Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah menjadi salah satu tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar


yang secara umum menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran pemerintah
dalam menyelenggarakan sekolah berbentuk keterlibatan sistem dan isi
pendidikan.
Mengenai sistem pendidikan didasarkan pada lamanya jangka waktu
seseorang mencapai kedewasaannya, hal ini nampak jelas dengan
penyelenggaraan sekolah secara bertingkat dan proses belajar mengajarnya
dalam bentuk klasikal. Sedangkan isi pendidikan ini dituangkan dalam bentuk
kurikulum. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat.
Dalam sekolah keberadaan guru sangatlah vital. Hal ini desebabkan karena
bila dalam sekolah tanpa ada guru maka proses pendidikan tidak akan dapat
berlangsung terlaksana atau terlaksana. Program kelas tidak akan berarti
bilamana tidak diwujudkan dengan adanya kegiatan. Untuk itu peran guru
sangatlah menentukan karena kedudukannya sebagai pengelola pendidikan
diantara siswa –siswa dalam kelas.
Sesuai dengan eksistensinya di sekolah, tugas utama guru adalah mengajar
sehingga setiap akan mengajar seorang guru harus mempersiapkan suatu cara
bagaimana agar yang diajarkan kepada siswa itu dapat diterima serta dapat
dipahami dengan mudah.
Selanjutnya dalam proses beljar mengajar peran guru dalam memilih metode
mana yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena tugas
utama guru adalah menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan
harapan siswa dapat menerima dan memahami bahan pelajaran dengan
mudah. Mengingat pada metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan
suatau alat untuk mencapai tujuan, maka makin baik metode itu makin efektif
pula pencapaian tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila guru dalam
memilih metode mengajar tepat dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur,
diharapkan siswa dapat menerima dan memahami dengan baik apa yang
diajarkan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada siswa kelas VI SD Negeri 3
Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo dalam matematika siswa pada umumnya
belum menguasai materi yang diajarkan. Masih banyak siswa yang hasil
belajar khususnya pada mata pelajaran matematika di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel1. Hasil Belajar Matematika Kelas VI di SDN 3 Sukoharjo 1
Tahun pelajaran 2021/2022.

Nilai (KKM=70) Jumlah Siswa Presentase ( % )


< 71 11 40,74
≥ 71 16 59,26
Jumlah 27 100

Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran selama ini guru


menerapkan sesuai RPP dengan langkah-langkah sebagai berikut: kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Metode dan strategi pembelajaran serta penilaian
pada saat proses pembelajaran dikelas VI dengan mata pelajaran matematika
dengan menggunakan metode ceramah, media tulisan guru di papan tulis dengan
materi menceritakan kegiatan sehari-hari, sebelum berangkat ke sekolah. Pada
kegiatan inti : guru menjelaskan materi siswa mendengarkan. Guru mengadakan
penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar.
Ternyata pembelajaran di kelas VI mata pelajaran Matematika kurang memuaskan
hasilnya. Melihat realita di atas bahwa proses pembelajaran selama ini yang
berlangsung dikelas belum memenuhi harapan guru, siswa dan sekolah. Hal ini
karena guru dalam menyampaikan materi hanya monoton saja, sehingga membuat
siswa bosan.
Selain itu guru dalam proses pembelajaran hanya memakai metode ceramah
sehingga membuat siswa pasif, mengantuk atau bermain sendiri. Disamping itu
guru dalam menyampaikan materi tanpa alat peraga ataupun tidak paham akan
materi yang diajarkan.
Jadi proses pembelajaran selama ini banyak kekurangan, seperti diuraikan diatas
tentang pemakaian metode yang monoton media pembelajaran yang tidak sesuai
maupun penyampaian materi yang tidak menarik siswa.
Setelah menelaah proses pembelajaran yang sudah berlangsung dan sudah
dilaksanakan dan diuraikan di atas maka permasalahan terletak pada guru sebagai
panyaji materi. Permasalahan-permasalahan itu sebagai berikut: Tujuan
pembelajaran belum tercapai karena guru kurang menguasai materi, alat/ media
yang digunakan guru kurang sesuai atau kurang tepat dan siswa pasif karena guru
dalam penyampaian materi kurang memakai metode yang bervariasi dan keaktifan
anak kurang karena kegiatan hanya berpusat pada guru.
Maka melihat proses pembelajaran tersebut kurang memuaskan, maka penelitian
nantinya akan melakukan penelitian mengambil mata pelajaran Matematika
tentang penghitungan luas bangun datar di kelas VI, dengan mengadakan
perbaikan –perbaikan dengan dengan media pembelajaran/ alat peraga. Alat
peraga diharapkan mampu memperbaiki proses belajar mengajar sehingga akan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran
matematika.
Melihat realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan sistem
pembelajaran, selama ini pembelajaran yang dilaksanakan tanpa menggunakan
alat peraga kurang menarik perhatian siswa, sehingga menyebabkan rendahnya
prestasi belajar siswa. Selain itu dari berbagai sumber dijelaskan bahwa cara
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar
siswa sehingga diharapkan prestasi belajar dapat memuaskan. Untuk mengetahui
benar tidaknya penggunaan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika maka perlu diadakan penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penggunaan Alat Peraga pada
Siswa Kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pembelajaran matematika melalui
penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun
pelajaran 2021/2022.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika dengan menggunakan metode cooperative tipe jigsaw pada siswa
SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun
pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut:
1. Bagi guru
Dapat dipergunakan sebagai masukan bagi guru agar dalam
menyampaikan materi pelajaran hendaknya selain memilih dan
menggunakan metode pemngajaran yang sesuai, selalu berusaha
menggunakan alat peraga yang sesuai benar.

2. Bagi Sekolah
Sebagai referensi sekolah dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar
matematika di SD Negeri 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu khususnya dan sekolah lain pada umumnya.
3. Bagi Siswa
Diharapkan dapat menimbulkan semangat belajar karena siswa dapat
mengalami pembelajaran dengan berbagai macam variasi yang
disampaikan oleh guru.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka ruang lingkup
penelitian perlu dibatasi sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI semester ganjil di SD Negeri 3


Sukoharjo1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran
2021/2022.
2. Objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika kelas VI SD Negeri 3
Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran
2021/2022.
3. Pembelajaran dengan alat peraga, maksudnya adalah cara yang digunakan
oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan
alat bantu yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Masalah belajar adalah masalah yang pelik dan komplek, sehingga tiada
seorang ahli pun yang dapat membahas secara tuntas dan sempurna. Oleh
karena itu kebanyakan dari pakar pendidikan menjadikan masalah belajar
sebagai sentral pembahasannya. Dan sewajarnya apabila antara pakar yang
satu dengan yang lain mempunyai perbedaan pendapat dalam mengemukakan
definisi tentang belajar meskipun bukan perbedaan yang mendasar. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut:
1). Menurut Laster D. Crow an Crow (1956:215) dalam Slameto (2003:3)
“learning is a modification of behavior accompanying growth processes that
are brought about through adjusment to tensions initiated trough sensory
stimulation”. Artinya “ Belajar adalah perubahantingkah laku yang menyertai
proses pertumbuhan yang semua itu disebabkan melalui penyesuaian terhadap
keadaan yang diawali lewat rangsangan panca indera”.

Dalam hal ini seorang belajar akan mendapatkan perubahan tingkah laku yang
sesuai dengan proses pertumbuhan yang dimiliki anak tersebut akibatnya
adanya penyesuaian diri oleh anak terhadap apa yang telah dipelajarinya.

2). Menurut Slameto (2003:2)


“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”

Dari pengertian Slameto ini jelas bahwa belajar merupakan upaya sadar dari
seorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru sehingga seseorang itu
akan mendapatkan pengalaman hidup yang baru akibat dari adanya hubungan
antara si anak dengan lingkungan dimana anak menjalankan proses belajar.
3). Menurut Winkel (2005:59)
“ Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan, perubahan pengetahuan,
pemahaman keterampilan dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat konsisten dan
berkala.”

Sedangkan menurut Winkel di atas jelas bahwa belajar merupakan suatu


aktivitas jiwa untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang menetap
akibat adanya hubungan antara anak dengan lingkungan dimana anak sedang
melakukan kegiatan belajar.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah
laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan (kognitif), nilai dan
sikap ( afektif), serta keterampilan (psikomotor) sebagai hasil pengalaman,
latihan dan interaksi dengan lingkungannya.

B. Pembelajaran
Trianto (2017:85) “ Pembelajaran merupakan kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.” Pembelajaran secara
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembang dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan.

Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta


didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.”
Pembelajaran adalah sebagai proses pengondisian kearah perilaku spontan
yang dicapai melalui program pelatihan dengan imbalan dan hukuman skiner
dalam Rusman (2008:161).
Sudjan (2004:28) “ Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematis dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antar dua pihak, yaotu antara peserta didik (warga belajar) dan
pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan mebelajarkan.”

Menurut beberapa pendapat diatas disimpulkan pembelajaran adalah interaksi


siswa dengan sumber belajar, untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau
perubahan diri melalui latihan-latihan.

C. Hasil Belajar
Damyati & Mudjiono (2006:3) mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,
sedangkan Soedijiarto dalam (Nashar, 2004:79) mengemukakan bahwa hasil
belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
program belajar dan mengajar sesuai yang ditetapkan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar


adalah usaha seseorang untuk memghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri maupun orang lain baik dari segi afektif, kognitif, dan
psikomotor setelah mengalami proses belajar.

D. Media dan Alat Peraga


1. Pengertian Media
Media pembelajaran telah dikenal sejak lama, sejak pendidikan formal
ataupun pengajaran itu ada. Terdapat banyak pengertian atau definisi
tentang media namun definisi-definisi yang dimunculkan mengandung
makna yang hampir sama. Secara etimologi kata “media “ adalah bentuk
jamak dari medium yang dalam bahsa lain berarti alat, sarana dan
prasarana. Media adalah sarana yang digunakan untuk menampilkan
pelajaran dalam pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan
dengan pengertian bahwa bukan hanya mencakup pengajaran saja tetapi
juga pendidikan dalam arti yang lebih luas.

Menurut Oemar Hamalik (1982:23) media pendidikan dapat berfungsi


sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan kimunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan menurut Arsyad (2002:11-13) ada beberapa
kemampuan media pengajaran dalam mengefektifkan proses belajar
mengajar antara lain: (1) kemampuan fiksasi yaitu media mempunya
kemampuan menangkapsesuatu objek atau peristiwa, (2) kemampuan
manipulatif yaitu kemampuan memindahkan suatu objek yang disesuaikan
dengan keperluan, (3) kemampuan distributif yaitu memungkinkan kita
mentransfer atau memindahkan suatu objek melalui ruang.

2. Pengertian Alat Peraga


Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu menyampaikan
menularkan pengetahuan dan pandangan (Rooijakkers, 1982:1). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa mengejar adalah suatu kegiatan
mengorganisasikan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan nya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Dari uraian di atas berarti dalam mengajar guru dituntut agar mampu
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan baik. Selain itu guru
diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran
dengan tepat. Banyak cara yang dapat dipergunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa, salah satu cara yang dapat digunakan
adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

Pembelajaran dengan alat peraga maksudnya adalah cara yang digunakan


oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan
alat bantu yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu manfaat
yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan alat bantu adalah
memudahkan guru dan siswa dalam mempelajari dan memahami materi
pelajaran yang akan diajarkan. Alat peraga akan sangat mudah sekali
penggunaannya apabila dipersiapkan, dirancang dan dipergunakan sebagai
alat bantu sediri. Dalam pembuatan alat peraga membutuhkan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit, untuk memilih, mempersiapkan bahan,
pengayaan atau penjelasan. Pergunakan kesempatan yang baik dalam
menggunakan alat peraga sehingga ada respon yang positif dari siswa,
sehingga dapat melatih daya pikir dan perkembangan siswa. Namun
demikian manfaat lain dari alat peraga bisa dipergunakan di lain waktu
atau apabila materi pembahasan sama.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran meliputi yang berupa sarana, prasarana dan fasilitas
yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pelajaran
kepada subjek didik untuk memperjelas, memperlancar, dan lebih
meningkatkan dan efektifitas dalam proses pembelajaran digunakan media
pembelajaran.

Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajaran dapat


dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu : (1) Media Grafis, (2) Media
Gambar ilustrasi fotografi, (3) Media Bendanya, (4) Media Proyeksi, dan
(5) Media Audio.

Media pembelajaran meliputi segala yang berupa sarana dan prasarana dan
fasilitas yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan
pelajaran kepada subjek didik untuk memperoleh, memperlancar, dan
lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran
digunakan media pengajaran.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu persiapan yang cukup
kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan
media pembelajaran, guru tidak perlu membuat persiapan mengajar lebih
dahulu. Justru sebaliknya dalam hal ini guru dituntut untuk melakukan
persiapan dengan cermat dengan mempelajari bahan dalam buku sediri,
mempersiapkan bahan, pengayaan dan penjelasan. Media pembelajaran
hendaknya tidak sekedar menjadi selingan, hiburan, atau waktu tetapi
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajaran dapat


dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu : (1) Media Grafis, (2) Media
Gambar ilustrasi fotografi, (3) Media Bendanya, (4) Media Proyeksi, dan
(5) Media Audio.

Mengingat beraneka ragamnya media pembelajaran yang masing-masing


mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, maka kita harus berusaha
memilih dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Ngadino (1986:52) bahwa : Memang hingga
kini belum ada suatu rumus yang berlaku mutlak untuk melalkukan
pemilihan media tertentu, untuk melakukan pengajaran suatu objek
tertentu, dengan kata lain tidak ada suatu media yang lain untuk mencapai
segala macam hasil yang diharapkan dan untuk segala jenis pelajaran. Dari
segala penelitian di bidang media dan desain sistem intruksional yang
dapat dirumuskan hanyalah pedoman umum atau pedoman pokok untuk
melakukan berdasarkan berbagai macam variabel yang terdapat dalam
suatu sistem intruksional.

E. Kerangka pikir
Metode yang guru gunakan dalam mengajar siswa kelas VI di SD Negeri 3
Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu menyebabkan hasil
belajar matematika siswa tidak mencapai KKM ≥ 71. Guru dapat
menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar untuk
melakukan perbaikan pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa
diharapkan dapat aktif dan kreatif menjadikan proses belajar menjadi
bermakna, sehingga hasil belajar matematika pada kelas VI SDN 3 Sukoharjo
1 dapat tuntas mencapai KKM kerangka pikir dari penilaian ini dapat terlihat
dalam bagan di bawah ini :

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Rancangan
Kondisi Belum
media / alat
menggunakan
awal peraga
media/ alat peraga

Tindakan
Digunakan Media/
alat peraga SIKLUS I

Diharapkan dengan
menggunakan alat
peraga maka hasil SIKLUS II
belajar matematika
Kondisi Akhir
pada kelas VI SDN 3
Sukoharo 1 dapat
meningkat
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika media atau alat peraga digunakan
maka akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka hasil belajar
matematika kelas VI SD Negeri 3 Sukoharjo Kecamata Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu Tahun ajaran 2021/2022 akan meningkat pula.
BAB III
METEODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dari siswa kelas 6 SDN 3 Sukoharjo 1
Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2021/2022 dengan
jumlah siswa 27 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang
siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 6 SDN 3 Sukoharjo 1 Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semetser ganjil Tahun pelajaran
2021/2022 waktu pelaksanaan selama 2 bulan yaitu bulan september
sampai dengan oktober 2021.

B. Faktor yang Diteliti


Peneliti menjadikan hasil belajar sebagai faktor dari peneliti ini. Walaupun
aktivitas belajar siswa secara langsung ada didalamnya. Data kuantitatif yang
diperoleh dari rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas 6 SDN 3
Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Menjadi sumber
data penelitian ini, sedangkan data kualitatif dari aktivitas belajar matematika
siswa kelas 6 SDN 3 Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu
secara otomatis menjadi data pengikut dalam penelitian ini.

C. Prosedur Penelitian
Didalam penelitian ini prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan
siklus-siklus tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam dalam penelitian ini
diawali dengan perencanaan (planing), tindakan (action), mengobservasi
(observation), dan melakukan refleksi, (reflection) dan seterusnya sampai
adanya peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins dalam Arikunto
(2008:14).
Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
SIKLUS I
Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan perangkat
pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara guru dengan peneliti,
kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode cooperative tipe jigsaw agar efisiensi dan efektif guru perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Perencanaan
Langkah –langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh
peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan menyiapkan media pembelajaran dan alat peraga
berupa potong kertas berbagai warna.

b. Pelaksanaan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan.
Dalam siklus 1 ini kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memahami
karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan
media dan alat peraga, adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan
metode cooperative tipe jigsaw yang digunakan, adapun langkah-langkah
sebagai berikut:

Kegiatan awal
a) Membuat pemetaan standar kompetensi dasar .
b) Membuat silabus pembelajaran.
c) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran maupun perbaikan
pembelajaran.
d) Menyusun bahan ajar berupa buku siswa dan lembar kerja siswa.
e) Menyusun alat ukur hasil belajar siswa.
f) Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan.
g) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.
h) Membuat skenario pembelajaran hingga selesai.
Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
b) Guru membuat aturan keluarga tiap-tiap kelompok.
c) Siswa melakukan kegiatan keluarga sesuai petunjuk guru.
d) Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru.
e) Siswa melakukan tanya jawab bersama guru.
Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang
kejelasan materi.
b) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil belajar.
c) Guru memberi penguatan terhadap hasil belajar yang telah dikuasai
siswa dengan memberi PR.
d) Guru menutup kelas dan memberitahukan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.

c. Observasi dan Evaluasi


Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra
kolabolator/ partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas belajar
siswa dan kinerja guru. Kolabolator mencatat semua aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama pelajarannya, yaitu mulai kegiatan
awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan
pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran,
pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi,
catatan lapangan dan hasil tes, maka siklus berikutnya dapat dilaksanakan.
d. Refleksi
Selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji keberhasilan
dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses belajar mengajar
apabila hasil analisis pada siklus 1 ada revisi dan kekurangan maka
analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus 2 dalam
rangka mencapai tujuan.

SIKLUS II
Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan perangkat
pembelajaran secara kolaboratif pertisipatif antara guru dengan peneliti,
kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media/ alat peraga efisien dan efektif guru memperhatikan
hal-hal berikut:

a. Perencanaan
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan
oleh peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat
pembelajaran. Kemudian dilanjutkan menyiapkan media pembelajaran
dan alat peraga berupa beberapa potong kertas berbagai warna.
b. Pelaksanaan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan.
Dalam siklus pertama kegiatan awal yang dilakukan guru adalah
memahami karakteristik siswa dan bagaimana cara belajar siswa dalam
menerapkan media dan alat peraga.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan metode
cooperative tipe jigsaw yang digunakan, adapun hal langkah-langkah
sebagai berikut:

Kegiatan awal
a) Membuat pemetaan standar kompetensi dasar .
b) Membuat silabus pembelajaran.
c) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran maupun perbaikan
pembelajaran.
d) Menyusun bahan ajar berupa buku siswa dan lembar kerja siswa.
e) Menyusun alat ukur hasil belajar siswa.
f) Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan.
g) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.
h) Membuat skenario pembelajaran hingga selesai.
Kegiatan Inti
f) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
g) Guru membuat aturan keluarga tiap-tiap kelompok.
h) Siswa melakukan kegiatan keluarga sesuai petunjuk guru.
i) Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru.
j) Siswa melakukan tanya jawab bersama guru.
Kegiatan Akhir
e) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang
kejelasan materi.
f) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil belajar.
g) Guru memberi penguatan terhadap hasil belajar yang telah dikuasai
siswa dengan memberi PR.
h) Guru menutup kelas dan memberitahukan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.

c. Observasi dan Evaluasi


Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra
kolabolator/ partner kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas
belajar siswa dan kinerja guru. Kolabolator mencatat semua aktivitas
yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pelajarannya, yaitu mulai
kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi terhadap kegiatan
belajar dilakukan pada saat implementasi untuk mengetahui jalannya
proses pembelajaran, pada akhir siklus pertama diakhiri dengan tes.
Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil tes, maka
siklus berikutnya dapat dilaksanakan.
d. Refleksi
Selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji
keberhasilan dan kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses
belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus 1 ada revisi dan
kekurangan maka analisis direfleksikan untuk menentukan tindakan
pada siklus 2 dalam rangka mencapai tujuan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati motivasi belajar siswa yang
dibantu oleh guru mitra.
2. Catatan lapangan
Kegiatan pencatatan lapangan digunakan saat ada perilaku yang tidak
terdapat dalam lembar observasi, akan tetapi hal tersebut dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk perbaikan pembelajaran di siklus selanjutnya.
3. Tes
Tes dipergunakan untuk mendapatkan nilai matematika siswa

E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu tes
formatif untuk teknik pengumpulan data kuantitatif dan lembur panduan
observasi untuk teknik pengumpulan data kuantitatif.
1. Tes
Tes digunakan guna mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah
menerapkan media/alat peraga disetiap siklus, pada siswa kelasmVI di
SDN 3 Sukoharjo 1.
2. Lembar Panduan Observasi
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar
observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru
dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam
pembelajaran matematika dengan menerapkan media/ alat peraga disetiap
siklus, pada siswa kelas VI di SDN 3 Sukoharjo 1.

Tabel 2. Lembar Panduan Observasi Lembar Observasi


No Aspek yang dinilai Skor
1 Melaksanakan tugas yang diberikan oleh
guru
2 Bekerja sama dengan teman

3 Perhatian

4 Memiliki sikap disiplin dalam belajar

5 Presentasi

Keterangan :
Skor 1, jika siswa tidak dapat memenuhi aspek penilaian
Skor 2, jika siswa tidak dapat memenuhi aspek penilaian
3. Catatan lapangan
Kegiatan pencatatan lapangan digunakan saat ada perilaku yang tidak
terdapat dalam lembar observasi, akan tetapi hal tersebut dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk perbaikan pembelajaran di siklus selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data aktivitas siswa yang diperoleh selama proses
pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan pengamatan yang
dilakukan oleh guru dibantu guru mitra. Setelah pengamatan dilakukan
guru menghitung presentase aktivitas setiap siswa untuk menentukan aktif
atau tidaknya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Seorang siswa
dikatakan aktif jika melaksanakan ≥ 75% aktivitas yang diharapkan dalam
penelitian ini. Perhitungan aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai
berikut:

% AR = x 100 %

Keterangan :
% AR = Presentase aktivitas siswa yang relevan
𝜮AR = Jumlah aktivitas siswa yang relevan
𝜮n = jumlah frekuensi aktivitas siswa

2. Data kuantitatif
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan media/ alat peraga
memberikan tes formatif kepada setiap siswa pada akhir pembelajaran
setiap siklus. Untuk mengetahui dan menghitung nilai akhir tes siswa pada
setiap siklus maka digunakan rumus:

%K= x 100 %

Keterangan :
%k = presentase jumlah siswa yang memenuhi KKM
𝜮MK = jumlah siswa yang memenuhi KKM
n = jumlah seluruh siswa

G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
hasil belajar dengan media/ alat peraga pada siswa kelas VI di SDN 3
Sukoharjo 1 dikatakan meningkat apabila dari setiap siklus I dan II dimana
siswa yang memenuhi Kriteria Ketutasan Minimal ( KKM) sebesar 71, yaitu
≥ 75%.

Anda mungkin juga menyukai