Anda di halaman 1dari 30

PENGUJIAN HIPOTESIS DAN RATA-RATA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik Matematika

Dosen Pengampu :Rahmi Yuliana M, S. Pd., M. pd.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Dandy Sakti Hari Pratama S. ( 2017.11.0898)

2. Fashihah Dianah (2017.11.0893)

PRODI MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN


ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PARIS BERANTAI KOTABARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat Taufiq dan
Hidayah-Nya sehingga usaha penyusunan makalah tentang “PENGUJIAN HIPOTESIS DAN
RATA-RATA”. Telah dapat diselesaikan. Makalah sederhana ini disusun dalam rangka
membantu dan memberkemudahan kepada mahasiswa/i dalam mengikuti mata kuliah
STATISTIK MATEMATIKA di STKIP Paris Barantai Kotabaru. Makalah ini diharapkan dapat
menjadi tambahan referensi perkuliahan. Meskipun dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kelemahan dan kekurangan, maka untuk itu penyusun mengharapkan saran dan
tanggapan dalam upaya perbaikan. Akhirnya sebagai ungkapan syukur, penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Kotabaru , 12 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.......................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................... 1

C. TUJUAN............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS......................................... 2

B. KEGUNAAN PENGUJIAN HIPOTESIS............................................ 2

C. KONSEP HIPOTESIS.......................................................................... 4

D. PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS............................................. 5

E. JENIS-JENIS PENGUJIAN HIPOTESIS............................................ 7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita

deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah

terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah

ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data.

Untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian.

Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah

pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-

duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau

pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam

konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun

banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan

penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas

dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian uji hipotesis ?
2. Apa kegunaan pengujian hipotesis ?
3. Apa macam-macam pengujian hipotesis ?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ?
5. Bagaimana cara teknik pengujan hipotesis ?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui konsep hipotesis dan pengujiannya


2. Mengetahui macam-macam permasalahan dan hipotesis penelitian

3. Dapat membedakan arti hipotesis (nol dan alternatif)

4. Dapat menerapkan rumus-rumus dan langkah-langkah dalam pengujian hipotesis

5. Mengetahui teknik dalam pengujian hipotesis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengujian Hipotesis


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di

bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.

Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya

dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis juga dapat

diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya

menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan

berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang

masih sangat sementara.

Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi

yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat

berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu

parameter, seperti ratarata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistik

harus diuji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat diterima atau ditolak.

Hipotesis statistik akan diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan

akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.


Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan

memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis,

keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau

salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk

probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi

(statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau

pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.

B. Kegunaan Pengujian Hipotesis


Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya

ada empat yaitu :

1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan


perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan
yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih
jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari
generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara 3 fakta-fakta tersebut. Antar
hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk
memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan
data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan
memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat
diuji dan divalidasi (pengujian kesahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka
hipotesis dapat membantu kita untuk memperluas pengetahuan.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian. Pernyataan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengan suatu pernyataan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat
diuji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru
terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara
nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pernyataan tersebut
“komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil
belajar murid secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa
yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi
dari pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka
sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti
hubungan antara kedua variabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian Hipotesis merupakan tujuan khusus.
Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk
menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada
para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah
fakta yang ada hubungannya dengan pernyataan tertentu. Hipotesislah yang mentukan
relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan
sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis juga dapat
menunjukkan analisis statistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus
menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap
terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat. Sebagai contoh, lihatlah kembali
hipotesis tentang latihan pra sekolah bagi anak- anak kelas satu yang mengalami
hambatan kultural. Hipotesis ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan
serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti
kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari
pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang 4
membandingkan hasil belajar dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami
hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah dengan sekelompok
anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil
belajar rata-rata kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atau teknik
analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan. Akan
sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan
menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti
dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap
hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
C. Konsep Hipotesis
Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan hipotesis

adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Selanjutnya

menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai

suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan

pengecekannya. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.

Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu

hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-

teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan

fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan

dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan,

pengaruh, atau perbedaan antara parameter dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho)

dirumuskan dengan kalimat negatif. Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan

pasti nilai parameter.

Hipotesis Nol (H0) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter

H0 → ditulis dalam bentuk persamaan

Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif (Ha) dapat memiliki beberapa kemungkinan

H1 → ditulis dalam bentuk pertidaksamaan ( < ; > ; ≠ )

D. Prosedur Pengujian Hipotesis


Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang dipergunakan dalam

menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah pengujian

hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Formulasi Hipotesis


Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu

sebagai berikut :

a. Hipotesis nol / nihil (HO) Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai
suatu pernyataan yang akan diuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau
perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha) Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang
dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun
hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang
dihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.

Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan :

H0 : θ = θ 0

H1 : θ > θ 0

H1 : θ < θ 0

H1 : θ ≠ θ 0
Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima (benar) maka

hipotesis nol (H0) ditolak.

2. Menentukan Taraf Nyata (α)


Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil

hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang

digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji,

padahal hipotesis nol benar.

Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam

%, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata

dituliskan sebagai α 0,01, α 0,05, α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian

pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang

menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut

sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan

( region of rejection).

Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai

distribusi yang digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t,

dan distribusi X². Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel disebut nilai kritis.

3. Menentukan Kriteria Pengujian


Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau

menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya

(nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang

dimaksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian.


a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis. Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di
bawah ini :

4. Menentukan Nilai Ujian Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu

dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga

parameter 7 data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan,

akan diuji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama dihitung adalah statistik

sampel (S).

5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau

penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan

kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel

atau nilai kritis.

a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut :

Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha)

Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai tabel.

Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.

Langkah 4 : Melakukan uji statistik

Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.

E. Jenis-jenis Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria yang

menyertainya.

1) Berdasarkan Jenis Parameternya


Didasarkan atas jenis parameter yang di gunakan, pengujian hipotesis dapat di

bedakan atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut .

a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata


Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai

rata-rata populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.

Contohnya :

a) Sampel besar ( n > 30 )


Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar (n > 30), uji

statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya

adalah sebagai berikut.

 Formulasi hipotesis
(1) Ho : µ = µo H1 : µ > µo 8

(2) Ho : µ = µo H1 : µ < µo

(3) Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo
 Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z table (Zα) Menentukan nilai
α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari tabel.
 Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ Ho di tolak jika Zo  Ho di terima

jika Zo ≤ Zα > µo > Zα

(2) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < Ho di tolak jika Zo  Ho di terima

jika Zo ≥ - Zα µo < - Zα Ho di tolak jika Zo Ho di terima jika -

Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2 

(3) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2

 Uji Statistik
(1). Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :

X́−μ 0
X́−μ 0
Z0 = = σ
σ X́
√n
(2). Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :

X́−μ 0
X́−μ 0
Z0 = = s
s X́
√n
 Kesimpulan
Menuyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 (sesuai dengan

kriteria pengujiannya)

(1). Jika H0 diterima maka H1 ditolak

(2). Jika H0 ditolak maka H1 diterima

Contoh Soal :

Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap

produk mereka, apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk
yang diproduksi dan dipasarkan masih tetap 400 gram atau sudah lebih

kecil dari itu. Dari data sebelumnya diketahui bahwa simpangan baku

bersih per kaleng sama dengan 125 gram. Dari sample 50 kaleng yang

diteliti, diperoleh rata-rata berat bersih 375 gram. Dapatkah diterima

bahwa berat bersih ratarata yang dipasarkan tetap 400 gram? Ujilah

dengan taraf nyata 5 % !

Penyelesaian :

Diketahui : n = 50, X = 375, σ = 125, µo = 400

Jawab :

a. Formulasi hipotesisnya : Ho : µ = 400 H1 : µ < 400

b. Taraf nyata dan nilai tabelnya : α = 5% = 0,05 Z0,05 = -1,64

(pengujian sisi kiri)

c. Kriteria pengujian :

Ho diterima jika Zo ≥ - 1,64

Ho ditolak jika Zo < - 1,64


d. Uji Statistik

e. Kesimpulan

Karena Zo = -1,41 ≥ - Z0,05 = - 1,64 maka Ho diterima. Jadi, berat

bersih rata-rata susu bubuk merek GOOD MILK per kaleng yang

dipasarkan sama dengan 400 gram

b) Sampel Kecil (n ≤ 30)


Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji

statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya

adalah sebagai berikut.

a. Formulasi hipotesis
(1) Ho : µ = µo H1 : µ > µo

(2) Ho : µ = µo H1 : µ < µo

(3) Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo

b. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t- tabel Menentukan nilai α


sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas, yaitu db = n – 1, lalu
menentukan nilai tα;n-1 atau tα/2;n-1 ditentukan dari tabel.
c. Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ Ho ditolak jika to  Ho diterima jika

to ≤ tα > µo > tα
(2) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ < Ho ditolak jika to  Ho diterima

jika to ≥ - tα µo < - tα Ho ditolak jika to Ho diterima jika - tα/2 ≤ to

≤ tα/2 

(3) Untuk Ho : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo > tα/2 atau to < - tα/2 d)

d. Uji Statistik (1) Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :

 Simpangan baku populasi ( σ ) tidak diketahui :

e. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan

kriteria pengujiannya).

(1) Jika H0 diterima maka H1 ditolak

(2) Jika H0 ditolak maka H1 diterima

Contoh soal :

Sebuah sampel terdiri atas 15 kaleng susu, memiliki isi berat kotor

seperti yang diberikan berikut ini.


( Isi berat kotor dalam kg/kaleng)

1,21 1,21 1,23 1,20 1,21

1,24 1,22 1,24 1,21 1,19

1,19 1,18 1,19 1,23 1,18

Jika digunakan taraf nyata 1%, dapatkah kita menyakini bahwa

populasi cat dalam kaleng rata-rata memiliki berat kotor 1,2

kg/kaleng? (dengan alternatif tidak sama dengan). Berikan evaluasi

anda !

Penyelesaian :

Diketahui :

n = 15, α= 1%, µo = 1,2

Jawab:

∑X = 18,13

∑X2 = 21,9189 ·

X = 18,13 / 15 = 1,208

a. Formulasi hipotesisnya : Ho : µ = 1,2 H1 : µ ≠ 1,2

b. Taraf nyata dan nilai tabelnya : α = 1% = 0,01 tα/2 = 0,005 dengan

db = 15-1 = 14 t0,005;14 = 2,977

c. Kriteria pengujian :
Ho diterima apabila : - 2,977 ≤ to ≤ - 2,977

 Ho ditolak : to

 > 2,977 atau to < - 2,977

d. Uji Statistik

e. Kesimpulan
Karena –t0,005;14 = -2,977 ≤ to = 1,52 ≤ t0,005;14 = - 2,977 maka Ho

diterima. Jadi, populasi susu dalam kaleng secara rata-rata berisi berat

kotor 1,2 kg/kaleng.

b. Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata


1. Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n >

30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian

hipotesisnya adalah sebagai berikut.

a) Formulasi hipotesis
(1) Ho : µ = µo H1 : µ > µo
(2) Ho : µ = µo H1 : µ < µo 13
(3) Ho : µ = µo H1 : µ ≠ µo
b) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Zα) Mengambil nilai
α sesuai soal, kemudian nilai Zα atau Zα/2 ditentukan dari tabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 Ho ditolak jika Zo
 Ho diterima jika Zo ≤ Zα

 > µ2 > Zα

(2) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < Ho ditolak jika Zo

 Ho diterima jika Zo ≥ - Zα

 µ2 < - Zα Ho ditolak jika Zo

 Ho diterima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2

 (3) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2 > Zα/2 atau Zo < -

Zα/2

d) Uji Statistik
(1) Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :

(2) Simpangan baku populasi ( σ ) tidak diketahui :


e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai

dengan kriteria pengujiannya).

a) Jika H0 diterima maka H1 ditolak

b) Jika H0 ditolak maka H1 diterima

Contoh Soal:

Seseorang berpendapat bahwa rata-rata jam kerja buruh di daerah A dan B

sama dengan alternatif A lebih besar dari pada B. Untuk itu, diambil sample di

kedua daerah, 14 masing-masing 100 dan 70 dengan rata-rata dan simpangan

baku 38 dan 9 jam per minggu serta 35 dan 7 jam per minggu. Ujilah pendapat

tersebut dengan taraf nyata 5% ! Untuk Varians/simpangan baku kedua

populasi sama besar !

Penyelesaian :

Diketahui : n1 = 100 X1 = 38 s₁ = 9 n2 = 70 X2 = 35 s₂ = 7

Jawab:

a. Formulasi hipotesisnya : Ho : µ₁ = µ₂ H1 : µ₁ > µ₂

b. Taraf nyata dan nilai tabelnya : α = 5% = 0,05 Z0,05 = 1,64 (pengujian sisi

kanan)

c. Kriteria pengujian :
 Ho diterima jika Zo ≤ 1,64
 Ho ditolak jika Zo > 1,64

d. Uji Statistik

e.Kesimpulan Karena Zo = 2,44 > Z0,05 = 1,64 maka Ho ditolak. Jadi, rata-
rata jam kerja buruh di daerah A dan daerah B adalah tidak sama

2. Sampel kecil ( n ≤ 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil (n ≤

30), uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian

hipotesisnya adalah sebagai berikut.

a) Formulasi hipotesis
(1) Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ > µ2
(2) Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ < µ2

(3) Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ ≠ µ2

b) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t tabel (tα) Mengambil nilai α
sesuai soal, kemudian nilai tα atau tα/2 ditentukan dari tabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 Ho ditolak jika to
 Ho diterima jika to ≤ tα

> µ2 > tα 16

(2) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < Ho ditolak jika Zo

 Ho diterima jika to ≥ tα

µ2 < - tα Ho ditolak jika to

 Ho diterima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2

(3) Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2 > tα/2 atau to < - tα/2

d) Uji Statistik
(1) Untuk Pengamatan tidak berpasangan

(2) Untuk Pengamatan berpasangan Keterangan : d = rata-rata dari


nilai d sd = simpangan baku dari nilai d n = banyaknya pasangan
db = n-1
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan

kriteria pengujiannya).

a) Jika H0 diterima maka H1 ditolak

b) Jika H0 ditolak maka H1 diterima

Contoh Soal :

Sebuah perusahan mengadakan pelatihan teknik pemasaran. Sampel


sebanyak 12 orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram.
Pada akhir pelatihan diberikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas
pertama mencapai nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Ujilah
hipotesis kedua metode pelatihan, dengan alternative keduanya 17 tidak
sama! Gunakan taraf nyata 10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri
distribusi normal dengan varians yang sama!

Penyelesaian :

Diketahui : n1 = 12 X1 = 80 s₁ = 4 n2 = 10 X2 = 75 s₂ = 4,5

Jawab:

a. Formulasi hipotesisnya : Ho : µ₁ = µ₂ H1 : µ₁ ≠ µ₂

b. Taraf nyata dan nilai tabelnya : α = 10% = 0,10 = 0,05 db = 12 + 10 – 2


= 20 t0,05;20 = 1,725

c. Kriteria pengujian :

Ho diterima apabila -1,725 ≤ t0 ≤ 1,725


 Ho ditolak apabila t0

 > 1,725 atau t0 < -1,725

d. Uji Statistik 18

e. Kesimpulan Karena t0 = 2,76 > t0,05;20 = 1,725 maka Ho ditolak.


Jadi, kedua metode yang digunakan dalam pelatihan tidak sama
hasilnya

c. Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata


1) Pengujian hipotesis tentang proporsi Pengujian hipotesis tentang proporsi

adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas

informasi sampelnya.

Contohnya:

a) Pengujian hipotesis satu proporsi

b) Pengujian hipotesis beda dua proporsi

c) Pengujian hipotesis beda tiga proporsi

2) Pengujian hipotesis tentang varians Pengujian hipotesis tentang varians

adalah pengujian hipotesis mengenai rata rata populasi yang di dasarkan atas

informasi sampelnya.
Contohnya:

a) Pengujian hipotesis tentang satu varians

b) Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians

2) Berdasarkan Jumlah Sampelnya


Didasarkan atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas dua

jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Pengujian hipotesis sampel besar Pengujian hipotesis sampel besar adalah

pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih besar dari 30 (n > 30).

b) Pengujian hipotesis sampel kecil Pengujian hipotesis sampel kecil adalah

pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih kecil atau sama dengan 30

(n ≤ 30).

3) Berdasarkan Jenis Distribusinya Didasarkan atas jenis distribusi yang digunakan,


pengujian hipotesis dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pengujian hipotesis yang

menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut

tabel normal standard. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan

nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang

dikemukakan.

Contohnya :

1). Pengujian hipotesis satu dan beda dua rata-rata sampel besar

2). Pengujian satu dan beda dua proporsi.

b) Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)


Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang

menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut

tabel t-student. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai

dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang

dikemukakan.

Contohnya :

1). Pengujian hipotesis satu rata-rata sampel kecil

2). Pengujian hipotesis beda dua rata-rata sampel kecil

c) Pengujian hipotesis dengan distribusi χ 2 ( kai kuadrat) 21


Pengujian hipotesis dengan distribusi χ 2 ( kai kuadrat) adalah pengujian

hipotesis yang menggunakan distribusi χ 2 sebagai uji statistik. Tabel

pengujiannya disebut tabel χ 2 . Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan

dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)

yang dikemukakan.

Contohnya :

1). Pengujian hipotesis beda tiga proporsi

2). Pengujian Independensi

3). Pengujian hipotesis kompatibilitas

4). Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio).

d) Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) adalah pengujian hipotesis


yang menggunakan distribusi F (F-ratio) sebagai uji statistik. Tabel
pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan
dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)
yang dikemukakan.
Contohnya :
1). Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata

2). Pengujian hipotesis kesamaan dua varians.

Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya Didasarkan atas arah atau bentuk
formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis dibedakan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut. a)
Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test) Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian
hipotesis dimana hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1)
berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = dan H1 ≠) b) Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (Ho) berbunyi
“sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi
“lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” (Ho = atau Ho ≥ dan H1 < atau H1 ≤ ). Kalimat
“lebih kecil atau sama dengan” sinonim dengan kata “paling sedikit atau paling kecil”. c)
Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan Pengujian hipotesis pihak kanan adalah
pengujian hipotesis di mana hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau
sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “lebih besar” atau “lebih besar atau
sama dengan” (Ho = 22 atau Ho ≤ dan H1 > atau H1 ≥). Kalimat “lebih besar atau sama dengan”
sinonim dengan kata “paling banyak atau paling besar”.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah ,

Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga

dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan

atau dugaan yang sifatnya masih sementara.Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur

yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu.

Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya

keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. ·

a. Prosedur Pengujian hipotesis 1


Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya

(Ha).

Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.

Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.

Langkah 4 : Melakukan uji statistik

Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.

b. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis 1.


1. Berdasarkan Jenis Parameternya

a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata

b. Pengujian hipotesis tentang proporsi

c. Pengujian hipotesis tentang varians

2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya


a. Pengujian hipotesis sampel besar (n > 30).

b. Pengujian hipotesis sampel kecil (n ≤ 30).

3. Berdasarkan Jenis Distribusinya

a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z

b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)

c. Pengujian hipotesis dengan distribusi χ 2 ( kai kuadrat)

d. Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)

4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya

a. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)

b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri

c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan


DAFTAR PUSTAKA

http://nugroho.stiemj.ac.id/wp-content/uploads/06-Kel-7-Pengujian-Hipotesis.pdf

Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua.

Bandung : Alfabeta

Dajan, Anto, 1986. “Pengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES .

Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung

Iqbal, M Hasan. 2002. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif). Jakarta :

Bumi Aksara

Saputro, Budi. 2013. Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, Jenis-jenis, dan Pengujian Hipotesis.

Tapehe, yusuf. 2011. Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai