Anda di halaman 1dari 7

A.

Gambaran Umum Desa Tanjung kemala, Kecamatan Sawang, kabupaten


Aceh Utara
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dulunya Desa Tanjung
Kemala adalah sebuah hutan pada masa penjajahan belanda yang dikemudian dilanjut
oleh penjajah jepang. Disuatu tempat didaerah hutan dimana Desa Tanjung Kemala
terletak sekarang, setelah hutan belantara di garap serta di jadikan persawahan yang
tujuannya untuk di jadikan sebuah gampong, Pada masa itu orang-orang yang
membuat ladang dan persawahan memberikan daerah tersebut dengan nama “Tanjung
Kemala” dan resmi di jadikan sebagai perkampungan penduduk. Luas lahan
perkebunan jagung yang ada di Desa Tanjung Kemala 5 Ha. Tanaman pangan yang
ada di Desa Tanjung Kemala yaitu jagung dan ubi, dengan jumlah petani 150 orang.
B. Analisis Masyarakat Desa Tanjung Kemala, Kecamtan Sawang.
1. Aspek Sosiodemografik
1.1 Jenis kelamin
Berdasarkan data sekunder rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
Desa Tanjung Kemala total penduduk di Desa ini berjumlah 210 orang. Berdasarkan
hasil wawancara kami dengan bapak M Nur mengatakan bahwa mayoritas petani
jagung adalah pria.
1.2 Usia
Usia khalayak sasaran yaitu petani jagung umumnya sudah dewasa. Dewasa
disini dikatakan berumur >20 tahun.
1.3 Populasi
Populasi adalah jumlah dari khalayak yang akan diberdayakan. Populasi yang
ingin diberdayakan adalah petani jagung. Berdasarkan wawancara dengan salah
seorang petani jagung yaitu Bapak M. Nur, kami mengetahui jumlah populasi petani
tanaman jagung di Desa tanjung kemala, Kecamatan sawang, Kabupaten aceh utara
yaitu kurang lebih 30 orang.

1
1.4 Lokasi
Lokasi atau tempat tinggal khalayak sasaran komunikasi yaitu di Desa
Tanjung Kemala, Kecamatan Sawang, Kabupaen Aceh Utara. Objek petani
jagung yang ada di lokasi tersebut.
1.5 Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tanjung Kemala tidak dipaparkan secara
rinci di Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Rata-rata pendidikan
masyarakat di Desa Tanjung Kemala sebagian besarnya hanya tamatan SD dan SLTP.
Tetapi walaupun demikian, pemikiran masyarakat disana sudah mulai maju dan
mereka juga tidak keberatan berbagi informasi saat mahasiswa melakukan kunjungan
praktikum ke kediaman mereka.
1.6 Bahasa
Bahasa yang sering digunakan masyarakat biasanya dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kemampuan
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar akan lebih tinggi. Di Desa
Tanjung Kemala, masih ada masyarakat yang kurang bisa mengerti dan berbicara
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya saja, narasumber kami,
Bapak M. Nur juga masih kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.
1.7 Agama
Di Desa Tanjung Kemala Agama yang dianut oleh masyarakat secara menyeluruh
adalah agama islam, masyarakat Desa ini sendiri memiliki norma yang kental dengan
nuansa islami. Sebagai contoh apabila hari jumat, maka mereka boleh pergi ke kebun
tetapi tidak boleh bekerja karena masyarakat memuliakan hari jumat.
1.8 Pekerjaan
Dari total penduduk di Desa Tanjung Kemala yang berjumlah 210 orang,
mayoritas pekerjaannya adalah petani. Hal ini tertera dalam RPJM (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah) total petani di Desa Tanjung Kemala berjumlah
150 orang. Baik petani tanaman pangan, tanaman perkebunan dan peternak.

2
1.9 Ideologi
Di Desa Tanjung Kemala tidak ada ideologi atau aliran khusus yang mampu
mempengaruhi khalayak sasaran komunikasi.
1.10 Kepemilikan media
Berdasarkan hasil observasi, kami mengetahui bahwa masyarakat Desa Tanjung
Kemala khususnya petani tanaman jagung memiliki media informasi. Media
informasi yang dimiliki petani berupa televisi. Akan tetapi untuk media lain seperti
radio dan surat kabar, masih jarang terlihat disekitar masyarakat DesaTanjung
Kemala.
2. Aspek Psikologis
2.1 Emosi
Berdasarakan obervasi kami pada saat melakukan wawancara dengan
narasumber, dapat dilihat bahwa khalayak sasaran yaitu petani tanaman jagung rata-
rata memiliki tempramen yang mudah tersiggung. Hal ini dibuktikan dari jawaban
narasumber yang sedikit ketus pada saat kami bertanya masalah penyuluhan yang
hanya datang pada saat musim hujan saja.
2.2 Bagaimana Pendapat Mereka Didengar
Berdasarkan hasil wawancara bahwa Geuchik desa tanjung kemala pada saat
petani meminta pupuk subsidi karena kelangkaan pupuk, geucik hanya mengatakan
iya tetapi sampai tanaman jagung banyak yang mati pupuk tidak di berikan. Oleh
karna itu, kami merasa pendapat serta keinginan khalayak sasaran tidak didengar
dengan baik. Sehingga pendapat dan kebutuhan dari khalayak sasaran tidak dapat
terpenuhi dengan baik.
2.3 Adakah Keinginan Mereka Yang Harus Dipenuhi
Dari hasil wawancara kami dengan narasumber, kami mengetahui kebutuhan dan
keinginan petani tanaman jagungdi Desa Tanjung Kemala Kebutuhan petani jagung
tidak hanya sebatas pemberian pupuk subsidi, akan tetapi lebih dari pada itu.
Kebutuhan petani jagung adalah pelatihan pembuatan pupuk bokashi utuk
menghindari kekurangan pupuk nonorganic. Karena dari observasi kami, petani

3
jagung di Desa Tanjung Kemala hanya sebatas diberi bibit saja tanpa ada bantuan
pupuk nonorganic. Sehingga produktivitas jagung yang dihasilkan rendah.
2.4 Menyimpan Rasa Kecewa Dan Frustasi
Menurut kami petani jagung di Desa Tanjung Kemala menyimpan rasa kecewa
terhadap aparatur gampong dan khususnya kepada kelompok tani. Karena kelompok
tani tidak mau menyampaikan keinginan petani jagung terkait subsidi pupuk.
Keinginan petani jagung untuk mendapatkan subsidi pupuk oleh kelompok tani sudah
sering kali terjadi. Tetapi masyarakat tidak putus asa karena hanya menanam jagung
tanpa ada upaya peningkatan hasil produksi. Padahal, sudah ada agen yang bersedia
menampung hasil panen jagung disekitar DesaTanjung Kemala.
3. Aspek Karakteristik Prilaku
3.1 Kebutuhan

Kebutuhan dari petani jagung di Desa Tanjung Kemala adalah sarana produksi
seperti pupuk. Selain itu sarana produksi petani jagung juga membutuhkan pelatihan
pembuatan pupuk bokashi sehingga petani mampu membuatnya sendiri dan dapat
menigkatkan produktivitas tanaman jagung dan pendapatan petani jagung di Desa
Tanjung Kemala.
3.2 Pengalaman
Berdasarkan hasil wawancara narasumber sudah 3 tahun menjadi petani jagung,
tetapi pengalaman petani dalam melakukan budidaya jagung hanya sebatas
pengetahuan dari orang-orang terdahulu. Narasumber juga menjelaskan bahwa ada
penyuluh tetapi penyuluh hanya datang pada saat musim hujan saja. Pelatihan yang
terkait pada pembuatan pupuk bokasi kurang diterapkan sehingga petani jagung tidak
tahu teknik dan inovasi dalam menangani kurannya pupuk nonorganic.
3.3 Norma
Norma adalah aturan yang berlaku di masyarakat. Norma yang berlaku di Desa
Tanjung Kemala masih mematuhi nuansa islami. Contohnya saja boleh ke kebun
pada hari jumat tetapi tidak boleh bekerja alasannya karena masyarakat memuliakan
hari jumat.

4
3.4 Sikap (Attitude)
Berdasarkan hasil obsevasi kami di Desa Tanjung Kemala, sikap khalayak
sasaran tergolong tidak mudah menyerah dan terus berusaha meminta diberikannya
pupuk. Contohnya pada saat tidak diberikan pupuk, tetapi petani mencoba dan
berualang-ulang kali meminta diberikan pupuk walaupun mengalami penolakan.
Umumnya petani kecewa karena jagung mengalami gagal dan mengalami kerugian
akibat kejadian tersebut.
3.5 Kepribadian
Berdasarkan hasil observasi kami, khalayak sasaran tergolong ke kepribadian
koleris. Korelis (kuat) adalah cenderung tidak mudah menyerah, tidak mudah
mengalah. Hal ini kami simpulkan berdasarkan hasil jawaban narasumber yang
menyatakan bahwa meskipun mengalami penolakan untuk tidak ada bantuan subsidi
pupuk berulang kali, petani jagungtetap masih tidak menyerah untuk meminta pupuk
tersebut.
Pembuatan pupuk bokashi petani jagung di Desa Tanjung Kemala kecamatan
Sawang
Dalam kelompok petani jagung tersebut akan dilakukan pelatihan pembuatan
pupuk bokashi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung sehingga
meningkatkan hasil produksi jagung. Pelatihan dilakukan dengan metode learning by
doing, supaya mampu melakukan pelatihan secara mandiri nantinya pada saat
komunikator tidak lagi bersama masyarakat. Pelatihan dilakukan dengan cara
bertahap.
1. Pada minggu pertama melakukan sosialisasi kepada kelompok petani jagung
bagaimana cara pembuatan pupuk organic (bokashi). Kami memilih pupuk
bokashi karena bahan baku tersedia di sekitar gampong. Pupuk bokashi adalah
pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan
organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Bahan yang di
perlukan untuk 1000 kg bokashi: Jerami padi yang dicacah /dipotong-potong
halus sebanyak 300 kg, Pupuk kandang/kotoran ternak (sapi/kambing) sebanyak

5
50 kg, Arang sekam sebanyak 100 kg, Dedak halus sebanyak 150 kg, Gula pasir 1
kg, Larutan EM4 sebanyak 1 liter, Air secukupnya.
2. Minggu kedua melakukan pelatihan pada petani jagung yang berjumlah 30 orang
tentang bagaimana cara pembuatan pupuk bokashi.
Cara pembuatan:
1. Sediakan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi
sebagaimana yang telah disampaikan pada minggu pertama.
2. Pilih tempat fermentasi yang terlindung dari air hujan dan sengatan matahari
langsung dan buat lubang berbentuk persegi dengan ukuran 2x1m dan
kedalaman 30-50cm (ukuran disesuaikan dengan jumlah pupuk).
3. Cacah jerami hingga halus dan campurkan dengan bahan-bahan yang lain
secara merata dengan menggunakan sekop dan cangkul(kecuali larutan EM4,
Gula pasir dan air .
4. Ambil 1L larutan EM4 cempurkan dengan 200L air bersih dan 1 kg gula
pasir. Kemudian siramkan ke campuran bahan bahan yang telah diaduk pada
langkah ke 3 dan pada saat penyiraman perhatikan tingkat kelembapan hingga
mencapai 30-40% atau untuk lebih mudah memperkirakan tingkat
kelembapan bisa dilakukan cara mengambil campuran pupuk dan
mengepalkan tapi tidak sampai mengeluarkan air. Apabila kelembapan kurang
tambahkan air secukupnya.
5. Tutup rapat lubang fermentasi dan tetap jaga suhu (45oC). Jika suhu
meningkat maka aduk lagi hingga suhu turun. Tunggu hingga 14 hari agar
pupuk dapat di aplikasikan.
3. Minggu ke empat yang dilakukan adalah pengaplikasian pupuk. Pengaplikasian
pupuk dilakukan sebelum ditanam dan sesudah ditanam. Penggunaan pupuk
organic pada tanaman jagung yaitu apabila pupuk yang digunakan dalam bahan
jadi digunakan sekitar 2 ton / ha atau 50 – 60 gr perlubang tanam.

6
LAMPIRAN

Kondisi Lahan Jagung Setelah Panen

Foto Bersama Dengan Petani Jagung (Bapak M Nur)

Anda mungkin juga menyukai