DISUSUN OLEH
Oleh
Dewi Indrawati
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 68,75 % atau 11 siswa dengan
nilai dibawah KKM. Hal ini diduga disebabkan karena proses pembelajaran
yang diterapkan guru kurang tepat. Proses pembelajaran yang dilakukan
masih kurang bisa menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak semangat
dalam mengikuti mata pelajaran matematika yang mengakibatkan hasil
belajar siswa masih dibawah KKM. Seharusnya guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran harus bisa menciptakan suasana kelas yang nyaman
dan menyenangkan. Selain itu guru juga harus memberikan kesempatan siswa
untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Serta
memberikan bimbingan terhadap siswa dalam diskusi, menjelaskan manfaat
belajar dan memberikan penghargaan ataupun motivasi untuk meningkatkan
kepercayaan diri. Dalam kegiatan pembelajaran guru berusaha untuk
membuat peserta didik aktif, maka dari itu guru memilih menggunakan
metode diskusi kelompok. Hal ini dilakukan untuk merangsang peserta didik
supaya aktif dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diskusi
memegang peranan penting, sebab dengan diskusi kelompok siswa dapat
bertukar pikiran dengan teman kelompoknya, serta dapat mengembangkan
pola pikir dan belajar aktif dalam kegiatan pembelajaran.
( Asep Hery Hernawan 2016 : 12.12 ) Metode pembelajaran diskusi adalah
suatu metode atau cara penyajian bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh
siswa sebelumnya guna memecahkan suatu persoalan atau permasalahan.
Metode ini sangat baik digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam
mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan. (Hisyam 2008 : 69).
Metode ini dikembangkan untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan
dan ketrampilan bekerja sama dengan teman satu kelompoknya dan melatih
siswa untuk bisa bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya.
1. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, dari hasil observasi yang penulis
lakukan dari tahap pembelajaran orientasi teridentifikasi bahwa kondisi
siswa kelas VI SD Negeri I Sukoharjo 1 adalah sebagai berikut :
- Siswa belum mampu membaca data dengan benar.
- Siswa belum mampu mengolah dan menyajikan data.
- Siswa belum mampu menyajikan data kedalam bentuk diagram
batang dan diagram lingkaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah yang akan diatasi
adalah rendahnya hasil belajar Matematika siswa khususnya pada materi
Pengolahan dan Penyajian Data. Masalah ini sangat penting untuk segera
diatasi karena jika tidak maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
baru yaitu rendahnya prestasi / hasil belajar siswa, pada materi atau pokok
bahasan berikutnya.
Masalah ini timbul diakibatkan karena guru tidak menggunakan metode
atau pendekatan secara maksimal sehingga siswa mengalami kesulitan
untuk memahami penjelasan guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut, melalui pola Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) adalah pada penggunaan metode diskusi dalam memahami
pengolahan dan penyajian data sehingga memaksimalkan keterlibatan
siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
“Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1
Sukoharjo 1 pada materi pengolahan dan penyajian data melalui metode
diskusi?”
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
Setiap saat dalam kehidupan manusia dapat terjadi suatu proses belajar.
Belajar dilakukan manusia baik secara formal maupun informal. Belajar
dilakukan guna memperoleh perubahan yang diinginkan. Dalam perbuatan
belajar terjadi perubahan - perubahan yang senantiasa mengarah ke arah
yang lebih baik. Dalam hal ini belajar bukan merupakan tujuan melainkan
proses menuju tujuan yang diinginkan yaitu perubahan sehingga
diperlukan usaha seseorang untuk melakukan tindak belajar guna
memperoleh perubahan yang diinginkan. Seperti yang diungkapkan
Slameto (2010 : 2) bahwa belajar ialah “Suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Hal senada juga diungkapkan
Anurrahman (2009 : 35) belajar adalah “Sebagai perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannya”.
Hal ini menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi manusia
dengan lingkungan yang dilakukan dengan sadar guna mencapai tujuan
dan tujuan itu berupa perubahan yang terjadi pada diri seseorang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa,
meliputi tiga faktor antara lain :
1) Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama, siswa yang belajar
akan menerima pengaruh dari keluarga berupa, cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup strategi
pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, model pembelajaran dan
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru.
3) Faktor Masyarakat
Faktor Masyarakat yang mempengaruhi belajar mencakup kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal
siswa antara lain kemampuan yang dimiliki tentang materi yang akan
disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi
pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
3. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode atau cara penyajian bahan
pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah diperoleh siswa sebelumnya guna memecahkan
suatu persoalan/permasalahan.
Dengan adanya diskusi diharapkan setiap permasalahan yang
dikemukakan dapat dikaji secara lebih teliti dan dibahas bersama untuk
memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap
permasalahan yang didiskusikan. Metode diskusi dapat dilakukan
melalui diskusi kelompok kecil dan kelompok besar.
b. Prinsip Penggunaan metode diskusi
Metode diskusi digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Waktu yang tersedia cukup lama.
2. Bermaksud membahas suatu topik/masalah secara mendalam.
3. Bermaksud untuk menumbuhkan keberanian mengemukakan
pendapat, melatih sikap toleran/menghargai pendapat orang lain,
menumpuk sikap partisipatif dan melatih kemampuan berpikir, serta
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman.
c. Jenis metode diskusi
Ada beberapa jenis metode diskusi yang sering kali digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar, diantaranya berikut ini :
1. Diskusi Kelas
Kegiatan diskusi kelas biasanya dimulai dengan pemaparan masalah
yang dikemukakan oleh guru kepada siswa sebagai peserta diskusi.
Kemudian dilanjutkan dengan tanggapan/ajuan pendapat para siswa
terhadap permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya.
Jalannya pembicaraan dapat diatur oleh guru atau seorang siswa
sebagai pimpinan diskusi yang dibantu oleh seorang notulen,
pencatat hasil diskusi. Pada akhir diskusi, pimpinan diskusi
membuat kesimpulan sementara yang kemudian ditanggapi kembali
oleh peserta diskusi. Setelah itu, dibuat kesimpulan lagi berdasarkan
tanggapan yang diberikan peserta.
2. Diskusi Panel
Diskusi panel biasanya ditujukan untuk membahas suatu
permasalahan ditinaju dari segala sudut pandang secara meluas.
Pembicaraannya hanya dilakukan oleh mereka yang ditunjuk
pimpinan diskusi untuk menyampaikan pendapatnya. Pembicara
dalam diskusi panel biasanya terdiri atas 4-5 orang saja. Siswa lain
yang bukan pembicara berperan sebagai pendengar, pencatat dan
penilai jalannya diskusi.
3. Diskusi Kelompok Kecil
Jenis diskusi kelompok kecil ini merupakan perpaduan dari diskusi
kelas dan diskusi panel. Permulaan diskusi dimulai dengan
pemaparan masalah kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri
atas 3-7 orang yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan
masalah yang diajukan. Selanjutnya, hasil pembahasan dari
kelompok kecil tersebut dibicarakan dalam diskusi panel yang
anggotanya terdiri atas wakil-wakil dari setiap kelompok.
d. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi adapa
dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan persiapan
Pada tahap ini, guru merumuskan tujuan, masalah, dan
mengemukakan alasan pemilihan masalah. Selanjutnya, guru
memilih jenis metode diskusi yang tepat dengan
mempertimbangkan banyaknya waktu yang tersedia, tempat, dan
jumlah siswa.
2. Tahap pelaksanaan
Setelah permasalahan dikemukakan, guru perlu memilih dan
menetapkan siapa yang akan menjadi pimpinan diskusi dan
pembantunya serta memberikan penjelasan tugas-tugasnya. Pada
saat diskusi berlangsung, guru sebaiknya mencatat hal-hal yang
dianggap penting, memberikan motivasi, dan menjaga agar diskusi
dapat berlangsung dengan menyenangkan.
3. Tahap tindak lanjut
Setelah selesai diskusi, guru bersama siswa mencoba membuat
kesimpulan sementara tentang hasil diskusi. Kemudian kesimpulan
tersebut ditanggapi kembali oleh para peserta diskusi dan dibuat
kesimpulan lagi. Untuk meningkatkan kegiatan diskusi selanjutnya,
guru sebaiknya meminta masukan dari para siswa atau guru sendiri
memberikan masukan kepada para siswa.
e. Hal-hal yang menunjang keberhasilan diskusi
1. Pimpinan diskusi mampu mengatur jalannya pembicaraan dengan
baik dan adil.
2. Masalah yang diajukan merupakan masalah problematis,
menantang, dan menarik.
3. Para siswa memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap masalah
yang diperbincangkan.
4. Adanya partisipasi aktif dari seluruh peserta diskusi.
f. Hambatan penggunaan metode diskusi
1. Guru yang masih berpandangan bahwa siswa masih terlalu kecil dan
belum sanggup untuk berdiskusi, sulitnya melaksanakan metode
diskusi dan terlalu banyak waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan diskusi sehingga akan banyak menyita waktu belajar
yang lain.
2. Satu atau beberapa siswa saja mendominasi pembicaraan dan siswa
lain terlalu masa bodoh terhadap pelaksanaan diskusi.
a. Mengumpulkan Data
Data adalah keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian.
Sebelum menyajikan data, kita perlu mengumpulkan data.
Contoh :
Pak guru wali kelas VI mengumpulkan data banyak siswa kelas VI.
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Laki-laki = 17 anak
Perempuan = 18 anak
Banyak siswa = 35 anak
Penyelesaian :
a. Dalam bentuk tabel
No Berat Badan Banyak Siswa
1. 30 kg 4
2. 35 kg 4
3. 40 kg 7
4. 45 kg 6
5. 50 kg 5
6. 55 kg 4
Jumlah 30
5
4
2
1
0
30 kg 35 kg 40 kg 45 kg 50 kg 55 kg
Tabel 2
Data Perolehan Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Data Siswa Kelas
VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1 Semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017
Nilai ≥ 65
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Presentase
I 16 9 56,25 %
II 16 14 87,50 %
Sumber : Diolah dari hasil belajar siswa siklus I dan II
Pada setiap siklus menunjukkan hasil belajar siswa meningkat, pada siklus I
sebesar 56,25 %, dan pada siklus II 87,50 %. Peningkatan hasil belajar
metematika siswa ini menunjukkan keberhasilan dalam pemilihan metode
pembelajaran yang digunakan yaitu metode diskusi. Hal ini terlihat dari hasil
belajar yang mengalami peningkatan pada setiap siklus.
Dari data di atas menunjukkan ketercapaian indikator yang di harapkan peneliti
terhadap hasil belajar siswa yaitu sebesar 85%, ini berarti kinerja pengajar telah
berhasil. Ternyata metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang sesuai
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
Pengolahan dan Penyajian Data pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukoharjo 1
tahun pelajaran 2016/2017.
Adapun hal yang perlu dicatat dalam proses pembelajaran berlangsung selama
penelitian tindakan kelas ini yaitu :
b) Pengamatan (observasi)
1) Evaluasi Penilaian Pembelajaran
Hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
yang diharapkan, berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan
(lembar observasi dan catatan lapangan terlampir) hal ini terjadi di
duga karena dalam proses pembelajaran dikelas guru kurang
memberikan motivasi sehingga ada siswa yang tidak memperhatikan
pembelajaran dikelas dan membuat siswa mengobrol dikelas. Pada
saat diskusi kelompok ada beberapa siswa yang kurang berinteraksi
dengan teman diskusinya siswa juga takut bertanya kepada guru
apabila ada materi pelajaran yang tidak dipahami atau mengalami
kesulitan pada saat mengerjakan soal latihan yang diberikan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I juga
terdapat beberapa permasalahan antara lain ada beberapa siswa yang
kurang teliti dalam membaca dan menyajikan data ke dalam diagram
batang dan diagram lingkaran.
2) Hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes tindakan siklus I. Tes
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap
penguasaan materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran
pada siklus I, data hasil belajar siklus I disajikan pada table berikut :
Table 3.
Data Perolehan Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Data Siklus I
Nilai ≥ 65
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Presentase
I 16 9 56,25 %
Sumber : Diolah dari data hasil belajar siswa siklus I
Selain hasil belajar siswa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari
keseluruhan aspek yang diamati berdasarkan pengamatan oleh guru
mitra antara lain :
1) Pengelolaan pembelajaran yang kurang baik disebabkan oleh guru,
yaitu
- Guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa.
- Guru masih kurang dalam membimbing siswa dalam belajar
kelompok sehingga siswa pasif.
- Guru belum mampu mengendalikan siswa sehingga siswa banyak
yang ribut.
2) Pengelolaan pembelajaran yang kurang baik disebabkan oleh siswa,
yaitu :
- Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
- Suasana kelas ribut karena siswa belum terbiasa dengan strategi
pembelajaran
c) Refleksi
Penggunaan metode pembelajaran diskusi pada siklus I belum
memberikan hasil optimal. Berdasarkan hasil observasi (APKG
terlampir) hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran dikelas
guru kurang memotivasi siswa, sehingga ada siswa yang tidak
memperhatikan guru saat guru menjelaskan materi pelajaran dan
membuat siswa mengobrol dikelas, siswa juga kurang berinteraksi
dengan teman dikelompoknya, siswa juga takut bertanya kepada guru
apabila ada materi yang belum dipahami. Oleh karena itu peneliti / guru
harus melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dikelas antara
lain :
1) Guru lebih memotivasi siswa agar siswa termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran. Motivasi sangat diperlukan dalam proses
belajar mengajar dikelas dengan adanya motivasi inilah yang di
mendorong siswa melakukan kegiatan belajar mengajar , hal ini
sesuai pendapat Baharuddin (2007:22) “motivasi adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar mengajar”.
2) Guru menjelaskan kepada siswa peranan kelompok dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat berinteraksi dengan teman
dikelompoknya. Dalam diskusi kelompok diharapkan siswa dapat
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, merangsang siswa
agar dapat mengemukakan pendapatnya dan siswa dapat
berinteraksi dengan teman diskusinya secara berkelompok. Hal ini
sesuai pendapat Wina sanjaya (2006:156) bahwa “diskusi kelompok
dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide dan dapat melatih siswa untuk
membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan”.
Tetapi pada proses pembelajaran siklus I, ada perubahan yang bagus
terhadap siswa diantaranya : pelajaran matematika jadi terasa lebih
menyenangkan dari pada hari biasanya, siswa bisa bertukar pendapat
kepada temannya.
b) Pengamatan (observasi)
1) Evaluasi Penilaian Pembelajaran
Hasil belajar matematika siswa pada siklus II sudah mencapai indiktor
keberhasilan yang diharapkan. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung siswa sudah menunjukkan perubahan yang positif hal ini
ditunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa dapat
bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman diskusinya. Siswa juga
tidak takut untuk bertanya pada guru apabila ada kesulitan dalam
memahami materi atau soal latihan yang diberikan.
2) Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes akhir tindakan siklus II.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap
penguasaan materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran
pada siklus II, data hasil belajar siklus II disajikan pada table berikut :
Table 4
Data Perolehan Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Data Siklus II
Nilai ≥ 65
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Siswa Presentase
II 16 14 87,50 %
Sumber : Diolah dari data hasil belajar siswa siklus II
Berdasarkan data hasil tes pada siklus II, menunjukkan bahwa siswa yang
memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65 sebanyak 14 siswa atau
87,50 % siswa memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65.
c) Refleksi
A. Simpulan
B.Saran