Anda di halaman 1dari 14

Makalah Terapi Self-Healing dengan Hewan

UNIVERSITAS INDONESIA

Disusun Oleh:

Syifa Fadiyah

1706038935

Keperawatan Komplementer – D

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM S1 REGULER ILMU KEPERAWATAN

DEPOK 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang karena berkah dan anugerahnya
saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Terapi Self-Healing dengan
Hewan” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer
Dasar. Sholawat dan salam kami curahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang
menunjukkan saya jalan yang lurus dan senantiasa manjadi rahmat seluruh alam.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang konsep terapi self-healing dengan hewan di
pelayanan keperawatan. Saya sadar banyak sekali kekurangan dari makalah ini. Oleh
karena itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan untuk perbaikan makalah
saya. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah saya yang sederhana ini
dapat bermanfaat banyak bagi pembaca. Saya mohon maaf apabila banyak
kekurangan. Terima kasih.

Penulis

Syifa Fadiyah
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Florence Nightingale pertama kali mengeksploarasi dan mengakui adanya potensi
terapeutik pada hubungan manusia dengan hewan tahun 1800-an. Hewan peliharaan
dipercaya dapat membantu mengurangi kecemasan pada pasien psikiatri dan anak-
anak. Menurut penelitian juga dari Shoda, Stayton, dan Martin (2011) seseorang yang
memelihara hewan memiliki self-esteem yang lebih dari pada yang tidak, kesehatan
lebih baik dan berkurangnya rasa kesepian. Hal ini membuktikan bahwa hewan dapat
memberikan kasih sayang, mengajarkan manusia untuk meningkatkan harga diri
individu, dan dapat membantu bersosialisasi satu sama lain.
Terapi bantuan hewan ini sudah banyak digunakan untuk mengobati berbagai
permasalahan kesehatan. Menurut Lewis & Bottemly (2008) pada usia lanjut, terapi
bantuan hewan dapat membantu mengatasi permasalahan bukan hanya kehilangan
orang yang dicintai tetapi membantu beradaptasi dengan perubahan keadaan seperti
penyakit atau perubahan dalam kehidupan. Selain itu, terdapat penelitian yang
memperkenalkan anjing kepada anak-anak dengan autism spectrum disorder (ASD)
memberikan hasil penurunan tingkat stress, ansietas, dan memberikan lingkungan
yang lebih relaks untuk anak-anak tersebut (Burke & Iannuzzi, 2014). Hal ini
membuktikan bahwa terapi bantuan hewan dapat meningkatkan emosi positif bagi
individu.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah self-healing dengan “Terapi Bantuan Hewan” ini untuk
mengetahui manfaat self-healing dengan terapi bantuan hewan terhadap kondisi
fungsi tubuh secara fisik, psikologis, sosial, dan kognitif individu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Tujuan


Terapi dengan dibantu hewan didefinisikan sebagai intervensi yang
menggunakan ikatan hewan-manusia sebagai landasan untuk proses
perawatan [ CITATION Lin14 \l 1033 ]. Adapun karakteristik dari terapi dengan
hewan adalah tujuan dan sasaran khusus dalam melakukan, tidak
direncanakan untuk setiap pasien, kegiatan kunjungan hewan terhadap klien
(dalam lingkup perawatan medis) bersifat spontan dan berlangsung selama
diperlukan, dan interaksi tidak perlu didokumentasikan [ CITATION Syn10 \l
1033 ]. Saat ini, intervensi dengan bantuan hewan dipraktikkan oleh semua
orang di segala usia dan dapat ditemukan di setiap tempat perawatan medis
atau perawatan kesehatan mental, serta di sekolah, universitas, tempat kerja,
pusat komunitas, fasilitas penahanan remaja, dan penjara (Serpell J&McCune
S, 2012). Tujuan dari intervensi ini bisa untuk fisik, kognitif dan untuk social.
Tujuan fisik contohnya meningkatkan kemampuan berjalan untuk kognitif
yakni meningkatkan ekspresi verbal (interaksi normal dengan hewan) dan
meningkatkan memori jangka pendek dan panjang dengan mengingat
Kembali nama hewan tersebut atau akitivitas pertemuan sebelumnya
[ CITATION Lin14 \l 1033 ]

2.2 Teori yang Mendukung


2.2.1 Teori Biophilia
Teori Biophilia, ditulis oleh Erich Fromm (1964). Bio merupkaan hal yang
berhubungan dengan biologi atau organisme hidup, dan philia yang berarti
banding dan perasaan positif manusia terhadap habitat tertentu, kegiatan, dan
benda-benda di lingkungan alami mereka [CITATION Ser12 \l 1033 ]. Teori ini
menjelaskan arah psikologis yang terhubung dengan segala sesuatu yang
hidup dan ada hubungan alami yang menghubungkan manusia dengan
organisme hidup lainnya.

2.2.2 Teori dukungan social


Teori dukungan sosial menjelaskan perasaan dan kepastian bahwa seseorang
dirawat dan memiliki dukungan dari orang lain. Hal ini merupakan bagian
dari hubungan sosial yang menyenangkan. Sebuah lingkaran dukungan sosial
dapat berasal dari kerabat, kenalan, teman, hewan peliharaan, kelompok
sosial, rekan kerja [CITATION Nep11 \l 1033 ].

2.3 Manfaat
Manfaat dari terapi dengan hewan yang telah diteliti oleh para ahli adalah
meningkatkan fungsi gerak, baik sensorik modulasi dan interpretasi sensorik, serta
mempertinggi toleransi untuk aktivitas fisik terhadap rangsang nyeri. Hewan
mengajarkan kenangan dan kewaspadaan. Kenangan ini mengandung dua makna,
nyata dan simbolis. Misalnya, merawat hewan kecil yang membutuhkan sentuhan,
dibelai, bicara, dan makan dapat melambangkan peran ibu atau orang tua. Peran ini
mungkin telah ditinggalkan, tapi dengan adanya binatang dapat memberikan
pengganti kegiatan yang berarti [CITATION Nep11 \l 1033 ]. Adapun manfaatnya
lainnya adalah bisa melemahkan respon seseorang terhadap stress. Saat seseorang
menjadi stress, system saraf simpatik melepaskan serangkaian hormone, dengan
membelai binatang dapat membantu mengurangi penumpukan hormone stress
tersebut [ CITATION Sny10 \l 1033 ] . Terapi ditemani hewan ini juga bisa bermanfaat
pada beberapa penyakit fisik seperti penyakit kardiovaskuler, kejang, dan demensia
[ CITATION Sny10 \l 1033 ]. Hewan yang menyentuh tangan menciptakan perasaan
dibutuhkan. Selain itu, para lanjut usia terlibat dalam tanggung jawab perawatan
hewan peliharaan. Dengan peran dan tanggung jawab untuk makhluk hidup lain,
dapat memberikan rasa kepemilikan dan memberikan kesempatan untuk
berkontribusi [CITATION Mar10 \l 1033 ]
2.4 Pelaksanaan
2.4.1 Menurunkan tingkat ansietas
a. Penurunan ansietas dan agitasi [ CITATION Mirnd \l 1033 ]
- Menyentuh dan membelai hewan
- Berbicara dengan hewan
- Menerima kasih saying dari hewan
b. Meningkatkan kemampuan untuk relaksasi pernapasan diafragma dan
teknik relaksasi
- Memperhatikan bagaimana hewan menenangkan diri dan bernapas
dengan tenang

2.5.1 Mengatasi kesepian


Melakukan dan bertindak sebagai social buffer seperti yang ditunjukkan
hewan untuk orang dengan dukungan social yang minim [ CITATION
Mirnd \l 1033 ].

2.6.1 Mengatasi depresi


a. Meningkatkan mood
- Membelai hewan
- Memilih hewan yang disukai atau memang dapa menghibur seperti
lumba-lumba, kucing, anjing, ikan
- Menerima kasih saying dari hewan
b. Mengurangi isolasi, kebosanan, dan kesepian
- Bermain dengan hewan
- Merawat hewan dan memberi makan
- Memperkenalkan hewan kepada teman-teman yang lain
- Mengajak hewan berjalan-jalan
- Memberikan kasih sayang kepada hewan
c. Meningkatkan energy, inisiatif, dan aktivitas
- Bermain dengan hewan
- Mengajak hewan berjalan-jalan
- Melatih kemampuan hewan
d. Mendapatkan kualitas tidur yang baik
- Mengamati bagaimana hewan bersikap tenang dan bagaimana
hewan menarik napas dalam
- Mempraktekkan Teknik pernapasan yang sama saat melihat
keadaan yang tenang
- Mencoa Teknik tersebut pada malam hari

[ CITATION Mirnd \l 1033 ]


BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Kasus

Nn. S berusia 21 tahun mahasiswa semester 7 mengalami stress akademik


selama aktivitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19.
Hal ini dipicu oleh banyaknya tugas kuliah dan adaptasi kebiasaan baru
selama PJJ dan pandemi COVID-19. Menurut hasil anamnesis, Nn. S
mengeluh sering susah berkonsentrasi, susah tidur, dan sering mengalami
mual. Nn. S juga mengatakan sering merasa malas berinteraksi dengan orang-
orang di rumah karena biasa mengurung diri di kamar selama pandemi
COVID-19. Dia juga mengatakan sangat mudah merasa lelah walaupun
aktivitasnya membosankan dan hanya bermain HP dan mengerjakan tugas di
kamar. Di rumah, keluarga Nn. S punya hewan peliharaan kucing bernama
Nala.

3.2 Diagnosis dan Intervensi

Menurut kasus yang sudah dijabarkan, masalah keperawatan yang dapat


diambil adalah ketidakefektifan koping. Adapun salah satu intervensi
keperawatan pada diagnosis ini yang dapat dilakukan adalah peningkatan
koping individu. Pada makalah ini aktivitas yang dipilih adalah terapi dengan
hewan, yakni penggunaan hewan yang bertujuan untuk memberikan kasih
sayang, perhatian, pengalihan, dan relaksasi.

3.3 Indikasi dan Kontraindikasi


3.3.1 Indikasi
Terapi dengan hewan ini bermanfaat pada seseorang yang stress. Terapi ini
bisa melemahkan respon seseorang terhadap stress. Saat seseorang menjadi
stress, sistem saraf simpatik melepaskan serangkaian hormon dan dengan
membelai binatang dapat membantu mengurangi penumpukan hormon stress.
Terapi ini juga bermanfaat pada beberapa penyakit fisik seperti penyakit
kardiovaskuler, kejang, dan demensia [ CITATION Sny10 \l 1033 ].

3.3.2 Kontraindikasi
Sebelum melakukan terapi dengan hewan, harus diperhatikan apakah klien
memiliki alergi yang berkaitan dengan hewan seperti imunosupresi, dan
infeksi [ CITATION IAH14 \l 1033 ]. Terutama pada pasien dengan berbagai
kondisi kesehatan, karena beresiko untuk penularan penyakit, alergi, dan
gigitan sehingga harus dipertimbangkan dengan cermat. Pertimbangkan juga
budaya yang melarang interaksi dengan hewan tertentu [ CITATION Lin14 \l
1033 ].

3.4 Langkah Prosedur


3.4.1 Pra Orientasi
Pastikan hewan yang digunakan harus bersih, sehat, divaksinasi lengkap,
terawat dan bebas parasit. Hewan yang dipilih pun harus yang tenang, toleran
dan dapat diandalkan[ CITATION Lin14 \l 1033 ]. Perhatikan kondisi dan
sikap hewan yang menunjukkan tidak ingin berinteraksi atau sedang
beristirahat. Perhatikan juga lingkungan yang mendukung seperti tenang dan
bersih [ CITATION Woh16 \l 1033 ].

3.4.2 Kerja
Fasilitasi pasien yang memegang dan membelai hewan. Anjurkan pasien
untuk membelai atau mengelus hewan terapi berulang kali. Memfasilitasi
pasien mengamati hewan terapi. Dorong pasien mengekspresikan emosi
kepada hewan. Atur pasien untuk berolahraga dengan hewan atau hanya
bermain jika memungkinkan. Dorong pasien untuk memberi makan hewan
[ CITATION Bul13 \l 1033 ]

3.4.3 Terminasi
Minta pasien untuk mencuci tangan. Tanyakan dan berikan kesempatan pada
pasien untuk bercerita tentang pengalamannya berinteraksi dengan hewan
terapi [ CITATION Bul13 \l 1033 ]

3.4.4 Evaluasi

Keberhasilan atau efek dari terapi ini diukur melalui cara kualitatif dan
kuantitatif. Hal yang perlu diperhatikan untuk dievaluasi tergantung dari
tujuan terapi ini dilakukan pada awalnya. Misalnya, penurunan nyeri,
penurunan tekanan darah, peningkatan kemampuan sosialisasi, latihan,
peningkatan koordinasi dan keseimbangan, serta penurunan stress [ CITATION
Lin14 \l 1033 ].
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Terapi dengan hewan merupakan salah satu jenis self-healing yang
memanfaatkan ikatan manusia-hewan sebagai modalitas pengobatan. Terapi
ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi tubuh secara fisik, psikologis, sosial,
serta kognitif klien. Adapun teori yang mendasari terapi ini adalah teori
biophilia dan teori dukungan sosial. Terapi dengan hewan bermanfaat untuk
meningkatkan fungsi gerak, baik sensorik modulasi dan interpretasi sensorik,
serta mempertinggi toleransi untuk aktivitas fisik terhadap rangsang nyeri.
Terapi ini juga dapat mengatasi ansietas, kesepian, dan depresi. Sebelum
melakukan terapi dengan hewan, perlu diperhatikan kondisi hewan dan
indikasi serta kontraindikasinya. Pastikan hewan dalam keadaan sehat dan
tidak terganggu, serta klien atau orang yang ingin terapi tidak memiliki alergi
atau kepercayaan tertentu terhadap hewan yang akan membantu selama terapi.

4.2 Saran
Self-healing menggunakan terapi dengan hewan dapat dilakukan dengan
mudah, bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Pada asuhan keperawatan
terapi dengan bantuan hewan ini dapat dijadikan salah satu aktivitas dalam
intervensi keperawatan yang mudah dilakukan secara mandiri oleh klien.
Perawat perlu mengetahui teknik terapi dengan hewan ini agar dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan maksimal.
Lampiran
Daftar Tilik

No. Langkah Prosedur

Pastikan hewan yang digunakan harus bersih, sehat, divaksinasi lengkap,


1. terawat dan bebas parasit. Hewan yang dipilih pun harus yang tenang,
toleran dan dapat diandalkan

2. Perhatikan lingkungan yang mendukung (tenang dan bersih)

3. Memfasilitasi klien mengamati hewan terapi.

4. Anjurkan klien untuk membelai atau mengelus hewan terapi berulang kali.

5. Dorong klien mengekspresikan emosi kepada hewan. 

Anjurkan klien untuk berolahraga dengan hewan atau hanya bermain jika
6.
memungkinkan

7. Anjurkan klien untuk memberi makan hewan

8. Minta klien untuk mencuci tangan. 

Tanyakan dan berikan kesempatan pada klien untuk menceritakan tentang


9.
pengalamannya berinteraksi dengan hewan terapi 

Daftar Pustaka
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC) Sixth Edition. Philadelphia: Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2017). NANDA-I diagnosis keperawatan: Definisi
dan klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

IAHAIO. (2014). The IAHAIO Definitions for Animal-Assisted Intervention and


Guidelines for Wellness of Animals Involved. USA: IAHAIO.

Lindquist, R., Snyder, M., & Tracy, M. F. (2014). Complementary & Alternative
Therapies in Nursing Seventh Edition. New York: Springer Publishing
Company.

Marx, M. S., & et al. (2010). The impact of different dog-related stimuli on
engagement of persons with dementia. Am J Alzheimers Dis Other Demen,
vol. 25, no. 1, 37-45, retrieved 21 November 2020 from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3142779/.

Mirsanti, D., & Muljohardjono, H. (n.d). Memanfaatkan animal assisted theraphy


pada layanan geriatrik. Journal Unair, 1-11.

Nepps, P., Brunco, S., & Stewart, C. (2011). Animal assisted therapy: Effects on
stress, mood, and pain. The Journal of Lancaster General Hospital, vol. 6-no.
2, 56-59, retrieved 21 November 2020 from: http://www.jlgh.org/Past-
Issues/Volume-6---Issue-2/Animal-Assisted-Therapy.aspx.

Serpell, J., & McCune, S. (2012). Waltham pocket book of human-animal interaction.
United Kingdom: Beyond Design Solutions Ltd.

Snyder, M., & Lindquist, R. (2010). Complementary & Alternative Therapies in


Nursing. New York: Springer Publishing Company.

Synder, M., Lindquist, R., & Tracy, M. F. (2014). Complementary & alternative
therapies in nursing (7th ed). New York: Springer Publishing Company.

Wohlfarth, R., & Sandstedt, L. (2016). Animal Assistes Activities with Dogs. Warsaw:
House ELIPSA.

Anda mungkin juga menyukai