Anda di halaman 1dari 34

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VI (ENAM)


SEMESTER GANJIL SD NEGERI 1 SUKOHARJO 1 KECAMATAN
SUKOHARJO MATERI PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

DISUSUN OLEH

NAMA : DEWI INDRAWATI


NIM : 836071518
PRODI : PGSD-BI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDAR LAMPUNG POKJAR PRINGSEWU
2016
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VI (ENAM) SEMESTER GANJIL
SD NEGERI 1 SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO MATERI
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

Oleh
Dewi Indrawati

Kegiatan pembelajaran matematika pada pokok bahasan Pengolahan dan


Penyajian Data di SD Negeri 1 Sukoharjo 1 selama ini masih menggunakan
metode ceramah. Penggunaan metode ini belum bisa membantu dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini di duga karena guru kurang dalam
memotivasi dan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
siswa merasa takut dan malu untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat
kepada guru dan temannya. Guru masih mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran serta masih belum menciptakan suasana kelas yang nyaman
dan menyenangkan yang dapat mengakibatkan siswa bosan belajar
matematika dan hasil belajar menjadi rendah. Terlihat dari nilai siswa kelas
VI SD Negeri I Sukoharjo I Tahun Pelajaran 2016/2017 belum mencapai
standar KKM sebesar 68,75 % atau 11 siswa dari populasi keseluruhan yang
berjumlah 16 siswa. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, salah satu
alternatif yang dilakukan guru adalah melalui metode diskusi. Rumusan
masalah dalam penelitian ini, “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 pada materi pengolahan dan penyajian
data melalui metode diskusi?”
.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus, dimana setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, refleksi. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa dengan menghitung persentase
siswa yang telah mencapai KKM yang telah ditetapkan.

Persentase hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 yang


mencapai KKM pada setiap siklus I, dan II yaitu 56,25 % dan 87,50 %. Hal
ini berarti melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 semester ganjil,
khususnya pada pokok bahasan Pengolahan dan Penyajian Data.

Kata Kunci : Hasil Belajar MTK, Metode Diskusi


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan


khususnya pendidikan matematika telah banyak dilakukan. Upaya
peningkatan mutu proses pembelajaran matematika saat ini masih terus
dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan matematika. Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya
pikir manusia. Matematika mempunyai peran yang sangat penting karena
merupakan ilmu yang mendasari siswa untuk memahami ilmu yang lain.
Konsep ilmu matematika yang berkesinambungan membuat siswa harus
menguasai materi yang telah diajarkan untuk menerima materi berikutnya.
Oleh karena itu, matematika menjadi sangat penting dan harus dikuasai setiap
siswa. Akan tetapi, sampai saat ini matematika tetap menjadi mata pelajaran
yang membosankan menjenuhkan bagi siswa. Rumus-rumus, angka-angka
dan berbagai macam simbol matematika semakin membuat siswa selalu
berpikir negatif terhadap matematika dan tidak menyenanginya, sehingga
mereka selalu mengeluhkan mata pelajaran matematika. Melihat kenyataan
yang seperti itu matematika menjadi sorotan utama bagi para guru, khususnya
guru matematika untuk bisa mengembangkan menemukan dan menerapkan
berbagai strategi pembelajaran yang cocok dengan kondisi dan keadaan
siswa, sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan senang untuk belajar
matematika. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika
(KTSP) di sekolah menuntut siswa berfikir aktif dan kreatif dalam
menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan serta mampu memanfaatkan ilmu
yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran
diharapkan bisa mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam membangun
sendiri pengetahuan, sikap dan perilakunya.
Dalam pembelajaran matematika, terutama di kelas rendah banyak hal atau
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan hal-hal
yang sering menghambat untuk tercapainya tujuan belajar karena pada
dasarnya setiap anak tidak sama cara belajarnya, demikian pula dalam
memahami konsep-konsep matematika. Maka dari itu guru juga harus mampu
menghidupkan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Begitu pula
pada pembelajaran yang terjadi di SD Negeri I Sukoharjo I. Kegiatan
pembelajaran matematika di SD Negeri I Sukoharjo I khususnya kelas VI
selama ini masih didominasi oleh guru. Guru kurang memperhatiakan
keaktifan, minat, dan bakat siswa sehingga siswa merasa bosan dan jenuh
dalam belajar matematika. Kurangnya bimbingan guru ketika kegiatan diskusi
mengakibatkan siswa menjadi malu untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapatnya kepada siswa lain dan guru. Selain itu, ketika kegiatan
pembelajaran matematika di SD Negeri I Sukoharjo I kelas VI masih banyak
siswa yang ribut, jalan-jalan dan kurang memperhatikan penjelasan guru.
Tanya jawab yang dilakukan oleh guru pun hanya sekedarnya saja dan setelah
itu mengerjakan soal-soal latihan sesuai perintah guru. Guru kurang bisa
membawa siswa dalam suasana yang menyenangkan, dan tidak memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
untuk mengeluarkan gagasan-gagasan atau ide-ide yang membuat siswa jadi
pasif. Guru juga kurang memberikan perhatian, pujian ataupun reward kepada
siswa yang memiliki prestasi. Hal ini menyebabkan siswa menjadi malas
untuk bertanya kepada guru atupun temannya, siswa merasa bosan dan takut
belajar matematika, cenderung pasif dalam diskusi, kurang bisa memahami
materi yang dijelaskan oleh guru sehingga menjadikan hasil belajar
matematika siswa rendah khususnya terlihat pada pokok bahasan Pengolahan
dan Penyajian Data. Rendahnya hasil belajar matematika siswa terlihat masih
banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM yang ditetapkan di SD
Negeri I Sukoharjo I kelas VI semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/ 2017
yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel I
Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI Semester Ganjil SD
Negeri I Sukoharjo I Pada Pokok Bahasan Pengolahan dan Penyajian
Data

Nilai Jumlah Siswa Persentase


0 ≤ x ≤ 65 11 68,75 %
65 ≤ x < 100 5 31,25 %
Jumlah 16 100 %
Sumber : Arsip nilai guru mata pelajaran matematika kelas VI semester
ganjil Tahun Pelajaran 2016/ 2017

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 68,75 % atau 11 siswa dengan
nilai dibawah KKM. Hal ini diduga disebabkan karena proses pembelajaran
yang diterapkan guru kurang tepat. Proses pembelajaran yang dilakukan
masih kurang bisa menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak semangat
dalam mengikuti mata pelajaran matematika yang mengakibatkan hasil
belajar siswa masih dibawah KKM. Seharusnya guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran harus bisa menciptakan suasana kelas yang nyaman
dan menyenangkan. Selain itu guru juga harus memberikan kesempatan siswa
untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Serta
memberikan bimbingan terhadap siswa dalam diskusi, menjelaskan manfaat
belajar dan memberikan penghargaan ataupun motivasi untuk meningkatkan
kepercayaan diri. Dalam kegiatan pembelajaran guru berusaha untuk
membuat peserta didik aktif, maka dari itu guru memilih menggunakan
metode diskusi kelompok. Hal ini dilakukan untuk merangsang peserta didik
supaya aktif dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diskusi
memegang peranan penting, sebab dengan diskusi kelompok siswa dapat
bertukar pikiran dengan teman kelompoknya, serta dapat mengembangkan
pola pikir dan belajar aktif dalam kegiatan pembelajaran.
( Asep Hery Hernawan 2016 : 12.12 ) Metode pembelajaran diskusi adalah
suatu metode atau cara penyajian bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh
siswa sebelumnya guna memecahkan suatu persoalan atau permasalahan.

Metode ini sangat baik digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam
mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan. (Hisyam 2008 : 69).
Metode ini dikembangkan untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan
dan ketrampilan bekerja sama dengan teman satu kelompoknya dan melatih
siswa untuk bisa bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya.

Berdasarkan uraian tersebut melalui penelitian ini penulis menggunakan


metode pembelajaran Diskusi untuk meningkatkan hasil belajar matematika
pada siswa kelas VI semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 SD Negeri I
Sukoharjo I pada pokok bahasan Pengolahan dan Penyajian Data.

1. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, dari hasil observasi yang penulis
lakukan dari tahap pembelajaran orientasi teridentifikasi bahwa kondisi
siswa kelas VI SD Negeri I Sukoharjo 1 adalah sebagai berikut :
- Siswa belum mampu membaca data dengan benar.
- Siswa belum mampu mengolah dan menyajikan data.
- Siswa belum mampu menyajikan data kedalam bentuk diagram
batang dan diagram lingkaran.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah yang akan diatasi
adalah rendahnya hasil belajar Matematika siswa khususnya pada materi
Pengolahan dan Penyajian Data. Masalah ini sangat penting untuk segera
diatasi karena jika tidak maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
baru yaitu rendahnya prestasi / hasil belajar siswa, pada materi atau pokok
bahasan berikutnya.
Masalah ini timbul diakibatkan karena guru tidak menggunakan metode
atau pendekatan secara maksimal sehingga siswa mengalami kesulitan
untuk memahami penjelasan guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut, melalui pola Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) adalah pada penggunaan metode diskusi dalam memahami
pengolahan dan penyajian data sehingga memaksimalkan keterlibatan
siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian diatas peneliti sebagai guru kelas VI SD Negeri I


Sukoharjo 1 melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas VI
Semester Ganjil SD Negeri 1 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Materi
Pengolahan dan Penyajian Data”. Penggunaan metode diskusi
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
Pengolahan dan Penyajian Data pada mata pelajaran Matematika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
“Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1
Sukoharjo 1 pada materi pengolahan dan penyajian data melalui metode
diskusi?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian yang penulis harapkan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah :
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pengolahan dan penyajian
data melalui metode diskusi.
b. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi pengolahan
dan penyajian data.
c. Mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan metode dan
model pembelajaran, meningkatkan keterampilan mengidentifikasi
kajian pembelajaran untuk menjadi guru yang professional dan
berkualitas.
d. Mendeskripsikan penggunaan metode dalam pembelajaran
e. Mendeskripsikan dampak penggunaan metode dalam pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa.
f. Menempatkan siswa sebagai subjek belajar dengan pola pembelajaran
aktif yang berpusat pada siswa.

D. Manfaat Penelitian Pembelajaran


Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pengolahan dan
penyajian data melalui metode diskusi.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi
pengolahan dan penyajian data.
Bagi guru
a. Dapat mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan metode
dan model pembelajaran, meningkatkan keterampilan mengidentifikasi
kajian pembelajaran untuk menjadi guru yang professional dan
berkualitas.
b. Dapat mendeskripsikan penggunaan metode dalam pembelajaran
c. Dapat mendeskripsikan dampak penggunaan metode dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Bagi sekolah
a. Menjadi rujukan untuk peningkatan hasil belajar siswa
b. Meningkatkan mutu hasil prestasi siswa khususnya pada mata pelajaran
Matematika.
c. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, aman dan menyenangkan
sebagai tempat belajar sekaligus tempat bermain siswa.
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
Setiap saat dalam kehidupan manusia dapat terjadi suatu proses belajar.
Belajar dilakukan manusia baik secara formal maupun informal. Belajar
dilakukan guna memperoleh perubahan yang diinginkan. Dalam perbuatan
belajar terjadi perubahan - perubahan yang senantiasa mengarah ke arah
yang lebih baik. Dalam hal ini belajar bukan merupakan tujuan melainkan
proses menuju tujuan yang diinginkan yaitu perubahan sehingga
diperlukan usaha seseorang untuk melakukan tindak belajar guna
memperoleh perubahan yang diinginkan. Seperti yang diungkapkan
Slameto (2010 : 2) bahwa belajar ialah “Suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Hal senada juga diungkapkan
Anurrahman (2009 : 35) belajar adalah “Sebagai perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannya”.
Hal ini menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi manusia
dengan lingkungan yang dilakukan dengan sadar guna mencapai tujuan
dan tujuan itu berupa perubahan yang terjadi pada diri seseorang.

Belajar secara formal terjadi dalam lingkungan secara dan dalam


keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan paling pokok. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa. Seperti yang diungkapkan Baharudin dan Esa Nur
Wahyuni (2010 : 12) “Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-
pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Sebagai tindakan maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar yang nantinya akan
mengarah pada perubahan ke arah yang lebih baik.

Dari pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah


proses interaksi antara seluruh potensi manusiawi siswa dengan sesuatu
yang direncanakan, diorganisasikan secara berencana dan baik sehingga
tercapai suatu perubahan dalam diri siswa.

Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar, seperti yang diungkapkan


Yatim Riyanto (2009 : 131) pembelajaran adalah “upaya membelajarkan
siswa untuk belajar”. Karena pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut Syaiful Sagala (2006 : 61) pembelajaran ialah
“membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Sedangkan menurut
Degeng dalam Hamzah B Uno (2008 : 2) pembelajaran adalah “upaya
untuk membelajarkan siswa”.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, seperti yang diungkapkan


Syaiful Sagala (2006 : 63)
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu, pertama, dalam
proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara
maksimal, bukan hanya menuntut siswa hanya sekedar mendengar,
mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses
berpikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana
dialogis dan proses meningkatkan kemampuan berpikir itu dapat
membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
segala upaya yang dilakukan pendidik agar terjadi proses belajar pada diri
siswa dengan ditandai adanya perubahan sebagai hasil dari tindak belajar.

2. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya


Belajar dan pembelajaran merupakan proses yang mengarah pada tujuan.
Tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah hasil belajar yang nantinya
akan dijadikan tolak ukur berhasil atau tidaknya proses belajar dan
pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hasil belajar menandakan
berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 :
3) ”Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar”. Sedangkan menurut Omar Hamalik ( 2010 : 30 ) “Hasil
belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti”.

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan


tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hasil
belajar siswa dapat diperoleh dengan mengadakan evaluasi dan evaluasi
merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, dan tingkat keberhasilan itu
dapat dinyatakan dengan nilai atau angka.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan


tingkat kemampuan dan penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah
mengalami proses belajar, setelah mengikuti evaluasi dari proses yang
telah dilakukan. Dalam hal ini hasil belajar yang diperoleh siswa
diungkapkan melalui angka atau huruf yang menggambarkan tingkat
pengetahuan siswa terhadap apa yang telah dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi


hasil belajar. Dari sisi siswa yang bertindak belajar akan mengakibatkan
masalah internal belajar. Dari sisi siswa yang bertindak belajar akan
mengakibatkan masalah eksternal yang memungkinkan terjadi belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya :
a. Faktor internal
Faktor internal yang dialami oleh siswa meliputi faktor jasmaniah,
faktor psikologi dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah ( kesehatan, cacat tubuh ).


2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
3) Kelelahan

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa,
meliputi tiga faktor antara lain :
1) Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama, siswa yang belajar
akan menerima pengaruh dari keluarga berupa, cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup strategi
pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, model pembelajaran dan
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru.
3) Faktor Masyarakat
Faktor Masyarakat yang mempengaruhi belajar mencakup kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Sardiman (2007 : 29-47), faktor-faktor yang


mempengaruhi belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern siswa.
Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa selain faktor kemampuan
ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan
belajar, ketekunan, kondisi fisik, dan psikis. Kehadiran faktor psikologis
dalam belajar akan memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya
mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F.Staton dalam
Sardiman (2007 : 39) menguraikan enam faktor psikologis yaitu
motivasi, kosentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal
siswa antara lain kemampuan yang dimiliki tentang materi yang akan
disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi
pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
3. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode atau cara penyajian bahan
pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah diperoleh siswa sebelumnya guna memecahkan
suatu persoalan/permasalahan.
Dengan adanya diskusi diharapkan setiap permasalahan yang
dikemukakan dapat dikaji secara lebih teliti dan dibahas bersama untuk
memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap
permasalahan yang didiskusikan. Metode diskusi dapat dilakukan
melalui diskusi kelompok kecil dan kelompok besar.
b. Prinsip Penggunaan metode diskusi
Metode diskusi digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Waktu yang tersedia cukup lama.
2. Bermaksud membahas suatu topik/masalah secara mendalam.
3. Bermaksud untuk menumbuhkan keberanian mengemukakan
pendapat, melatih sikap toleran/menghargai pendapat orang lain,
menumpuk sikap partisipatif dan melatih kemampuan berpikir, serta
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman.
c. Jenis metode diskusi
Ada beberapa jenis metode diskusi yang sering kali digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar, diantaranya berikut ini :
1. Diskusi Kelas
Kegiatan diskusi kelas biasanya dimulai dengan pemaparan masalah
yang dikemukakan oleh guru kepada siswa sebagai peserta diskusi.
Kemudian dilanjutkan dengan tanggapan/ajuan pendapat para siswa
terhadap permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya.
Jalannya pembicaraan dapat diatur oleh guru atau seorang siswa
sebagai pimpinan diskusi yang dibantu oleh seorang notulen,
pencatat hasil diskusi. Pada akhir diskusi, pimpinan diskusi
membuat kesimpulan sementara yang kemudian ditanggapi kembali
oleh peserta diskusi. Setelah itu, dibuat kesimpulan lagi berdasarkan
tanggapan yang diberikan peserta.
2. Diskusi Panel
Diskusi panel biasanya ditujukan untuk membahas suatu
permasalahan ditinaju dari segala sudut pandang secara meluas.
Pembicaraannya hanya dilakukan oleh mereka yang ditunjuk
pimpinan diskusi untuk menyampaikan pendapatnya. Pembicara
dalam diskusi panel biasanya terdiri atas 4-5 orang saja. Siswa lain
yang bukan pembicara berperan sebagai pendengar, pencatat dan
penilai jalannya diskusi.
3. Diskusi Kelompok Kecil
Jenis diskusi kelompok kecil ini merupakan perpaduan dari diskusi
kelas dan diskusi panel. Permulaan diskusi dimulai dengan
pemaparan masalah kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri
atas 3-7 orang yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan
masalah yang diajukan. Selanjutnya, hasil pembahasan dari
kelompok kecil tersebut dibicarakan dalam diskusi panel yang
anggotanya terdiri atas wakil-wakil dari setiap kelompok.
d. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi adapa
dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan persiapan
Pada tahap ini, guru merumuskan tujuan, masalah, dan
mengemukakan alasan pemilihan masalah. Selanjutnya, guru
memilih jenis metode diskusi yang tepat dengan
mempertimbangkan banyaknya waktu yang tersedia, tempat, dan
jumlah siswa.
2. Tahap pelaksanaan
Setelah permasalahan dikemukakan, guru perlu memilih dan
menetapkan siapa yang akan menjadi pimpinan diskusi dan
pembantunya serta memberikan penjelasan tugas-tugasnya. Pada
saat diskusi berlangsung, guru sebaiknya mencatat hal-hal yang
dianggap penting, memberikan motivasi, dan menjaga agar diskusi
dapat berlangsung dengan menyenangkan.
3. Tahap tindak lanjut
Setelah selesai diskusi, guru bersama siswa mencoba membuat
kesimpulan sementara tentang hasil diskusi. Kemudian kesimpulan
tersebut ditanggapi kembali oleh para peserta diskusi dan dibuat
kesimpulan lagi. Untuk meningkatkan kegiatan diskusi selanjutnya,
guru sebaiknya meminta masukan dari para siswa atau guru sendiri
memberikan masukan kepada para siswa.
e. Hal-hal yang menunjang keberhasilan diskusi
1. Pimpinan diskusi mampu mengatur jalannya pembicaraan dengan
baik dan adil.
2. Masalah yang diajukan merupakan masalah problematis,
menantang, dan menarik.
3. Para siswa memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap masalah
yang diperbincangkan.
4. Adanya partisipasi aktif dari seluruh peserta diskusi.
f. Hambatan penggunaan metode diskusi
1. Guru yang masih berpandangan bahwa siswa masih terlalu kecil dan
belum sanggup untuk berdiskusi, sulitnya melaksanakan metode
diskusi dan terlalu banyak waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan diskusi sehingga akan banyak menyita waktu belajar
yang lain.
2. Satu atau beberapa siswa saja mendominasi pembicaraan dan siswa
lain terlalu masa bodoh terhadap pelaksanaan diskusi.

4.Pengolahan dan Penyajian Data

a. Mengumpulkan Data
Data adalah keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian.
Sebelum menyajikan data, kita perlu mengumpulkan data.
Contoh :
Pak guru wali kelas VI mengumpulkan data banyak siswa kelas VI.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Laki-laki = 17 anak
Perempuan = 18 anak
Banyak siswa = 35 anak

b.Membaca data dalam tabel


Tabel adalah daftar yang berisi sejumlah data informasi, yang biasanya
berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara urut kebawah dalam
lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan
mudah dibaca.
Contoh :
Data berat badan siswa kelas VI sebagai berikut :
30 35 30 50 45 35 40 50 45 50
45 30 50 30 40 50 45 45 35 40
30 40 50 50 40 45 35 30 40 45
Data tersebut dapat ditulis dalam bentuk tabel
Contoh :
No Berat Badan Banyak Siswa
1 30 6
2 35 4
3 40 6
4 45 7
5 50 7
Jumlah 30

c. Menyajikan Data ke dalam bentuk tabel, diagram batang dan


diagram lingkaran
Contoh :
Data berat badan siswa kelas VI dalam satuan kg sebagai berikut :
30 35 40 45 40 50 55 40 45 30 55 50 35 40 50
40 45 50 30 35 30 35 55 50 40 45 40 45 55 45
Sajikan data tersebut ke dalam bentuk tabel, diagram batang dan
diagram lingkaran!

Penyelesaian :
a. Dalam bentuk tabel
No Berat Badan Banyak Siswa
1. 30 kg 4
2. 35 kg 4
3. 40 kg 7
4. 45 kg 6
5. 50 kg 5
6. 55 kg 4
Jumlah 30

b. Dalam bentuk diagram batang

5
4

2
1
0
30 kg 35 kg 40 kg 45 kg 50 kg 55 kg

c. Dalam bentuk diagram lingkaran

Berat badan siswa


30 kg
35 kg
40 kg
45 kg
50 kg
55 kg
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1
kecamatan Sukoharjo kabupaten Pringsewu pada semester ganjil tahun
ajaran 2016/2017. Adapun mata pelajaran yang dijadikan subjek
penelitian adalah mata pelajaran Matematika pada materi Pengolahan dan
Penyajian Data. Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak
16 orang, 12 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 kecamatan
Sukoharjo kabupaten Pringsewu semester ganjil tahun 2016/2017.
Dipilihnya kelas tersebut sebagai objek penelitian karena peneliti adalah
guru kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 kabupaten Pringsewu, sehingga
memudahkan proses pelaksanaan penelitian.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari proses pembelajaran pertama
(prasiklus) sampai dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pertama
(siklus 1) dan perbaikan pembelajaran (siklus 2), yaitu :
a. Selasa, 18 Oktober 2016, tahap awal perencanaan Orientasi dan
Observasi (pra siklus)
b. Kamis, 20 Oktober 2016, pelaksanaan perbaikan pembelajaran tahap
pertama, dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) siklus I.
c. Kamis, 27 Oktober 2016, pelaksanaan perbaikan pembelajaran kedua
(RPP) siklus II.
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan
melibatkan kepala sekolah, teman sejawat dan supervisor, yang membantu
dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian sehingga
secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga
kevalidan hasil penelitian.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang mana setiap siklus
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi.
a. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu :
1. Perencanaan
- Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari : kalender
pendidikan, program semester, perhitungan pekan efektif, standar
isi, pemetaan, silabus, RPP, kisi-kisi soal. Yang akan diterapkan di
kelas yang terdiri dari beberapa siklus.
- Mempersiapkan lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada
siswa pada saat pembelajaran.
- Mempersiapkan metode pembelajaran yang digunakan sebagai
penunjang hasil belajar siswa sesuai dengan materi yang akan
diberikan.
- Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan.
- Membuat perangkat tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tindakan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pertama yaitu sebagai berikut :
a) Penyampaian Apersepsi dan Motivasi
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi maupun
semangat kepada siswa agar ketika pembelajaran dimulai siswa
merasa benar-benar siap untuk mengikuti pelajaran. Guru
memberikan motivasi siswa dengan cara antara lain yaitu dengan
menjelaskan manfaat dari materi tersebut. Selain itu guru membuat
suasana belajar yang nyaman dan mendiskusikan manfaat belajar
matematika dan mengaitkan dalam kegiatan sehari-hari, sebagai
langkah awal menarik minat belajar siswa. Tidak hanya itu, guru
juga memberikan wawasan ataupun gambaran tentang materi yang
akan diajarkan dan memberi tahu apa yang ingin dicapai setelah
pembelajaran selesai. Pada siklus I ini guru akan membahas KD
mengumpulkan dan membaca data dengan KKM KD tersebut
adalah 65.
b) Penyampaian Materi
Sebelum masuk ke materi baru, guru terlebih dahulu mengingatkan
kembali tentang materi sebelumnya kepada siswa. Selain itu, guru
memberikan bimbingan kepada siswa dalam membuat,
mendefinisikan dan memberikan contoh keadaan belajar yang
nyaman, membuat siswa benar-benar senang dalam belajar
sehingga diharapkan dapat menarik kesimpulan sendiri setelah
pembelajaran selesai.
c) Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dengan kemampuan
siswa yang bervariasi. Kemudian guru memberi tugas kepada
setiap kelompok untuk mendata nilai hasil mid semester ganjil
mata pelajaran IPA. Setelah itu siswa menyajikan data tersebut ke
dalam bentuk tabel, diagram batang, dan diagram lingkaran, setelah
selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya ke depan kelas dan guru memberikan tanggapan.
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru
pengampu mata pelajaran dan dibantu oleh guru mitra selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan pengamatan ini
guru mata pelajaran dan guru mitra akan mengamati aktivitas siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru didalam kelas
selama proses pembelajaran berlangsung misalnya dalam menyiapkan
perangkat pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran, serta
aktivitas guru dalam membimbing siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi dilakukan dengan
menganalisis hasil tes dan catatan lapangan yang digunakan sebagai
dasar untuk perbaikan siklus berikutnya.
b. Siklus II
Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan perbaikan, pengamatan
(observasi), refleksi. Siklus I yang berupa hasil belajar dan catatan
lapangan, pada tahap pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus ini,
siswa diminta untuk lebih aktif, semangat, konsentrasi, dan tanggung
jawab.
1. Perencanaan
- Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari : kalender
pendidikan, program semester, perhitungan pekan efektif, standar isi,
pemetaan, silabus, RPP, kisi-kisi soal. Yang akan diterapkan di kelas
yang terdiri dari beberapa siklus.
- Mempersiapkan lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada siswa
pada saat pembelajaran.
- Mempersiapkan metode pembelajaran yang digunakan sebagai
penunjang hasil belajar siswa sesuai dengan materi yang akan diberikan.
- Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan.
- Membuat perangkat tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tindakan pelaksanaan pembelajaran yaitu
sebagai berikut :
a) Penyampaian Apersepsi dan Motivasi
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi maupun
semangat kepada siswa agar ketika pembelajaran dimulai siswa
merasa benar-benar siap untuk mengikuti pelajaran. Guru memberikan
motivasi siswa dengan cara antara lain yaitu dengan menjelaskan
manfaat dari materi tersebut dan menjelaskan peranan kelompok
dalam pembelajaran sehingga siswa dapat berinteraksi dengan
kelompoknya. Selain itu guru membuat suasana belajar yang nyaman
dan mendiskusikan manfaat belajar matematika dan mengaitkan
dalam kegiatan sehari-hari, sebagai langkah awal menarik minat
belajar siswa. Tidak hanya itu, guru juga memberikan wawasan
ataupun gambaran tentang materi yang akan diajarkan dan memberi
tahu apa yang ingin dicapai setelah pembelajaran selesai. Dan pada
siklus II ini guru akan menyampaikan KD mengumpulkan dan
membaca data dengan KKM KD tersebut adalah 65.
b) Penyampaian Materi
Sebelum masuk ke materi baru, guru terlebih dahulu mengingatkan
kembali tentang materi sebelumnya kepada siswa. Selain itu, guru
memberikan bimbingan kepada siswa dalam membuat,
mendefinisikan dan memberikan contoh keadaan belajar yang
nyaman, membuat siswa benar-benar senang dalam belajar sehingga
diharapkan dapat menarik kesimpulan sendiri setelah pembelajaran
selesai.
c) Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dengan kemampuan siswa
yang bervariasi. Kemudian guru memberi tugas kepada setiap
kelompok untuk mendata nilai hasil mid semester ganjil mata pelajaran
Matematika. Guru memberi tugas masing-masing kepada setiap
anggota kelompok supaya semua siswa terlibat aktif dalam diskusi.
Setelah itu siswa menyajikan data tersebut ke dalam bentuk tabel,
diagram batang, dan diagram lingkaran, setelah selesai masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas
dan guru memberikan tanggapan.
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru
pengampu mata pelajaran dan dibantu oleh guru mitra selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan pengamatan ini guru
mata pelajaran dan guru mitra akan mengamati aktivitas siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru didalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung misalnya dalam menyiapkan perangkat
pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran, serta aktivitas guru dalam
membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi dilakukan dengan
menganalisis hasil tes dan catatan lapangan yang digunakan sebagai
dasar untuk perbaikan siklus berikutnya.

2. Rincian Prosedur Penelitian


a. Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar
matematika siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Data Penelitian
Data penelitian berupa data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil
belajar berupa tes yang diberikan pada akhir siklus I dan II.
c. Data Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1) Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data selama pelaksanaan penelitian, maka teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a) Catatan Lapangan (Lembar APKG)
Catatan lapangan ini digunakan untuk memperoleh data objektif
yang meliputi catatan prilaku siswa maupun permasalahan yang
dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya
atau masukan terhadap keberhasilan yang akan dicapai.
b) Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan
terhadap materi setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran diskusi.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1) Perangkat Tes
Hasil pada setiap tes akhir proses kegiatan pembelajaran digunakan
untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa terhadap
materi yang telah diberikan pada setiap siklus.
2) Catatan Lapangan (Lembar APKG)
Catatan lapangan ini berupa catatan kecil yang dilakukan oleh
peneliti dan seorang guru mitra selama proses pelaksanaan
pembelajaran berlangsung.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dilakukan dengan cara :
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif didapat dari data nilai tes individu hasil belajar
dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Kemudian
dihitung berapa jumlah siswa yang telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk mengetahui persentase jumlah
siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat
diukur dengan menggunakan rumus :
∑ mk
%K = ×100 %
n
Keterangan :
% K = persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM
∑ mk = jumlah siswa yang memenuhi KKM
n = jumlah seluruh siswa
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
matematika siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar matematika siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM dari siklus I sampai siklus II
minimal sebanyak 85%.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Hasil Belajar dan Hasil Refleksi
Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang dilaksanakan
setiap akhir proses pembelajaran di setiap siklus pada pokok bahasan
Pengolahan dan Penyajian Data melalui metode Diskusi di kelas VI
semester ganjil SD Negeri 1 Sukoharjo 1. Hasil belajar siklus I sampai II
disajikan pada Table 2 berikut :

Tabel 2
Data Perolehan Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Data Siswa Kelas
VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 Semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017

Nilai ≥ 65
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Presentase
I 16 9 56,25 %
II 16 14 87,50 %
Sumber : Diolah dari hasil belajar siswa siklus I dan II

Pada setiap siklus menunjukkan hasil belajar siswa meningkat, pada siklus I
sebesar 56,25 %, dan pada siklus II 87,50 %. Peningkatan hasil belajar
metematika siswa ini menunjukkan keberhasilan dalam pemilihan metode
pembelajaran yang digunakan yaitu metode diskusi. Hal ini terlihat dari hasil
belajar yang mengalami peningkatan pada setiap siklus.
Dari data di atas menunjukkan ketercapaian indikator yang di harapkan peneliti
terhadap hasil belajar siswa yaitu sebesar 85%, ini berarti kinerja pengajar telah
berhasil. Ternyata metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang sesuai
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
Pengolahan dan Penyajian Data pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1
tahun pelajaran 2016/2017.

Adapun hal yang perlu dicatat dalam proses pembelajaran berlangsung selama
penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat membantu


keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi secara
berkelompok.
2) Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat menumbuhkan
keterampilan sosial dalam hal bekerja sama, saling membantu dan
berkomunikasi dengan temannya.
3) Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi membantu siswa
mengembangkan kemampuannya dan tidak tergantung pada guru.
4) Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa.
5) Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi berpusat pada siswa
karena memberikan keleluasaan kepada siswa baik individu maupun
kelompok untuk dapat menggali, mencari dan menemukan jawaban dari
permasalahan yang dihadapi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan penelitian di lapangan menghendaki sampai 2 siklus berikut
ini masing-masing analisis dan pembahasan masing-masing siklus.
1. Siklus I
a) Pelaksanaan
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Oktober 2016
dengan pokok bahasan pengolahan dan penyajian data yang di ikuti
oleh 16 siswa kelas VI terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 4 siswa
perempuan. Pertemuan berlangsung selama 3×35 menit. Pada siklus I
ini guru akan menyampaikan indikator membaca data dan menyajikan
data ke dalam bentuk diagram batang dan diagram lingkaran, dengan
KKM KD tersebut adalah 65. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dipersiapkan dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi yaitu
pada awal pertemuan siswa mendata nilai hasil mid semester ganjil
kelas VI pada mata pelajaran matematika. Kemudian siswa
menganalisis data dan mendiskusikan untuk dapat membaca data
kemudian menyajikan ke dalam diagram batang dan lingkaran. Guru
memantau dan mengawasi jalannya diskusi antar siswa. Jika ada
kelompok yang mengalami kesulitan, boleh meminta bantuan kepada
guru, kemudian guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa. Setelah itu guru memberikan penghargaan kepada
kelompok terbaik. Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan materi
bersama siswa yang telah disajikan pada pertemuan hari ini. Pada akhir
proses kegiatan pembelajaran guru memberikan tugas rumah (PR)
kepada siswa untuk menambah materi yang telah diberikan.

b) Pengamatan (observasi)
1) Evaluasi Penilaian Pembelajaran
Hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
yang diharapkan, berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan
(lembar observasi dan catatan lapangan terlampir) hal ini terjadi di
duga karena dalam proses pembelajaran dikelas guru kurang
memberikan motivasi sehingga ada siswa yang tidak memperhatikan
pembelajaran dikelas dan membuat siswa mengobrol dikelas. Pada
saat diskusi kelompok ada beberapa siswa yang kurang berinteraksi
dengan teman diskusinya siswa juga takut bertanya kepada guru
apabila ada materi pelajaran yang tidak dipahami atau mengalami
kesulitan pada saat mengerjakan soal latihan yang diberikan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I juga
terdapat beberapa permasalahan antara lain ada beberapa siswa yang
kurang teliti dalam membaca dan menyajikan data ke dalam diagram
batang dan diagram lingkaran.
2) Hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes tindakan siklus I. Tes
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap
penguasaan materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran
pada siklus I, data hasil belajar siklus I disajikan pada table berikut :
Table 3.
Data Perolehan Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Data Siklus I
Nilai ≥ 65
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Presentase
I 16 9 56,25 %
Sumber : Diolah dari data hasil belajar siswa siklus I

Berdasarkan data hasil tes akhir pada siklus I, menunjukkan bahwa


siswa yang memperoleh nilai kurang dari sama dengan 65 sebanyak 9
siswa atau 56,25 % dari jumlah seluruh siswa. Ini berarti keberhasilan
siswa belum terpenuhi dimana 85% siswa memperoleh nilai lebih dari
sama dengan 65.

Selain hasil belajar siswa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari
keseluruhan aspek yang diamati berdasarkan pengamatan oleh guru
mitra antara lain :
1) Pengelolaan pembelajaran yang kurang baik disebabkan oleh guru,
yaitu
- Guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa.
- Guru masih kurang dalam membimbing siswa dalam belajar
kelompok sehingga siswa pasif.
- Guru belum mampu mengendalikan siswa sehingga siswa banyak
yang ribut.
2) Pengelolaan pembelajaran yang kurang baik disebabkan oleh siswa,
yaitu :
- Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
- Suasana kelas ribut karena siswa belum terbiasa dengan strategi
pembelajaran
c) Refleksi
Penggunaan metode pembelajaran diskusi pada siklus I belum
memberikan hasil optimal. Berdasarkan hasil observasi (APKG
terlampir) hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran dikelas
guru kurang memotivasi siswa, sehingga ada siswa yang tidak
memperhatikan guru saat guru menjelaskan materi pelajaran dan
membuat siswa mengobrol dikelas, siswa juga kurang berinteraksi
dengan teman dikelompoknya, siswa juga takut bertanya kepada guru
apabila ada materi yang belum dipahami. Oleh karena itu peneliti / guru
harus melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dikelas antara
lain :
1) Guru lebih memotivasi siswa agar siswa termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran. Motivasi sangat diperlukan dalam proses
belajar mengajar dikelas dengan adanya motivasi inilah yang di
mendorong siswa melakukan kegiatan belajar mengajar , hal ini
sesuai pendapat Baharuddin (2007:22) “motivasi adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar mengajar”.
2) Guru menjelaskan kepada siswa peranan kelompok dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat berinteraksi dengan teman
dikelompoknya. Dalam diskusi kelompok diharapkan siswa dapat
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, merangsang siswa
agar dapat mengemukakan pendapatnya dan siswa dapat
berinteraksi dengan teman diskusinya secara berkelompok. Hal ini
sesuai pendapat Wina sanjaya (2006:156) bahwa “diskusi kelompok
dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide dan dapat melatih siswa untuk
membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan”.
Tetapi pada proses pembelajaran siklus I, ada perubahan yang bagus
terhadap siswa diantaranya : pelajaran matematika jadi terasa lebih
menyenangkan dari pada hari biasanya, siswa bisa bertukar pendapat
kepada temannya.

Berdasarkan hasil evaluasi siklus I, siswa yang mendapat nilai dibawah


KKM diberikan remidi dengan cara guru memberikan tugas tambahan
kepada siswa tersebut di luar jam pembelajaran
2. Siklus II
a) Pelaksanaan
Siklus ketiga ini dilaksanakan hari Kamis tanggal 27 Oktober 2016
dengan pokok bahasan pengolahan dan penyajian data yang diikuti oleh
16 siswa kelas VI yang terdiri dari siswa 12 siswa laki-laki dan 4 siswa
perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 3×35 menit, pada awal
pertemuan guru menyampikan hasil kerja pada siklus I guru memberikan
motivasi kepada siswa yang nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Pada siklus II ini guru akan menyampaikan indikator
yang sama yaitu membaca data dan menyajikan data ke dalam bentuk
diagram batang dan diagram lingkaran, dengan KKM KD tersebut adalah
65. Guru mengajak siswa berdialog mengenai materi yang belum
dipahami oleh siswa, kemudian melaksanakan proses pembelajaran yang
sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat
dengan metode pembelajaran diskusi yaitu pada awal pertemuan guru
menjelaskan materi pembelajaran, kemudian guru membagi tugas kepada
setiap anggota kelompok, supaya semua anggota ikut serta dalam
mngerjakan pekerjaan kelompok tersebut. Selanjutnya siswa
mengerjakan tugas secara berkelompok. Guru memantau dan mengawasi
jalannya diskusi antar siswa. Jika ada kelompok yang mengalami
kesulitan, boleh meminta bantuan kepada guru, setelah semua kelompok
selesai menyelesaikan pekerjaannya, setiap kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya ke depan kelas. Setelah itu guru memberikan penghargaan
kepada kelompok terbaik. Pada akhir proses kegiatan pembelajaran guru
melakukan refleksi dan menyimpulkan materi bersama siswa yang telah
disajikan sekaligus menekankan tentang tugas rumah (PR).

b) Pengamatan (observasi)
1) Evaluasi Penilaian Pembelajaran
Hasil belajar matematika siswa pada siklus II sudah mencapai indiktor
keberhasilan yang diharapkan. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung siswa sudah menunjukkan perubahan yang positif hal ini
ditunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa dapat
bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman diskusinya. Siswa juga
tidak takut untuk bertanya pada guru apabila ada kesulitan dalam
memahami materi atau soal latihan yang diberikan.
2) Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes akhir tindakan siklus II.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap
penguasaan materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran
pada siklus II, data hasil belajar siklus II disajikan pada table berikut :

Table 4
Data Perolehan Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Data Siklus II
Nilai ≥ 65
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Presentase
II 16 14 87,50 %
Sumber : Diolah dari data hasil belajar siswa siklus II
Berdasarkan data hasil tes pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa yang
memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65 sebanyak 14 siswa atau
87,50 % siswa memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65.
c) Refleksi

Penggunaan metode pembelajaran diskusi pada siklus II ini telah optimal,


jika dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I hasil belajar siswa
pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan berdasarkan hasil
belajar matematika pada siklus II hasil belajar matematika siswa
memenuhi apa yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM mencapai 87,50 % melebihi indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan siswa yang nilainya masih
berada di bawah KKM, diberikan remidi dengan diberikan tugas tambahan
di luar jam pembelajaran seperti halnya pada siklus I.
V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasannya dapat di


simpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
diskusi dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan
Pengolahan dan Penyajian Data. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya
rata-rata hasil belajar siswa yang di ikuti dengan meningkatnya ketuntasan
belajar yang dicapai pada setiap siklus, yaitu pada siklus I 56,25 %, dan siklus
II 87,50 %.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan bahwa dengan


menggunakan metode pembelajaran diskusi dapat menjadi salah satu alternatif
metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah guna meningkatkan hasil
belajar siswa serta hendaknya guru selalu dapat mengembangkan metode
pembelajaran yang menarik dan kreatif yang banyak melibatkan siswa sebagai
upaya pengekpresian dari diri siswa dan seyogyanya guru lebih dapat
memainkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai