Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Media Mystery Box Terhadap Kemampuan

Pengetahuan pada Materi Ekologi dan Keanekaragaman


Hayati di Indonesia

Alifah Muyasaroh1*, Aviana Aprilia2, Thoyyibatul Ummah3, Saskia Anggun M.4


1,2,Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP, Universitas Islam Lamongan

*Email Korespondensi: Unisla.ac.id@gmail.com

Abstrak . Media pembelajaran memiliki peran penting dalam suatu proses pembelajaran.
Pembelajaran terasa membosankan apabila hanya terfokus dengan media yang kurang
variatif. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan tujuan mewujudkan suatu
produk akhir berupa mystery box yang akan membantu menunjang keberhasilan
pembelajaran dan mengetahui tingkat kelayakan dari media mystery box. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran mystery box
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi ekologi dan keaneka ragaman
hayati di Indonesia di kelas VIIF SMP Negeri 3 Lamongan. Ada pula tujuan lainnya
diantaranya: 1) untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif, 2) hasil
belajar pengetahuan, 3) keterampilan kolaborasi. Kelas eksperimen sebayak 34 orang dan
kelas control sebanyak 35 orang. Metode penelitian yang di gunakan adalah quasi
experiment dengan desain “nonequivalent control group”. Penelitian ini memakai teknik
pengumpulan data tes ketrampilan berfikir kreatif dan hasil belajar. Berdasarkan
pengisian kuisioner dan penilaian menggunakan quizizz dapat diperoleh hasil penelitian
yang cukup baik.

Kata kunci: media mystery box, hasil belajar, materi ekologi dan keanekaragaman hayati di
indonesia

Abstract . Learning media has an important role in a learning process. Learning feels boring when
it is only focused on less varied media. This research and development is carried out with the aim of
realizing a final product in the form of a mystery box that will help support the success of learning
and determine the feasibility level of the mystery box media. This study aims to describe the use of
mystery box learning media on learning outcomes in science subjects on ecology and biodiversity
in Indonesia in class VIIF of SMP Negeri 3 Lamongan. There are also other objectives including:
1) to find out the increase in creative thinking skills, 2) knowledge learning outcomes, 3)
collaboration skills. The experimental class consisted of 34 people and the control class consisted of
35 people. The research method used is a quasi experiment with a "none equivalent control group"
design. This study uses data collection techniques to test creative thinking skills and learning
outcomes. Based on filling out the questionnaire and assessing using quizizz, good research results
can be obtained.

Keywords: media mystery box, study results, material on ecology and biodiversity in Indonesia
Pendahuluan
Menurut Grenstein (2012), siswa yang hidup di abad 21 dalam proses
pembelajaran harus mampu mengembangkan keterampilan 4C (berpikir kritis,
kreatif, kolaborasi, dan komunikasi) secara efektif agar produktif, sehingga siswa
harus memiliki keterampilan 4C yang baik. Namun, pada kenyataannya dalam
pembelajaran masih ada siswa yang kurang kreatif dan kolaboratif.Rendahnya
kreativitas siswa dikarenakan pembelajaran disekolah yang dilatihkan adalah
hafalan dan kemampuan berpikir konvergen. Akibatnya siswa kesulitan dalam
menyelesaikan masalah dan mencari solusi dari permasalahan tersebut
(Fatmawati, 2011). Guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 3 Lamongan menyatakan
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan membuat
siswa kesulitan dalam mengemukakan gagasan atau ide karena siswa terbiasa
berpikir konvergen yang mengakibatkan kurangnya kreativitas siswa. Selain itu,
keterampilan kolaborasi siswa juga masih rendah dan kurangnya tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan sehingga tujuan bersama akan sulit dicapai.
Buktinya, ketika guru memberikan tugas kelompok, siswa bekerja sendiri-sendiri,
bahkan saat proses diskusi keliompok sebagian siswa berbicara ataupun bermain.
Inilah faktor penyebab hasil belajar rendah. Karakteristik materi Ekologi dan
Keanekaragaman ragaman hayati dalam kurikulum Merdeka yang menjadi
sasaran dalam dimensi pengetahuan menuntut adanya kreativitas dan kolaboratif
siswa. Karakteristik tersebut harus diajarkan menggunakan model pembelajaran
yang cocok, yaitu pembelajaran yang mengajarkan tentang konseptual disertai
contoh-contoh yang bersifat faktual dan harus melakukan sendiri proyek yang
bersifat prosedural. Siswa untuk dapat berpikir kreatif harus mencoba sendiri
proyek yang dilakukan dan keterampilan kolaborasi siswa harus bekerja sama,
bertanggungjawab terhadap tugasnya, sehingga untuk mencapai sasaran
diperlukan model pembelajaran Project Based Learning.Model pembelajaran
Project Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan proyek
sebagai tujuan akhirnya. Jenis masalah yang dipakai adalah masalah yang bersifat
faktual. Chemistry mystery box merupakan sebuah proyek yang dibuat siswa
dengan pembelajaran Project Based Learning. Chemistry mystery box berupa
sebuah media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami
pelajaran yang diberikan. Materi yang cocok menggunakan proyek ini adalah
materi Ekologi Dan Keanekaragaman Hayati di Indonesia terlihat dari kompetensi
dasarnya. Proyek ini berbentuk sebuah box yang didalamnya berisi permasalahan
berdasarkan masalah nyata yang ada dalam kehidupan. Permasalahan ini
diberikan guru kepada kelompok kolaboratif sesuai materi yang dipelajari.
Permasalahan yang diberikan berbeda-beda antarkelompok kolaboratif sehingga
ide-ide, gagasan, ataupun solusi yang diberikan oleh kelompok kolaboratif juga
berbeda-beda sesuai dengan permasalahan yang didapatnya kemudian dikemas
sekreatif mungkin. Tugas pembuatan proyek ini bertujuan untuk mengukur
seberapa besar kreativitas siswa dilihat dari banyaknya ide atau gagasan yang
dikemukakan dalam memecahkan masalah dan keterampilan kolaborasi siswa
dilihat dari bagaimana interaksi sosialnya.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis
dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya.Dalam mengembangkan potensi
peserta didik dibutuhkan peran penting dari seorang guru untuk
mengembangkan potensi peserta didik dengan cara menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik. Pada era
zaman sekarang ini, dalam proses pembelajaran siswa dituntut harus
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Untuk melakukan hal tersebut guru
harus memotivasi siswa untuk belajar dan mengakomodasi berbagai
karakeristiknya. Secara spesifik, hal yang mendukung siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran adalah dengan penggunaan media disamping
komponen lainnya seperti pemilihan materi, metode yang tepat dan evaluasi
pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai
upaya dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. Media pembelajaran adalah
apapun yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran seperti alat
bantu atau perantara guna menyampaikan pesan atau informasi berupa materi
yang akan dijelaskan oleh guru kepada siswa.Selain itu media pembelajaran juga
berfungsi untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dengan menggunakan media
pembelajaran dapat membuat siswa penasaran dan meningkatkan semangat
belajarnya. Ketika semangat belajar siswa meningkat maka akan membuat siswa
aktif dan pemahaman siswa tentang materi akan meningkat. Oleh karena itu
media atau alat peraga.
Media pembelajaran cenderung digunakan dalam proses pembelajaran dan
sebagian siswa kurang termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar fisika siswa
kurang baik atau rendah. Kondisi inilah yang menghambat proses pencapaian
tujuan pembelajaran.

Metode
Metode yang dipakai dalam penelitian adalah quasi experiment dengan desain
“nonequivalent control group”. Sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen
sebanyak 34 orang dan kelas kontrol sebanyak 35 orang. Kegiatan pengajaran
dilakukan sebanyak empat pertemuan pada setiap kelas. Penelitian ini memakai
teknik pengumpulan data tes keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar
pengetahuan yang dilakukan pada pertemuan awal dan pertemuan akhir dan
teknik nontes berupa observasi keterampilan kolaborasi dan hasil belajar aspek
sikap serta angket respon melalui analisis deskriptif dan uji-t. Hasil keterampilan
berpikir kreatif dan hasil belajar pengetahuan siswa dianalisis menggunakan uji-t.
Instrumen tes berupa 10 soal pilihan ganda melalui Quiziizz untuk hasil belajar
pengetahuan. Hasil keterampilan kolaborasi, hasil belajar pada aspek sikap, dan
respon siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Adapun pengkategorian
keterampilan berpikir kreatif menurut Herlina & Qurbaniah (2017) dengan
kategori sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah dan sangat rendah dan
kolaborati siswa menurut Widoyoko (2015) dengan kategori sangat baik, baik,
cukup, kurang, dan sangat kurang.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari observasi, tes pengetahuan
melalui tes quizziz dan pengisian kuisioner respon siswa. Berikut merupakan
pemaparan hasil penelitian yang diperoleh:

Tabel 1. Hasil observasi dan Fungsinya

No Nama kegiatan Fungsi


Untuk mengetahui kemampuan siswa dan
memudahkah guru dalam melakukan
1 Tes melalui quizizz
penilaian secara detai dan obyektif

Untuk mengetahui respon siswa terhadap


2 Pengisian kuisioner media pembelajaran mystery box yang
menjadikan pengaruh pengetahuan siswa

Berdasarkan table 1 menunjukkan bahwa kegiatan tes melalui quizizz dan


pengisisan kuisioner dapat mengetahui kemampuan setiap siswa terhadap materi
yang telah diajarkan dan mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran
yang sudah dipaparkan. Yang nantinya diharapkan siswa dapat meningkatkan
pengetahuan tentang materi ekologi dan keanekaragaman hayati di indonesia.
Serta dengan adanya media ini diharapkan siswa antusias untuk emnerima
pelajaran IPA.
Gambar 1. Hasil Kuisioner siswa terhadap media pembelajaran Mystery Box

Gambar 2. QR code materi dan Quizizz


Gambar 3. Hasil tes quizizz siswa
Berdasarkan pengisian kuisioner dan hasil dari quizizz siswa dapat dilihat
rasa antusias siswa terhadap media pembelajaran mytery box dalam materi
ekologi dan keanekaragaman hayati di Indonesia dan juga hasil dari siswa
menunjukkan nilai yang cukup baik.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penilaian di kelas aktivitas praktikan selama
pembelajaran menggunakan media mystery box diperoleh nilai yang cukup baik
dan hasil dari pengisian quisioner terhadap media pembelajaran yang sangat baik
diterima dan di pahami oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran mystery box berjalan
dengan baik. Namun hasil kuisioner terkait kepuasan media pembelajaran lebih
tinggi dibandingan dengan hasil tes quizizz hal ini dikarenakan ada beberapa
siswa yang mendapatkan nilai kurang dari atau pas pada nilai kkm atau siswa
masih kurang paham dengan soal yang diberikan. Untuk siswa yang mendapat
nilai sangat baik dikarenakan beberapa hal yang dilakukan diketahui bahwa siswa
paham dengan soal yang diberikan, siswa tidak ada kesulitan dalam mengerjakan
soal, siswa sangat menyukai pembelajaran ketika menggunkan media mystery
box membuat hasil belajar siswa lebih baik. Kemudian untuk siswa yang
memperoleh nilai baik dikarenakan ada beberapa soal yang masih salah
dikerjakan oleh siswa. Ini menunjukkan bahwa siswa masih ada yang menghafal
materi.
Kemuadia hasil dari kuisioner terhadap penggunaan media pembelajran
mystery box dalam pembelajaran biologi materi ekologi dan keanekaragaman
hayati di Indonesia banyak siswa yang senang menggunakan media
pembelajaaran tersebut sehingga mendapatkan kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa media mystert box memuat judul pembelajaran yang
jelas, media pembelajaran yang mudah dipahami, media pembelajaran tersebut
dapat membantu siswa untuk lebih mamahami materi ekologi dan
keanekaragaman hayati di Indonesia, penjelasan dari praktikkan yang mudah
dipahami media pembelajaran mystery box dapat memberikan informasi jelas
tentang materi yang dipaparkan, media pembelajaran mystery box mendorong
keingintahuan siswa tentang materi yang dipaparkan, media tersebut membuat
siswa termotivasi dalam belajar, sesuai dengan pembelajaran yang diinginkan,
penggunaan media mystery box dapat membuat pembelajaran menyenangkan,
media ini dapat membuat belajar lebih menarik daripada hanya mendengarkan
penejelasan dari guru atau praktikkan dan media ini sudah dapat digunakan
dalam pembelajaran.
Tahap desain, peneliti melakukan penyusunan rancangan media
pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai hasil analisis yang dilakukan
sebelumnya. Tampilan media mistery box dirancang sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik yang mudah jenuh yaitu media yang memungkinkan peserta
didik untuk berpartisipasi secara langsung dengan pembelajaran. Langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan data dan bahan yang
meliputi gambar dan materi ekologi dan keanekaragaman hayati di indonesia.
Gambar diperoleh dari berbagai sumber di internet yang tentunya berkaitan
dengan rancangan media.Sedangkan untuk materi, peneliti menemukan beberapa
referensi dari berbagai sumber dari buku dan internet untuk dapat menjelaskan
detail terkait materi yang disesuaikan dengan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik. Selanjutnya, pembuatan desain
untuk isi dari mistery box ini memanfaatkan aplikasi canva yang memiliki banyak
template dan animasi yang dapat mendukung pembuatan media menjadi lebih
menarik. Dalam mendesain isimateri dipilih warna dan gambar yang sesuai.
Kemudian, desain kartu diprint menggunakan glossy paper yang akan ditempel
pada tiap sisi kotak. Selain merancang media, peneliti juga merancang lembar
validasi media dan materi serta angket respon untuk peserta didik yang
digunakan sebagai instrumen uji kevalidan dan kelayakan media mistery box.
Berikut terdapat panduan penggunaan media mystery box :1) langkah
pertama buka box pada angka nomor 1 dengan cara membuka kunci atau kayu
yang ada pada kotak tersebut yang berada di tengah, buka hingga menyentuh alas
tempat. Pada sisi pertama terdapat materi rantai makanan dan jaring-jaring
makanan, 2) setelah itu buka nomor 2 dengan cara yang smaa yakni dengan
membuka kunci atau kayu yang ada pada tengah kotak, pada sisi kedua ini
terdapat materi simbiosis, 3) lalu buka nomor 3 dengan cara yang sama yakni
dengan membuka kunci atau kayu yang berada pada tengah kotak, pada sisi
ketiga ini terdapat materi siklus air dan siklus karbondioksida, 4) terakhir buka
pada nomor 4 dengan cara yang sama yakni membuka kunci atau kayu yang
berada di tengah kayu, pada sisi keempat ini terdapat materi persebaran fauna
dan flora di Indonesia, 5) pada setiap sisi terdapat materi yang dikemas dan QR
code sehingga kita bisa scan materi pada QR code tersebut, 6) selanjutnya pada
tahap akhir kita memberikan evaluasi atau untuk mengetes kemampuan siswa
dengan memberikan soal pada quzizz dan dikerjakan secara individu.
Mystery Box dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di
kelas bisa mengganti pembelajaran yang menggunakan media berbasis IT. Lebih
mempermudah dalam pembelajaran karena peserta didik memahami materi yang
akan di ajarkan , karena selain membahas materi juga disertakan gambar-gambar
yang menyangkut materi yang akan diajarkan. Selain itu juga ada buku saku kecil
yang bisa dibaca sewaktu-waktu. Mystery box juga sebagai variasi dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga tidak terlalu monoton dalam proses
pembelajarannya.Kegunaan Mystery Box lainnya yaitu bisa menjadi media
permainan, bukan hanya guru yang menjelaskan tetapi untuk mengaktifkan para
peserta didik. Misalnya dalam satu kelas ada 30 siswa di bagi menjadi beberapa
kelompok, kemudian memainkan permainan tersebut. Dengan cara bergantian
memutarkan Mystery Box tersebut dan kemudian maju ke depan untuk
membacakan dan menjelaskan materi tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran mystery box dalam pembelajaran ekologi dan keanekaragamn
hayati di Indonesia memiliki respon yang sangat baik dari siswa dan
menghasilkan belajar yang baik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelimnya yang dilakukan
oleh Rusiana dalam penggunaan media pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian juga dilakukan oleh Astuti dalam
penerapan model problem based learning berbantu media ini pada pembelajaran
IPA terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, media pembelajaran
mystery box dalam materi ekologi dan keanekaragaman hayati di Indonesia yang
dilaksanakan pada kelas VII F SMPN 3 Lamongan mendapat respon yang sangat
baik dari siswa, dan juga menghasilkan hasil belajar siswa yang baik. Hal ini
dapat dibuktikan dari nilai tes hasil belajar yang melalui quizizz. Mystery Box
dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di
kelas bisa mengganti pembelajaran yang menggunakan media berbasis IT. Lebih
mempermudah dalam pembelajaran karena peserta didik memahami materi yang
akan di ajarkan , karena selain membahas materi juga disertakan gambar-gambar
yang menyangkut materi yang akan diajarkan.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa media mystert box memuat judul
pembelajaran yang jelas, media pembelajaran yang mudah dipahami, media
pembelajaran tersebut dapat membantu siswa untuk lebih mamahami materi
ekologi dan keanekaragaman hayati di Indonesia, penjelasan dari praktikkan yang
mudah dipahami media pembelajaran mystery box dapat memberikan informasi
jelas tentang materi yang dipaparkan, media pembelajaran mystery box
mendorong keingintahuan siswa tentang materi yang dipaparkan, media tersebut
membuat siswa termotivasi dalam belajar, sesuai dengan pembelajaran yang
diinginkan, penggunaan media mystery box dapat membuat pembelajaran
menyenangkan, media ini dapat membuat belajar lebih menarik daripada hanya
mendengarkan penejelasan dari guru atau praktikkan dan media ini sudah dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1) dalam menggunakan media
mystery box diharapkan mampu mengembangkan dan menerapkan media
mystery box pada materi ekologi ddan keanekaragaman hayati di Indonesia atau
pada materi lain, 2) media mystery box perlu dibuat lebih menarik, 3) penggunaan
media mystery box lebih tepat diterapkan dengan menggunkan model
pembelajaran kooperatif agar lebih mudah untuk membimbing siswa, 4) untuk
peneliti selanjutnya dalam menerapkan media mystery box ini ada baiknya jika
siswa diteliti dalam satu kelas, seperti penelitian saat ini.
Pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, agar siswa
dapat memahami penjelasan guru dengan mudah. Selain itu, dengan adanya
media dapat meningkatkan keaktifan anak dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
adanya media dapat mempermudah guru dalam memberikan penjelasan, siswa
akan lebih paham dengan benda konkret (nyata) dibandingkan dengan harus
berimajinasi.
Pustaka
Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating Mastery
and Authenthic Learning. California: Corwin A Sage Comany.
Widoyoko, E. ( 2015). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Erni Fatmawati, Karmin, Rahayu Sri. Pengaruh media berbasis video terhadap
hasil belajar siswa. Vol 12. No 1. 2018
Lina herlina. Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi virus kelas X
mas al-mustaqim sungai raya 2. 2017
H. Darmadi, Sulha, and A. Jamalong, Pengantar Pendidikan, Bandung, Indonesia:
Alfabeta, 2018
A. Emda, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah”, Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA, Vol. 12, No. 1, Pp. 149-162, 2011.
A. Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, Indonesia: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
Firman, Nurmiati, and Nurfitrayani, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Berbantuan Media Kokami terhadap
Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 2, No. 1, Pp. 57-63, 2019.
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya,
2013.
E. Yani, “Analisis Penggunaan Media Internet terhadap Minat Belajar Biologi Peserta
Didik Kelas XII SMA Negeri Se-Kota Bandar Lampung”, Universitas Negeri Raden Intan
Lampung, 2018.
A. M. Rahmawati and R. Y. Kurniawan, “Analisis Hasil Pengembangan Media Kokami
(Kotak dan Kartu Misterius) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, Aktivitas
Belajar dan Ketuntasan Belajar SMP-SMA”, Universitas Negeri Surabaya, 2017

M. K. Hidayatulloh, “Pengaruh Penggunaan Media Kokami terhadap Hasil Belajar Siswa


Kelas IV di SDN Panti 01 Jember”, Universitas Jember, 2015.
Y. Rusiana, “Penggunaan Media Kokami pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas V A SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember”,
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, vol. 5, no. 4, pp. 183-192, 2014.
P, Astutik, “Peningkatan Kualitas IPA Melalui Model Problem Based Instruction
Berbantuan Media Kokami pada Siswa Kelas IV SDN Bebengan kendal”, Universitas
Semarang, 2015.
F. Saputra, S. R. Hikamah, and M. Rohman, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT (Team Games Tournament) dengan Media KOKAMI dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 2, No. 1, Pp. 110-121, 2013
Rahimah, Atiek Winarti, Parham Saadi. Penerapan media pembelajaran “mystery box”
pada materi system koloid untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan
kolaborasi siswa. Banjarmasih Kalimantan selatan, Indonesia 2020.
Nur Khasanah. Pengaruh model talking stick berbantuan media mystery box terhadap
hasil belajar IPA. Magelang. 2021
A. I. K. D. Putri, T. P. Putra, and P. D. Aristya,“Penerapan Model Pembelajaran Talking
Stickdisertai Metode Demostrasi Berbantuan Media Kokami Mata Pelajaran IPA di SMP”,
Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 5, No. 4, Pp. 321-328, 2017

Anda mungkin juga menyukai