Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

(AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN)

DISUSUN OLEH

Citra Meinanda Pratiwi


10156122072

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MAJENE 2023 / 2024
PEMBAHASAN

A. Alam sebagai rahmat dan karunia Allah SWT


Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap
lingkungan, Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan
memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-
besaran,sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.
lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga,
merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan
kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan
kata lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu
manifestasi dari etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam
lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
buah sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati
tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-
proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi,
sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap
perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia
sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap
membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang
menciptanya.
Dari Syaddad bin Aus berkata, “Ada dua hal yang aku hapal dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah
mewajibkan berlaku ihsan kepada segala sesuatu.
Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan
oleh Allah SWT dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan
kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa
semuanya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan bahwa
binatang melata dan burung-burung pun adalah umat seperti manusia juga,
sehingga semuanya --seperti ditulis Al-Qurthubi (W. 671 H) di dalam tafsirnya--
"Tidak boleh diperlakukan secara aniaya."
Tuhan ini mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan
juga harus berpikir dan bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh
bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya.
Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal dalam ajaran Islam. Istilah itu
muncul dari pandangan mitos Yunani. Yang menundukkan alam menurut Al-
Quran adalah Allah. Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali
berkat kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
Mahasuci Allah yang menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami,
sedangkan kami sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf
[43]: 13) Jika demikian, manusia tidak mencari kemenangan, tetapi keselarasan
dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah, sehingga mereka harus dapat
bersahabat.
Al-Quran menekankan agar umat Islam meneladani Nabi Muhammad saw
yang membawa rahmat untuk seluruh alam (segala sesuatu). Untuk menyebarkan
rahmat itu, Nabi Muhammad saw bahkan memberi nama semua yang menjadi
milik pribadinya, sekalipun benda-benda itu tak bernyawa. "Nama" memberikan
kesan adanya kepribadian, sedangkan kesan itu mengantarkan kepada kesadaran
untuk bersahabat dengan pemilik nama. Nabi Muhammad saw telah
mengajarkan : "Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang,
kendarailah, dan beri makanlah dengan baik." Alam sebagai rahmat dan karunia
Allah dijelaskan dalam Qs. Al-Jatsiyah (45) : Ayat 13, yang berbunyi:

‫َو َس َّخ َر َلُك ْم َّم ا ِفى الَّس ٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِض َجِم ْيًع ا ِّم ْن ُهۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِل َك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَق ْو ٍم‬
‫َّيَتَفَّك ُرْو َن‬
Artinya :
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berpikir”.

Ini berarti bahwa alam raya telah ditundukkan Allah untuk manusia.
Manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Namun pada saat yang
sama, manusia tidak boleh tunduk dan merendahkan diri kepada segala sesuatu
yang telah direndahkan Allah untuknya, berapa pun harga benda-benda itu. Ia
tidak boleh diperbudak oleh benda-benda itu. Manusia dalam hal ini dituntut
untuk selalu mengingat-ingat, bahwa ia boleh meraih apa pun asalkan yang
diraihnya serta cara meraihnya diridhoi Allah SWT, sesuai dengan kaidah
kebenaran dan keadilan. Akhirnya kita dapat mengakhiri uraian ini dengan
menyatakan bahwa keberagamaan seseorang diukur dari akhlaknya. Nabi
bersabda : "Agama adalah hubungan interaksi yang baik."Beliau juga
bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang
mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur. (Diriwayatkan oleh At-
Tirmidzi).
B. Memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan
· Pengertian kebersihan lingkungan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,
debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan
proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga
berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienes yang baik. Manusia
perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau,
tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi
diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri,
seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih,
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan
sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan
produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan
influenza dan batuk-pilek.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci
peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok),
membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang
dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah
di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan
kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu.
Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk
di dalamnya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan
lingkungan selalu menjadi perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-
kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus
meningkat.
Problem tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan
masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan lingkungan. Tempat
pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya
masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit
lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi
lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi
terhambat.
Cara memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat
bagaimana menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat
yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut
aktif menjaga kebersihan lingkungan, Perbanyak tempat sampah di sekitar
lingkungan anda, Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi
imbalan yang sesuai setiap bulannya, Sosialisakan kepada masyarakat untuk
terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organic,
Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat
dimanfaatkan kembali untuk pupuk, Kreatif, Dengan membuat souvenir atau
kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah, Atur jadwal untuk kegiatan kerja
bakti membersihkan lingkungan.
· Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi
itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi
syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu
kesehatan mayarakat.
· Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat
kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu
1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak
tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan
tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.

· Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
· Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Mengurangi Pemanasan Global.Dengan menanam tumbuhan sebanyak-
banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan
global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak
langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini
terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat
dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat maka kita
harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan
yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah musuh kebersihan
yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat
dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh
sampah organik :Daun-daun tumbuhan, Ranting-ranting tumbuhan, Akar-akar
tumbuhan.
Membersihkan Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang
tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah
non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu
menguburnya.
C. Memanfaatkan SDA dan lingkungan secara proporsional
Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran serta
lingkungan. Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan, bersama-
sama dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu
mata rantai yang tidak akan terpisah. Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan
sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan tetap lestari.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliaan, dan
pengembangan lingkungan hidup. Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai
tujuan pembangunan manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana agar seluruh sumber
daya alam digunakan oleh kepentingan orang banyak seproduktif mungkin dan
menekan pemborosan seminimal mungkin.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh sebab itu
pengembangan sumber daya alam senantiasa harus disertai dengan usaha
memelihara kelestarian tata lingkungan.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang.
5. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai
Analisis Dampak Lingkungan diantaranya, memberikan kewajiban kepada para
pengelola dan pemilik pabrik untuk menyelenggarakan sebuah studi kelayakan
teknis dan ekonomis serta analisis dampak lingkungan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Dengan menerapkan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud
kedinamisan dan keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya. Untuk
mencegah dan menghindari tindakan manusia yang semena-mena (eksploitasi)
maka diterapkan kebijakan melalui undang-undang lingkungan hidup.
Di Indonesia hal ini dapat dikaji dalam pengelolaan lingkungan hidup
dimana dikatakan bahwa dengan diberlakukannya UU No. 4 Th. 1982 yang
disempurnakan dan diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah lingkungan
hidup telah menjadi faktor penentu dalam proses pengambilan keputusan
pemanfaatan dan pengolahan SDA. Pembangunan tidak lagi menempatkan SDA
sebagai modal, tetapi sebagai satu kesatuan ekosistem yang di dalamnya berisi
manusia, lingkungan alam dan/atau lingkungan buatan yang membentuk kesatuan
fungsional, saling terkait, dan saling tergantung dalam keteraturan yang bersifat
spesifik, berbeda dari satu tipe ekosistem ke tipe ekosistem yang lain. Oleh sebab
itu, pengelolaan lingkungan hidup bersifat spesifik, terpadu, holistik dan
berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup diartikan sebagai
kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan lingkungan hidup didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997
dikemukakan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai
berikut.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
mempunyai sikap dan tindak untuk melindungi serta membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari dampak
usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan
bahwa usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak
terbaharui.
3. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya
alam dalam pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sumber daya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati.
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan
Negara
Pengeksploitasian terhadap sumber daya alam harus dilakukan secara
proporsional, tidak boleh berlebihan. Jika mengeksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan maka ekosistem lingkungan bisa rusak sehingga masyarakat
setempat dan juga industri tersebut akan mendapatkan dampak buruknya. Jika
misalnya harus menebang pohon, maka dibarengi dengan usaha penanaman
kembali (reboisasi).
Setiap lingkungan hidup yang ada di sekitar kita semuanya bermanfaat
bagi kehidupan manusia, mulai dari udara, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Udara sangat berguna bagi kehidupan manusia yakni untuk bernafas, karena
sedetik saja kita tidak bisa menghirup udara untuk bernafas, maka hidup akan
berakhir. Air sangat berguna untu minum, tidak sedikit manusia yang mati karena
kehausan, bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhanpun akan mati bila tidak ada air.
Hewan, terutama hewan ternak yang halal, ada yang berguna untuk dimakan, ada
yang bermanfaat untuk dipergunakan tenaganya, seperti kerbau untuk membajak
sawah, kuda dan unta untuk kendaraan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan berguna
untuk dimakan, seperti buah-buahan dan sayuran. Dan ada juga yang digunakan
sebagai bahan bangunan dan kayu bakar dan lain sebagainya.
Manusia sebagai khalifah fil ardh telah diperintakan Allah Swt.untuk
memelihara, melestarikan dan mempergunakan lingkungan hidup untuk
kepentingan manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt.dalam al
Qur’an :
alam ini diciptakan untuk kita dan kita diperintakan untuk melestarikan,
memakmurkan dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan
diri kita sendiri. Namun harus diingat, bahwa kita harus menjaga keseimbangan
alam dan lingkungan hidup. Janganlah kita membuat kerusakan di muka bumi ini,
tidak boleh mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingan nafsu serakah.
Misalnya menebang pohon seenak udelnya tanpa menanam kembali pohon
sebagai pengantinya. Karena itu akan mengakibatkan bencana bagi manusia itu
sendiri.
D. Bencana alam dan kearifan manusia
Setiap kali muncul / terjadi suatu bencana, sering orang bertanya-tanya,
ada apa dengan bencana? Setiap orang beragam dalam menjawab pertanyaan
seperti ini. Ada yang menjawab, terjadi karena pergeseran lempengan-lempengan
yang ada di dasar laut, sehingga berpotensi menimbulkan gempa tektonik dan
tsunami. Ada lagi yang menjawab, mungkin karena alam sudah tidak bersahabat
dengan kita. Bahkan ada yang lebih radikal lagi jawabannya, karena alam sudah
terlalu sering disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh manusia, maka alam
itu marah yang membabi buta. Dan kalau alam itu sudah marah dan murka maka
dampaknya adalah kepada manusia itu sendiri.
Semua jawaban di atas apabila disimpulkan, karena umat manusia sudah
tidak lagi memelihara dan menjaga akhlak yang baik terhadap alam dan
lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Sudah bosan rasanya telinga kita
mendengar berita-berita yang menggambarkan tentang prilaku manusia yang
berbuat tidak adil terhadap alam dan lingkungan.
Padahal dampak dari perbuatannya itu akan kembali lagi kepada manusia
itu sendiri. Sebut saja misalnya penebangan liar (penggundulan) hutan tanpa
memperhatikan undang-undang yang berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan
longsor. Membakar hutan secara ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha
Kelapa Sawit, mengakibatkan asap tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara
tetangga. Dan pengeboran minyak tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku,
berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali seperti di Sidoarjo dan lain-lain.
Kenapa manusia tega berbuat demikian? Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:

‫ۤا‬ ‫ٰا‬
‫ۗ َو ُهّٰللا ِع ْنَد ٗه ُح ْسُن اْلَم ِب ُز ِّيَن ِللَّناِس ُحُّب الَّش َهٰو ِت ِم َن الِّنَس ِء َو اْلَبِنْيَن َو اْلَقَناِط ْيِر‬
‫اْلُم َقْنَطَر ِة ِم َن الَّذ َهِب َو اْلِفَّض ِة َو اْلَخْيِل اْلُمَس َّو َم ِة َو اَاْلْنَع اِم َو اْلَح ْر ِثۗ ٰذ ِلَك َم َتاُع اْلَح ٰي وِة‬
‫الُّد ْنَيا‬
Artinya :
” Telah dihiasi pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia ” ( Q.S. 3:14).

Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia diberi potensi hawa nafsu
untuk mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik, ingin memiliki harta benda
yang banyak seperti emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah), binatang
ternak dan sawah ladang (Az-Zuhaily:1998) Mereka berlomba-lomba untuk
mendapatkan semuanya itu, walaupun dengan berbagai cara, tidak peduli apakah
cara yang digunakan itu merusak alam dan lingkungan atau tidak yang penting
bagi dirinya bahwa tujuan itu tercapai. Maka dari sinilah awal mula proses
terjadinya kerusakan alam yang mengakibatkan bencana yang sangat dasyat di
negeri ini.
Islam memandang bahwa segala musibah yang terjadi di alam ini akibat perbuatan
manusia itu sendiri. Seperti dalam firman Allah Swt.:
‫َظَهَر اْلَفَس اُد ِفى اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر ِبَم ا َك َس َبْت َاْي ِد ى الَّن اِس ِلُي ِذ ْيَقُهْم َبْع َض اَّل ِذ ْي َع ِم ُل ْو ا‬
‫َلَع َّلُهْم َيْر ِج ُعْو َن‬
Artinya :
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
(Q.S. 30: 41)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa musibah yang terjadi baik di daratan
maupun di lautan akibat ulah manusia yang mengumbar hawa nafsunya untuk
kepentingan dirinya. Dan musibah sengaja Allah Swt. timpahkan kepada manusia
agar manusia kembali ke jalan Tuhannya yakni jalan yang benar.
Bila mempergunakan lingkungan hidup di jalan yang dimurkai Allah Swt.,
misalnya membiarkan bumi (tanah) dan berbagai macam kemaksiatan tumbuh
subur di negeri ini, para pemimpin negara banyak yang korupsi, kaum muda-mudi
tidak risih memamerkan auratnya di depan umum, tayangan TV penuh dengan
pornografi dan pornoaksi, maka jangan heran bila bencana silih berganti, sebagai
peringatan dari Allah Swt. na’udzu billah min dzalik.
Berakhlakul karimah dengan lingkungan hidup adalah berani memelihara,
melestarikan, dan memanfaatkannya untuk kepentingan manusia dalam rangka
menuju ridho Allah Swt. Dan apabila dipergunakan untuk sebaliknya. Maka
bersiap-siaplah menerima bencana yang maha dahsyat, seperti dijanjikan dalam al
Qur’an :

‫َو اَّتُقْو ا ِفْتَن ًة اَّل ُتِص ْيَبَّن اَّل ِذ ْيَن َظَلُم ْو ا ِم ْنُك ْم َخ ۤا َّص ًةۚ َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َق اِب‬
: Artinya
Dan hendaklah kalian takut akan fitnah (bencana) yang tidak khusus “
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah
.bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (Q.S.8: 25)

Manusia di muka bumi ini adalah khalififah, yang diberi kemampuan oleh
Allah untuk mengelola, merawat dan mendaya gunakan dengan sebaik-baiknya,
apabila manusia sebagai khalifah tak mumpu mengelolanya dengan baik maka
akan munculah musibah-musibah dari hukum alam ini yang susah sekali untuk
mengelakkannya. , sekedar contoh apabila manusia membabat habis hutan maka
yang terjadi adalah banjir besar yang bisa meluluh lantakan orang yang tak
bersalah sekalipun.
Namun disana terdapat juga musibah yang tidak disebabkan oleh ulah
manusia dalam mengelola bumi, Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-
Baqarah/2:164) dan menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan
(Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala
sesuatu yang dilalewatinya (QS Fushshilat/41:16).
Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7),
tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10
atau yang baru saja menimpa saudara-saudara kita di jawa tengah ketika
lempengan-lempengan bumi bergeser maka terjadilah gempa yang tidak terduga.
Bencana seperti ini adalah merupakan ujian bagi kita semua, karena
musibah ini telah menimpa tidak saja bagi orang yang berdosa tapi juga bagi
orang yang beriman. Mereka menanggung penderitaan yang sama, marilah kita
menghindarkan anggapan bahwa ini merupakan azab atas dosa-dosa yang
diperbuat oleh para korban sendiri., disaat kita menganggap ini azab, maka bagi
korban yang menderita akan mendapatkan kesusahan dua kali, pertama musibah
itu sediri dan yang kedua adalah suudlon kita, tentunya ungkapan-ungkapan itu
akan menyudutkan bagi yang terkena musibah. Cara kerja azab Tuhan di dalam
Alquran hanya menimpa kaum yang durhaka dan tidak menimpa atau mencederai
orang-orang yang shaleh dan taat pada Tuhan. Sedangkan cara kerja mushibah
dan bala tidak membedakan satu sama lainnya.
Memang telah terdapat ayat-ayat yang menerangkan tentang azab umat—
umat terdahulu Bentuk azab itu antara lain:
1) banjir besar (mungkin ini gelombang tsunami pertama) seperti yang ditimpakan
pada umat Nabi Nuh;
2) bencana alam dahsyat berupa suara yang menggemuruh seperti yang
ditimpakan kepada umat Nabi Syu'aib;
3) tanah longsor dahsyat seperti yang ditimpakan kepada umat Nabi Luth;
Meski demikian Secara historis, Nabi Muhammad adalah seorang nabi
yang tidak pernah sekalipun mendoakan ummatnya agar celaka. Dia tidak pernah
menghadapi kondisi psikologis yang sangat mengecewakan dan menyerah dalam
berda’wah pada umatnya, Maka, dia tidak pernah berdoa minta azab kepada Allah
bagi kaum-kaumnya yang tidak taat.
Musibah adalah suatu keniscayaan yang melanda semua manusia, baik secara
perorangan maupun kelompok. Perasaan takut, lapar, kekurangan harta, jiwa,
sampai kekurangan buah-buahan yang dibutuhkan, selalu menyertai mereka yang
terkena musibah.

‫َو َلَنْبُلَو َّنُك ْم ِبَش ْي ٍء ِّم َن اْلَخ ْو ِف َو اْلُجْو ِع َو َنْقٍص ِّم َن اَاْلْم َو اِل َو اَاْلْنُفِس َو الَّثَمٰۤلٰر ِۗت َو َبِّش ِر‬
‫الّٰص ِبِر ْيَن َاَّلِذ ْيَن ِاَذ ٓا َاَص اَبْتُهْم ُّمِص ْيَبٌةۗ َق اُلْٓو ا ِاَّن ا ِهّٰلِل َو ِاَّن ٓا ِاَلْي ِه ٰر ِج ُع ْو َۗن ُاو ِٕى َك َع َلْيِهْم‬
‫ٰۤل‬
‫َص َلٰو ٌت ِّم ْن َّرِّبِهْم َو َر ْح َم ٌةۗ َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْهَتُد ْو َن‬
Artinya :
''Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan
berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-
orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa
inna ilaihi raji'un. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.'' (QS Al-Baqarah (2): 155-157).

Ø Cara Menyikapi Bencana Alam


Pertama : kita maknai bahwa peristiwa ini semua adalah semata-mata ujian dari
sang maha kuasa atas seluruh alam semesta ini, dan ketika kita bisa melaluinya
maka Allah akan menaikkan derajat keimanan kita.
Seperti sabda Rasulullah SAW, ''Siapa yang akan diberi limpahan kebaikan dari
Allah, maka diberi ujian terlebih dahulu.'' (HR Bukhari Muslim).
Yang kedua : Semua ujian haruslah kita hadapi dengan kesabaran,karena
kesabaran adalah sebuah tanda lulusnya sebuah ujian, seperti pada sebuah hadis :
''Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman seluruh perkaranya menjadi
baik. Ketika ditimpa musibah dia bersabar, itu membawa kebaikan baginya. Dan
ketika mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu membawa kebaikan baginya.''
(Al-Hadis).
Yang ketiga : Bahwa seberat apapun ujian yang berupa musibah alam raya ini,
kita yakin Allah pasti sudah proprosional dalam mengujinya dan tidak akan
melebihi dari kesanggupan dalam menjalaninya bagi orang yang tertimpa.
‫اَل ُيَك ِّلُف ُهّٰللا َنْفًسا ِااَّل ُو ْس َعَهاۗ َلَها َم ا َك َسَبْت َو َع َلْيَها َم ا اْك َتَسَبْت ۗ َر َّبَن ا اَل ُتَؤاِخ ْذ َنٓا ِاْن‬
‫َّنِس ْيَنٓا َاْو َاْخ َطْأَناۚ َر َّبَنا َو اَل َتْح ِم ْل َع َلْيَنٓا ِاْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتٗه َع َلى اَّل ِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلَن اۚ َر َّبَن ا‬
‫َو اَل ُتَح ِّم ْلَنا َم ا اَل َطاَقَة َلَنا ِبٖۚه َو اْعُف َع َّنۗا َو اْغ ِفْر َلَنۗا َو اْر َحْم َن اۗ َاْنَت َم ْو ٰل ىَن ا َفاْنُص ْر َنا‬
ࣖ ‫َع َلى اْلَقْو ِم اْلٰك ِفِر ْيَن‬
Artinya:
''Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.'' (QS Al-Baqarah (2): 286.

Keempat : Apapun bentuk musibah yang di derita oleh seorang muslim,baik itu
berupa kesususahan, penderitaan maupun penyakit, Allah akan menghapus
sebagian kesalahan dan dosa, dengan demikian derajat para korban bencana akan
mulia, bagi yang meninggal dunia dia akan mati syahid dan bagi yang masih
hidup tentunya dengan kesabaran atas penderitaan itu Allah akan hapus sebagian
kesalahan dan dosa dosanya.
Kelima : bagi kita yang tidak secara langsung mengalami musibah itu, hendaknya
kita jadi peristiwa itu sebagai momentum untuk menyaksikan kebesaran dan
keagungan Allah, sehingga akan menguatkan iman kita pada sang pencipta alam
semesta.
Marilah kita bayangkan apabila musibah itu menimpa diri kita sendiri,
keluarga kita, atau temen-teman kita, tentunya kita akan menderita dan susah
menjalani cobaan besar ini. Maka marilah kita bantu para korban bencana
semaksimal mungkin karena sekecil apapun bantuan itu akan sangat berharga
sekali bagi kehidupan para korban yang masih hidup. Kita berharap musibah ini
akan membawa kebaikan-kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua berduka atas
musibah ini. Kita semua harus mohon ampun atas semua dosa. Namun, kita tidak
boleh mengeluh dan bersedih berkepanjangan serta kehilangan harapan pada
Tuhan Sembari bertobat dan mohon petunjuk Tuhan, mari kita baca hikmah dan
pembelajaran dari musibah ini.
Jalan terbaik menyikapi musibah adalah kita pasrahkan diri kita kepada
Allah SWT dengan sikap tawakkal dan tawaddhu’ serta bersabar. Mudah-
mudahan banyak hikmah yang bisa kita petik dan ambil pelajaran dalam
mengarungi kehidupan ini.
Islam tidak memandang musibah itu adalah bentuk murkanya Allah, tapi
adalah teguran kepada umat-Nya, cobaan bagi orang-orang yang beriman dan
pelajaran buat orang-orang yang masih bergelimang dosa dan maksiat. Melalui
musibah seyogianya dapat mempertebal keimanan kita karena begitu mudahnya
Allah SWT menunjukkan keperkasaan-Nya kepada kita.
Allah SWT berfirman: “Yang menjadikan kematian dan kehidupan, supaya Dia
menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk 2).
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah SWT akan menguji kesabaran kita sebagai
orang beriman, sama halnya dengan orang-orang yang menempuh pendidikan, ada
ujian yang dilalui agar dapat lulus dengan hasil yang memuaskan.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika Allah berkehendak positif kepada hamba-Nya,
maka Dia akan mendahulukan siksanya terhadap hamba-Nya, dan jika Allah
berkehendak negatif terhadap hamba-Nya, maka siksa akibat dosa-dosanya
ditunda sampai ke akherat kelak.” (HR Tirmidzi).
Sikap yang diajarkan Rasulullah SAW hendaknya senantiasa mampu kita
terapkan karena lima belas abad yang lalu Nabi mengalami banyak serangkaian
musibah dan cobaan ketika berupaya meyakinkan orang-orang kafir tentang
kebenaran Islam. Cobaan dan musibah datang silih berganti. Beliau dicela, dicaci
maki dan hendak dibunuh. Tapi beliau tidak pernah berputus asa dan menyurutkan
langkah serta menganggap itu adalah “bencana” sebagai bentuk ujian yang harus
ia lalui. Nabi akhirnya dapat memetik hasil sempurna dari perjuangannya: Islam
dapat diterima.

Selain meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita


harus menyikapi musibah yang terjadi dan menimpa kita dengan tetap ber-
husnuzzhan kepada Allah SWT, berbaik sangka kepada-Nya dengan memandang
serba positif terhadap keputusan yang Dia ambil. Baik terhadap diri kita, orang
lain dan alam seluruhnya.
Orang yang ber-husnuzzhan terhadap Allah SWT memiliki pandangan yang
luas yang didasari oleh keimanan yang tangguh. Ia meyakini bahwa segala
keputusan atau takdir Allah baik berupa kesenangan maupun yang menyusahkan
tidak mungkin ditujukan-Nya untuk menyengsarakan umat manusia. Keputusan
Allah atas manusia tadi adalah bentuk dari pendidikan, cobaan atau ujian untuk
mengukur sejauhmana keimanan seseorang.
Bagi yang memiliki sifat husnuzzhan kepada Allah SWT, bila ia mendapat
ujian kenikmatan tidak sombong tetapi tetap tawaddhu’ dan bila mendapat
musibah di kala sulit tidak berkeluh kesah, tetap kukuh berprasangka baik kepada-
Nya. Karena Allah tidak akan memberikan beban kepada umat-Nya di luar
kemampuan. Hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya: “Allah menghendaki
kemudahan bagimu, bukan kesusahan.” (QS Al-Baqarah 185).
Islam memberikan pedoman bagaimana menyikapi musibah (unheil:s.)
sebagaimana ditulis Ibrahim Anis dalam bukunya Al-Mu’jam Al-Wasith:
· Iman dan ridha terhadap ketentuan Allah SWT. Sebagai orang yang
beriman kita harus mempunyai keyakinan bahwa setiap bencana dan musibah
adalah benar datangnya dari Allah, tidak mengaitkan dengan hal-hal lain seperti
murkanya makhluk halus yang menunggu tempat tersebut. Karena setiap musibah
dan bencana yang menimpa kita adalah bentuk pelajaran yang harus kita ambil
hikmahnya.
· Sabar menghadapi musibah. Sabar (ergeben) adalah orang yang mampu
menahan diri terhadap bentuk ujian yang menimpa kita dan menerimanya dengan
lapang dada. Karena orang yang beriman itu bila dia ditimpa musibah akan tetap
sabar dan bila dia diberi nikmat akan tetap tawaddhu’ atau tidak sombong
(aufgeblasen).
· Ada hikmah dibalik musibah. Setiap musibah dan bencana yang datang
pasti mengandung hikmah (weisheit: w.) yang tersembunyi. Bagi orang yang
beriman menganggap itu merupakan pelajaran atau mungkin Allah punya rencana
dan maksud lain yang kita tahu rahasia dibalik musibah tersebut.
· Tetap berikhtiar. Maksudnya tetap berusaha untuk memperbaiki keadaan
atau menghindarkan diri dari bencana yang menimpa tidak pasrah, menunggu dan
diam saja. Kita harus punya inisiatif untuk berbuat dan bertindak agar kita dapat
keluar dari kesulitan yang menghimpit.
· Bertobat. Tobat adalah kembali kepada Allah setelah kita melakukan
maksiat atau kita membersihkan semua kesalahan yang kita perbuat dengan jalan
dekat kepada-Nya. Islam tidak memandang manusia itu bagaikan malaikat tanpa
berbuat dosa, tapi sebaik-baik manusia itu adalah segera berhenti dari perbuatan
dosa dan bertobat dari kesalahan yang diperbuat.
· Memperbanyak doa dan dzikir. Selagi sedang ditimpa musibah kita
dianjurkan memperbanyak zikir karena dengan jalan tersebut dapat menentramkan
hati dan menghilangkan kegelisahan sambil berdoa supaya kita bisa keluar dari
masalah tersebut. Nabi SAW mengajarkan dalam doanya: “Allahumma jurnii
khairon fii mushiibathii wa akhluf lii khairan minhaa.” Artinya: “Ya Allah,
berilah pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti bagiku yang lebih baik
daripadanya.” (HR Muslim).
· Tetap Istiqamah. Seorang muslim yang tangguh dalam menjalani cobaan
yang diberikan Allah, dia tetap konsisten dan teguh pendirian dalam menjalankan
dan mengamalkan ajaran Islam. Tidak lantas dengan ujian tersebut membuat ia
semakin jauh dari ajaran agama bahkan timbul penyakit stres atau mengambil
jalan pintas bunuh diri.
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yang ada di langit dan di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13). Ini berarti bahwa
alam raya telah ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
2. Cara memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat
bagaimana menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat
yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut
aktif menjaga kebersihan lingkungan, Perbanyak tempat sampah di sekitar
lingkungan anda, Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi
imbalan yang sesuai setiap bulannya, Sosialisakan kepada masyarakat untuk
terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organic
3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
4. Pengeksploitasian terhadap sumber daya alam harus dilakukan secara
proporsional, tidak boleh berlebihan. Jika mengeksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan maka ekosistem lingkungan bisa rusak sehingga masyarakat
setempat dan juga industri tersebut akan mendapatkan dampak buruknya.
5. Cara menyikapi bencana : iman dan ridho terhadap ketentuan Allah SWT,
sabar dalam menghadapi musibah, ada hikmah dibalik musibah, tetap berikhtiar,
bertobat, memperbanyak do’a dan dzikir, tetap istiqomah.
B. Saran
Marilah dengan bijak kita menyikapi musibah yang diberikan oleh Allah
SWT dan tetap berharap mudah-mudahan kita dijauhkan dari musibah dan
bencana, dengan cara dalam memanfaatkan SDA harus tetap memperhatikan
kebersihan dan kesehatan lingkungan agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi
kehidupan dan walaupun sekarang banyak dari saudara-saudara kita yang tengah
berjuang mengatasinya, Ini adalah ladang pahala dan kesempatan buat kita untuk
membantu meringankan beban mereka sambil berdoa semoga saudara-saudara
kita kuat dan mampu menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

o Dr. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008

o Kementrian Lingkungan Hidup RI, “HImpunan Peraturan Perundang-


Undangan Lingkungan Hidup”. Jakarta, 2002.

o Drs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-
Ulum.Makassar: Berkah Utami.

o www.google.com

Anda mungkin juga menyukai