Anda di halaman 1dari 7

Upaya Meningkatkan Hasil .... (Aditya Pratama) 2.

183

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN
THE EFFORTS TO IMPROVE THE MATHEMATIC LEARNING OUTCOME USING
LEARNING MEDIA OF NUMBER POCKETS

Oleh: Aditya Pratama, PSD/PGSD, adityapratama2609@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan
menggunakan media kantong bilangan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I di SD Negeri I
Karangsari, Pengasih, Kulon Progo yang berjumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan menggunakan observasi, tes,
dan dokumentasi. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
media kantong bilangan pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I.
Berdasarkan kegiatan tindakan siklus I terjadi peningkatan, 55,56% dan siklus II meningkat 85,19%. Nilai rata-
rata hasil belajar dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 62,94 menjadi 82,96.

Kata kunci : hasil belajar matematika, media kantong bilangan

Abstract
The study aims to improve the students learning achievement in mathematics by using learning media of
number pockets. This Research used the Kemmis and McTaggart classroom action research model. The subject
of this research were 1st grade students of Karangsari Elementary School in Kulon Progo regency, which
amounted to 27 students. Collection techniques were conducted by observation, tests, and documentation. The
data were analyzed by quantatively and qualitatively methods. The result shown that the media could be compared
to the learning achievement of 1st grade students of Karangsari Elementary School. Based on the activity of cycle
I increased, 55,56% and cycle II increased by 85,19%. The average of studies on learning achievement in cycle I
and cycle II increased from 62,94 to 82,96.

Keywords: Mathematical Learning Results, Number Pockets Media

PENDAHULUAN sebagai hasil dari interaksi dengan


Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 lingkungannya dalam rangka memenuhi
(Depdiknas, 2003: 3), bahwa pendidikan adalah kebutuhan hidupnya. Terjadinya perubahan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan tingkah laku baik pengetahuan, sikap maupun
suasana belajar dan proses pembelajaran agar keterampilan diharapakan membentuk individu
peserta didik secara aktif mengembangkan yang berkompeten di bidangnya dengan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, teknologi (IPTEK).
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan Pendidikan terdiri dari berbagai jenjang,
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan dan jenjang yang paling dasar dan utama adalah
negara. Pendidikan bertujuan untuk pendidikan sekolah dasar (SD). Sekolah dasar
meningkatkan kualitas individu baik kepandaian, merupakan salah satu penyelenggara tingkat
tingkah laku dan motivasi yang dihasilkan dari pendidikan yang mengembangkan potensi siswa
pengalaman berintraksi dengan lingkungannya. bukan hanya kognitif, tapi juga afektif dan
Zulfa (2010: 9) menyatakan bahwa pendidikan psikomotorik. Secara lebih spesifik,
adalah suatu proses perubahan tingkah laku pembelajaran di sekolah dasar menekankan pada
2.184 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 22 Tahun ke-8 2019

tiga kemampuan dasar yaitu membaca, menulis, mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
dan berhitung. Hasan (Taufiq, dkk. 2012: 1.14) memahami materi yang baru diterima.
mengemukakan bahwa keterampilan dasar yang Namun pada kenyataan di lapangan masih
universal adalah membaca, menulis, dan banyak ditemukan guru yang masih menitik
berhitung. Keterampilan ini menjadi prasyarat beratkan pembelajaran langsung yang
bagi setiap orang untuk hidup di dalam didominasi oleh guru, kurangnya penggunaan
masyarakat. Sehingga penting sekali bagi peserta media pembelajaran sehingga siswa bersifat pasif
didik untuk diajarkan ketiga aspek tersebut. menerima apa yang diberikan guru. Umumnya
Matematika adalah salah satu mata siswa hanya menyimak penjelasan dari guru yang
pelajaran di sekolah dasar yang bersifat abstrak. dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal di
Menurut Susanto (2013: 183) matematika papan tulis sehingga pembelajaran yang
merupakan ide-ide abstrak yang berisi demikian kurang bermakna bagi siswa dan
simbolsimbol, maka konsep-konsep matematika berdampak terhadap hasil belajar siswa.
harus dipahami terlebih dahulu sebelum Salah satu upaya yang dapat memberikan
memanipulasi simbol-simbol itu. Dalam proses peluang kepada siswa untuk terlibat secara aktif
pembelajaran seperti ini diperlukan alat bantu dan dapat membangun pengetahuan dengan
atau media yang bersifat kongkrit sesuai dengan sendirinya sehingga dapat berpengaruh terhadap
tingkat perkembangan siswa. Sundayana (2013: hasil belajar adalah dengan penggunaan media
25) mengungkapkan bahwa konsep-konsep kantong bilangan. Heruman (2014: 7)
dalam matematika itu bersifat abstrak, sedangkan menjelaskan bahwa media kantong bilangan
pada umumnya siswa sekolah dasar (SD) berpikir berfungsi sebagai penanaman konsep,
dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang pemahaman konsep, dan pembinaan
abstrak, maka salah satu jembatan agar siswa keterampilan. Dengan media ini siswa
mampu berpikir abstrak tentang matematika diharapkan lebih mudah memahami suatu konsep
adalah menggunakan media pendidikan dan alat karena dilibatkan langsung dengan media yang
peraga (media). menyajikan hal-hal yang bersifat konkret,
Guru dituntut untuk lebih kreatif dan memudahkan siswa untuk mengetahui letak nilai
inovatif dalam mengelola kelasnya. Pemilhan tempat suatu bilangan, sehingga dapat
media pembelajaran yang tepat dapat mengetahui cara pengerjaan penjumlahan dan
berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas. pengurangan secara sistematis.
Dengan media pembelajaran yang tepat, Sudjana dan Rivai (Sanaky, 2013: 5)
membuat siswa dapat belajar secara aktif dan menjelaskan bahwa pemanfaatan media
bermakna. Tentu pembelajaran akan lebih pembelajaran dapat membuat siswa lebih banyak
bermakna jika siswa terlibat langsung dalam melakukan kegiatan pembelajaran, sebab tidak
proses pembelajaran. Hal ini dapat menigkatkan hanya mendengar penjelasan dari guru saja,
kemampuan berpikir siswa sehingga dapat tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti;
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Aditya Pratama) 2.185
dan lain-lain. Dengan melibatkan secara 1. Perencanaan
langsung siswa dalam proses pembelajaran akan Perencanaan rencana bertujuan
memotivasi siswa untuk lebih bersemangat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
mengikuti pembelajaran secara menarik dan pelajaran matematika Pada langkah perencanaan,
menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan peneliti dan guru berkolaborasi menyiapkan
kualitas dan hasil belajar siswa. perangkat yang diperlukan dalam tindakan dan
observasi. Tindakan yang dilakukan yaitu
METODE PENELITIAN penggunaan media kantong bilangan dalam
Jenis Penelitian pembelajaran.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan 2. Tindakan dan Observasi
kelas (classroom action research). Penelitian Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan
tindakan kelas dilakukan oleh guru dalam upaya sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan
meningkatkan pembelajaran di kelas, karena perangkat yang telah disiapkan. Selama
munculnya masalah yang berasal dari kelas. pelaksanaan tindakan ini, observasi ketika
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian pelaksanaan dapat dilakukan oleh peneliti atau
kolaboratif antara peneliti dan guru kelas I SD
orang lain. Pengamatan terhadap proses tindakan
Negeri I Karangsari. Peneliti bertindak sebagai
yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
observer dan guru sebagai pelaksana tindakan.
dan sebagai panduan refleksi di tahap berikutnya.
Penelitian tindakan dipilih untuk menguraikan
3. Refleksi
masalah yang ada dan mengefektifkan
Refleksi merupakan merupakan pengkajian
pembelajaran.
terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam

Tempat dan Waktu Penelitian mencapai tujuan sementara serta menentukan

Penelitian dilaksanakan di kelas I SD N I tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan

Karangsari, pada semester genap tahun ajaran penelitian. Dalam tahap refleksi, keputusan perlu

2018/2019 tepatnya pada bulan April-Mei 2019. didiskusikan dengan guru dan dosen pembimbing
untuk menentukan langkah berikutnya.
Target/Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan

kelas I SD Negeri I Karangsari yang berjumlah Data

14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan pada Instrumen yang digunakan yaitu lembar
observasi dan tes evaluasi. Lembar observasi
tahun ajaran 2018/2019.
siswa disesuaikan dengan aktivitas yang
Prosedur Penelitian menunjukkan kegiatan selama proses
Pada penelitian ini menggunakan tiga tahapan pembelajaran berlangsung. Soal evaluasi
tindakan. Skenario tindakan tersebut antara digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
lain perencanaan, tindakan & observasi dan setelah melakukan pembelajaran model grup
refleksi. investigasi.
2.186 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 22 Tahun ke-8 2019

Teknik Analisis Data terendah 20. Siswa yang mendapatkan nilai lebih
Hasil tes yang diperoleh siswa pada setiap dari atau sama dengan 70 dinyatakan tuntas,
pertemuan dianalisis dengan cara deskriptif sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kurang
kuantitatif untuk menentukan rata-rata dari 70 dinyatakan belum tuntas. Sebanyak 11
menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, atau 41% siswa dari seluruh siswa yang
2007: 264): mendapatkan nilai ≥ 70, sedangkan jumlah siswa
yang belum tuntas adalah 16 atau 59% siswa dari
jumlah seluruh siswa yang mendapatkan nilai ≥
Keterangan ;
M = Nilai rata-rata kelas 70. Hasil dari data yang diperoleh pada pra
ΣX = Jumlah nilai akhir tindakan akan menjadi bahan pertimbangan
N = Jumlah siswa
Sedangkan rumus untuk menghitung untuk menentukan tindakan pada siklus I.
persentase keberhasilan siswa dalam Setelah dilakukan tindakan dengan
pembelajaran adalah sebagai berikut (Sudijono, menggunakan media kantong bilangan pada
siklus pertama, menunjukkan bahwa dari 27
siswa kelas I SD Negeri 1 Karangsari sebanyak
15 atau 56% siswa tuntas dan 12 atau 44% siswa
Keterangan : P = Angka Persentase f = Jumlah belum tuntas. Dari hasil ini peneliti dan guru akan
siswa yang mencapai nilai ≥ KKM kembali melakukan tindakan karena masih
banyak siswa yang belum mencapai KKM dan
N = Jumlah siswa
nilai rata-rata kelas belum mencapai 75%.
Setelah dilakukan tindakan siklus II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa dari 27 siswa kelas I SD
Hasil Penelitian
Negeri 1 Karangsari sebanyak 23 atau 85% siswa
Pada tahap pra siklus peneliti melakukan
tuntas dan 4 siswa atau 15% siswa belum tuntas.
diskusi dengan guru kelas I untuk memahami
Hasil ini dirasa cukup memuaskan, karena
permasalahan terkait rendahnya hasil belajar
kriteria keberhasilan pada penelitian ini sudah
matematika di kelas tersebut dan observasi secara
tercapai. Berikut diagram setelah diberlakukan
langsung pada proses pembelajaran di kelas I SD
tindakan pada siklus II. Diagram batang
Negeri 1 Karangsari.
perbandingan persentase hasil belajar siswa pada
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut.
masalah tentang hasil belajar matematika siswa
kelas I di SD Negeri 1 Karangsari pada materi
penjumlahan dan pengurangan, peneliti
melakukan pretest sebelum pelaksanaan
tindakan.
Hasil pretest diperoleh nilai rata-rata dari
27 siswa kelas I yang mengikuti pretest yaitu
sebesar 62,96 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Aditya Pratama) 2.187

Tuntas Dengan media kantong bilangan, siswa secara


100
Tidak Tuntas langsung mempraktek operasi penjumlahan dan
80 pengurangan secara bersusun sehingga anak
60 paham langkah-langkah pengerjaan yang
40 sistematis. Hal tersebut senada dengan pendapat
Heruman (2014: 7), bahwa media kantong
20
bilangan dapat membuat siswa membangun dan
0
Pra Tindakan Siklus I Siklus II menemukan teknik penyelesaian suatu

Gambar 1. Diagram Persentase Hasil Belajar permasalahan, sebagai penanaman konsep,


Siswa Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II pemahaman konsep, pembinaan keterampilan

Pembahasan serta sebagai motivasi belajar siswa.


Penelitian tindakan kelas yang dilakukan Pada tahap pra tindakan terlihat siswa
sebanyak dua siklus ini berfokus pada upaya merasa kesulitan saat menyelesaikan soal
penigkatan hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan. Hal ini juga
penjumlahan dan pengurangan dengan terlihat dari hasil belajar matematika siswa kelas
menggunakan media kantong bilangan. I SD Negeri 1 Karangsari pada kondisi
Penelitian yang telah dilaksanakan meliputi tahap pratindakan pembelajaran matematika, diperoleh
pra tindakan dan 2 siklus yang terdiri dari siklus sebanyak 11 (40,74%) mendapat nilai di atas
I dan siklus II. Siklus I terdiri dari 2 kali KKM, sedangkan 16 (59,26%) siswa mendapat
pertemuan dan siklus II terdiri dari 3 kali nilai kurang dari KKM. Peneliti bersama guru
pertemuan. Pada tahap pra tindakan peneliti mulai merancang kegiatan tindakan untuk
menemukan rendahnya kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus I
menyelesaikan soal penjumlahan dan dilaksanakan dengan menganalisis data yang
pengurangan terutama dengan menggunakan diperoleh sebelumnya. Dengan menganalisis data
operasi bersusun serta cara guru menjelaskan tersebut, peniliti dan guru mulai merancang
kurang inovatif yang membuat siswa merasa kegiatan dan persiapan untuk tindakan.
bosan mengikuti pembelajaran. Hal ini Pada kegiatan tindakan siklus I terjadi
berdampak pada hasil belajar siswa yang masih peningkatan hasil belajar siswa pada mata
rendah. Setelah melakukan tindakan dengan pelajaran matematika dari rata-rata nilai pada pra
menggunakan media kantong bilangan terbukti tindakan adalah 63 meningkat menjadi 73.
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sebanyak 15 (55,56%) mendapat nilai di atas
matematika materi penjumlahan dan KKM, sedangkan 12 (44,44%) siswa mendapat
pengurangan terjadi peningkatan. nilai kurang dari KKM. Meskipun mengalamai
Berdasarkan kajian teori sebelumnya peningkatan, saat proses kegiatan tindakan siklus
disebutkan bahwa penggunaan media bertujuan I berlangsung masih ditemui siswa yang belum
agar siswa secara langsung mengoperasikan sepenuhnya mengikuti pembelajaran dengan
bilangan menggunakan benda konkrit sehingga baik. Ketika guru menjelaskan masih ada siswa
siswa mudah untuk memahami sebuah konsep.
2.188 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 22 Tahun ke-8 2019

yang bermain atau mengganggu temannya, matematika siswa materi penjumlahan dan
beberapa siswa juga ditemui hanya diam dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri 1
tidak mengikut arahan dari guru sepenuhnya. Karangsari dengan menggunakan media kantong
Saat melakukan percobaan dengan media bilangan.Hal tersebut senada dengan penelitian
kantong bilangan beberapa siswa ada yang terdahulu yang dilakukan oleh Eko Andang
membuat keributan dan tidak mau memberikan Darmawan pada tahun 2014 dengan judul
kesempatan teman kelompoknya mencoba. Saat “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
mengerjakan soal evaluasi beberapa siswa pada Materi Penjumlahan Bersusun dengan
terlihat tidak serius dalam mengerjakan. Menggunakan Media Kantong Bilangan Siswa
Dengan hasil yang di dapat pada siklus I Kelas I MI YAPPI Banjaran Tahun Pelajaran
dirasakan belum cukup karena belum mencapai 2013/2014”. Yang menunjukkan bahwa dengan
kriteria yang ditentukan. Pada siklus II menggunakan media pembelajaran kantong
pembelajaran menjadi lebih menarik dari siklus I. bilangan siswa mampu memahami materi operasi
Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, hitung dengan baik dan dapat memecahkan
meskipun masih ada beberapa siswa yang masih masalah dalam soal.
bersifat pasif. Siswa sudah bersungguh-sungguh Dengan demikian, melihat dari hasil
mendengarkan penjelasan dari guru. Saat diskusi penelitian serta pendapat-pendapat ahli dan
kelompok terlihat siswa sudah kompak dalam penelitian lain yang relevan maka dapat
mengerjakan dan pembagian tugas saat disimpulkan bahwa penggunaan media
melakukan praktek dengan media kantong pembelajaran kantong bilangan dapat
bilangan. Peningkatan hasil belajar juga terlihat meningkatkan hasil belajar matematika materi
tinggi di siklus II. Sebanyak 23 (85,19%) penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I
mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 4 SD Negeri 1 Karangsari.
(14,81%) siswa mendapat nilai kurang dari
KKM. Secara umum penelitian ini berhasil SIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan hasil belajar matematik siswa Simpulan
Peningkatan hasil belajar matematika
menggunakan media kantong bilangan. Namun
menggunakan media pembelajaran kantong
terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai kurang
bilangan pada penelitian ini dilakukan dengan
dari KKM. Berdasarkan pengamatan peneliti 4
cara (1) siswa menyimak penjelasakan guru
siswa yang belum tuntas ini kurang bersemangat
tentang pemecahan soal dengan bantuan media
mengikuti pembelajaran. Ketika guru
pembelajaran kantong bilangan; (2) siswa secara
menjelaskan materi siswa tersebut kurang
berkelompok memecahkan masalah dari soal
memperhatikan dan selau berbicara dengan
menggunakan media pembelajaran kantong
temannya. Peneliti juga menduga bahwa 4 siswa
bilangan; (3) siswa mempresentasikan hasil
tersebut kurang latihan dan belajar di rumah.
pekerjaannya di depan kelas dengan
Dengan demikian, terdapat pengaruh
menggunakan media kantong bilangan; (4)
positif yaitu peningkatan hasil belajar
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Aditya Pratama) 2.189
mengikuti evaluasi belajar di setiap akhir DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik
Berdasarkan hasil penelitian dan Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
pembahasan bahwa penggunaan media kantong Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
bilangan dapat meningkatkan hasil belajar Heruman. (2007). Model Pembelajaran
matematika siswa kelas I SD Negeri 1 Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Karya Offset.
Karangsari, Kulon Progo Peningkatan hasil
belajar siswa ditandai dengan kriteria Sanaky, H, AH. (2013). Media Pembelajarn
Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
keberhasilan yang ditentukan sudah tercapai Dipantara.
yaitu ≥75% siswa yang mendapatkan nilai sama
Sundayana, R. (2013). Media Pembelajaran
atau melebihi KKM, KKM yang diberlakukan Matematika. Bandung: Alfabeta.
untuk mata pelajaran matematika di SD Negeri 1
Susanto, A. (2013). Teori Belajar &
Karangsari adalah 70. Saatbelum diberikan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
tindakan nilai pembelajaran matematika siswa Kencana.

kelas 1 SD Negeri 1 Karangsari hanya 11 Taufiq, A., Prianto P. P & Mikarsa H. L. (2012).
Pendidikan Anak di SD. Tangerang
(40,74%) siswa yang mendapat nilai di atas
Selatan: Universitas Terbuka.
KKM. Pada kegiatan tindakan siklus I terjadi
Zulfa, U. (2010). Strategi Pembelajaran.
peningkatan, yaitu sebanyak 15 (55,56%) siswa Cilacap: Al Ghazali Press.
yang mencapai nilai tuntas. Dan pada siklus II
sebanyak 23 (85,19%) berhasil mencapai nilai
ketuntasan. Nilai rata-rata hasil belajar dari pra
tindakan sampai siklus II juga mengalami
peningkatan yaitu dari 62,94 menjadi 82,96.

Saran
Guru dapat menggunakan media kantong
bilangan pada pembelajaran
matematika selanjutnya, serta bagi guru kelas
lain dapat mencoba media kantong bilangan
sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika. Siswa harus
sering berlatih melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan dengan
bantuan media pembelajaran kantong
bilangan.

Anda mungkin juga menyukai