Oleh :
Dosen Pembimbing :
Ibu Aniesa Samira Bafadhal, S.AB., M.AB
Negosiasi lebih kompleks ketika ada lebih dari dua negosiator, maka setiap
orang memiliki proritas dan pilihan masing-masing. Kesepakatannya harus
mencerminkan pandangan semua pihak yang memiliki status dan kewenangan yang
rendah akan dipaksa untuk mengikuti kesepakatan tersebut. Ada kemungkinan
beberapa negosiator membentuk suatu aliansi. Negosiasi juga dapat terjadi didalam
atau antara tim-tim negosiator. Didalam tim terdapat dua atau beberapa pihak yang
beraliansi. Ketika jumlah negosiator bertambah kemungkinan untuk menemukan
dasar dan kepentingan yang sama akan menurun.
Negosiasi semakin rumit ketika penonton, khalayak dan pihak ketiga juga
aktif dalam negosiasi. Penonton adalah pihak yang peduli terhadap masalah-masalah
substantive atau proses dalam mencapai resolusi. Khalayak adalah individu atau
kelompok yang tidak terlibat langsung atau dipengaruhi oleh negosiasi, tapi
berkesempatan bereaksi dan mengamati negosiasi. Penonton dan konstituen juga
dapat bertindak sebagai khalayak. Pihak ketiga adalah individu sebagai penonton yang
dimasukkan kedalam negosiasi secara khusus dengan tujuan menyelesaikan negosiasi.
Pesan kami adalah bahwa hubungan antara pengacara lawan dan kemampuan
mereka untuk menciptakan reputasi yang kredibel untuk kerja sama memiliki
implikasi yang mendalam atas akhir perselisihan: Jika struktur pembayaran
menentukan kerja sama sebagai strategi yang paling diharapkan dan ada struktur
dukungan kelembagaan, pengacara dapat menyelesaikan konflik, mengurangi
pengeluaran transaksi dan memfasilitasi penyelesaian konflik.
Kami mengutip dari Fisher dan Davis (1999) dan saran mereka bagi konstituen
dalam menangani agen, khususnya mereka yang mencoba mencapai hasil yang
integrative.
Lewicki, Roy J., Bruce Barry dan David M. Saunders. 2013. Negosiasi. Jakarta : Salemba
Empat.