Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak di manfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Baik secara umum maupun secara individu.
Secara umum matematika di gunakan dalam transaksi perdagangan,
pertukangan, dan lain-lain. Hampir di setiap aspek kehidupan ilmu matematika
yang di terapkan. Oleh karena itu, matematika juga disebut sebagai ratu dari
segala ilmu. Matematika juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan
dengan ilmu lainnya. Matematika adalah salah satu bahasa pemrograman yang
paling efektif dan efisien. Pembelajaran matematika adalah proses interaksi
antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berpikir dan
mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh
guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan
berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar secara efektif dan efesien. Menurut Fahrurrozi dan Hamdi (2017)
matematika adalah suatu disiplin ilmu yang sistematis yang menelaah pola
hubungan, pola berpikir, seni dan bahasa yang semuanya dikaji dengan logika
serta bersifat deduktif, matematika berguna untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
Guru menggunakan metode demonstrasi akan mempermudah semua hal
yang berkaitan dengan materi tersebut sehingga hasil belajar yang diharapkan
akan tercapai. Sekarang telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran
akan meningkat, jika para siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk
bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang
diperoleh. Maka metode demonstrasi dapat menguatkan pemahaman belajar
siswa, dikarenakan metode demonstrasi membahas tentang keingin tahuan
siswa dalam mempelajari materi dan memperagakan bahan yang diajarkan
guru didepan kelas. Metode demonstrasi diarahkan pada pemecahan masalah-
masalah yang berakar pada dimensi pribadi dan sosial, oleh karena itu
diperlukan keahlian dan keterampilan seorang guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran agar setiap siswa memiliki kemampuan taraf menalar
yang berbeda-beda, sehingga dengan keterampilan dan keahlian itu seorang
guru tidak menimbulkan kebosanan dan siswa dapat berkeinginan yang tinggi
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru terhadap pembelajaran
yang sesuai dengan materi menggunakan metode demonstrasi.

Seorang pendidik selalu berkesinambungan dalam dunia pendidikan


yang benar-benar menginginkan agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara
efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidak cukup. Seorang guru
harus menguasai teknik atau metode penyampaian materi dan dapat
menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
materi yang diajarkan serta kemampuan anak didik yang menerima. Dalam hal
ini harus pandai memilih dan mempergunakan teknik atau metode yang akan
dipergunakan.
Dari hasil penelitian di kelas III SD Negeri Dawuhan mangli 1 telah
melakukan proses pembelajaran dan observasi selama pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan dokumentasi hasil Ulangan harian Matematika
setelah dianalisis siswa kelas III SD Negeri Dawuhan Mangli 1, Kecamatan
Sukowono tentang keliling dan luas bangun Datar, menunjukkan tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih kurang dari ketentuan
KKM. Siswa yang menguasai materi pelajaran yang disajikan guru dengan
nilai rata-rata adalah : 58 yang berarti nilai rata-rata tersebut masih dibawah
KKM (65). Indikator keberhasilan penelitian ini 80 % siswa mendapatkan nilai
≥ KKM.
Untuk meningkatkan penguasaan materi pelajaran, maka peneliti perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran melalui pemantapan kemampuan
profesional (PKP) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Matematika Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Melalui Metode
Demonstrasi Di Kelas III SDN Dawuhan Mangli 1 Sukowono Jember Tahun
Pelajaran 2022/2023

1. Identifiksi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa penyebab dari
rendahnya nilai siswa yaitu :
1. Tidak menggunakan alat peraga
2. metode belajar yang digunakan cenderung monoton atau membosankan
dalam memberikan materi, sehingga suasana dikelas membosankan.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dari hasil diskusi dengan teman
sejawat bahwa faktor penyebab utama masalah minimnya hasil belajar siswa
di SDN Dawuhan Mangli 1 Kecamatan Sukowono Kabupaten jember adalah
cenderung monoton dalam strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
untuk menyajikan materi pembelajaran, di kegiatan observasi terdapat bahwa
guru masih cenderung menggunakan metode ceramah.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis masalah tersebut, dalam kegitan observasi awal
alternatif dan prioritas pemecahan masalah yang akan digunakan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SDN Dawuhan Mangli 1 materi
keliling dan luas bangun datar menggunakan metode Demonstrasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan ini di rumuskan
“Bagaimanakah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika Tentang Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Metode
Demonstrasi Di SDN Dawuhan Mangli 1?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah untuk mengetahui Meningkatan hasil belajar melalui metode
Demonstrasi pada siswa kelas III UPTD SDN Dawuhan Mangli Kecamatan
Sukowono Kabupaten Jember tahun pelajaran 2022/2023.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat perbaikan pembelajaran yang diharapkan dengan terselesaikannya
penelitian tindakan kelas ini antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Memberi penjelasan tentang Matematika yang menarik, tidak monoton
dan bervariasi dengan model pembelajaran koperatif model sdat
b. Siswa menjadi lebih aktif dan rajin belajar.
2. Bagi Guru
a. Mengembangkan penggunaan media pembelajaran yang berupa media
benda nyata.
b. Mengatasi masalah pembelajaran terutama yang berkaitan dengan
kesulitan siswa dalam bidang studi Matematika
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
b. Meningkatkan kerjasama dan kreatifitas guru dalam mengajar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Matematika


Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2018) mengatakan bahwa
tanggung jawab orang tua dalam pembinaan anak (siswa) sangat penting
dan perlu kesinabungan sehingga sikap dewasa dan tanggung jawab belajar
tumbuh pada diri anak. Orang tua meletakkan dasar-dasar pendidikan
keluarga terutama dalam pembentukkan watak, kepribadian, nilai-nilai
luhur moral dan agama. Orang tua memegang peranan yang amat penting
untuk meningkatkan perkembangan prestasi atau hasil belajar anak. Di
antara para orang tua ada juga yang kurang memahami betapa pentingnya
peranan mereka dalam memotivasi dan memantau anak dalam belajar
termasuk perilaku dan kegiatan anak di rumah atau di lingkungan sekitar.
Selain memfasilitasi belajar anak dirumah orang tua juga berkewajiban
untuk mengawasi anak agar selalu mengerjakan dan menyelesaikan
tugastugas yang diberikan guru di sekolah.
Menurut Aulia & Sontani (2018) Hasil belajar siswa adalah
kemampuan siswa untuk belajar dan mengingat berbagai fakta dan dapat
mengkomunikasikan pengetahuannya secara lisan maupun tulisan dalam
sebuah ujian atau tes.
Menurut Nurhasanah & Sobandi (2016) cecara empirik hasil belajar
yang diperoleh siswa tidak selalu sesuai dengan standar. Hasil studi
pendahuluan menunjukkan hasil belajar siswa belum optimal. Pertanyaan
yang segera muncul adalah mengapa hasil belajar siswa belum optimal?
Merujuk pada perspektif teori konstruktivisme, ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang berasal dari dalam maupun
luar diri siswa. Faktor motivasi belajar yang ada dalam diri merupakan salah
satu faktor yang diduga ikut mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga
dijadikan kajian dalam penelitian ini.
Hasil belajar siswa yang belum optimal menjadi isu yang menarik
untuk dikaji (Safitri & Sontani, 2016). Dengan belum optimalnya hasil
belajar dapat menimbulkan dampak jangka pendek yang akan berpengaruh
terhadap kualitas hasil belajar sehingga dengan adanya kegiatan proses
pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk memperoleh hasil belajar yang
baik.
Menurut Sumilat (2018) bahwa hasil belajar adalah hasil atau
perolehan perubahan tingkah laku yang dimiliki akibat dilakukannya suatu
proses belajar. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
pemilihan dan penggunaan variasi metode mengajar yang tepat dalam
proses pembelajaran daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang
sedang dipelajari.
Menurut Suprijono dalam Thobroni (2016) hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar siswa yang didapatkan melalui pendidikan akan
mampu bersaing dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat. Keadaan
persaingan saat ini diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
sumber daya manusia yang terampil.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam Supardi
(2013), untuk mengetahui indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari “
daya serap siswa dan perilaku yang tampak pada siswa. Hasil belajar yang
dimaksudkan adalah pencapaian prestasi belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria, atau nilai yang telah ditetapkan”.
Menurut Telaumbanua (2022) Masalah hasil belajar juga termasuk
masalah yang tak kalah penting. Pada penelitian ini yang di maksud dengan
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan
belajar.
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap Zagoto, Yarni & Dakhi, (2020) Penjabaran di atas memberikan
suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan yang terjadi
dalam diri individu yang belajar, baik perubahan pengetahuan dan tingkah
laku, yang ditunjukkan melalui nilai tes.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan
bahwa hasil belajar Matematika adalah suatu hasil perubahan yang telah
dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran matematika.

B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi menurut :
Menurut Abdul Majid (2013) mengungkapkan bahwa metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

Menurut Djamarah (2013) Metode demonstrasi adalah cara penyajian


bahan dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan,
yang disertai denga penjelasan lisan.

Menurut Huda (2014) bahwa metode demonstrasi memiliki beberapa


kelebihan diantaranya membuat pembelajaran menjadi lebih menarik,
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna dan memudahkan dalam memusatkan perhatian dan merangsang
siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Menurut Lestari (2013) menunjukkan bahwa metode demonstrasi


dengan media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian
maka penerapan metode demontrasi yang baik akan mampu meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa terutama siswa biologi.

Menurut Suprijono langkah-langkah dalam menerapkan metode


demonstrasi yaitu: guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru
menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, menyajiakan
bahan atau alat yang diperlukan, menjuk salah seorang siswa untuk
mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan, seluruh siswa
memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya, tiap siswa mengemukakan
hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan, guru membuat
kesimpulan(Agus: 2015).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan yang dilakukan
baik di dalam maupun di luar kelas.

2. Kelebihan Metode Demonstrasi menurut Abdul Majid (2015)


Metode demonstrasi menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dalam
hal ini siswa memperhatikan secara langsung bahan pelajaran yang dijelaskan
secara langsung oleh guru, dengan demikian siswa dapat memilki kemampuan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan dan pada akhirnya siswa dapat
menyakini kebenaran materi pembelajaran.
Dari kelebihan-kelebihan di atas metode demonstrasi dapat menanamkan
keyakinan pada siswa akan kepastian sesuatu karena metode demonstrasi
merupakan cara yang wajar atau alamiah sesuai dengan proses perkembangan
jiwa anak untuk belajar memahami sesuatu atau obyek perbuatan. Dengan
melihat sendiri obyeknya timbul hasrat untuk mengetahui lebih dalam dan
terperinci tentang obyek yang dilihatnya. Dengan demikian siswa di didik untuk
mengamati sesuatu dengan sikap kritis.

3. Kekurangan Metode Demonstrasi menurut Abdul Majid (2015)


Metode demonstrasi dinilai kurang efektif karena dalam tahap persiapan dan
pelaksanaan, memerlukan beberapa persiapan yang lebih matang dan teliti,
dalam hal ini apabila terjadi kurangnya persiapan akan mengakibatkan proses
demontrasi menjadi gagal, serta dalam pelaksanaannya perlu kreativitas guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Selanjutnya dari kelebihan dan kekurangan dapat disimpulkan bahwa
metode demonstrasi harus betul-betul memperhatikan kesiapan guru dalam
perencanaan maupun pelaksanaan, persiapan guru sangat diperlukan dalam
penerapan metode pembelajaran baik itu dari segi kemampuan dan ketermpilan
serta alat pendukung untuk mendukukung proses pembelajaran yang lebih
efektif.

C. Pembelajaran Matematika di SD
Matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan kuantitas, struktur,
bentuk geometris dan perubahan angka. Matematika berasal dari bahasa Yunani
mathematicos yang berarti ilmu pasti. Dalam bahasa Belanda, matematika
disebut Wiskunde, yang berarti ilmu belajar.

Adapun pembelajaran Matematika dikelas III SD


1. Mengenal bentuk pecahan
2. Membaca dan menulis lambang pecahan
3. Membandingkan nilai pecahan
4. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan
5. Mengenal berbagai bangun datar
6. Sudut
7. Keliling dan luas bangun datar
8. Penggunaan rumus dalam kehidupan nyata
Pada kesempatan ini peneliti akan melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada materi pokok “Keliling dan Luas Bangun Datar”
Pembelajaran yang di pelajari pada mata pelajaran matematika dalam pokok
bahasan “Keliling Dan Luas Bangun Datar” yaitu sebagai berikut:
Keliling bangun datar adalah jumlah panjang seluruh sisi yang membatasi
bangun datar. Sedangkan Luas bangun datar adalah banyaknya persegi atau
persegi panjang dengan sisi satu satuan panjang yang menutupi seluruh bangun
datar tersebut.

Rumus keliling dan luas bangun datar itu berbeda


1. Rumus keliling dan Luas pada bangun datar Persegi
Keliling = sisi+sisi+sisi+sisi
= 4 x sisi
Luas = sisi x sisi
Contoh :
5 satuan
5 satuan
Panjang persegi adalah 5 satuan
Lebar persegi adalah 5 satuan
Keling persegi dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh sisi-
sisinya,
Jadi keliling persegi adalah 5 satuan + 5 satuan + 5 satuan + 5 satuan = 20
satuan
Keliling = 4 x sisi
=4x5
= 20 satuan
Luas = sisi x sisi
=5x5
= 25 satuan
2. Rumus Keliling dan Luas Pada Bangun Datar Persegi Panjang
Keliling = panjang + lebar + panjang + lebar
= 2 x ( panjang + lebar )
Luas = panjang x lebar
Contoh :

4 satuan
7 satuan
Panjang persegi panjang adalah 7 satuan
Lebar persegi panjang adalah 4 satuan
Keling persegi dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh sisi-
sisinya,
Jadi keliling persegi adalah 7 satuan + 4 satuan + 7 satuan + 4 satuan = 22
satuan
Keliling = 2 x (panjang + lebar)
= 2 x ( 7 + 4)
= 22 satuan
Luas = panjang x lebar
=7x4
= 28 satuan

D. Penelitian yang Relevan


Menurut Friska Sonia yulia, dkk (2021). Berdasarkan hasil analisis uji
hipotesis penelitian, menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh dalam
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN 07 sitiung. Hal tersebut di karenakan peneliti menggunakan
metode demonstrasi setelah pretest dan hasil postest lebih meningkat dari hasil
pretest.Hal ini terlihat dari hipotesis yang di temukan nilai p < 0,05 ( 0,000 <0,05 )
maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi berpengaruh terhadap
pembelajaran IPA. Proses pembelajaran di awali dengan pretest dengan jumlah 20
butir soal ganda dan 5 butir soal essay yang akan di bagikan kepada 28 siswa kelas
IV SDN 07 Sitiung. Setelah di lakukan proses pembelajaran di kelas IV dengan
mata pelajaran IPA Materi kekayaan sumber energi di Indonesia sebelum di berikan
perlakuan maka di peroleh hasil rata-rata pretest 66,50 dan setelah di berikan
perlakuan atau dalam proses dalam pembelajaran menggunakn metode demonstrasi
maka di peroleh hasil rata-rata postest 79,89. Sebelum di lakukan uji hipotesis, hasil
dari nilai pretest dan postest siswa tersebut harus di uji normalitas terlebih dahulu.
Setelah di lakukan penelitian terhadap pengaruh metode demonstrasi kepada belajar
murid materi IPA di kelas IV SDN 07 sitiung, dan selanjutnya di lakukan
pengolahan data yaitu uji normalitas dan uji pared memperoleh signifikansi
0,000<0,005”. Maka bisa disimpulkan makaada pengaruh metode demonstrasi
terhadap perolehan belajar siswa terhadap muatan IPA tema 9 kayanya negeriku.
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran Muatan IPA Kayanya
Negeriku Hendaknya Dapat Di Kembangkan Lebih Lanjut Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 07 Sitiung.
Menurut Penelitian Putra R.S. (2013). Berdasarkan hasil observasi dan
pembahasan diatas pada tiap siklus menunjukan tujuan penelitian tindakan kelas di
kelas IV SD Negeri 2 Cigembor telah tercapai. Tindakan yang diberikan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep gaya pada mata pelajaran IPA
dengan adanya pencapaian kriteria indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
jumlah siswa yang mencapai nilai melebihi nilai KKM 70 adalah melebihi
75%.Selain itu aktivitas guru dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran dapat memenuhi aspek melebihi 75% sesuai dengan APKG
(Alat Penilaian Kemampuan Guru) yang digunakan dalam penelitian ini.
Menurut penelitian Sugiyono (2015). Berdasarkan hasil uji regresi terhadap
hasil belajar matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 2 Belawa
menunjukkan bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (7.951) lebih besar dari t tabel
(2.03452) maka Ho ditolak, artinya bahwa penggunaan metode demonstrasi dengan
alat peraga jembatan garis bilangan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 2 Belawa sebesar 65%,
sedangkan 35% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 2
Belawa pada materi bilangan bulat terjadi peningkatan antara nilai pretest dan
posttest, yakni sebesar 0,40 atau berada pada kategori sedang.

Anda mungkin juga menyukai