Anda di halaman 1dari 12

Kebersihan dan Kesehatan

Lingkungan dalam Islam

Kelompok 7

M. Ryan Rifa’I (p21345121048)


Nabila Anjani Rahmadina (p21345121051)
Sabilla Dewi Larasati (p21345121065)
Kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam islam

Islam merupakan akidah pertama, bahkan norma ilmiah


pertama yang memperkenalkan dan memerintahkan prinsip
kebersihan yang diidentikkan dengan bersuci (tahārah).
Salah satu cara yang dianjurkan oleh Islam dalam
memelihara kesehatan adalah menjaga kebersihan. Sikap
Islam terhadap kebersihan sangat jelas dan didalamnya
terkandung nilai ibadah kepada Allah swt.

Sebagai contoh salat seorang muslim tidak sah jika tidak


suci dari hadas, karena kebersihan (kesucian) pakaian,
badan dan tempat dari najis merupakan salah satu syarat
sahnya salat.
Kebersihan sangat diperhatikan dalam Islam baik secara fisik maupun jiwa, baik
secara tampak maupun tidak tampak. Dianjurkan pula agar memelihara dan
menjaga sekeliling lingkungan dari kotoran agar tetap bersih.

Dalam pandangan Yusuf al-Qardhawi ia menyebutkan bahwa perhatian al-


sunnah al-nabawiyyah terhadap kebersihan muncul dikarenakan beberapa
sebab, yaitu:

3 4
1 2
Sesungguhnya Kebersihan adalah Kebersihan itu adalah Kebersihan dan
kebersihan cara untuk menuju syarat untuk penampilan yang
adalah sesuatu kepada kesehatan memperbaiki atau baik merupakan
yang disukai badan dan menampakkan diri salah satu penyebab
Allah swt. kekuatan. dengan penampilan yang eratnya hubungan
indah yang dicintai oleh seseorang dengan
Allah swt dan Rasul-Nya. orang lain
Islam menjadikan kebersihan sebagai akidah dengan sistem yang kokoh bagi
seorang muslim, bukan semata-mata takut kepada penyakit, akan tetapi
sebagaimana telah kita ketahui bahwa mencegah lebih baik daripada
mengobati.

Menjaga dan memelihara lingkungan


merupakan tanggungjawab bersama
antara masyarakat dan pemerintah.
Islam telah menjamin hak-hak
manusia dengan tidak
memperkenankan seseorang
membuang kotoran tubuhnya ke
dalam air yang digunakan oleh orang
banyak, seperti di sungai atau di
pinggir jalan.
Hadits-hadits yang menjelaskan atas kepedulian Rasul terhadap
kebersihan dan kesehatan lingkungan

Kebersihan Lingkungan Sebagian dari Iman


Hadits yang diterima dari Abu Hurairah,

ُ َّ ‫اد ُة َأ ْن الَِإ ل ََه ِإ ال‬


،‫الله‬ َ ‫عال َ َها َش َه‬ ْ ‫ َفَأ‬،‫ان ِب ْض ٌع َو ِست ُّْو َن َأ ْو ِب ْض ٌع َو َسبْ ُع ْو َن ُش ْعبَ ًة‬
ُ ‫اَلِْإيْ َم‬
‫الط ِريْق‬
َّ ‫ع ِن‬ َ ‫اط ُة اَْأل َذى‬ َ َ ‫َوَأ ْدن‬
َ ‫اها ِإ َم‬
Artinya: “Iman itu adalah 69 cabang. Maka yang utamanya ialah kalimah La ilaha illa allah dan
yang paling rendahnya ialah membuang kotoran dari jalan dan malu itu cabang dari keimanan”
(HR.Muslim, Abu Daud, al-Nasai, dan Ibn Majah).

Dilarang mengotori (populasi)tempat umum

Hadits dari Ibn Addi, artinya ”Rasulullah melarang seseorang buang air di bawah pohon
berbuah dan di tepi sungai (yang mengalir)”. (HR. Ibn Addi)
Mengotori Tempat Ibadah Perbuatan tidak Senonoh

Hadits diterima dari Abu Dzar dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

ُ ‫يم َح ِاسِنَأ ْع َما ِلـ َهـا الَْأ َذـ‬


‫ىيـــ َم ُاط َعْن‬ َ ‫تفـــ‬ َ ‫ضت َعل ََّيَأ ْع َم ُالُأ َّمـ ِت‬
ِ ‫يح َسن ُ َهـا َو َس ـيُِّئ َهـا َفـــ َوـ َج ُْد‬ ْ َ ‫عـ ِرـ‬
ُ
َ ‫يم َسـا ِوئَأ ْع َما ِلـ َهـا اــلن َُّخ‬
‫اع َة َتــــك ُُون ِفـــيالـ َْم ْس ِج ِد َلــا ُتـــ ْد َف ُن‬ ِ ‫اــل َّط ِر ِيـق َو َوـ َج ُْد‬
َ ‫تفـــ‬
Artinya: “Disodorkan padaku amal yang umatku yang baiknya dan yang buruknya. Maka aku
dapatkan yang baik-baiknya adalah gangguan dari jalan dank au dapatkan sejelek-jeleknya
adalah mendahak di masjid” (HR.al-Tahabrani)

Memelihara Kebersihan adalah Suatu Kebaikan

Hadits diterima dari Abu Darda, yang artinya: ”Barangsiapa yang membuang dari jalan umat
Islam sesuatu yang mengganggu mereka, maka akan dicatat oleh Allah perbuatan itu kebaikan
dan barangsiapa yang dicatat kebaikannya oleh Allah, maka akan dimasukan ke dalam surga”.
(HR Ath-Thabrani).
Untuk kesegaran jasmani (kesehatan) perlu
memelihara lingkungan
Al-Qur’an dan hadits banyak menggunakan lafal atau kosa kata thaharah yang
mengindikasikan pada kesucian badan dari kotoran dan najis.

Dalam surat al-Maidah: 6 dan surat an-Nisa: 43, ayat tersebut mewajibkan
wudhu dan atau mandi sebelum shalat, tampak mengandung dua makna
sekaligus, yaitu thaharah secara hissiyah-jasmaniyah (konkrit-nyata) karena
dibersihkan oleh air dan thaharah maknawiyah (abstrak) karena dibersihkan
dengan air atau tanah ketika air itu tidak ada.

Kesucian secara rohani karena dia sudah ada dalam keta’atan, istighfar dan
taubat pada Allah. Dalam kehidupan sehari-hari suci ini diungkapkan kepada
seseorang yang sedang haid atau dalam keadaan junub, misalnya, orang yang
sudah bersih atau suci dari haid, disebut, “Hatta yath-hurna” (al-Baqarah:222).
Hubungan islam dengan kesehatan lingkungan

Islam mengajarkan umatnya untuk melindungi dan menjaga alam dan lingkungan. Islam
mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya konservasi, penyelamatan, dan
pelestarian lingkungan. Konsep Islam ini kemudian bisa digunakan sebagai dasar pijakan
(moral dan spiritual) dalam upaya penyelamatan lingkungan.

Permasalahan lingkungan bukan hanya masalah ekologi semata, tetapi menyangkut


teologi. Teologi dalam konteks ini adalah cara menghadirkan dalam setiap aspek kegiatan
manusia. Jadi, terdapat tiga pusat perhatian (komponen) bahasan yakni Tuhan, manusia,
dan alam, yang ketiganya mempunyai kesatuan hubungan fungsi dan kedudukan.
Jadi, teologi hubungan antara manusia dan alam dengan Tuhan adalah konsep berpikir
dan bertindak tentang lingkungan hidup yang mengintegrasikan aspek fisik (alam
termasuk hewan dan tumbuhan), manusia dan Tuhan.
Pandangan Islam tentang alam (lingkungan hidup) bersifat menyatu (holistik)
dan saling berhubungan yang komponennya adalah Sang Pencipta alam dan
makhluk hidup (termasuk manusia).
Dalam Islam, manusia sebagai makhluk dan hamba Tuhan, sekaligus sebagai
wakil (khalifah) Tuhan di muka bumi yang telah dijelaskan dalam (Q.S. Al-
An’am: 165). ). Manusia mempunyai tugas untuk mengabdi, menghamba
(beribadah) kepada Sang Pencipta (Al-Kholik). Lingkungan alam ini oleh Islam
dikontrol oleh dua konsep (instrumen) yakni halal dan haram
Agama Islam memiliki perhatian khusus terhadap masalah lingkungan. Sebab, lingkungan
memiliki pengaruh besar bagi fisik dan mental manusia. Terkait hal ini, Rasulullah bersabda,
"Alam dan seluruh tanah di muka bumi adalah masjid dan tempat ibadah". Orang yang
bertauhid meyakini bahwa seluruh alam semesta sebagai tempat ibadah yang tidak boleh
dikotori dan dirusak serta harus terus dirawat kelestariannya.

Merusak dan mencemari lingkungan


menyebabkan terjadinya berbagai masalah
seperti problem kesehatan yang
berdampak buruk bagi penghuni bumi.
Untuk itu, Islam mengharamkan setiap
tindakan yang merusak alam. Dalam Islam,
kerusakan lingkungan juga mengakibatkan
kerusakan sosial yang menyebabkan
terjadinya perampasan terhadap hak
jutaan orang bahkan seluruh penduduk
bumi.
Terima Kasih
Pertanyaan
1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai