Anda di halaman 1dari 9

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI JARING-JARING BANGUN

RUANG DENGAN MEDIA KERTAS KARTON BERPETAK

Dwi Novitasari
158620600128/6/A3/ S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
dwinovitasari315@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sumbersari 2 pada mata
pelajaran Matematika dengan materi jaring-jaring bangun ruang menggunakan media kertas karton berpetak.
Pada penelitian ini penelitin mengambil dari 2 subyek yaitu guru dan siswa kelas V SDN sumbersari 2. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Tagart (1990) yang memiliki
komponen penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Perencanaan (planing), (2) Tindakan (action), (3)
Pengamatan (observing), (4) Refleksi (reflecting). Dalam penelitian ini menggunakan 2 siklus. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian diskriptif kulitatif yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kertas karton berpetak dapat meningkatkan hasil
belajar yang bisa dilihat dari nilai rata-rata pada prasiklus adalah 61.70 atau termasuk pada kriteria rendah.
Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 71,75 atau termasuk kriteria cukup. Dan pada siklus yang kedua hasil
nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan yang lebih tinggi presentasinya yaitu 84,18 yang termasuk kriteria
baik.

Kata Kunci : Hasil belajar, Media kertas karton berpetak

PENDAHULUAN tahap pemikiran operasional konkrit. Pada


Di dalam proses kegiatan pembelajaran tahap ini anak membutuhkan benda-benda
seorang pendidik wajib memiliki keahlian atau konkrit yang berada di lingkungan sekitarnya
kemampuan untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran untuk
anak didiknya dan mampu mencari solusi mempermudah anak dalam menerima dan
untuk mengatasi permasalahan yang ada pada memahami konsep dari materi pelajaran yang
peserta didik tersebut agar memiliki diberikan. Untuk mewujudkan pembelajaran
kemampuan untuk berfikir kritis. Sebagaimana yang bersifat konkrit tersebut maka seorang
yang telah di kemukakan oleh Amir (2015), pendidik memerlukan adanya media.
seorang pendidik seharusnya dapat melihat Menurut Nana Sudjana (2011;2) media
kesulitan siswa dalam berpikir kritis dengan pengajaran dapat mempermudah proses belajar
cara melihat, memperhatikan dan mencoba siswa untuk mencapai hasil belajar yang
mengidentifikasi siswa dalam melakukan maksimal. Media mempunyai pengaruh besar
penalaran dalam berfikir kritis dengan secara dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran.
mendalam, hal tersebut dapat mempermudah Media yang tepat untuk digunakan mengajar di
seorang pendidik dalam membuat skenario materi yang tepat diharapkan akan
pembelajaran yang dapat menunjang anak meningkatkan hasil belajar siswa tentang
untuk mengembangkan kemampuan berfikir materi pelajaran yang diberikan, bisa
kritis. dikatakan media yang bagus, kreatif, dan tepat
Pada jenjang anak Sekolah Dasar (SD) sasaran dapat menunjang keberhasilan seorang
seorang siswa pada proses belajarnya pendidik dalam proses pengajarannya.
membutuhkan pembelajaran yang bersifat Dari hasil observasi yang peneliti lakukan
konkrit. Seperti yang dikemukakan oleh Piaget pada akhir bulan Maret sampai dengan
bahwa anak yang berusia diantara umum 7 pertengahan April di kelas V SDN Sumbersari
sampai dengan 11 tahun masih berada dalam 2 umumnya pembelajaran matematika yang
diajarkan oleh guru hanya menggunakan Belajar dapat dilakukan dengan cara
metode ceramah sehingga semua pembelajaran mencoba (Trial and Error) hal ini bersangkut
di dominasi atau lebih berpusat pada guru, paut dengan hukum akibat (lawoff effect).
disini siswa hanya sebagai penerima informasi Yang artinya jika antara respon dan stimulus
dari apa yang sudah dijelaskan oleh guru. memunculkan hasil yang memuaskan maka
Dalam menjelaskan guru hanya penguatan yang diperoleh semakin besar,
menggunakan media papan tulis dan tidak tetapi sebaliknya jika respon dan stimulus
adanya media lain yang mendukung proses memunculkan hasil yang rendah maka
pembelajaran agar lebih aktif dan kreatif, penguatan yang diperoleh semakin lemah. Hal
sehingga pembelajaran yang diberikan bersifat itu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
abstrak dan hanya menjadi bayangan pada diri (thordike, 2010;28).
siswa dalam menangkap materi jaring-jaring Berdasarkan kondisi di atas, maka secara
bangun ruang dan juga tidak adanya umum rumusan masalah yang di usung oleh
kesempatan siswa untuk berdiskusi antar peneliti adalah “Bagaimana cara
teman sehingga pembelajaran pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
hanya berlangsung satu arah, maksudnya jaring-jaring bangun ruang dengan
adalah pemusatan pembelajaran hanya kepada menggunakan media kertas karton berpetak?”.
guru kepada siswa dan siswa hanya sebagai Dari rumusan masalah yang ada peneliti dapat
pendengar materi yang telah di sampaikan oleh membuat judul yaitu “Meningkatkan Hasil
guru. Hal itu menyebabkan pengetahuan yang Belajar Paada Materi Jaring-Jaring Bangun
diperoleh oleh siswa bukan dari hasil Ruang Dengan Media Kertas Karton
pengetahuan yang mereka temukan secara Berpetak”.
mandiri melainkan diperoleh hanya dari Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
penjelasan yang diberikan oleh guru. meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Dari pembelajaran tersebut siswa tidak jaring-jaring bangun ruang dengan
bisa memahami materi jaring-jaring bangun menggunakan media kertas karton berpetak.
ruang dengan baik yang berakibat rendahnya Dari penelitian diharapkan adanya manfaat
nilai rata-rata dan belum mencapai KKM bagi siswa adalah untuk meningkatkan hasil
(kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70. Dari belajar siswa khususnya pada materi jaring-
data hasil belajar siswa yang terdiri dari 28 jaring bangun ruang. Dan manfaat bagi guru
anak, nilai yang memperoleh skor 70 adalah adalah memberikan solusi terhadap
13 siswa sedangkan siswa yang memperoleh permasalahan hasil belajar siswa yang relatif
nilai dibawah atau sama dengan 70 adalah 15 rendah.
siswa. Hal itu disebabkan dari 1).
Pembelajaran masih berpusat pada guru. 2). METODE
Siswa tidak memahami materi yang diajarkan Rancangan penelitian ini menggunakan
tentang jaring-jaring bangun ruang. 3). Tidak penelitian tindakan kelas (PTK), yang
adanya media yang mendukung untuk proses bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
pembelajaran yang menyebabkan siswa pasif pada siswa kelas V SDN Sumbersari 2 Beji-
dalam menerima dan merespon stimulus Pasuruan dengan menggunakan media kertas
pembelajaran. karton berpetak.
Ruseffendi (1993;37) mengemukakan Penelitian tindakan kelas (PTK) bisa
pendapat bahwa belajar matematika adalah dilakukan pendidik pada saat proses
pembelajaran yang meyatukan konse-konsep pembelajaran berlangsung dengan cara melihat
dan struktur yang ada di dalam pembahasan masalah-masalah yang ada pada kegiatan
untuk dipelajari dan mencari hubungan antar keseharian proses pembelajaran yang dapat
konsep dan struktur tersebut. digunakan untuk penelitian agar mendapat
solusi dari setiap masalah yang di hadapi saat
mengajar. Dan yang tentunya harus mencapai ketuntasan dalam hasil pembelajaran
disesuaikan dengan kemampuan dan yang dengan menggunakan media kertas
kebutuhan. Agar penelitian tidak mengganggu karton berpetak.
proses pembelajaran yang sudah dirancang dan Salah satu hal penting dalam penelitian
di rencanakan dengan baik sebelumnya, maka dan memiliki tempat yang paling tinggi dalam
peneliti dapat penelitian dan melakukan penelitian adalah data sebab data adalah
kegiatan pembelajaran secara beiringan, sesuai sebuah gambaran dari variabel yang telah dan
dengan pernyataan Amir (2017:96) akan diteliti. Dan mempunyai fungsi untuk alat
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pembuktian dari hipotesis penelitian. Oleh
desain penelitian dari Kemmis dan Tagart sebab itu data yang valid atau benar tidaknya
(1990) yang memiliki komponen penelitian sebuah data sangat berpengaruh pada hasil
tindakan kelas sebagai berikut: (1) penelitian, apakah hasil penetian itu memiki
Perencanaan (planing), (2) Tindakan (action), mutu yang bagus atau tidak. Sedangkan baik
(3) Pengamatan (observing), (4) Refleksi dan benarnya data di pengaruhi oleh baik
(reflecting). Dalam penelitian ini buruknya instrumentn penelitian yang dipilih,
menggunakan 2 siklus dalam setiap siklus ada syarat dari baik buruknya instrument
1 kali pertemuan, dan masing-masing siklus penelitian adalah valid dan reliable seperti
memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sehingga yang di kemukakan oleh (Arikunto,1998:160).
permasalahan yang dihadapi dalam siklus 1 di Teknik pengumpulan data yang digunakan
refleksikan kembali untuk mencari tahu oleh peneliti adalah observasi dan tes. Dalam
penyebab yang menjadi permasalahan yang observasi dilakukan untuk mengamati proses
belum di tuntaskan pada siklus 1, selanjutnya pembelajaran yang sedang berlangsung untuk
pada siklus 2 akan diadakan perencanaan mengetahui tingkat keberhasilan media yang
kembali tentang berbagai langkah perbaikan digunakan serta untuk mengukur keaktifan
yang akan di terapkan dalam siklus 2. Hal dan respon yang diberikan oleh siswa
tersebut akan terus dilakukan jika pada terhadap media yang sudah digunakan untuk
pelaksanaan dan hasil belajarnya belum meningkatkan hasil belajar siswa.
sesuai dengan tujuan awal yang sudah Peneliti sebagai observer sudah
direncanakan. Tetapi pada tahap ini hanya menyiapkan kriteria keberhasilan dalam
menggunakan 2 kali siklus karena pada tahap bentuk lembar observer. Presentasi nilai rata-
siklus 2 hasil yang diperoleh sudah sesuai rata dari hasil observasi yang telah dilakukan
dengan apa yang menjadi tujuan awal atau bisa adalah dengan mengggunakan rumus sebagai
dibilang dengan hasil belajar yang diperoleh berikut. 1). Skor 4 : sangat baik 2). Skor 3 :
siswa sudah tuntas sesuai dengan standart nilai baik 3). Skor 2: Cukup baik 4). Skor 1 : kurang
KKM yang menjadi acuan dari ketuntasan baik (Arikunto, 1997)
hasil belajar siswa. Yang kedua adalah dengan teknik
Pendekatan penelitian yang digunakan pengumpulan data tes, pada tes ini dugunakan
dalam penilitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa apakah
penelitian kualitatif, penelitian yang di analisis sudah mencapi keberhasilan dan meningkatkan
dengan cara kualitatif maka data yang sudah hasil belajar siswa dan untuk mendapatkan
terkumpul dari penelitian yang didapatkan dari data nilai dari hasil yang didapatkan siswa
pengamatan akan di olah sesuai dengan setelah menggunakan media kertas karton
kriteria penilaian yang telah ditentukan dalam berpetak dalam materi jaring-jaring bangun
perencanaan sebelunya yang sesuai dengan ruang.
standart minimal ketuntasan hasil belajar Analisis data dilakukan oleh guru untuk
siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui merangkum data yang telah diperoleh dengan
keefektifan media pembelajaran dalam proses tepat, benar dan terpercaya yang kemudian
mengajar dan belajar siswa apakah sudah akan dikelola sesuai dengan rumus atau aspek-
aspek yang telah ditentukan dan menjadi sebelumnya dan tidak terkesan di buat-buat
tolak ukur dalam penelitian sehingga akan agar hasil data yang didapatkan bersifat valid
mendapatkan data yang atau hasil yang dapat dan reliable. Langkah-langkah dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada. pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai
Kriteria dalam penilaian yang ditentukan berikut.
oleh peneliti adalah nilai 86-100 : A (baik Kegiatan awal, guru memberikan salam
sekali), nilai 76-85 : B (baik), 60-75 :B dan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah
(cukup), nilai 50-59 :D (kurang), 0-49 : E satu siswa, guru mengabsen siswa sebelum
(kurang sekali). Kriteria tingkat keberhasilan pembelajaran, memberikan ice breaking dan
atau ketuntasan dalam penelitian ini lebih motivasi agar anak lebih fokus dalam
memfokuskan pada penilaian klasikal, dilihat menangkap pembelajaran, guru menyinggung
dari hasil belajar satu kelas jika dari satu kelas sedikit materi yang akan diajarkan, dan guru
sekurang-kurangnya 85% siswa telah tuntas menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
dalam belajar dengan memiliki ketentuan menentukan jaring-jaring bangun ruang
penilaian ≥70. dengan menggunakan media kertas karton
Sedangkan dalam kriteria penilaian minat berpetak.
belajar siswa peneliti merumuskan dengan: Kegiatan inti, guru menanyakan kepada
70%-100% = baik , 40%-60% = cukup dan siswa contoh benda kongkrit atau yang berada
0%-40%= kurang. disekelilingnya yang mempunya bentuk kubus.
Guru memberikan materi tentang jaring-jaring
HASIL DAN PEMBAHASAN bangun ruang khususnya kubus dan balok.
Penelitian yang dilakukan atas dasar Guru menjelaskan bangun ruang kubus dengan
rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran menggunakan media kertas karton berpetak.
Matematika dan banyak beberapa faktor Kemudian guru memberikan stimulus dengan
lainnya. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan memberikan pertanyaan mengapa bangun
dengan 2 siklus yang masing-masing siklus ruang ini dinamakan bangun ruang kubus?.
dilakukan dengan 1 kali pertemuan. Siswa memberikan respon untuk menjawab
Siklus Pertama pertanyaan yang telah diberikan oleh guru
Planning dengan baik. Salah satu siswa disuruh maju
Pada tahap ini peneliti merancang kedepan untuk mengidentifikasi bentuk dari
pembelajaran yang akan dilakukan, apa, bangun ruang kubus. Kubus tersebut dibuka
kapan, dimana, siapa dan bagaimana tindakan dan dilihat apa yang terjadi jika kubus tersebut
penelitian yang akan dilakukan. Hal-hal yang di bongkar, adakah perubahan?
dipersiapkan oleh peneliti adalah seperti RPP, Siswa dan guru melakukan tanya jawab.
media yang akan digunakan untuk menunjang Kemudian guru membagi siswa dalam tiap
dan mendukung proses pembelajaran, kelompok yang terdiri dari 5-6 anak. Guru
membuat lembar kerja siswa (LKS), membagikan LKS yang harus dikerjakan oleh
mempersiapkan penghargaan dan soal kuis tiap-tiap kelompok dengan dampingan guru.
yang tak lupa juga untuk mempersiapkan Siswa di persilahkan untuk mempresentasikan
intrument penelitian seperti lembar observasi hasil diskusinya di depan kelas secara
untuk aktifitas guru selama kegiata bergantian dan anggota yang lain memberikan
pembelajaranb dan proses respon siswa dalam tanggapan. Guru memberikan penguatan
berdiskusi antar anggota kelompoknya. setelah semua kelompok selesai
Acting mempresentasikan di depan kelas. Guru
Tahap kedua ini adalah tahap memberikan soal atau lembar penilaian (LP)
pelaksanaan, dimana seorang pendidik harus untuk mengevaluasi pemahaman siswa.
melakukan dan menerapkan pembelajaran Kegiatan penutup, pendidik memberikan
sesuai dengan apa yang telah di rancang reward kepada anak yang berprestasi agar
memacu siswa yang lain untuk bersaing 14. HR 80 T -
menjadi yang terbaik. Guru memberikan 15. IK 76 T -
kesempatan kepada siswa untuk bertanya yang 16. JJ 84 T -
belum mereka pahami tentang materi yang 17. JZ 84 T -
telah disampaikan. Guru dan siswa bersama- 18. MR 68 - TT
sama menyimpulkan pembelajaran yang telah 19. NN 76 T -
20. ND 85 T -
dilakukan. Kegiatan yang paling akhir adalah
21. RS 50 - TT
dengan berdoa bersama-sama dan
22. RT 76 T -
mengucapkan salam.
23. SR 90 T -
Observation
24. ST 76 T -
Peneliti mengamati setiap prose kegiatan 25. WH 56 - TT
pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh 26. WD 68 - TT
guru kelas V. Dari penelitian yang dilakukan 27. YD 80 T -
peneliti mendapatkan hasil yaitu a).Guru bisa 28. YN 86 T -
menumbuhkan semangat belajar dalam proses Jumlah 2009 17 11
pembelajaran b). Guru bisa membuat anak Rata-Rata 71,75 60.71 39,29
lebih fokus dalam menerima materi pelajaran Dari hasil penelitian yang menggunakan
c). Guru memberikan kesempatan waktu yang media kertas karton berpetak pada mata
cukup kepada siswa untuk berfikir. Pada hal pelajaran matematika di kelas V pada siklus 1
ini presentasi aktivitas guru dikatakan cukup mengalami peningkatan yang cukup baik
baik. Sedangkan pada aktifitas siswa juga bisa dalam hasil belajar yang didapat siswa, nilai
dibilang cukup baik karena siswa bisa rata-rata yang diperoleh mencapai 71.75 yang
memperhatikan a). Guru yang sedang awalnya sebelum siklus rata-ratanya hanya
menjelaskan materi pelajaran. b). Ada mencapai 61,70.
beberapa siswa yang berani dalam Refleksi
mengemukakan pendapat c). Siswa bisa Pada tahap ini membahas tentang hasil
berfikir secara mandiri d). Guru bisa membuat observasi yang telah dilakukan kemudian
konsep sendri pada materi pelajaran jaring- dianalisis dan dilakukan perbaikan jika hasil
jaring bangun ruang. pada siklus 1 belum mencapai ketuntasan.
Hasil analisis yang di peroleh adalah a).
Hasil Tes Akhir Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan
Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada apa yang telah di rencanakan walaupun masih
Siklus 1 ada sedikit kendala sehingga pembelajaran
No Nama Nilai Ketuntasan belum berjalan secara sempurna. b). Hanya
Siswa T TT beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran
1. AS 70 T - sehingga tidak semua siswa dapat memahami
2. AT 68 - TT materi yang diajarkan.3). suasana kelas tidak
3. AD 60 - TT kodusif masih banyak yang sibuk dengan
4. CT 52 - TT
aktifitasnya sendiri yang juga berpengaruh
5. DN 84 T -
pada jalannya proses pembelajran.
6. DT 80 T -
Siklus Kedua
7. EL 70 T -
8. EK 60 - TT
Planning
9. EN 76 T - Melihat dari hasil refleksi siklus 1 maka
10. FR 60 - TT pada siklus 2 diterapkan perbaikan agar hasil
11. FN 76 T - yang didapat bisa lebih maksimal. Masih sama
12. HL 50 - TT dengan pengajaran menggunakan media kertas
13. HN 68 - TT karton berpetak tetapi ada beberapa perubahan
pada rancangan pembelajaran sesuai dengan
hasil refleksi pada siklus 1 yaitu: a). Kegiatan pembelajarannya, seperti dalam
pembelajaran lebih diarahkan dan lebih pengelompokan semua anggota ikut andil
memperhatikan pengelolaan kelas b). dalam mempresentasikan hasil diskusi yang
Memeratakan siswa untukberpartisipasi dalam mereka kerjakan, dari yang awalnya hanya
pembelajaran. perwakilan dari kelompok pada siklus 2 ini
Acting semua ikut berpartisipasi. Guru
Langkah-langkah proses kegiatan mengkondisikan kelas dengan tujuan agar
pembelajaran pada siklus 2 tidak jauh berbeda suasana kelas bisa kondusif dalam
dengan siklus 2 yaitu kegiatan awal, inti, dan pembelajaran. Setelah berkelompok guru juga
penutup. mengkondisikan siswa agar duduk sesuai
Kegiatan awal, guru memberikan salam dengan tempat semula.
dan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah Kegiatan penutup, pada kegiatan ini guru
satu siswa, guru mengabsen siswa sebelum memberikan reward kepada anak yang
pembelajaran, memberikan ice breaking dan berprestasi agar memacu siswa yang lain untuk
motivasi agar anak lebih fokus dalam bersaing menjadi yang terbaik. Guru
menangkap pembelajaran, guru menyinggung memberikan kesempatan kepada siswa untuk
sedikit materi yang akan diajarkan, dan guru bertanya yang belum mereka pahami tentang
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu materi yang telah disampaikan. Guru dan
menentukan jaring-jaring bangun ruang siswa bersama-sama menyimpulkan
dengan menggunakan media kertas karton pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan
berpetak. yang paling akhir adalah dengan berdoa
Kegiatan inti, pada kegiatan inti di siklus bersama-sama dan mengucapkan salam.
2 masih sama dengan tahap siklus 1 seperti Observation
guru menanyakan kepada siswa contoh benda berikut adalah hasil belajar siswa yang
kongkrit atau yang berada disekelilingnya diperoleh siswa kelas V pada siklus ke 2.
yang mempunya bentuk kubus. Guru
memberikan materi tentang jaring-jaring Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada
bangun ruang khususnya kubus dan balok. Siklus 2.
Guru menjelaskan bangun ruang kubus dengan No Nama Nilai Ketuntasan
menggunakan media kertas karton berpetak. Siswa T TT
Kemudian guru memberikan stimulus dengan 1. AS 88 T -
memberikan pertanyaan mengapa bangun 2. AT 82 T -
ruang ini dinamakan bangun ruang kubus?. 3. AD 85 T -
Siswa memberikan respon untuk menjawab 4. CT 78 T -
5. DN 86 T -
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru
6. DT 84 T -
dengan baik. Salah satu siswa disuruh maju
7. EL 80 T -
kedepan untuk mengidentifikasi bentuk dari
8. EK 82 T -
bangun ruang kubus. Kubus tersebut dibuka
9. EN 84 T -
dan dilihat apa yang terjadi jika kubus tersebut 10. FR 80 T -
di bongkar, adakah perubahan? 11. FN 84 T -
Siswa dan guru melakukan tanya jawab. 12. HL 82 T -
Kemudian guru membagi siswa dalam tiap 13. HN 80 T -
kelompok yang terdiri dari 5-6 anak. Guru 14. HR 86 T -
membagikan LKS yang harus dikerjakan oleh 15. IK 80 T -
tiap-tiap kelompok dengan dampingan guru. 16. JJ 88 T -
Siswa di persilahkan untuk mempresentasikan 17. JZ 88 T -
hasil diskusinya di depan kelashanya saja 18. MR 86 T -
adanya sedikit perbaikan dalam proses 19. NN 80 T -
20. ND 90 T - hasil belajar siswa yang didapat adalah: pada
21. RS 78 T - siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh siswa
22. RT 82 T - adalah 71,75. Pada siklus 2 diperoleh nilai
23. SR 90 T - rata-rata 84,18. Ini menunjukkan bahwa dari
24. ST 82 T - media kertas karton berpetak dapat
25. WH 88 T - meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
26. WD 90 T -
Sumbersari 2 secara signifikan.
27. YD 84 T -
28. YN 90 T -
KESIMPULAN
Jumlah 2.357 28 0
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Rata-Rata 84,18 100,00 0,00
Pada hasil penelitian yang dilakukan dapat peneliti simpulkan bahwa pendidik
dalam kegiatan pembelajaran membutuhkan
dengan menggunakan media kertas karton
berpetak pada mata pelajaran Matematika skenario pembelajaran yang lebih kreatif dan
kelas V hasil belajar siswa dapat di tingkatkan inovatif. Seperti dengan mengajarkan materi
jaring-jaring bangun ruang dengan
dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Rata-rata
nilai hasil belajar siswa yang didapat adalah: menggunakan media kertas karton berpetak.
pada siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh Di dapatkan penelitian tindakan kelas hasil
belajar siswa kelas V SDN Sumbersari 2
siswa adalah 71,75. Pada siklus 2 diperoleh
nilai rata-rata 84,18. Hasil presentasi kegiatan mengalami kenaikan yang signifikan dari
mulai prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Nilai
guru dan siswa juga mengalami peningkatan.
pembelajran dengan menggunakan media rata-rata pada prasiklus adalah 61.70 atau
kertas karton berpetak mendapatkan hasil yang termasuk pada kriteria rendah. Pada siklus 1
sesuai dengan harapan karena dapat diperoleh nilai rata-rata 71,75 atau termasuk
kriteria cukup. Dan pada siklus yang kedua
meningkatkan hasil belajar siswa dan
berparuh juga dengan keaktifan siswa dalam hasil nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan
aktifitas belajar dikelas. yang lebih tinggi presentasinya yaitu 84,18
yang termasuk kriteria baik. Itu menunjukkan
Refleksi
Setelah pelaksanaan penelitian tindakan bahwasanya pembelajaran dengan
menggunakan media kertas karton berpetak
kelas selesai maka diadakan refleksi untuk
membahaa data hasil penelitian, dari data yang dapat meningkatkan hasil belar siswa pada
telah di dapatkan maka akan di adakan analisis materi jaring-jaring bangun ruang kelas V
data tentang kegiatan proses pelaksanaan SDN Sumbersari 2.
pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran
sudah berjalan dengan sesuai rencana, semua DAFTAR PUSTAKA
siswa ikut aktif dalam pembelajaran, kondisi Amir, M.F & Kurniawan, Machful Indra.
2016. Penerapan Pembelajaran
kelas juga terlihat lebih kondusif, respon yang
ditunjukkan oleh siswa sangatlah baik karena Terbalik Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mahasiswa PGSD UMSIDA
bisa menjawab dan memberikan pertanyaan
pada saat diskusi di kelas, siswa juga bisa Pada Materi Pertidaksamaan Linier.
memberikan tanggapan dari apa yang telah di Jurnal Pedagogia, Volume 5 No.1,
presentasikan oleh kelompok lain atau yang Februari 2016 ISSN. 2089-3833.
Persatuan Guru Republik Indonesia, Jurnal
dijelaskan oleh guru.
hasil penelitian yang dilakukan dengan Paedagog. Purwokerto: CV. Adji
menggunakan media kertas karton berpetak Putra Satria, 2012.
pada mata pelajaran Matematika kelas V hasil Sadiman S.Arif, Media Pendidikan,
belajar siswa dapat di tingkatkan dari Pengertian, pengembangan dan
prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Rata-rata nilai Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali
Press, 2009
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta : Diva Press, 201
Amir, Mohammad Faizal, dkk. 2017. Buku
ajar metode penelitian dasar bidang
pendidikan. Sidoarjo: Umsida Press.

Anda mungkin juga menyukai