Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

berkembang dengan sangat pesat, secara perlahan kita di tuntut mengikuti

perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin maju. Karena

kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa tergantung pada kualitas

pendidikannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan

suatu bangsa harus selalu dilakukan pembaharuan sistem pendidikannya.

Kemajuan bangsa Indonesia dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang

baik. Dengan adanya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan

dapat menaikkan harkat dan martabat masyarakat Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan

adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan

adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh

suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Menurut Usman (2002) adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau

adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi

suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut

Setiawan (2004) penerapan adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan


2

tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana birokrasi

yang efektif.

Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sulit, pandangan

siswa yang menilai bahwa matematika itu sulit harus bisa dirubah oleh guru.

Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan sekedar

pandai berhitung. Berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu, seperti

kalkulator dan alat bantu lainnya. Namun, menyelesaikan masalah perlu logika

berpikir dan analisis. Memberikan pengajaran yang berbeda dari biasanya

merupakan solusi yang tepat. Oleh karena itu, buatlah pembelajaran

matematika semenarik mungkin namun tidak keluar dari pembahasan yang

diajarkan.

Agar siswa tertarik, termotivasi dan berminat untuk lebih mempelajari

pelajaran matematika guru harus pandai untuk menggunakan metode yang

bervariasi dalam memberikan materi, seperti halnya adanya sesuatu yang baru,

dengan visualisasi (gambar), audio (suara), audio-visual, berdiskusi, kerja

kelompok dan hal lain yang menantang siswa. Seperti yang dikatakan oleh

Djmarah (2010: 158) bahwa “Penggunaan metode mengajar yang bervariasi

dapat meningkatkan minat belajar anak didik. ada suatu kondisi tertentu anak

didik merasa bosan dengan metode ceramah, disebabkan mereka harus dengan

setia dan tenang mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah”.

Kegiatan pengajaran seperti itu perlu guru alihkan dengan suasana lain, yaitu

menggunakan metode tanya jawab, diskusi atau metode penugasan, baik


3

kelompok atau individu, sehingga kebosanan itu dapat terobati dan berubah

menjadi suasana kegiatan belajar mengajar yang jauh dari kelesuan.

Menurut Widhiasih (2016) Respon siswa merupakan reaksi sosial yang

dilakukan siswa dalam menanggapi pengaruh atau rangsangan dari situasi

yang dilakukan orang lain. Hasan (2017) berpendapat Respons siswa terhadap

penggunaan media pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk diketahui dalam upaya pengembangan proses berpikir siswa terhadap

pembelajaran. Nugraha (2013) Respon positif siswa dapat dijadikan tolak ukur

bahwa siswa merasa lebih nyaman dengan media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Amir (2015) dalam

Rapikayuni (2017) respon siswa terdiri dari 3 dimensi, yaitu dimensi kognitif,

afektif dan konatif. Respon kognitif adalah respon yang berhubungan atau

persepsi mengenai objek sikap. Respon afektif adalah respon yang

menunjukkan sikap seseorang dari evaluasi atau perasaan seseorang atas objek

dari sikapnya. Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata yang

meliputi tindakan atau perbuatan.

merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, Motivasi belajar dapat

timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan

dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif,

dan kegiatan belajar yang menarik.

Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna

untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan


4

komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam

mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses

ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media

pembelajaran dan metode pembelajaran.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan

motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau

pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

pelajaran.

Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam

mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan

menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam

mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret,

motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

Masih banyak sekolah-sekolah yang hanya mementingkan aspek kognitif

saja dan kurang memandang persoalan motivasi belajar siswa. Hal ini juga

terjadi pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terutama pada mata

pelajaran Matematika. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika

dikarenakan kurang kreatifnya guru dalam mengajar. Selain itu, kurangnya

media pembelajaran juga menjadi salah satu faktor yang membuat rendahnya

motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar matematika


5

serta rendahnya minat siswa untuk membaca kembali pelajaran yang telah

dipelajari juga berdampak terhadap hasil belajarnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada kelas VIIA

SMP ASA CENDEKIA Sedati, pada waktu kegiatan belajar mengajar, guru

menyampaikan materi pelajaran secara klasikal dengan metode ceramah dan

pemberian tugas. Hal ini cenderung membuat siswa jemu atau bosan yang

pada akhirnya menjadi pasif dalam menerima pelajaran, respons yang

ditunjukkan siswa pada waktu pembelajaran matematika yang tidak pada

tempatnya yaitu siswa lebih suka ribut, berbicara dengan temannya daripada

mendengarkan guru, bahkan ada siswa yang tidur pada waktu guru

menerangkan sehingga kondisi pembelajaran di kelas kurang kondusif

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mencoba menerapkan salah

satu media pembelajaran yang diharapkan mampu menarik minat belajar

siswa. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media

pembelajaran Mathpoly yaitu merupakan media pembelajaran yang berupa

permainan monopoli yang didalamnya terdapat unsur-unsur matematika

(Sutanto, 2015;10). Seperti namanya, mathpoly digunakan untuk mata

pelajaran matematika. Dalam permainan mathpoly, peserta didik diharapkan

mampu menyelesaikan konsep atau memperdalam materi matematika. Materi

yang digunakan pada media mathpoly kali ini yaitu materi persamaan linear

satu variabel.

Dalam media pembelajaran mathpoly siswa diajarkan bagaimana

mensubtitusikan nilai dadu pada persamaan, mengerjakan soal-soal persamaan


6

dan juga soal-soal persamaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

sehingga diharapkan media mathpoly bisa memotivasi minat belajar siswa dan

juga memahami materi persamaan linear satu variabel dengan lebih

bersemangat dalam belajar matematika dalam hal ini materi persamaan linear

satu variabel.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian

dengan judul “PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MATHPOLY

MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PADA SISWA

KELAS VII SMP ASA CENDEKIA SEDATI”.


7

B. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang terkait dengan yang telah diuraikan diatas,

maka penulis melakukan pembatasan masalah dengan mempertimbangkan

keterbatasan waktu, biaya, dan ketersediaan referensi. Untuk itu kajian

penelitian dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas VII A SMP ASA

CENDEKIA Sedati.

2. Materi persamaan linear satu variabel

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas siswa pada saat penerapan media pembelajaran

mathpoly materi persamaan linear satu variabel?

2. Bagaimana respons siswa setelah penerapan media pembelajaran mathpoly

materi persaman linear satu variabel?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat penerapan media pembelajaran

mathpoly matreri peresamaan linear satu variabel

2. Untuk mengetahui respons siswa setelah penerapan media pembelajarn

mathpoly materi persamaan linear satu variabel.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian ini adalah:


8

1. Bagi Guru

Memberikan informasi atau gambaran bagi calon guru dan guru

matematika dalam menentukan alternatif media pembelajaran matematika

dan memberikan masukan kepada guru matematika tentang berbagai

kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran matematika menggunakan

media mathpoly.

2. Bagi Siswa

Bisa memberikan pengalaman belajar yg berbeda dan menyenangkan

dalam belajar matematika materi persamaan linear satu variabel dengan

menggunakan media pembelajaran mathpoly

3. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui hasil penerapan penggunaan media pembelajaran

mathpoly pada materi sistem persamaan linear satu variabel pada siswa

kelas VII SMP ASA CENDEKIA Sedati

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul, maka

perlu dijelaskan istilah dalam judul yang dianggap penting:

1. Penerapan

Penerapan adalah suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan

secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk

mencapai tujuan kegiatan.


9

2. Media Pembelajaran mathpoly

Adalah suatu media pembelajaran yang berupa permainan monopoli yang

didalamnya terdapat unsur-unsur materi persamaan linear satu variabel.

3. Materi persamaan linear satu variabel

Persamaan linear satu variabel adalah suatu persamaan yang hanya

memiliki satu variabel (peubah).

4. Respons belajar siswa

Respon siswa merupakan reaksi sosial yang dilakukan siswa dalam

menanggapi pengaruh atau rangsangan dari situasi yang dilakukan orang

lain. Respon siswa dalam penelitian ini adalah tanggapan atau respon yang

diberikan siswa setelah menggunakan media pembelajaran mathpoly.

Respon siswa terhadap media pembelajaran mathpoly diukur

menggunakan angket respon siswa. Angket yang digunakan berupa angket

tertutup dimana pilihan jawaban telah tersedia. Angket dianalisis dengan

skala likert dengan 4 skala penilaian, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

5. Aktivitas belajar siswa

aktivitas belajar adalah kegiatan atau kesibukan siswa dalam belajar yang

melibatkan fisik dan mental yang saling terkait. Dalam lembar observasi

aktivitas siswa pada penelitian ini terdapat 8 indikator penilaian aktivitas

siswa yang digunakan untuk mengukur kegunaan media pembelajaran

mathpoly terhadap motivasi belajar siswa. Adapun aspek-aspek yang

diamati meliputi prilaku siswa selama proses pembelajaran.


10
11

Anda mungkin juga menyukai