Anda di halaman 1dari 25

STATISTIKA TERAPAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

UJI HIPOTESIS RATA-RATA TUNGGAL

Oleh :
I NYOMAN MADU SUDANA NIM. 2023071001
I GEDE SUTRISNA NIM. 2023071010

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR, MARET
2021

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | i


KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal” dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. I Wayan
Redhana, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Statistika Terapan dalam Pembelajaran
IPA, serta bantuan dari Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan IPA yang telah
memberikan sumbangan yang berguna dalam penyusunan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Denpasar, 12 Maret 2021

Penulis

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | ii


DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Pengujian Hipotesis................................................................................3
2.2 Prosedur Uji Hipotesis..............................................................................................4
2.3 Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal.............................................................................7
2.4 Asumsi dalam Inferensi Rata-Rata Tunggal...........................................................13
2.5 Distribusi t...............................................................................................................14
2.6 Degree of Freedom (df) atau Derajat Kebebasan (dk)............................................16
2.7 Penggunaan Distribusi t...........................................................................................16
2.8 Hipotesis Alternatif Satu Arah dan Dua Arah.........................................................19

BAB III. PENUTUP


3.1 Simpulan..................................................................................................................20
3.2 Saran........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat
kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus
diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data. Untuk meperoleh data-data
tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai
cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum
melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita
ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis.
Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis.
Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga
kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan
hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan
yang terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar,
atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika
faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu
sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang
dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara.
Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan
atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil
dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-
penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang
masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi, penulisan
makalah ini khusus akan membahas uji hipotesis rata-rata tunggal yang didalamnya
membedah uji z dan uji t pada kasus pendidikan.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 1


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan uji hipotesis rata-rata tunggal?
2. Bagaimanakah prosedur pengujian hipotesis?
3. Bagaimanakah cara menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis?
4. Apakah yang dimaksud dengan asumsi dalam inferensi rata-rata tunggal?
5. Apakah yang dimaksud dengan distribusi t?
6. Apakah yang dimaksud dengan derajat kebebasan dalam distribusi t?
7. Bagaimanakah cara penggunaan distribusi t?
8. Apakah perbedaan antara hipotesis alternatif satu arah dan dua arah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka diperoleh tujuan
sebagai berikut.
1. Untuk dapat memahami mengenai uji hipotesis rata-rata tunggal.
2. Untuk memahami prosedur uji hipotesis.
3. Untuk dapat mengetahui cara menentukan penerimaan dan penolakan dalam
pengujian hipotesis.
4. Untuk dapat mengetahui asumsi dalam inferensi rata-rata tunggal
5. Untuk memahami mengenai distribusi t.
6. Untuk memahami mengenai derajat kebebasan dalam distribusi t.
7. Untuk mengetahui cara penggunaan distribusi t.
8. Untuk memahami perbedaan antara hipotesis alternatif satu arah dan dua arah.

1.4 Manfaat
Melalui pembuatan makalah ini diharapkan penulis maupun pembaca dapat
melakukan atau mengambil keputusan yang tepat dengan didasari hasil uji terlebih
dahulu dengan menggunakan data hasil observasi.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengujian Hipotesis


Hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih
(Iqbal, 2002). Selanjutnya menurut Sudjana (1992) mengartikan hipotesis adalah asumsi
atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering
dituntut untuk melakukan pengecekannya. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji
lagi kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-
teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan
fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan
dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan,
pengaruh, atau perbedaan antara parameter dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho)
dirumuskan dengan kalimat negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan
pasti nilai parameter.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis,
keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bias benar atau
salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk
probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi
(statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau
pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
Pengujian hipotesis rata-rata tunggal adalah salah satu jenis pengujian hipotesis
yang termasuk dalam pengujian hipotesis rata–rata yang membahas mengenai rata-rata
populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya. Pengujian hipotesis rata-rata tunggal
dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan sampel yang dimiliki. Pengujian rata-rata
sampel tunggal digunakan ketika kita ingin tahu apakah sampel kita berasal dari populasi
tertentu tetapi kita tidak memiliki informasi populasi yang tersedia bagi kita. Sebagai
contoh, kita mungkin ingin tahu apakah nilai ujian sampel mahasiswa tertentu mirip atau
berbeda dari nilai ujian mahasiswa pada umumnya. Dengan demikian , tes hipotesisnya

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 3


apakah rata-rata sampel menunjukkan bahwa mahasiswa berasal dari populasi tersebut
atau apakah itu berasal dari populasi yang berbeda. berikut hipotesis yang terdapat pada
pengujian rata-rata sample tunggal.
Pengujian rata-rata sampel tunggal dalam uji z dan uji t, digunakan data statistik
parametrik. Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa statistik digunakan parametris bila data
yang dianalisis berbentuk interval atau ratio, sedangkan bila adata berbentuk nominal
atau ordinal, maka dapat digunakan statistik nok parametris. Statistik parametris bekerja
dengan asumsi bahwa data yang akan dianalisis berdistribusi normal, sedangkan statistik
non parametris, distribusi data yang akan dianalisis adalah bebas. Baik statistik
parametris maupun non parametris, selalu berasumsi bahwa sampel yang dugunakan
sebagai sumber data dapat diambil secara random.

2.2 Prosedur Uji Hipotesis


Prosedur pengujian hipotesis adalah langkah-langkah yang dipergunakan dalam
menyelesaikan pengujian hipotesis terbut. Adapun prosedur atau langkah-langkah
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
sebagai berikut:
a. Hipotesis nol/nihil (H0)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang
akan diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan
hipotesis sebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/tandingan (H1/Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau
tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3
keadaan berikut.
1) Ha menyatakan bahwa harga parameter lebih besar daripada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut disebut pengujian satu sisi atau satu
arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 4


Sumber : Sugiyono (2013)
2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil daripada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu
pengujian sisi atau arah kiri.

Sumber : Sugiyono (2013)


3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu
pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.

Sumber : Sugiyono (2013)


Secara umum, formulasi hipotesis dapat dituliskan:

Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) di tolak.
Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima (benar) maka
hipotesis nol (H0) ditolak.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 5


2. Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di
gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji,
padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam
%, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di
tuliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian
pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang
menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di sebut
sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan
(region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai
distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi
t, dan distribusi x². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut nilai
kritis.
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya
(nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang
di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada
nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai
kritis.
Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini
INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 6


INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "http://1.bp.blogspot.com/-
a8EKIKXPHNk/T9BaUQSgOXI/AAAAAAAAACY/V5rXWg5CgVQ/
s1600/KRITERIA.bmp" \* MERGEFORMATINET

Sumber: http://1.bp.blogspot.com
4. Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi.
Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tam di hitung
adalah statistik sampel (S).
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan
atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria
pengujianya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji
statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 7


2.3 Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal
Pengujian hipotesis rata-rata tunggal adalah salah satu jenis pengujian hipotesis
yang termasuk dalam pengujian hipotesis rata–rata yang membahas mengenai rata-rata
populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya. Pengujian hipotesis rata-rata tunggal
dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan sampel yang dimiliki.
1. Pengujian Hipotesis Rata-Rata Tunggal untuk Sampel Besar
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar (n > 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah
sebagai berikut (Stephens, Larry. 2008).
a. Formulasi hipotesis
1) Ho : µ = µo
H1 : µ > µo
2) Ho : µ = µo
H1 : µ < µo
3) Ho : µ = µo
H1 : µ ≠ µo
b. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Zα)
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari tabel.
c. Kriteria Pengujian
1) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ > µo
Ho di terima jika Zo ≤ Zα
Ho di tolak jika Zo > Zα
2) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < µo
Ho di terima jika Zo ≥ - Zα
Ho di tolak jika Zo < - Zα
3) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
Ho di terima jika -  Zα/2  ≤  Zo ≤ Zα/2  
Ho di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2  

d. Uji Statistik
1) Simpangan baku populasi (σ) di ketahui: 

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 8


2) Simpangan baku populasi (σ) tidak di ketahui: 

e. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria
pengujiannya).

Contoh Soal:
Pada suatu evaluasi pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Kuta Selatan, seorang guru
mendapatkan data bahwa nilai rata - rata 36 siswa setelah mengikuti pelajaran
tambahan adalah 80 dengan standar deviasi 8, sedangkan, sebelumnya nilai rata – rata
siswa hanya 68 dengan standar deviasi yang sama. Ujilah rata – rata nilai tersebut
apakah memang benar lebih besar dari 68 dengan signifikansi 5%?
Diketahui:

n = 36, = 80, σ = 8, µo = 68

Jawab :
a. Formulasi hipotesisnya :
Ho : µ = 68
H1 : µ > 68
b. Taraf nyata dan nilai  tabelnya :
α = 5% = 0,05
Z0,05  = 1,65 (uji pihak kanan)
c. Kriteria pengujian :

Ho di terima jika Zo ≤ 1,65


Ho di tolak jika Zo > 1,65

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 9


d. Uji Statistik

e. Kesimpulan
Karena Zo = 9,02255 > Z0,05 = 1,65 maka Ho di tolak. Jadi, memang benar nilai
rata-rata setelah mengikuti pembelajaran tambahan lebih dari 68.
2. Pengujian Hipotesis Rata-Rata Tunggal untuk Sampel Kecil (n<30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai
berikut.
a. Formulasi hipotesis
1) Ho : µ = µo
H1 : µ > µo
2) Ho : µ = µo
H1 : µ < µo
3) Ho : µ = µo
H1 : µ ≠ µo
b. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t tabel
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu db = n
– 1, lalu menentukan nilai tα;n-1 atau tα/2;n-1 ditentukan dari tabel.
c. Kriteria Pengujian
1) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ > µo
Ho di terima jika to ≤ tα
Ho di tolak jika to > tα
2) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < µo
Ho di terima jika to ≥ - tα
Ho di tolak jika to < - tα
3) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
Ho di terima jika -  tα/2  ≤  to ≤ tα/2  
Ho di tolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 10


d. Uji Statistik
1) Simpangan baku populasi (σ) di ketahui :

2) Simpangan baku populasi (σ) tidak di ketahui :

e. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan criteria
pengujiannya).
1) Jika H0 diterima maka H1 di tolak
2) Jika H0 di tolak maka H1 di terima
Contoh Soal:
Seorang peneliti membuat dugaan yang menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa yang aktif di osis adalah sama dengan 75,0. Untuk membuktikan hal tersebut,
peneliti memilih secara random atau acak sebanyak 12 orang siswa yang aktif di
OSIS. Adapun nilai rata-rata hasil belajar siswa ke 12 orang siswa tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel. 1 Hasil Belajar Siswa
Rata-Rata Hasil
No. Belajar
1 78,3
2 74,7
3 80,5
4 83,5
5 75,0
6 77,6
7 73,5
8 83,5
9 78,5
10 73,7
11 81,5
12 77,0

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 11


Ujilah rata – rata nilai tersebut apakah memang benar siswa yang aktif di osis adalah
sama dengan 75,0 dengan signifikansi 5%?
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 12, α= 5%,  µo = 75
Jawab:
1) Formulasi hipotesisnya :
Ho : µ = 75
H1 : µ ≠ 75
2) Taraf nyata dan nilai  tabelnya :
α  = 5% = 0,05
tα/2  = 0,025 dengan db = 12-1 = 11
t0,025;11 = 2,201
3) Kriteria pengujian :

Ho di terima apabila : - 2,201 ≤ to ≤ 2,201


Ho di tolak : to > 2,201 atau to < - 2,201
4) Uji Statistik
Tabel 2. Analisis Data
Rata-Rata Hasil
No.
Belajar
1 78,3 0,1917 0,0367
2 74,7 -3,4083 11,6167
3 80,5 2,3917 5,7201
4 83,5 5,3917 29,0701
5 75,0 -3,1083 9,6617
6 77,6 -0,5083 0,2584

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 12


7 73,5 -4,6083 21,2367
8 83,5 5,3917 29,0701
9 78,5 0,3917 0,1534
10 73,7 -4,4083 19,4334
11 81,5 3,3917 11,5034
12 77,0 -1,1083 1,2284
Rata-rata = 78,1 Jumlah 138,9892

5) Kesimpulan

Karena to = > 2,201, maka Ho di tolak. Jadi, nilai rata-rata hasil

belajar siswa yang aktif di OSIS tidak sama dengan 75.

2.4 Asumsi dalam Inferensi Rata-Rata Tunggal


Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian/riset jelas
batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem dimana kita melakukan
penelitian/riset. Asumsi memiliki fungsi yaitu untuk memperkuat permasalahan dan
membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan objek penelitian, wilayah
pengambilan data, dan instrumen pengumpulan data. Asumsi perlu dilakukan sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Asumsi prasyarat yang harus dipenuhi dalam hipotesis
rata-rata tunggal yaitu.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 13


1. Uji Normalitas
Uji normalistas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel
benar-benar berasal dari populasi berdistribusi normal sehingga uji hipotesis dapat
dilakukan. Data berdistribusi normal artinya data mempunyai sebaran data yang merata
sehingga benar-benar mewakili populasi. Normalitas sebaran data diuji dengan
menggunakan statistik Kolmogorov Test dan Shapiro-Wilks Test (Candiasa, 2010).
Kriteria pengujian data memiliki sebaran distribusi normal, apabila angka signifikansi
yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain data tidak berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
Candiasa (2010) mengemukakan bahwa uji homogenitas varian antar kelompok
digunakan untuk mengukur apakah sebuah kelompok data mempunyai varian yang
sama antara anggota kelompok tersebut. Uji homogenitas varian antar kelompok juga
digunakan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-
benar terjadi akibat adanya perbedaan perlakuan antar kelompok. Uji homogenitas
varian antar kelompok menggunakan Levene’s Test Equality of Error Variance.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah data memiliki varian yang sama (homogen),
apabila angka signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain
varian sampel tidak sama (tidak homogen).
3. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji linearitas dilakukan untuk
memperlihatkan hubungan yang liniear antara variabel kovariat dengan variabel
terikat. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah skor pretest (keterampilan proses
sains awal siswa) sebelum diberi perlakuan, sedangkan variabel terikatnya adalah skor
posttest (keterampilan proses sains akhir siswa) setelah diberi perlakuan. Pengujian
linearitas regresi pada program SPSS 25.0 for Windows dengan menggunakan Test of
Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan
yang linear bila signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05.
4. Uji Homogenitas Kemiringan Garis Regresi (Uji Interaksi)
Uji Homogenitas kemiringan garis regresi atau uji interaksi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya interaksi antara skor pretest dan skor posttest pada kelas
eksperimen dengan skor pretest dan skor posttest pada kelas kontrol. Uji homogenitas
kemiringan garis regresi dilakukan dengan cara menguji skor pretest dan posttest pada
Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 14
kelas eksperimen dan kelas eksperimen kontrol menggunakan Analysis of Variance
dengan taraf signifikansi 0,05. Kemiringan garis regresi dikatakan homogen atau tidak
terjadi interaksi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

2.5 Distribusi t
Distribusi t adalah distribusi probabilitas kontinu dengan karakteristik menyerupai
distribusi z (Lind et all, 2007). Lebih lanjut dijelaskan karakteristik distribusi t didasarkan
pada asumsi bahwa populasi normal atau mendekati normal yaitu sebagai berikut.
1) Seperti halnya distribusi z, distribusi t merupakan distribusi kontinu.
2) Distribusi t simetris dan berbentuk lonceng.
3) Seluruh distribusi t memiliki rata-rata 0, tetapi standar deviasinya berbeda-beda sesuai
dengan n ukuran sampelnya.
4) Distribusi t lebih melebar dan datar pada bagian tengahnya dibandingkan distribusi
normal baku. Saat ukuran sampel meningkat, distribusi t mendeati distribusi normal
baku, karena kesalahan dalam menggunakan standar deviasi sampel untuk
memperkirakan standar deviasi populasi akan berkurang seiring bertambah besarnya
sampel.

Diagram Distribusi Normal Baku dan Distribusi t Student (Sumber: Lind et all, 2007)

Menurut Oesman (2018) distribusi t memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


1) Sampel yang diujikan berukuran kecil (n<30)
2) Penentuan nilai tabel dilihat dari besarnya tingkat signifikan dan besarnya derajat
bebas.
Dalam penggunaannya pengujian hipotesis dengan menggunakan distribusi t
memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Untuk memperkirakan interval rata-rata.
2) Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
3) Menunjukkan batas penerimaan suatu hipotesis.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 15


4) Untuk menguji suatu pernyataan apakah sudah layak untuk dipercaya.
Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel distribusi student digunakan dengan
cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel yang di dapat dari tabel distribusi
student atau selanjutnya disebut tabel t. Tabel t berguna untuk pengujian hipotesis uji
kesamaan dua rata-rata dan uji signifikansi koefisien korelasi (Salasi & Maidiyah, 2017).
Selanjutnya Salasi & Maidiyah (2017) menyatakan bahwa untuk mendeteksi nilai t secara
teoritis dilakukan dengan memperhatikan tabel t yang digunakan untuk pengujian analisis
data statistik. Nilai ttabel dicari dengan cara:
1) Tentukan nilai  apakah 0,01, 0,05, atau 0,10.
2) Tentukan apakah untuk uji satu pihak atau dua pihak.
3) Hitunglah df atau dk = n-1 untuk uji hipotesis satu kelompok atau dk = n-2 untuk uji
beda dua rata-rata.
4) Cari nilai tersebut di dalam tabel t.
2.6 Degree of Freedom (df) atau Derajat Kebebasan (dk)
Menurut Sarwono & Budiono (2012) menyatakan bahwa degree of freedom (df)
atau derajat kebebasan (dk) mempunyai dua makna yang berbeda. Dalam kaitannya
dengan distribusi statistik untuk memberikan nama dari salah satu parameternya. Dalam
kaitannya dengan kecocokan model, derajat kebebasan menunjuk pada jumlah informasi
yang independen yang ada digunakan untuk membuat estimasi terhadap informasi yang
lain. Umumnya kita memulai jumlah derajat kebebasan dengan data. Semakin suatu
prosedur atau model cocok, maka jumlah derajat kebebasannya semakin kecil.
Penghitungan derajat kebebasan dilakukan melalui ukuran sampel. Derajat kebebasan
merupakan pengukuran jumlah informasi dari data sampel yang telah digunakan. Untuk
distribusi t sampel bebas yang digunakan untuk menghitung derajat kebebasan digunakan
rumus n-2, untuk distribusi t sampel berpasangan untuk menghitung derajat kebebasan
digunakan rumus n-1.

2.7 Penggunaan Distribusi t


Pengujian hipotesis dengan menggunakan distribusi t dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Satu rata-rata
Pengujian hipotesis dengan menggunakan distribusi t untuk jenis uji hipotesis
satu rata-rata yaitu menggunakan rumus sebagai berikut.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 16


Keterangan
t0 = t hitung
x = rata-rata sampel
µ0 = rata-rata populasi
s = standar deviasi
n = jumlah sampel

Pada uji hipotesis satu rata-rata dengan menggunakan distribusi t derajat


kebebasan yang digunakan yaitu dk = n – 1. Penyusunan hipotesis dengan
menggunakan distribusi t yaitu.
a. H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
b. H0 : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
c. H0 : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
2. Dua Rata-Rata
Pengujian hipotesis dengan menggunakan distribusi t untuk jenis uji hipotesis
satu rata-rata yaitu menggunakan rumus sebagai berikut.
(x1  x 2 )  d 0
t0 
 S 2   S2 
 1  2 
 n1   n 2 
   
Syarat: S1 ≠ S2 dan d0 adalah selisih antara µ1 dengan µ1 (µ1 - µ2). Penyusunan
hipotesis dua rata-rata dengan menggunakan distribusi t adalah sebagai berikut.
a. H0 : µ1 - µ2 = d0
Ha : µ1 - µ2 ≠ d0
b. H0 : µ1 - µ2 ≤ d0
Ha : µ1 - µ2 > d0
c. H0 : µ1 - µ2 ≥ d0
Ha : µ1 - µ2 < d0
Contoh Soal:

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 17


Terdapat sebuah asumsi yang menyebutkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa
SMP dengan menggunakan media pembelajaran adalah 86 dengan taraf signifikansinya
5%. Sebuah riset kecil-kecilan pun dilakukan untuk membuktikan asumsi ini. Berikut
data nilai hasil belajar IPA siswa SMP dengan menggunakan media pembelajaran dari 20
sampel.
Siswa Nilai Siswa Nilai
1 80 11 95
2 87 12 90
3 90 13 85
4 98 14 78
5 89 15 90
6 78 16 98
7 86 17 86
8 80 18 86
9 82 19 80
10 90 20 89
Penyelesaian
0 = 86,  = 5 %, n = 20
H0 : nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa SMP dengan menggunakan media
pembelajaran = 86
H1 : nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa SMP dengan menggunakan media
pembelajaran  86

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 18


Karena thitung < ttabel, maka H0 diterima bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa SMP
dengan menggunakan media pembelajaran = 86

2.8 Hipotesis Alternatif Satu Arah dan Dua Arah


Dalam menyusun hipotesis alternatif timbul 2 keadaan yang disebut dengan
hipotesis alternatif satu arah (kanan dan kiri) dan hipotesis alternatif dua arah.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 19


1. Hipotesis Alternatif Satu Arah
Hipotesis alternatif satu arah terbagi menjadi dua yaitu:
a. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar daripada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
b. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil daripada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu
pengujian sisi atau arah kiri.
2. Hipotesis Alternatif Dua Arah
H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian
sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka simpulan yang dapat
disampaikan yaitu.
1. Pengujian hipotesis rata-rata tunggal dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan
sampel yang dimiliki.
2. Prosedur pengujian hipotesis yaitu menentukan formulasi hipotesis, menentukan taraf
nyata atau taraf signifikansi, menentukan kriteria pengujian, menentukan nilai uji
statistik, dan membuat kesimpulan.
3. Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α (nilai
signifikansi/taraf nyata) tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya,
sesuai dengan bentuk pengujiannya.
4. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian/riset jelas
batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem dimana kita melakukan
penelitian/riset. Asumsi prasyarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji
hipotesis yaitu uji normalitas, homogenitas, linearitas dan uji homogenitas kemiringan
garis regresi.
Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 20
5. Distribusi t adalah salah satu jenis pengujian hipotesis yang didasarkan atas jenis
distribusi yang digunakan. Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik.
6. Pada distribusi t sampel bebas yang digunakan untuk menghitung derajat kebebasan
digunakan rumus n-2, untuk distribusi t sampel berpasangan untuk menghitung derajat
kebebasan digunakan rumus n-1.
7. Pengujian hipotesis dengan menggunakan distribusi t dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
Pengujian hipotesis satu rata-rata dan pengujian hipotesis dua rata-rata.
8. Hipotesis alternatif satu arah merupakan hipotesis yang harga parameternya lebih
kecil atau lebih besar daripada harga yang dihipotesiskan. Hipotesis alternatif dua arah
adalah hipotesis yang harga parameternya tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan.

3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yaitu agar lebih
memahami kembali penggunaan uji hipotesis sebelum melakukan suatu penelitian karena
uji hipotesis merupakan dasar untuk hasil dari suatu penelitian.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 21


DAFTAR PUSTAKA
Candiasa, I. M. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Unit
Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha.
Iqbal,  M  Hasan.  2002.  Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif).  Jakarta : Bumi
Aksara
Lind, D.A., Marchal, W.G., & Wathen, S.A. 2007. Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan
Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global, Edisi 13 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Oesman, H. 2018. Modul Praktikum Distribusi t. Tersedia pada
https://docplayer.info/34935124-Modul-distribusi-t-objektif.html. Diakses pada tanggal
10 Maret 2020.
Salasi R & Maidiyah, E. 2017. Buku Ajar Statistik Dasar. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Sarwono, J & Budiono, H. 2012. Statistik Terapan: Aplikasi untuk Riset Skripsi, Tesis, dan
Disertasi (Menggunakan SPSS, AMOS & Excel). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Stephens, Larry. 2008. Schaum's Outline of Beginning Statistics. McGraw-Hill Companies
ebook
Sudjana, 1992, Metode Statistika edisi kelima. Bandung: Tarsitoz
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Kelompok I/Statistik Terapan/Uji Hipotesis Rata-Rata Tunggal | 22

Anda mungkin juga menyukai