sehingga tidak
bisa membantu membimbing siswa belajar dirumah, beberapa siswa sudah
memiliki HandPhone dan terlalu lama memainkannya sehingga jam tidur sampai
larut malam yang mengakibatkan mengantuk serta kurang konsentrasi saat
pembelajaran di kelas. Dengan adanya kendala-kendala tersebut, sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa setelah pelaksanaan Penilaian Akhir Semester
(PAS) 1 yang dilaksanakan pada 25 November – 8 Desember 2022. Hasil belajar
siswa pada mata pembelajaran Matematika kelas VB harus ditingkatkan lagi
karena hanya 8 siswa (44%) sudah mencapai KKM (>70), sedangkan 10 siswa
(56%) belum mencapai KKM (<70).

Tabel 1. Daftar Nilai Matematika Penilaian Akhir Semester (PAS) I Siswa


Kelas VB SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara Tahun Ajaran 2022/2023

Nilai Nilai Nilai KKM Ketuntasan Nilai <70


Tertinggi Terendah Rara-rata Nilai >70
83 57 66,75 70 44% 56%

Husain (2021:16-17) menyatakan bahwa berdasarkan hasil observasi yang


dilakukan pada 10 Maret 2021 di kelas V SDN Paccinang Kota Makassar
teridentifikasi adanya kendala dalam pembelajaran Matematika karena metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan metode ceramah yang
kurang cocok sehingga pembelajaran tersebut tidak efektif dan hasilnya belum

3
memuaskan, proses pembelajaran berpusat pada guru, suasana kelas dan interaksi
antara guru dengan murid kurang aktif, siswa merasa kurang percaya diri dalam
menyelesaikan soal-soal Matematika, siswa belum berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru
ketika menjelaskan materi. Menurutnya pada hasil observasi awal mata pelajaran
Matematika di kelas V jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 siswa
(23%) dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 20 siswa (77%).
Nilai rata rata hasil belajar Matematika siswa kelas V pada ulangan semester
ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021 yaitu 56,5.

Yatmoko (2018:3) menyatakan bahwa hasil observasi yang dilakukan pada 8


Agustus 2017 di SD Kanisius Murukan Klaten ditemukan adanya kendala di kelas
V, antara lain: dalam mata pelajaran Matematika materi volume kubus dan balok
masih rendah karena ketika peneliti memberikan kuisioner, hasil dari perolehan
nilai rata-rata kelas tersebut hanya mendapat nilai 55 dengan kriteria rendah.
Selain itu, peneliti melihat dokumen nilai materi volume kubus dan balok selama
2 tahun terakhir yaitu pada tahun ajaran 2015/2016 siswa yang sudah memperoleh
skor mencapai KKM hanya 43,47%. Kemudian pada tahun ajaran 2016/2017
siswa yang sudah mencapai KKM hanya 29,19%. Hal tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil belajar matematika kelas V di SD Kanisius Murukan Klaten masih
rendah karena KKM pada mata pelajaran Matematika di sekolah tersebut yaitu 70.

Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas, pembelajaran Matematika pada


siswa kelas VB SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara masih cenderung berpusat pada
guru sedangkan siswa belum berpartisipasi aktif dalam prosem pembelajaran.
Pada dasarnya kelas V merupakan kelas tinggi yang seharusnya sudah bisa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, berlatih untuk berinteraksi secara
aktif untuk menggali informasi mengenai materi yang dipelajari, serta melatih rasa
percaya diri. Dari kelemahan pembelajaran tersebut, maka perlu upaya perbaikan
dan inovasi dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan memperbaiki
metode pembelajaran yang cocok sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
yang akan dipelajari.

4
Suzana (2021:26) metode pembelajaran merupakan suatu cara penyajian yang
dikuasai oleh guru untuk diaplikasikan ke dalam materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa dikelas baik secara individu maupun kelompok,
penggunaan metode pembelajaran agar materi yang disampaikan mudah
ditangkap, dimengerti dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Sedangkan
menurut Muslich (dalam Suprihatiningrum, 2012:154) metode pembelajaran
sebagai cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan
yang terdiri atas pendidik dan siswa untuk saling berinteraksi untuk melakukan
suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dalam arti
tujuan pembelajaran tercapai.

Metode pembelajaran Cooperative Learning merupakan suatu metode


pembelajaran dimana siswa belajar secara berdiskusi dalam kelompok-kelompok
kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompok, setiap anggota bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu
materi pembelajaran.

Shohimin (2014:45) berpendapat bahwa metode pembelajaran cooperative


learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja
sama saling membantu mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada
kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan
atau presentasi. Sedangkan Menurut Isjoni (dalam Afandi dkk, 2013:52) pada
metode cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran,
sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator.

Slavin (dalam Afandi dkk, 2013:72) pembelajaran Student Teams


Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang
baru mulai menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran
tipe STAD siswa perlu ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan
4-5 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan
suku.

5
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan diatas, penulis akan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VB SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara”. Penulis
memilih materi pelajaran Matematika karena pelajaran tersebut harus ditingkatkan hasil
belajarnya agar nantinya siswa bisa menghadapi Penilaian Tengah Semester (PTS) 2 dan
Penilaian Akhir Tahun (PAT) dengan hasil belajar yang baik. Penelitian akan dilakukan
di kelas VB karena kelas tersebut merupakan kelas tinggi yang sudah seharusnya
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan siswa mampu untuk
berkerja sama memecahkan suatu masalah, berpendapat, bertanya, menjawab dan bisa
melakukan presentasi dengan rasa penuh percaya diri, serta penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB di SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka


identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya minat siswa dalam pembelajaran Matematika.


2. Perhatian siswa kelas VB SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara dalam proses
pembelajaran matematika masih tergolong rendah.
3. Kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran Matematika.
4. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika.
5. Guru merasa sulit mengondisikan siswa sehingga perlu diterapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar
penelitian dapat lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya. Pembatasan
masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian dilakukan di kelas VB pada pembelajaran Matematika materi


satuan jarak.
2. Penelitian hanya dilaksanakan di SDIP Tunas Bangsa Banjarnegara.

6
3. Metode pembelajaran yang akan diterapkan adalah metode Kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan


diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Kooperatif tipe STAD saat


proses pembelajaran Matematika kelas VB SDIP Tunas Bangsa
Banjarnegara?
2. Bagaimana peningkatkan hasil belajar siswa kelas VB pada pembelajaran
Matematika melalui metode pembelajaran Kooperatif tipe STAD?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran Kooperatif
tipe STAD saat proses pembelajaran Matematika kelas VB.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VB pada
pembelajaran Matematika melalui metode pembelajaran Kooperatif tipe
STAD.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian di atas, hasil penelitian


ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perbaikan proses
pembelajaran di sekolah, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran Matematika kelas VB melalui penerapan metode
Kooperatif tipe STAD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi
tentang metode pembelajaran Matematika pada materi satuan jarak.

7
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
pemilihan metode yang cocok sesuai dengan mata pelajaran dan
karakteristik siswa.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai pengalaman menulis karya ilmiah
dan melaksanakan penelitian dalam pendidikan sehingga dapat menambah
pengetahuan, khususnya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada pembelajaran Matematika melalui penerapan metode pembelajaran
Kooperatif tipe STAD.

Anda mungkin juga menyukai