Disusun Oleh :
Alifah Muyasaroh (182010002)
Ainun Nadhifah (182010020)
Dosen Pengampu :
Silvi Rosiva Rosdiana, M.Pd
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmatNya kepada penulis berupa kesehatan fisik maupun kesehatan akal
pikiran, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Statistika dengan materi tentang “Pengujian Hipotesis Deskriptif (Satu Sampe)”.
Penulis berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Statistika yang tak
lain adalah ibu Silvi Rosiva Rodiana, M.Pd yang telah membimbing kami dan
mengajarkan kami dalam kegiatan pembelajaran Statistika ini. Demikian, semoga
makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi pembaca kami ucapkan, terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan makalah yang kami susun ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis deskriptif?
2. Apa yang dimaksud dengan statistik parametris dan apa saja macam-
macamnya?
3. Apa yang dimaksud dengan statistik non-parametris dana pa saja macam-
macamnya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tabel diatas ditunjukkan hubungan anatar jenis data dengan statistik
yang digunakan, yaitu parametris dan nonparametris. Menggunakan statistik
parametris apabila data yang akan dianalisis berupa interval atau ratio.
Sedangkan menggunakan nonparamtris ketika data yang akan dianalisis berupa
data nominal atau ordinal. statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data
yang akan dianalisis berdistribusi normal, berbeda dengan statistik
nonparametris data yang akan dianalisis adalah bebas.
5
transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan
dengan Statistik parametris. Terdapat dua rumus yang dapat digunakan untuk
pengujian, yaitu rumus t dan z. Rumus z digunakan bila simpangan baku
populasi diketahui dan rumus t bila simpangan baku populasi tidak diketahui.
Karena pada dasarnya simpangan baku setiap populasi ini jarang diketahui,
maka rumus z jarang digunakan dalam penelitian biasanya. Dan dalam makalah
ini akan mengemukakan tentang rumus t saja. Terdapat dua macam penguian
hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak
(one tail test). Uji satu pihak ada dua macam yaitu uji pihak kanan dan uji pihak
kiri. Jenis uji mana yang digunakan tergantung pada bunyi kalimat hipotesis.
x̄ −μo
t = (x̄ – μo) / (s/√n)ataut = 𝑠
√𝑛
ata
Dimana :
t = nilai t yang dihitung, (disebut t hitung)
x̄ = rata-rata x
μo =Nilai yang dihipotesiskan
s = Simpangan baku
n = Jumlah anggota sampel
6
2.2.1. Uji Dua Pihak (Two tail test)
Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis no (Ho) berbunyi “sama
dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama
dengan” (Ho =, Ha ≠)
Contoh rumusan hipotesis :
Ho = Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari = 8 jam
Ha = Daya tahan berdiri pelayan took tidap hari ≠ 8 jam
Atau
Ho :μ= 8 jam
Ha :μ≠ 8 jam
7
masing-masing memberikan data sebagai berikut. (untuk penelitian
yang sesungguhnya tentu sampel tidak hanya 31 orang)
3234567853456678853456234563233
Berdasarkan data diatasi, maka :
n = 31 :μo = 4jam/hari
Harga x̄ dan s dihitung
Harga x̄ dihitung dengan rumus :
Σ 𝑥𝑖
𝑛
3+2+3+⋯.+3+3 144
x̄ = =
31 31
x̄ = 4,645
Harga s (simpangan baku sampel) dihitung dengan rumus
menghitung simpanagn baku sampel
s ditemukan = 1,81
Jadi rata-rata daya tahan berdiri pramuniaga berdasarkan sampel 31
responden adalah 4,645jam/hari. Selanjutnya rata-rata sampel
tersebut akan diuji, apakah ada perbedaan secara signifikan atau tidak
dengan yang dihipotesiskan, dimana dalam hipotesis daya tahan
berdiri adalah 4 jam/hari.
x̄ −μo 4,645−4
t= 𝑠 t= 1,81 = 1,98
√𝑛 √31
8
terlihat bahwa ternyata t harga hitung berada pada daerah penerimaah
Ho. (Karena t hitung lebih kecil dari t tabel). Oleh karena itu hasil
atau nilai Ho menyatakan bahwa daya tahan berdiri pramuniaga di
Jakarta adalah 4jam/hari diterima. Jadi jika Ho diterima, berarti
hipotesis nol menyatakan bahwa daya tahan berdiri pramuniaga 4
jam itu dapat digeneralisasikan atau dapat diberlakukan di seluruh
populasi.
9
Jika harga t hitung jatuh pada wilayah penerimaahn Ho lebih
besar atau sama dengan (≥) dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
b. Uji pihak kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi
“lebih kecil atau sama dengan ” dan hipotesis alternatifnya (Ha)
berbunyi “lebih besar (>)”. Kalimat lebih kecil tersebut atau
sama dengan memiliki sinonim dengan kata “paling besar”.
Contoh rumusan hipotesis:
Ho = Pedagang buah paling besar bisa menjual buah jeruk 100 kg
tiap hari
Ha = Pedagang buah menjual buah jeruknya lebih dari 100 kg
tiap hari
Atau
Ho : μ≤100 kg/hari
Ha : μ> 100 kg/hari
Uji pihak kanan bisa digambarkan sebagai berikut:
10
Dalam uji dua pihak ini berlaku ketentuan bahwa, jika harga t
hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
1. Test Binomial
11
Tes ini dikatakan sebagai test Binomial, karena distribusi data dalam
populasi itu berbentuk binomial. Distribusi binomial adalah distribusi yang
terdiri dari 2 klas. Jadi, bila dalam satu populasi dengan jumlah N, terdapat 1
kelas yang berkategori x, maka kategori yang lain adalah N-x.
Syarat:
Ketentuan:
Kriteria pengujian :
Contoh :
Penyelesaian:
Ho : p₁ = p₂ = 0,5
12
Ha : p₁ ≠ p₂ ≠ 0,5
Jumlah 24
Sampel (n) = 24
2. Chi Kuadrat
Chi kuadrat satu sample adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas dimana data
berbentuk nominal dan sampelnya besar.
13
Dimana :
X² = Chi Kuadrat
Syarat :
Ketentuan:
penyelesaian :
Ho : peluang calon pria dan wanita adalah sama untuk dapat dipilih
menjadi kepala desa.
Ha : peluang calon pria dan wanita adalah tidak sama untuk dapat
dipilih menjadi kepala desa.
14
Alternatif fo fh fo - fh (fo – fh)2 (𝒇˳ − 𝒇𝒉)²
pilihan 𝒇𝒉
dk = n – 1
= 2 -1
=1
Jadi chi kuadrat hitung > chi kuadrat tabel, maka Ho ditolak. Artinya
peluang dipilihnya calon pria dan wanita tidak sama.
3. Run Test
Run test merupakan uji deret untuk melihat keacakan. Tujuan dari uji
deret adalah untuk menetukan apakah dalam suatu data terdapat pola tertentu
atau apakah data tersebut merupakan sample yang acak.
15
yaitu akan mengambil cuti besar sebelum melahirkan atau sesudah melahirkan.
Wawancara dilakukan secara berurutan.
Hasil wawancara ditunjukkan pada tabel 5.6. tanda (®) berati mengambil
cuti sebelum melahirkan, dan tanda (©) berarti mengambil cuti setelah
melahirkan. Berdasarkan tabel 5.6 tersebut maka dapat dihitung jumlah run (r)
= 15.
1. ® 13. ©
2. ® 14. ®
3. © 15. ®
4. ® 16. ©
5. © 17. ®
6. ® 18. ©
7. © 19. ©
8. © 20. ®
9. ® 21. ©
10. ® 22. ©
11. © 23. ®
12. © 24. ®
Penyeleseaian :
Ha : urutan pilihan dalam memilih cuti hamil karyawan bersifat tidak random
(mengelompok)
16
N = 24
r = 15
n1 = 12
n2 = 12
r kecil = 7
r besar = 19
Contoh :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah antrian pria dan wanita dalam
memberi suara dalam pemilu itu bersifat random atau tidak . Berdasarkan
pengamatan terhadap yang antri yang paling depan sampai yang paling
belakang ditemukan urutan sbb:
P WW PP W P WW PP WW P W P WW PP
Penyelesaian:
N = 40
P = 19
W = 21
r = 26
17
Z 1,78 = 0,0375
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian
generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Yang artinya
hipotesis deskriptif ini adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan.
3.2. Saran
Makalah ini kami buat dengan sungguh-sungguh, namun apabila ada
kesalahan kami mohon maaf yang sebesar – besarnya kami menerima kritik dan
saran dari pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21