Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE PENELITIAN

“HIPOTESIS PENELITIAN”

Dosen Pengampu :
Bu Fitri Andayani, SKM, MScPH
Pak Kuat Prabowo, SKM, MKes
Disusun Oleh :

Kelompok 3 - 2D3B
1. Muhammad Aditya Nugroho (p21345121046)
2. Muhammad Ryan Rifa’i (p21345121048)
3. Nindya Tri Ambarwati (p21345121057)
4. Nisa Fauzana (p21345121058)
5. Septia Wati (p21345121068)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,


Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
HIPOTESIS PENELITIAN. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Metode Penelitian semester empat program studi D3 jurusan kesehatan lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Bu Fitri Andayani, SKM, MScPH selaku dosen pada mata kuliah Metode
Penelitian. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 19 Maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 2

2.2 Macam - Macam Hipotesis Penelitian ..................................................................... 3

2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkanoleh
manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorongmanusia untuk
meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian makaharus dilewati
berbagai tahapan terlebih dahulu, ini sesuai dengan pengertian penelitianilmiah itu sendiri
yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satuhal penting yang
dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskanhipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasanutama yang mendukung pandangan ini, di antaranya : Pertama, Hipotesis dapat
dikatakansebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk
menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat
dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji danditunjukkan
kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalahalat yang besar
dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapatkeluar dari dirinya
sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan
cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun danmengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti
pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun
hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis,
bagaimana bentuk% pola hubungan dalam penelitiannya, bagaimana pola berpikir
dalammenyusun hipotesis dan jenis-jenis hipotesis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipotesis dalam penelitian?
2. Bagaimana macam-macam hipotesis dalam penelitian?
3. Bagaimana menguji hipotesis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian hipotesis dalam penelitian.
2. Untuk mengetahui mcam-macam hipotesis dalam penelitian.
3. Mengetahui cara menguji hipotesis.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemikiran seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan tentang kajian
teoretik, jelas bahwa hipotesis penelitian tidak ditentukan secara asal-asalan, tetapi berdasarkan
atas teori, kerangka berpikir, dan fakta komparasi yang cukup kuat sehingga secara teoretik
telah memiliki kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, hipotesis penelitian adalah
hasil dari suatu proses teoretik atau proses rasional, melalui tinjauan pustaka atau pengkajian
konsep dan teori yang relevan mendukung hipotesis penelitian sehingga diyakini bahwa
hipotesis penelitian telah memiliki kebenaran teoretik. Namun demikian, kebenaran hipotesis
masih harus diuji secara empirik dengan menggunakan data hasil penelitian. Oleh karena itu,
hipotesis juga dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah
dirumuskan dalam suatu penelitian, dan masih harus diuji kebenarannya dengan menggunakan
data empirik hasil penelitian. Dari uraian tersebut jelas bahwa hipotesis perlu diuji
kebenarannya dengan menggunakan data empirik hasil penelitian.
Dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya, dalam
arti sesuai dengan fakta yang ada di populasi atau tidak? Dalam kaitan ini maka hipotesis
dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya,
dengan menggunakan data sampel hasil penelitian. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian yang
telah dirumuskan. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan tentang karak- teristik populasi
yang akan diuji kebenarannya, melalui pengujian hipotesis secara statistika dengan
menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel. Mengingat bahwa pengujian hipotesis
dilakukan secara statistika maka rumusan hipotesis yang berbentuk pernyataan tersebut, perlu
dilengkapi dengan rumusan statistika atau rumusan hipotesis secara statistika. Misalnya, "ada
hubungan positif antara motivasi berprestasi dan kinerja karyawan" atau "semakin tinggi
motivasi berprestasi karyawan maka kinerjanya juga akan semakin tinggi. Sebagai suatu
hipotesis penelitian, pernyataan ini masih perlu dilengkapi dengan rumusan statistika sebagai
berikut.
Ha : p > 0 atau H 0 : p ≤ 0
Atau hipotesis mengenai perbedaan misalnya “terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika antara siswa yang diajar dengan metode ekspositori, dan siswa yang diajar dengan
metode penemuan”. Pernyataan hipotesis tersebut sebaiknya dilengkapi dengan rumusan
statistika sebagai berikut.

2
Ha : μ1 ≠ μ2 atau H0 : μ1 = μ2
Perlu pula dijelaskan bahwa dalam pengujian hipotesis secara statistika, yang diuji adalah
H0 (hipotesis nol) yang merupakan negasi atau ingkaran dari hipotesis penelitian (Ha =
hipotesis alternatif), karena distribusi statistika yang tersedia adalah distribusi untuk menguji
hipotesis nol.
2.2 Macam - Macam Hipotesis Penelitian
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis dapat
diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
1. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi :

a. Hipoteis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil
kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.

b. Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerjadan sering
disingkat Ho.Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho
untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho
„sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima
(Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 171).

2. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis penelitian dibedakan menjadi:

a. Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk


menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)

b. Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah


yang telah ada (pada penelitian kuantitatif). Hubungan antara hipotesis dengan
observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan
sebagai berikut (Trochim, 2005).

Sedangkan hipotesis juga terbagi beberapa macam, yaitu:


1. Hipotesis Deskriptive

Hipotesis deskripsif dapat diartkan: sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh: Anda meneliti apakah sebuah merk minuman soda mengandung alkohol. Maka
anda membuat rumusan masalah: apakah benar sebuah merk minuman soda mengandung
alkohol? Maka hipotesis penelitian anda adalah:

3
Ho: sebuah merk minuman soda mengandung alkohol.
H1: sebuah merk minuman soda tidak mengandung alkohol.
2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif dapat diartikan: sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel
penelitian.
Contoh: Anda meneliti apakah ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran
pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B. Maka anda
membuat rumusan masalah: adakah perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran
pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B? Maka
hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode
pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
H1: Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode
pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
3. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh: Anda akan meneliti apakah ada hubungan musim panen tembakau di desa A
dengan jumlah penjualan toko B. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah: adakah
hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko B? Maka
hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko
B.
H1: Ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko B.
4. Hipotesis Kausal

Hipotesis kausal dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan pengaruh faktor prediktor terhadap variabel respon.
Contoh: Anda akan meneliti apakah KB Hormonal ada pengaruh terhadap kejadian kanker
leher rahim. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah: adakah pengaruh KB
Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim? Maka hipotesis penelitian anda adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.

4
H1: Ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.
2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis memiliki sifat yang sementara, sehingga sebuah hipotesis bisa benar dan bisa
juga salah. Maka nilai hipotesis ini harus dibandingkan dengan nilai statistik sampel. Prosedur
membandingkan ini disebut dengan Uji hipotesis. Pada dasarnya uji hipotesis adalah metode
pengambilan keputusan yang berdasarkan pada analisis data. Analisis data ini bisa berasal dari
percobaan yang terkontrol atau observasi yang bersifat tidak terkontrol. Sehingga uji hipotesis
sering disebut dengan “Konfirmasi Analisis Data”.
Terdapat dua ketentuan dalam uji hipotesis tersebut, yaitu:
1. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis cukup besar, maka
hipotesis tersebut ditolak (atau tepatnya menolak hipotesis); dan
2. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis kecil, maka hipotesis
tersebut diterima (atau tepatnya gagal menolak hipotesis). Sampai saat ini belum ada
metode statistik untuk menolak hipotesis, sehingga istilah “menerima hipotesis”
sebenarnya adalah “tidak menolak hipotesis”. Adapun istilah “menerima hipotesis”
hanyalah kesepakatan saja.

Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori. Melakukan uji hipotesis berarti melakukan uji
signifikasi yang berarti peneliti harus menentukan untuk menerima atau menolak hipotesis nol.
Perlu ditekankan di sini bahwa ilmu statistik “tidak melakukan pembuktian hipotesis”,
sehingga kesimpulan atau hasil dari uji hipotesis secara statistik hanya menolak dan menerima
hipotesis saja. Dengan demikian, tujuan dilakukannya pengujian hipotesis adalah
menghasilkan keputusan tentang perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai parameter
populasi.
Dalam konteks eksperimen, H0 memperkirakan bahwa variabel independen tidak
memberikan efek terhadap variabel dependen, sebaliknya dalam konteks eksperimen, H1
memperkirakan bahwa variabel independen memberikan efek pada variabel dependen. Jika H0
diterima, maka H1 harus ditolak, dan jika H0 ditolak, maka H1 harus diterima.
Misalnya jika kita akan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata kadar gula darah
adalah 100, maka dapat ditulis dengan:
𝐻0: 𝜇 = 100
Simbol di atas menyatakan bahwa 100 adalah hipotesis nol rata-rata populasi. Simbol di atas

5
memiliki beda pengertian dengan simbol berikut:
𝜇𝐻0
Simbol tersebut menyatakan rata-rata nilai hipotesis populasi. Simbol ini ditulis jika nilai
hipotesis rata-rata populasi dinyatakan dalam perhitungan statistik. Misalnya jika ditulis
𝜇𝐻0 = 100
Berarti dikatakan bahwa rata-rata nilai hipotesis nol parameter populasi sama dengan 100.
Seperti disebutkan di atas sebuah hipotesis berdasarkan hasil uji statistik yang sesuai, dapat
ditolak atau diterima (gagal menolak), sehingga:
• Bila kesimpulan hasil uji hipotesis adalah menerima hipotesis nol, maka secara statistik dapat
dikatakan bahwa:
a) tidak terdapat perbedaan antara variabel yang diperbandingkan; atau
b) kedua variabel yang dibanding sama dengan 0 (nol).

• Bila kesimpulan hasil uji hipotesis adalah menolak hipotesis nol, maka secara statistik dapat
dikatakan bahwa:
a) terdapat perbedaan antara variabel yang diperbandingkan; atau
b) variabel satu lebih besar/kecil dibanding variabel lain Kesimpulan untuk menolak
hipotesis nol juga berarti kita menerima hipotesis lain, yang disebut dengan hipotesis
alternatif (Ha).

Sifat dari hipotesis ini berlawanan dengan hipotesis nol. Misalnya proporsi penderita Penyakit
Jantung Koroner (PJK) pada sebuah Puskesmas adalah 10%, maka pernyataan hipotesisnya
adalah:
a. Hipotesis nol ditulis dengan H0 :  = 10% penderita PJK
b. Hipotesis alternatif dapat ditulis sebagai berikut:
1. Ha :  ≠ 10% penderita PJK; atau
2. Ha :  > 10% penderita PJK; atau
3. Ha :  < 10% penderita PJK

Pengujian hipotesis dapat terbagi menjadi:


1. Berdasarkan jumlah sampel
a. Uji hipotesis sampel besar yang menggunakan jumlah sampel > 30 (n>30)
b. Uji hipotesis sampel yang menggunakan jumlah sampel < 30 (n < 30)

2. Berdasarkan jenis distribusi probabilitasnya


a. Uji hipotesis dengan distribusi Z, menggunakan tabel normal standard
6
b. Uji hipotesis dengan distribusi t, menggunakan tabel t-student
c.
Uji hipotesis dengan distribusi Chi-Square, menggunakan tabel X2
d. Uji hipotesis dengan distribusi F, menggunakan tabel F-ratio

A. Langkah Uji hipotesis :


1. Merumuskan hipotesis penelitian, yang bertujuan agar dapat dihitung statistik
sampelnya (seperti: rata-rata, proporsi, dsb).
a. Untuk pengujian terhadap satu populasi/kelompok, perumusan dinyatakan dengan:
H0 : μ = a
Dimana a = statistik sampel (rata-rata, proporsi, varians, simpangan baku)
b. Untuk pengujian terhadap dua populasi, perumusan dinyatakan dengan:
H0 : μ1 = μ2
Dimana 1 = rata-rata populasi 1 dan 2 = rata-rata populasi 2. Misalnya peneliti
akan menguji perbedaan tinggi badan siswa SD negeri dan swasta.

2. Menentukan tingkat alpha (nilai α dan β yang akan digunakan)


Nilai α disebut juga kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan atau siginificance level.
Nilai ini harus dibuat saat merencanakan penelitian. Untuk penelitian di bidang
kesehatan umumnya menggunakan 0,05 dan 0,01.
Nilai α digunakan untuk menentukan kriteria batas penolakan atau penerimaan
hipotesis nol yang dinyatakan dalam bentuk luas area dalam kurva distribusi normal
yaitu area di luar daerah penerimaan. Daerah tersebut disebut juga daerah penolakan
atau daerah kritis (lihat gambar 4 di bawah). Pada daerah ini juga terdapat peluang
untuk terjadinya kesalahan (error) untuk menerima dan menolak hipotesis.
Jadi sebenarnya nilai α ini menentukan apakah antara nilai statistik dengan parameter
populasi benar-benar berbeda atau karena faktor kebetulan saja (chance factors).

Gambar 5. Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis dengan Nilai  = 0,05

7
Untuk menjelaskan pengertian nilai α, kita anggap telah dilakukan pengujian hipotesis
sebanyak 100 kali (atau 100 x penelitian) terhadap sebuah fenomena kesehatan. Dengan
menggunakan nilai α sebesar 0,05 atau 5%, maka akan terdapat 5 kali uji hipotesis (5 =
100 x 5%) yang nilai pengukuran statistiknya terletak di luar daerah penerimaan atau
terletak di daerah penolakan. Bila kejadian tersebut sebanyak 8 kali (lebih besar dari
5%), maka dianggap terlalu banyak untuk menolak hipotesis nol.

Semakin besar nilai α maka semakin sempit daerah penerimaan hipotesis, sehingga
semakin sering hipotesis ditolak walaupun hipotesis benar atau peluang untuk menolak
hipotesis yang benar (disebut kesalahan tipe 1 dengan simbol α). Sebaliknya semakin
kecil nilai β maka semakin luas daerah penerimaan hipotesis, sehingga semakin sering
hipotesis diterima walaupun hipotesis tersebut salah atau peluang untuk menerima
hipotesis yang salah (disebut kesalahan tipe 2 dengan simbol β). Hubungan kesalahan
tipe 1 dan kesalahan tipe 2 disajikan pada tabel berikut.

3. Menentukan metode statistik yang digunakan


Sebelum memilih metode statistik yang sesuai, maka perlu dilakukan uji kesesuaian
distribusi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis distribusi statistik pada data,
misalnya uji normalitas. Bila hasil uji statistik menunjukkan distribusi normal, maka
uji Batas kritis Daerah kritis (0,025) Batas kritis 0,95 = 95% Daerah kritis (0,025)
statistik yang cocok adalah uji statistik parametrik. Sedangkan jika data menunjukkan
tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan statistik non parametrik.

4. Menentukan kriteria penolakan/penerimaan hipotesis nol (H0) sesuai dengan


nilai α yang telah ditentukan pada prosedur nomor 2 di atas
Untuk menolak atau menerima hipotesis dapat menggunakan metode berikut:
a. Membandingkan nilai p (p-value) dengan nilai α. P-value adalah peluang nilai
sampel terletak di luar daerah penerimaan atau di dalam daerah kritis. Bila p-
value lebih kecil dari α maka kesimpulannya hipotesis nol ditolak atau ada
perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi.

8
b. Membandingkan nilai parameter hitung dengan nilai pada tabel. Bila nilai
parameter hitung lebih besar dari nilai tabel, maka kesimpulannya hipotesis nol
ditolak atau ada perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi.

5. Mengambil keputusan sesuai dengan hasil uji statistik


Seperti dijelaskan di atas, uji hipotesis tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran
hipotesis namun hanya memutuskan apakah hipotesis ditolak atau diterima. Misalnya:
uji hipotesa dalam penelitian adalah tidak terdapat hubungan antara sikap dengan
perilaku safety driving. Kesimpulan dari penelitian tidak membuktikan bahwa sikap
berhubungan dengan perilaku safety driving, namun kesimpulannya adalah menolak
hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara safety driving dengan sikap

B. Kesalahan (Error)
Ketika peneliti melakukan uji statistik dalam proses penelitian selalu memiliki potensi
kesalahan atau error. Terdapat dua jenis kesalahan yang sangat relevan dengan pengujian
hipotesis yang dinamakan dengan kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II.
Kesalahan Tipe I adalah penolakan hipotesis nol yang seharusnya diterima, kesalahan tipe II
adalah penerimaan hipotesis nol yang seharusnya ditolak. Dalam hal seperti ini, peneliti harus
melakukan evaluasi berbagai konsekuensi membuat kesalahan tipe I atau tipe II.

9
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotesis penelitian adalah hasil dari suatu proses teoretik atau proses rasional, melalui
tinjauan pustaka atau pengkajian konsep dan teori yang relevan mendukung hipotesis penelitian
sehingga diyakini bahwa hipotesis penelitian telah memiliki kebenaran teoretik. Namun
demikian, kebenaran hipotesis masih harus diuji secara empirik dengan menggunakan data
hasil penelitian. Oleh karena itu, hipotesis juga dapat dianggap sebagai jawaban sementara
terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian, dan masih harus diuji
kebenarannya dengan menggunakan data empirik hasil penelitian.
Dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya, dalam
arti sesuai dengan fakta yang ada di populasi atau tidak? Dalam kaitan ini maka hipotesis
dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya,
dengan menggunakan data sampel hasil penelitian. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian yang
telah dirumuskan.
Pada dasarnya uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang berdasarkan pada
analisis data. Analisis data ini bisa berasal dari percobaan yang terkontrol atau observasi yang
bersifat tidak terkontrol. Sehingga uji hipotesis sering disebut dengan “Konfirmasi Analisis
Data”.
Terdapat dua ketentuan dalam uji hipotesis tersebut, yaitu:
1. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis cukup besar, maka
hipotesis tersebut ditolak (atau tepatnya menolak hipotesis); dan
2. Perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai hipotesis kecil, maka hipotesis
tersebut diterima (atau tepatnya gagal menolak hipotesis). Sampai saat ini belum ada
metode statistik untuk menolak hipotesis, sehingga istilah “menerima hipotesis”
sebenarnya adalah “tidak menolak hipotesis”. Adapun istilah “menerima hipotesis”
hanyalah kesepakatan saja.

Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori. Melakukan uji hipotesis berarti melakukan uji
signifikasi yang berarti peneliti harus menentukan untuk menerima atau menolak hipotesis nol.

11
DAFTAR PUSTAKA
Djaali. 2021. Hipotesis Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara.

Asra, Abuzar. "Esensi Statistik Bagi Kebijakan Publik." Jakarta: IN MEDIA (2014).

Trochim, William MK, and James P. Donnelly. Research methods knowledge base. Vol. 2.
Cincinnati, OH: Atomic Dog Publishing, 2001.

Welch, Susan, and John Comer. Quantitative methods for public administration: Techniques
and applications. Houghton Mifflin Harcourt P, 1988.

https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_Pengujian%20Hipotesis_Dr.%20Ahmadri
swan%20Nasution,%20S.Si,%20MT._2119.pdf

Budiarto, Eko (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC

Heryana, Ade. Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif. Jakarta Barat : Universitas Esa Unggul.
https://www.slideshare.net/rhandyprasetyo/statistikauji-hipotesis

12

Anda mungkin juga menyukai