Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN III

DIKSI ATAU PEMILIHAN KATA


DIKSI

 Peranti-Peranti Diksi
1. Peranti diksi berdenotasi dan berkonotasi
Denotasi adalah kata yang tidak
mengandung makna tambahan atau
perasaan tambahan makna tertentu.
Makna denotasi disebut makna denotatif,
makna denotasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional dan referensial,
serta proporsional.
lanjutan

 Jadi makna yang ditunjuk oleh sesuatu yang


disimbolkan. Contoh : Kursi, meja.
 Karya ilmiah akademik dan jurnalistik
hendaknya menggunakan kata yang
berdenotasi.
 Kata konotasi adalah kata yang memiliki arti
tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa
tertentu.
lanjutan

 Makna konotasi sering disebut makna


konotasional, makna emotif, atau makna
evolutif.
 Makna konotasi adalah makna kias atau
bukan makna yang sesungguhnya.
 Seperti kata memanjatkan doa, memenuhi
persyaratan.
2. Peranti Kata Bersinonimi dan Berantonimi

 Kata bersinonim berarti kata sejenis, sepadan,


sejajar, serumpun, dan memiliki arti yang sama.
 Contoh kata hamil, bunting, dan mengandung.
 Kata berantonimi kata yang memiliki makna
yang tidak sama dengan makna lainnya.
 Macam-macamnya :
a. Antonimi kembar atau dual artinya entitas
kebahasaan yang satu meniadakan entitas
lanjutan

lainnya. Contoh panas dengan dingin. Jantan


betina.
b. Antonimi plural, cirinya adalah penegasan
terhadap anggota tertentu akan mencakup
penyangkalan anggota lainnya secara
terpisah.
Contoh kelas ‘logam’ ,‘buah-buahan’.
c. Antonimi gradual. Contoh setengah kaya atau
agak kaya atau lumayan kaya.
lanjutan

d. Antonimi relasional artinya kata yang


berlawanan itu memiliki relasi kebalikan.
Contoh guru dengan murid.

3. Peranti kata bernilai rasa. Contoh kata


perempuan dengan wanita.
4. Peranti kata konkret dan abstrak. Contoh
kata meja dan kursi dengan kata kebodohan
atau kemiskinan.
5. Peranti kata keumuman dan kekhususan

 Kata umum adalah kata yang perlu dijabarkan


dengan kata-kata yang sifatnya lebih khusus.
 Kata umum tepat digunakan untuk
argumentasi atau persuasi karena dapat
mengundang berbagai penafsiran yang lebih
luas. Contoh kata banyak korban.
 Kata khusus digunakan dalam konteks terbatas
dan memerlukan pemerincian, ketepatan, dan
keakuratan.
lanjutan

 Contoh korban gempa di Lombok terdiri dari


56 pria, 78 perempuan, 54 remaja dan 70
balita.

6. Peranti kelugasan kata. Lugas dapat diartikan


kata apa adanya, tembak langsung.
contoh kata penis dan zakar. Senggama dan
koitus.
7. Peranti penyempitan dan perluasan
makna kata

 Penyempitan makna maksudnya adalah


apabila dalam kurun waktu tertentu
maknanya bergeser dari semula luas ke
makna yang sempit. Contoh kata ‘biyung’
dulu ibu sekarang digunakan untuk penbantu
rumah tangga.
 Perluasan makna kata contoh kata ‘bapak’
dan ‘ibu’.
8. Peranti keaktifan dan kepasifan kata

 Dalam penelitian akademik hendaknya


banyak menggunakan kata aktif atau kata
yang berimbuhan ‘me’.
9. Peranti Ameliorasi dan peyorasi.
Ameliorasi adalah perubahan makna dari
yang lama ke yang baru ketika bentuk baru
lebih memiliki nilai rasa.
Peyorasi adalah perubahan makna dari yang
baru ke makna yang lama ketika makna kata
lanjutan

 Yang lama lebih bernilai rasa.


 Contoh kata ’sangkil dan mangkus’ dengan
‘efektif dan efesien’. Kata ‘kakus atau berak’.
10. Peranti kesenyawaan kata (idiomatis).
Contoh sesuai dengan, disebabkan oleh.
11. Peranti kebakuan dan ketidakbakuan kata.
Bentuk baku hadir karena adanya
pembakuan bentuk-bentuk bahasa.

Anda mungkin juga menyukai