Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


MAKALAH KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

Dosen Pembimbing:
Drs. R Hendri Gusaptono, M. M.

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Rizky Ramadhan Arrifai (141220108)


Muhammad Musa Senapati (141220274)
Ahmad Ilham Wijaya (141220297)
Dean Artika Tyranny (141220326)
Anisa Huwaida Firdaus (141220345)
Muhammad Furqan Kevin W. (141220422)
Imaduddin Amanullah (141220467)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “NASIONAL”
VETERAN YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan ini tepat pada
waktunya. Adapun materi dari makalah kali ini adalah “Profil Usaha dan Jenis, serta Karakter
Konsumen”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam proses
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Sleman, 9 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR
ISI...........................................................................................................ii BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar
belakang......................................................................................................1 B. Rumusan
masalah ...............................................................................................1 C. Tujuan
penulisan..................................................................................................2 BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................3 A. Pengertian
Profil Usaha .......................................................................................3 B. Faktor yang
Memengaruhi Pemilihan Usaha.......................................................3 C. Jenis-Jenis Usaha
…………….............................................................................3 D. Jenis-Jenis Bidang
Usaha ....................................................................................4 E. Macam-Macam
Perdagangan ..............................................................................6 F. Karakteristik
Konsumen.....................................................................................12 BAB III
PENUTUP..............................................................................................15 A.
Kesimpulan .......................................................................................................15 DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pengaplikasian ekonomi di kehidupan sehari-hari, terdapat salah satu peran
yang tidak bisa lepas dari dari kegiatan ekonomi, yakni kewirausahaan. Pemahaman
mengenai konsep dari pentingnya kewirausahaan ini sangat diperlukan agar semua
orang tau bahwa kewirausahaan memiliki peranan penting dalam perekonomian
nasional terhadap PDB, investasi, dan ekspor.

Oleh sebab itu, kewirausahaan merupakan salah satu potensi yang berperan dalam
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Saat ini
kita berada diposisi dimana jumlah rasio kewirausahaan Indonesia masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, yakni 3,47% dan mutu
yang belum bisa dikatakan hebat.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kami membuat suatu tulisan yang berjudul
“Profil Usaha dan Jenisnya, serta Karakter Konsumen”. Dalam pembahasan ini, kami
akan menjelaskan tentang profil usaha dan juga jenisnya, serta membagikan
bagaimana saja karakter konsumenn yang dapat menjadi tambahan ilmu, sehingga
dengan ilmu tersebut kami dapat memberikan sedikit kontribusi bagi terciptanya
usaha-usaha baru yang turut menyejahterakan masyarakat Indonesia, terutama
wirausaha yang berkualitas serta produktif yang mana kaum muda seperti kami yang
cenderung memiliki potensi seperti itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari profil usaha?
2. Faktor apa yang memengaruhi pemilihan usaha?
3. Apa saja jenis usaha yang dapat dijalankan?
4. Apa saja jenis bidang-bidang usaha?
5. Apa saja macam-macam perdagangan?
6. Bagaimana karakter konsumen yang ada?
7. Faktor apa yang memengaruhi karakteristik konsumen?
8. Bagaimana cara untuk memahami karakteristik konsumen?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dari profil usaha
2. Memahami faktor yang memengaruhi pemilihan usaha
3. Mengetahui jenis-jenis usaha
4. Mengetahui jenis bidang usaha
5. Mengetahui macam-macam perdagangan
6. Mengetahui karakteristik dari konsumen
7. Memahami faktor yang memengaruhi karakteristik konsumen
8. Mengetahui cara untuk memahami berbagai karakteristik konsumen

BAB II PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Profil Usaha
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profil merupakan pandangan dari samping
tentang wajah orang, lukisan gambar orang dari samping, grafik atau ikhtisar yang
memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan usaha adalah kegiatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan
perbuatan, prakarsa, ikhtisar, daya upaya untuk mencapai sesuatu. Pengertian lainnya,
usaha adalah kegiatan dibidang perdagangan dengan maksud mencari untung.

Dari pengertian profil dan usaha diatas, dapat kita simpulkan bahwa profil usaha
adalah gambaran atau pandangan mengenai kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan
oleh seorang wirausaha atau pengusaha. Kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah
pada kegiatan dibidang perdagangan maupun jasa dengan maksud mencari
keuntungan

B. Faktor yang Memengaruhi Pemilihan Usaha


Ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang dalam memilih usaha apa yang
akan dia dirikan atau kembangkan, meliputi:
1. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan
perdagangan/jasa.
2. Modal. Berapa modal awal yang ia miliki atau apa saja kebutuhan yang telah
dimiliki sehingga bisa menjadi modal
3. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau
usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha
tersebut.
4. Tekat, keinginan untuk membuka usaha dan merubah nasib.
5. Dan berbagai peluang lainnya.

C. Jenis-Jenis Usaha
Secara garis besar, terdapat 4 jenis usaha yang dapat dijalankan, yaitu:
1. Pertambangan, yaitu usaha yang dilakukan dengan cara mengambil langsung
barang yang ingin dijual dari alam.
2. Agraris, yaitu berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil pertanian
(agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan oleh
pertanian, perkebunan, dan peternakan.

3
3. Perdagangan, yaitu usaha yang dapat dirinci dalam bentuk berbagai jenis komoditi
yang dihasilkan dan besar-kecilnya industri yang diusahakan.
4. Jasa, yaitu usaha yang dijalankan dengan menjual jasa pelayanan. Usaha ini juga
dapat dirinci menurut besar kecilnya jasa yang dilibatkan.

Keempat jenis usaha tersebut jika dirinci sedemikian rupa, baik menurut lembaga
yang mengusahakan, bentuk badan hukum, besarnya usaha, komoditi yang
diusahakan, maka akan muncul jenis usaha yang luar biasa banyaknya.

D. Jenis-Jenis Bidang Usaha


1. Bidang Produksi
Bidang produksi merupakan salah satu bidang usaha yang bisa kita pilih. Bidang
produksi bisa dilihat dari kegiatan usahanya. Apabila sebuah usaha itu mengelola
bahan mentah menjadi bahan jadi maka itu yang disebut produksi, termasuk di
antaranya pengusaha pengrajin.

2. Bidang Perdagangan
Perdagangan dapat dilihat dari kegiatan usahanya dalam memperoleh barang. Bila
bidang produksi, barang diperoleh dengan mengelola bahan baku menjadi bahan
jadi, maka kelompok bidang perdagangan memperoleh produk dari barang jadi
yang dijual kembali. Biasanya suplier adalah salah satu tempat mereka
memperoleh barang yang akan dijual.

3. Bidang Jasa
Bidang jasa juga termasuk salah satu dari dari kelompok bidang usaha. Seseorang
yang memilih bidang jasa sebagai usahanya akan menjual produk non-fisik
contohnya seperti servis barang, bengkel, dan tukang cukur rambut.

E. Macam-Macam Perdagangan
a. Perdagangan Besar
Perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakan barang-
barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing
lainnya. Berikut adalah gambar dari proses marketing yang meliputi konsentrasi
dan distribusi.

4
Ciri-ciri perdagangan besar ada 3, yaitu:
1. Motif pembelian barang bukan untuk dikonsumsi, namun dijual kembali agar
memperoleh keuntungan.
2. Jumlah pembelian. Commercial consumers, industrial consumers,
government consumers.
3. Memiliki beberapa kriteria berikut:
a.) Mempunyai usaha yang diskriminatif, tidak melayani semua konsumen
dan hanya melayani pedagang eceran
b.) Transaksinya lebih besar dari kebutuhan sehari-hari
c.) Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Bukan one price policy seperti
pada pedagang, tetapi dapat diadakan karting, kredit, dan sebagainya.

Fungsi pedagang besar, yaitu:


a.) Pengumpulan dan penyebaran (assembling and distribution)
b.) Pembelian dan penjualan (buyers and selling)
c.) Pemberian kredit (financing)
d.) Penyimpanan (storage)
e.) Pengangkutan (transportation)

b. Pedagang Eceran
Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan
jasa kepada konsumen akhir, sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau
toko yang kerja utamanya mengecerkan barang.

5
Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipe-tipe pedagang eceran menjadi
tiga bagian besar, yaitu:
1. Store Retailer (pedagang eceran bertoko), bisa berupa toko khusus, toko serba
ada, swalayan, toko kebutuhan sehari-hari
2. Non-Store Retailer (pedagang eceran bukan toko), bisa berupa penjualan
langsung, pemasaran langsung, mesin penjaja otomatis, pelayanan pembeli,
organisasi perdagangan eceran, mata rantai perusahaan.
3. Voluntary chain and retail cooperative (rantai sukarela dan koperasi pedagang
eceran), bisa berupa koperasi konsumen, organisasi hak guna paten/franchise,
dan konglomerat dagang.

Setelah membahas tipe-tipe pedagang eceran, kita akan membahas hal mengenai
kelebihan dan kelemahan dari pedagang eceran. Berikut adalah keuntungan dari
perdagangan eceran kecil:
1. Modal yang diperlukan kecil dan rentabilitasnya besar
2. Tempat kedudukan pedagang eceran kecil biasanya paling strategis. Mereka
selalu mendekatkan tokonya ke pusat-pusat konsumen.
3. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat, misalnya
kita lihat pembeli-pembeli pad warung kopi mengadakan obrolan.

Sedangkan kelemahan dari pedagang eceran kecil adalah administrasi dalam arti
pembukuan tidak diperhatikan, sehingga terkadang habis untuk kebutuhan
pribadi.

Satu lagi mengenai perdagangan eceran. Terdapat beberapa faktor yang


mendorong majunya sebuah toko eceran, diantaranya:
1. Lokasi/tempat
Toko eceran yang letaknya dipusat keramaian kota akan lebih banyak
dikunjungi oleh para konsumen karena pasti memiliki volume penjualan lebih
tinggi dibandingkan dengan toko-toko eceran yang letaknya jauh dari pusat
keramaian. Selain itu, konsumen pasti akan memilih toko yang berada di
dekat tempat tinggalnya. Hal tersebut dikarenakan akan menghemat waktu
dan tenaga.
2. Kelengkapan barang

6
Lengkap disini berarti barang-barangnya komplit sesuai dengan jenis barang
yang diperdagangkan. Ada lima prinsip yang perlu dipertimbangkan
mengenai barang yang disediakan, yaitu:
a. The right merchandise (barang yang tepat)
b. In the right place (ditempat yang tepat)
c. At the right time (diwaktu yang tepat)
d. At the right price (dengan harga yang tepat)
3. Ketepatan harga
Toko pedagang eceran harus selalu mencari informasi supaya harga yang
ditetapkan tidak terlalu tinggi daripada harga saingan.
4. Suasana toko
Suasana toko yang dimaksud adalah suasana toko yang meliputi tampilan
interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, bau,
layanan, musik, seragam pramuniaga, pajangan/display barang, dan
sebagainya yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membuatnya
betah, serta membangkitkan keinginan untuk membeli.

c. Pedagang Kaki Lima


Pedagang kaki lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dengan
maksud memperoleh penghasilan yang sah, dilakukan secara tidak tetap, dengan
kemampuan terbatas, berlokasi di tempat atau pusat-pusat konsumen, serta tidak
memiliki izin usaha.

Adapun ciri-ciri dari pedagang kaki lima, yaitu:


1. Kegiatan usaha tidak terorganisir dengan baik
2. Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun
jam kerja
3. Bergerombol di trotoar atau tepi-tepi jalan protokol dan di pusat-pusat dimana
banyak orang
4. Menjajakan barang dagangannya sambal berteriak atau bahkan mendekati
konsumen.

d. Franchising (Waralaba)
Akhir-akhir ini ramai sekali orang-orang yang memilih usaha franchising. Usaha
ini dipelopori oleh pengusaha-pengusaha Amerika yang memberi hak kepada
7
parternya, misalnya Indonesia untuk menjual atau medistribusikan produk fast
food seperti Mc Donald, KFC, dan sebagainya.

Franchising sendiri adalah sebuah peluang bisnis dimana pemilik, produsen, atau
distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa atau merek tertentu memberi
hak kepada individu atau franchising untuk menjadi agen local dari barang dan
jasa dan sebagai imbalannya menerima pembayaran atau royolti yang telah
ditetapkan (Bygrave, 1994:353)

Orang yang memberikan franchising disebut franchisor sedangkan orang yang


menerima franchising disebut franchisee. Setelah adanya perjanjian perlimpahan
franchising ini, maka terbuka peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis baru
dan mempunyai kesempatan untuk sukses.

Pelaksanaan franchising dibuat semacam kontrak antara franchisor dan


franchisee. Format kontrak ini mencakup rencana pemasaran prosedur aliran-
aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan usaha pengembangan bisnis. Kontrak
franchising ini disebut pula license agreement atau franchise contract.

Merek dagang merupakan aset yang paling berharga bagi franchisor oleh sebab itu
faktor-faktor bentuk bangunan dan disain yang spesifik, disain perabot dan
perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang dirahasiakan
merupakan bagian terpenting tetap menjadi milik franchisor. Aset tersebut hak
paten bagi franchisor.

Produk-produk yang dapat dijadikan franchising adalah:

1. Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra unggul
2. Formula paten atau desain tertentu
3. Nama dagang atau merek dagang
4. Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan
5. Promosi advertising dan pembelian
6. Kantor pusat pelayanan

Keuntungan yang jelas bagi franchising adalah resiko yang ditanggung tidak
sebesar memulai usaha baru dari awal. Keuntungan lainnya antara Iain:

1. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh
umum

8
2. Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan
kredibilitas perusahaan induknya.
3. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia dapat
memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat| diberikan
pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen personalia, marketing,
dan produksi.
4. Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak| kontrol
persediaan dan sebagainya.

Pengetahuan tentang pasar. Karena pengetahuan tentang pasar sudah begitu tinggi,
maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detail untuk menghadapi pasar
lokal. Hal ini sangat penting karena pasar regional atau pasar lokal ada kesamaan
dan juga ada perbedaan. Masalah persaingan, media promosi, selera masyarakat
juga perlu diperhatikan. Untuk mengatasi hal ini maka franchisor dapat
memberikan nasihat dan bantuan untuk memecahkan segala masalah yang
dijumpai.

Sebagai kesimpulan dari uraian di atas ialah umumnya waralaba dibedakan


menurut tiga karakteristik:

1. Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi
kepada pewaralaba dengan imbalan royalty.
2. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem
tersebut. Kewajiban ini merupakan Sebagian kecil modal awal yang harus
dikeluarkan waralaba.
3. Pemberi waralaba (franchisor menyediakan suatu sistem pemasaran dan sistem
operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis.

F. Faktor yang Memengaruhi Karakteristik Konsumen


Sebelum memulai usaha, tentunya para pebisnis harus mengetahui terlebih dahulu
karakteristik konsumen yang akan menjadi target pasarnya. Melakukan pendekatan
dengan memahami konsumen adalah hal yang penting untuk dilakukan. Hal yang
demikian dikarenakan setiap konsumen memiliki karakteristik dan keunikan masing-
masing, sehingga perlu dilakukan pendekatan dengan metode yang berbeda-beda.

Dengan mempelajari karakter konsumen yang ada. Seorang wirausahawan akan dapat
memaksimalkan hasil akhir yang ingin didapatkan dari calon konsumen.

9
Berikut ini terdapat beberapa karakteristik konsumen dari sudut pandang penjual
1. Konsumen Potensial
Tipe konsumen potensial ini harus menjadi prioritas dari target pasar. Secara
teknis, konsumen potensial belum benar-benar menjadi konsumen, akan tetapi
sangat berpotensi untuk menjadi konsumen.

Untuk menarik minat dan ketertarikannya, seorang wirausahawan bisa


memberikan pelayanan dan informasi yang lengkap dan terbaik kepada tipe
konsumen potensial. Tipe-tipe ini biasanya menunjukan ketertarikannya terhadap
produk atau jasa yang dijual jual, baik melalui pengisian
form contact, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada marketing chanel.

Untuk membuat konsumen sesegera mungkin mengambil keputusan untuk


membeli. Seorang wirausahawan bisa memancingnya dengan memberikan diskon
kepada mereka. Tentunya, memberikan diskon kepada konsumen potensial akan
menjadi metode yang sangat efektif. Akan tetapi, harus dipastikan juga nilai dari
produk atau servis yang dijual secara jelas kepada para konsumen potensial
sebelum memberikan diskon.
2. Konsumen Baru
Konsumen baru biasanya akan memasuki fase beradaptasi saat mencoba
melakukan pembelian pertamanya, sehingga perlu dipastikan bahwa fase
beradaptasi ini berjalan dengan lancer. Meskipun telah berhasil membuat mereka
membeli produk, akan tetapi jangan meninggalkan mereka begitu saja.

Wirausahawan harus memastikan setiap konsumen baru merasa nyaman dan


merasa senang dalam menggunakan produk atau jasa yang dijual. Untuk
memastikan konsumen baru merasa nyaman dan senang, perlu diberikan arahan
kepada konsumen baru tersebut.
Biasanya proses memberi arahan dilakukan dengan memberikan penjelasan
lengkap mengenai produk dan cara penggunaannya ataupun sistem kerjanya.
Disamping itu, setelah memberikan penjelasan yang jelas, perlu juga untuk
memberikan kontak yang dapat dihubungi. Nomor kontak yang diberikan akan
memudahkan konsumen baru saat mereka mengalami masalah dengan produk
yang baru dibeli.
10
3. Konsumen Impulsif
Tipe dari konsumen ini adalah tipe konsumen yang dapat membuat keputusan
dengan cepat, bergantung apabila kondisi yang terjadi sangat tepat. Biasanya,
mereka tidak perlu diberikan hal persuasif berlebihan dalam meyakinkan mereka.

Apa yang dibutuhkan konsumen yang bertipe impulsif adalah kemudahan yang
diberikan. Semakin mudah langkah-langkah yang diberikan untuk dapat membeli
produk atau servis, maka semakin besar kesempatan konsumen impulsif akan
memutuskan untuk membeli.
4. Konsumen Diskon
Konsumen tipe ini adalah seorang konsumen yang melihat nilai dalam produk atau
servis yang ditawarkan, akan tetapi tetap enggan untuk membelinya pada harga
yang ada. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan beberapa diskon
atau penawaran kepada mereka karena mempersuasif mungkin tidak akan berlaku
untuk mereka.

Namun, konsumen jenis ini biasanya akan pergi begitu diskon yang diberikan
suda habis dan tidak berlaku. Maka dari itu, untuk menjaga konsumen tipe ini
sebagai pelanggan, seorang wirausahawan perlu menunjukkan kepadanya bahwa
dia tidak hanya mendapatkan produk dengan harga diskon, namun juga
mendapat customer service yang luar biasa dengan pembeliannya. Memberikan
nilai tambah pada produk yang ada juga mungkin akan membuat konsumen
berpikir dua kali ketika akan beralih ke perusahaan lain.

5. Konsumen Loyal
Semua wirausahawan pastinya berharap semua konsumen yang dimiliki memiliki
sifat loyal kepada produk atau servis yang dijual. Konsumen loyal biasanya akan
kembali dan bahkan dapat mejadi brand ambassador bagi dengan
kemungkinan word of mouth marketing yang terjadi.

Konsumen loyal akan merekomendasikan produk atau servis yang telah mereka
coba kepada teman maupun keluarganya. Sebab itu, konsumen tipe ini memiliki
pengaruh yang luar biasa kepada bisnis. Selalu berikan semua yang terbaik bagi

11
mereka secara produk maupun after sales service, dan lihat hasil yang akan
diberikan.

G. Faktor yang Memengaruhi Karakteristik Konsumen


Menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilik, membeli, menggunakan, dan bagaimana
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.

Perilaku konsumen itu tadi merupakan hasil pengaruh dari karakteristik seorang
konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009) terdapat beberapa karakteristik
konsumen yang memngarungi perilaku konsumen, yaitu:
a. Faktor Budaya
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) budaya merupakan susunan nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat
dari keluarga dan institusi penting lainnya. Budaya (culture) merupakan
kepribadian masyarakat dan tidak mudah menentukan batasnya. Faktor budaya
sendiri terdiri dari:
1. Budaya. Adalah faktor penentu dan perilaku mendasar karena budaya
diperlukan oleh seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat. Budaya sendiri
terdiri dari beberapa pola perilaku yang terdapat dalam masyarakat. Akan
tetapi, tidak semua segmen masyarakat mempunyai pola budaya yang sama.
2. Sub-budaya. Setiap budaya pasti memiliki kelompok-kelompok sub-budaya
yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas
untuk perilaku anggotanya.
3. Kelas sosial. Merupakan suatu kelompok yang relatif homogen dan bertahan
dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku
yang sama.

b. Faktor Sosial
Menurut Hakimi (2015) bahwa faktor soial adalah keadaan dimana terdapat
kehadiran orang lain. Konsumen lebih suka mencari pendapat (opini) orang lain
untuk mengurangi usaha pencarian dan evaluasi atau ketidakpastian, terutama

12
ketika risiko yang diperkirakan atas keputusan meningkat. Konsumen juga
mencari pendapat orang lain sebagai panduan atas barang atu jasa baru, produk-
produk dengan atribut kurang bahkan tidak informatif. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh faktor sosial menurut Kotler dan Keller (2009), yaitu:
1. Kelompok Referensi
Adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka)
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok
referensi memengaruhi sikap dan konsep diri dan mereka menciptakan
tekanan kenyamanan yang dapat memengaruhi pilihan produk dan merek.
2. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi
utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan
pembelian. Keluarga orientasi terdiri orang tua dan saudara kandung.
Engaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah
keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak.

3. Peran dan status


Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap
peran menyandang status. Orang memilih produk yang mencerminkan dan
mengkomunikasikan peran mereka serta sstatus aktual atau status yang
diinginkan dalam masyarakat.

c. Faktor Pribadi
Menurut Lamb dalam Arizal (2015) menjelaskan bahwa, faktor pribadi merupakan
suatu cara mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan reaksi seorang
individu terhhadap situasi yang sedang terjadi. Faktor pribadi yang memngaruhi
keputusan pembeli meliputi:
1. Usia dan tahap siklus hidup
Selera seseorang terhadap suatu produk sering berhubungan dengan usia.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah usia serta
jenis kelamin orang rumah pada satu waktu tertentu.
2. Pekerjaan dan keadaan ekonomi

13
Pekerjaan juga memengaruhi pola konsumsi. Mengidentifikasi kelompok
pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa
dan bahkan mengantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu.
3. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan
respons yang relative konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan
lingkungan termasuk pembelian. Konsumen memilih dan menggunakan
kepribadian mereka yang konsisten dengan konsep diri sendiri meskipun
penyesuaian itu berdasarkan konsep diri orang lain.
4. Gaya hidup dan nilai
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam
kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi seseorang
secara utuh dengan lingkungannya. Keputusan konsumen juga dipengaruhi
oleh nilai inti, sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai
inti lebih dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan
keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang.

4. Faktor Psikologis
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) faktor psikologis yang ada pada diri
seseorang sebagian menetapkan perilaku orang tersebut sehingga memengaruhi
perilakunya sebagai konsumen. Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan
untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi,
dan merumuskan pikiran dan pendapat dalam mengambil Tindakan (Lamb dalam
Arizal 2015)
Ada empat faktor psikologi utama yang memengaruhi respons konsumen secara
fundamental. Menurut Kotler dan Keller (2009) yaitu:
a.) Motivasi
Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat
intensitas yang sukup sehingga mendorong kita bertindak. Motivasi
mempunyai dua arah, yaitu kita memilih satu tujuan diatas tujuan lainnya dan
intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan.
b.) Persepsi
Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan
masukan infromasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Persepsi
14
tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga terhadap bidang
yang mengelilinginya dan kondisi dalam diri.
c.) Pembelajaran
Pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku yang timbul dari
pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian
besar pembelajaran itu tidak disengaja.

d.) Memori
Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi ketika menjalani hidup dapat
berakhir di memori jangka panjang. Memori adalah proses yang sangat
konstruktif karena kita tidak mengingat informasi dan kejadian secara lengkap
dan akurat. Sering mengingat beberapa keping dan potongan dan mengisi
sisanya berdasarkan hal lain yang diketahui.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan
perekonomian bangsa. Kewirausahaan sendiri memiliki profil dan faktor pemilihan
jenis usaha. Contoh dari faktor usaha, seperti minat dalam berwirausaha, modal yang
harus ada, dan juga relasi yang sangat berperan penting agar sebuah usaha lebih
mudah untuk maju. Jenis usaha serta bidang usaha mempunyai banyak ragam seperti
pertambangan, agraris, perdagangan, dan juga jasa.

Kewirausahaan juga termasuk dalam proses perdagangan. Proses perdagangan


memiliki banyak jenis antara lain perdagangan besar yang merupakan perdagangan
yang berhubungan dengan perusahaan maupun instansi lain, sedangkan pedagang
eceran merupakan pedagang yang menjual barang dan jasa pada konsumen akhir. Ada
juga pedagang kaki lima yang merupakan setiap orang yang melakukan kegiatan
usaha dengan dengan kemampuan terbatas dan berlokasi di tempat atau pusat-pusat
konsumen. Terakhir adalah perdagangan waralaba (franchising) sebuah peluang bisnis
dimana pemilik, produsen, atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa
atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk menjadi
agen lokal dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya menerima royalti yang telah
ditetapkan (Bygrave, 1994:353)

Dalam sebuah usaha tentunya ada konsumen yang berperan penting dalam
kelangsungan usaha. Konsumen ini tentunya memiliki ciri dan karakteristik yang
berbeda tergantung setiap orang. Karakteristik yang berbeda tersebut dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Dan karena hal tersebut, pendekatan terhadap konsumen perlu
dilakukan agar usaha yang kita jalankan bisa maksimal, termasuk dalam pelayanan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. 2014. “Kewirausahaan (Enterpreneurship)”.


https://rzabdulaziz.wordpress.com/2014/02/06/buku-dan-materi-kuliah-
kewirausahaan-enterpreneurship/ diakses pada Sabtu, 11 Februari 2023 pukul 19.46
WIB
Valerina, Gina. “Cara Memahami Karakter dan Perilaku Konsumen untuk Meningkatkan
Penjualan”. https://koinworks.com/blog/karakter-konsumen/ diakses pada Selasa, 14
Februari 2023 pukul 21.27 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai