Anda di halaman 1dari 8

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor- faktor yang
berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidkan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung meklu tindakan-tindakan belajar. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar merupakan
kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendri, orang lain, dan lingkungan. Agar
kegiatan belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan, maka manusia
tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi. Dari sinilah dapat diketahui
kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu,
para ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi
pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan
perhatian pada persoaln- persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.
Belajar senantiasa merupakan kegiatan yang berangsung di dalam suatu proses dan
terarah kepencapaian suatu tujuan tertentu. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
sempuma maka membutuhakan hasil yang maksimal dari suatu proses pembelajaran. Oleh
karena itu, pada makalah mi akan dibahas secara luas mengenai proses pembelajaran dan
pembagiannya, sehingga akan didapatkan hasil yang
maksimal dalam kegiatan belajar tersebut.
A. Proses Belajar dan Pembagiannya
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke
depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada
suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chapln (1972), proses adalah suatu perubahan yang
menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. !
Menurut Harold Spears, belajar adalah (mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri
tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk), aktifitas yang menghasilkan
perubahan tingkah laku pada dirinya.
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognuif, afektif,
dan psikiomotork yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut bersifat positif
dalam arti berorientasi ke arah yang maju dari pada keadaan sebelumnya. Proses belajar
melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi berdasarkan latihan, pengalaman
dan interaksi sosial.?
Proses belajar dibagi menjadi:
l. Perhatian
2. Memori
3. Elaborasi
4. Berfikir

5. Problem solving

. Pengertian Perhatian Dalam Proses Belajar


Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas indvidu yang ditujukan kepada suatu
sekumpulan obyek. Misalnya, ketika seseorang yang sedang memerhatikan suatu benda,
maka seluruh aktifitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan pada benda tersebut.
Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu:
1 Dr. Muhibin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010,
hlm. 17. 2 Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si ., Psikologi Pendidi kan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014, hlm. 1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan
atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul
dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian
yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya
(bersifat aktif).
Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan,
maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian
yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek
yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian mdividu pada suatu saat
yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus. C. Pengertian Memori Dalam
Proses Belajar Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Para psikolog pendidikan
mempelajari bagaimana informasi diletakkan atau disimpan dalam memori, bagaimana ja
dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded), dan bagaimana ja ditemukan
atau diungkap kembali untuk tujuan tertentu di kemudian hari. Memori membuat din kita
terasa berkesmambungan. Tanpa memori, seseorang tidak mampu menghubungkan apa
yang terjadi kemarn dengan apa yang mereka alami sekarang. Dewasa ini, para psikolog
pendidkan menyatakan bahwa adalah penting untuk tidak memandang memori dari segi
bagaimana anak menambah sesuatu ke dalam ingatan, tetapi harus dilihat dari segi
bagarmana anak menyusun memori mereka (Schacter, 2001). Bagian utama dari
pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan
pengambilan (retrieval). Mengkaji memori dari sudut pandang mi akan membantu
seseorang memahaminya dengan lebih baik.
Pemrosesan Informasi dalam Memori:
ENCODING PENYIMPANAN PENGAMBILAN memasukkan mempertahankan mengambil
mformasi ke dalam informasi dari waktu informasi dari memori ke waktu gudang memori
l. Penyandian (Encodng)
3 Drs.H. Baharuddin, M.Pdi., Psikologi pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, hlm.
178-180 Dalam bahasa sehari-hari, encodng banyak kemiripan dengan atensi dan
pembelajaran. Saat murid mendengarkan guru bicara, menonton film, atau
mendengarkan musik, dia sedang menyandikan informasi ke dalam memori. Ada
enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.

b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama
berada di dalam memori.

Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa


a
pemrosesan memori terjadi pada kontmum dari dangkal ke mendalam, di mana
pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.

e. Mengkontruksi citra (imaji),

f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka


menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan
memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan
mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit
tunggal
Penyimpanan Setelah murid 'menyandkan informasi, mereka perlu mempertahankan atau
menyimpan informasi. Di antara aspek paling menonjol dari penyimpanan memori adalah
tiga simpanan utama, yang berhubungan dengan tiga kerangka waktu yang berbeda:
memori sensori (yang berlangsung hanya beberapa detik), working memory atau memori
jangka pendek (bertahan sekitar 30 detik), dan memori jangka panjang (bertahan sampai
seumur hidup).
a. Memori sensori, yaitu memori yang mempertahankan informasi dari dunia dalam
bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama dari pada waktu
seseorang menerima sensasi visual, suara, dan sensasi lainnya.

b. Memori jangka pendek, yatu ssitem memori berkapasitas terbatas di mana informasi
dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau diproses lebih
lanjut, di mana dalam kasus itu daya tahan simpanannya bisa lebih lama.
Dibandingkan dengan memori sensori, memori jangka pendek

kapasitasnya terbatas tapi durasinya relatif lebih panjang.. c. Memori jangka panjang, yaitu
tipe memori yang menyimpan banyak informasi seama periode waktu yang lama secara
relatif permanen.
Khasifikasi isi memori jangka panjang:
l) Memori deklaratif, yaitu rekoleksi atau pengingatan kembal informasi secara sadar,
seperti fakta spesifik atau kejadian yang dapat dikomunikasikan secara verbal.
Memori imi dibagi atas:

m) Memori episodik, yaitu retensi informasi tantang di mana dan kapan terjadinya suatu
peristiwa dalam hidup.

n) Memori semantik, yaitu peengetahuan umum murid tentang duma, mencakup


pengetahuan tentang pelajaran di sekolah, tentang bidang keahlian yang berbeda dan
pengetahuan sehari-hari tentang makna kata, orang terkenal, tempat penting dan hal
umum.

2) Memori prosedural, yaitu pengetahuan nondeklaratif dalam bentuk keterampilan dan


operasi kogntif. Memori mi tidak dapat secara sadar diingat kembali, setidaknya dalam
bentuk fakta atau kejadian spesifik.
3. Mengambil kembali
Ketika kita mengambil sesuatu dari “gudang data” mental, kita akan menelusuri gudang
memori kita untuk mencari informasi yang relevan. Seperti halnya dengan penyandian,
pencarian ini bisa otomats atau bsa juga membutuhkan beberapa usaha. Posisi item dalam
suatu daftar juga memengaruhi tingkat kemudahan dan kesulitan dalam mengingat. Efek
posisi serial menyatakan bahwa orang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan
akhir dari suatu daftar dari pada item yang ada di tengah. Faktor lain memengaruhi
pengambilan informasi adalah sifat dari petunjuk yang digunakan orang untuk
mendongkrak memori mereka (Allan, dkk. 2001).
Konsiderasi lain dalam memahani pengambilan informasi adalah prinsip spesifitas
penyandian, yaitu prinsip yang menyatakan bahwa asosiasi yang dibentuk pada saat
penyandian atau pembekjaran cenderung akan menjadi petunjuk yang efektif untuk
pengambilan kembali (Hannon & Craik, 2001). Semakin banyak melakukan elaborasi dalam
menyandikan mformasi, maka
semakin baik seseorang dalam mengingat informasi."
4 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 312-329 D.
Pengertian Elaborasi Dalam Proses Belajar
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Jadi, saat penyajan
konsep demokrasi kepada murid, mereka kemungkman akan mengingatnya dengan lebih
baik jika mereka diberi contoh yang bagus dari demokrasi. Mencari contoh adalah cara
yang bagus untuk mengelaborasi informasi.
Penggunaan elaborasi berubah sering dengan perkembangan (Schneider & Pressley, 1997).
Remaja lebih mungkin menggunakan elborasi secara spontan ketimbang anak-anak. Anak
SD bisa diajari menggunakan elaborasi pada satu tugas belajarnya, tetapi dibandingkan
dengan remaja, mereka mungkm tidak menggunakan elaborasi untuk tugas belajar lain.
Walau demikian, elborasi verbal dapat menjadi strategi memori yang efektif bahkan untuk
anak SD. Salah satu alasan kenapa elaborasi bisa bekerja dengan baik dalam menyandikan
informasi adalah karena elaborasi menambahkan perbedaan dalam kode memori (Ellis,
1987).
Elaborasi merupakan kegiatan proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan
atau fasilitas kepada peserta didik dalam menuju tercapaianya tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Alwi Suparman (1999), elaborasi merupakan strategi pembelajaran,
perpaduan-perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran,
peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Brgsgs dan Gagne mengemukakan Sembian strategi untuk kegiatan intruksional
yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian,

2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik,


3. Meningatkan kompetisi pra syarat:

4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep),


5. Memberikan petunjuk belajar:

6. Menentukan penampilan peserta didik:

7. Memberi umpan baik:

8. Menilai penampilan,

9. Menyimpulkan.”
3 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 316-317. 5 Drs.B.
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009, hlm.
195.
6 E. Pengertian Berpikir Dalam Proses Belajar Berpikir adalah memanipulasi atau
mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk
membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir
kreatif, dan memecahkan masalah. Penalaran adalah pemikiran yang logs menggunakan
logika induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan.
l. Penalaran Induktif, yaitu penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Yakni mengambil
kesimpulan (membentuk konsep) tentang semua anggota suatu kategori berdasarkan
observasi dari beberapa anggota (Markman & Gentner,
La)
Penalaran Deduksi, yaitu penalaran dari umum ke spesifik.
Pemikiran kritis adalah pemikran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti.
Beberapa keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk membantu perkembangan
murid, yaitu:
a. Berpikiran terbuka

b. Rasa ingin tahu intelektual

Perencanaan dan strategi d. Kehati-hatian intelektual


Pembuatan keputusan adalah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai pilihan
dari sekian banyak pilihan tersebut.
Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tidak biasa
dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Salah satu tujuan pengajaran
adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bsa mengilhami kreativitas
murid antara lain bramstorming, memberi murid lingkungan yang memicu kreativitas,
tidak terlalu mengatur murid, mendorong motivasi internal, mendorong pemikiran yang
fleksbel dan menarik, dan memperkenalkan murid dengan orang-orang kreatif.
Bramstorming adalah teknik di mana sekelompok orang di dorong untuk menghasikan ide
kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada
dipikiran mereka yang tampak relevan dengan isu tertentu.”
? John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 357-368 F.
Pengertian Problem Solvng Dakm Proses Bekjar
Pemecahan masalah (probem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk
mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah:
l. x
Mencari dan memahami masalah.
Menyusun strategi pemecahan problem yang baik.
Strategi yang efektif untuk memecahkan masalah adalah:
Menentukan subtujuan (subgoaling) adalah menentukan tujuan intermediate (perantara)
yang membuat murid bsa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau
solusi final.
Menggunakan alcoritma, algoritma adakah strategi yang menjamm solusi atas satu
persoalan. Bentuk algoritma berbeda-beda, seperti formula, instruksi, dan mencoba semua
kemungkinan solusi.
Analisis cara-tujuan adalah sebuah heuristik (strategi atau kaidah praktis yang dapat
menunjukkan solusi atas suatu masalah tapi tidak menjamin solusi) di mana seseorang
mengidentifikasi tujuan dari suatu masalah, meniki situasi yang ada sekarang, dan
mengevaluasi apa-apa yang dibutuhkan (cara) untuk mengurangi perbedaan antara dua
kondisi tersebut. Nama lam dari analisis cara-tujuan adalah reduksi perbedaan. Analisis ini
juga dapat menggunakan sub goaling.
3. Mengeksplorasi solusi.
4. Memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu.
Dalam usaha memecahkan problem terdapat beberapa rintangan yang kita temui
diantaranya adalah fiksasi, kurang motivasi dan persstensi, serta kontrol emosional
yng kurang memadai.
Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat
problem dari sudut pandang baru yang segar. Keterpakuan fungsional adalah jenis
fiksasi di mana individu gagal memecahkan masalah karena dia menganggap elemen-
elemen problem itu hanya dari sudut pandang fungsinya."
8 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 368-374 BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kogntuf, afekuf, dan psikiomotorik yang
terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar dibagi atas perhatian, memori, gaborasi,
berfikir dan problem solving.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas mdividu yang
ditujukan kepada suatu sekumpuan obyek. Perhatian dibagi berdasarkan segi timbulya
perhatian dan segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang
bersamaan.
Memori atau ingatan merupakan retensi informasi. Pemrosesan Informasi dalam Memori
terdiri atas penyandian (Encoding), penyimpanan dan pengambilan informasi kembali.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Menurut Briggs dan
Gagne terdapat Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional, diantaranya memberikan
motivasi atau menarik perhatian, menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik,
meningatkan kompetisi pra syarat, memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep),
memberikan petunjuk belajar dan lain sebagainya.
Berpkr adalah memampulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam
memori. Berfikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bemalar dan berpikir secara
kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masaah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai
suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah mencari dan memahami
masalah, menyusun strategi pemecahan problem yang baik, mengeksplorasi solusi, dan
memikiikan dan mendefinisikan kembali problem dan
solusi dari waktu ke waktu. DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Khodyjah, Nyayu.
2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
10

Anda mungkin juga menyukai