Bisnis
Internasional
Dasar-dasar Bisnis Internasional
Abstract Kompetensi
Pengertian dan Memahami terhadap Mahasiswa mampu memahami dan
Dasar-dasar Bisnis Internasional menjelaskan tentang Dasar-dasar
Bisnis Internasional
01
W311700010 Dr. Yanto Ramli, MM.
Tujuan Matakuliah
Tujuan Instruksional Khusus:
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan maksud dan peran Dasar-dasar Bisnis
Internasional.
Materi Bahasan:
1. Bisnis Internasional
2. Mengapa belajar Bisnis Internasional?
3. Aktivitas Bisnis Internasional
4. Penyebab Globalisasi
5. Globalisasi dan Perkembangan
Bisnis internasional juga bisa berupa pembangunan pabrik di sebuah negara di luar
negeri untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah, bisa juga dengan
meminjam uang atau mendapatkan kredit dari sebuah bank di satu negara untuk
membiayai transaksi bisnis di negara lain.
Terdapat beberapa alasan yang dapat membedakan antara bisnis internasional dengan
bisnis domestik:
2. Sistem hukum negara akan berbeda, dimana salah satu pihak harus menyesuaikan
diri dengan hukum dimana sebuah bisnis internasional terjadi.
3. Budaya dari suatu negara akan berbeda, dimana salah satu pihak perlu
menyesuaikan perilakunya untuk memenuhi harapan dari negara yang berbisnis.
4. Ketersediaan sumber daya yang berbeda, sebuah negara yang memiliki kekayaan
sumber daya alamnya tetapi kurang dengan keahlian tenaga kerja, atau sebuah
negara yang memiliki tingkat produktif tenaga kerja yang tinggi dan terlatih tetapi
kekurangan sumber daya alam.
Meskipun konsep pemahaman tentang bisnis internasional dan bisnis domestik hampir
sama, namun kompleksitas keterampilan dan pengetahuan dalam bisnis internasional
akan jauh lebih besar dibandingkan dengan transaksi bisnis domestik. Pengusaha bisnis
internasional harus memiliki pengetahuan tentang perbedaan budaya, hukum, politik, dan
sosial antar negara.
Sebuah perusahaan yang ingin melakukan bisnis internasional harus terlebih dahulu
melakukan survei dan mempelajari dengan seksama sebuah negara yang akan mereka
tentukan sebagai tempat untuk melakukan bisnis internasional. Mulai dari budaya,
teknologi, hukum, politik, dan sistem keuangan yang dianut oleh sebuah negara sebelum
mereka menentukan untuk masuk ke negara tersebut. Tanpa melakukan proses
penilaian ini dengan baik dan benar, maka risiko-risiko terhadap kegagalan transaksi di
sebuah mungkin akan terjadi.
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan antara satu negara dengan lain akan
sangat nyata terlihat mulai dari sumber daya dan kemampuan dari masing-masing
negara yang memiliki keunggulan yang berbeda-beda sehingga negara-negara tersebut
saling membutuhkan untuk saling mengisi kekurangannya tersebut. Hal ini dipengaruhi
oleh terjadinya pengaruh ekonomi global. Kebutuhan bisnis internasional antara negara
ini bukan hanya terjadi pada perusahaan besar tetapi juga terhadap perusahaan kecil.
Semua perusahaan akan berusaha untuk mencari bahan baku, peralatan dan teknologi di
negara lain untuk kebutuhan dalam negeri atau sebuah negara maju akan mencari
2021 Bisnis Internasional
4 Dr. Yanto Ramli, MM.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
peluang untuk memasarkan produk dan teknologi mereka kepada negara lain yang
sedang berkembang. Pertumbuhan e-commerce juga telah membuka kesempatan baru
untuk perusahaan kecil melakukan ekspansi usaha mereka ke negara lain seperti yang
dilakukan oleh Alibaba.com yang telah banyak membantu perusahaan-perusahaan kecil
di Tiongkok untuk memasarkan produk mereka ke mancanegara.
Alasan lain adalah untuk belajar bisnis internasional adalah untuk mengikuti pesaing
masa depan yang terus berkembang. Mahasiswa bisnis di berbagai negara telah belajar
beberapa bahasa, bepergian secara luas ke berbagai negara, dan memiliki pengalaman
kerja di beberapa negara yang berbeda. Banyak program-program yang mengharuskan
mereka untuk menghabiskan satu atau dua semester untuk belajar di negara lain.
Mahasiswa di negara Asian juga secara aktif belajar tentang pasar internasional dan
kultur, terutama mereka yang tinggal di Amerika Utara dan negara Eropa. Mahasiswa-
mahasiswa ini dilatih untuk menjadi manajer yang akan menjadi kompetitor baru secara
langsung untuk beberapa jenis bisnis, apakah itu dalam persaingan dengan perusahaan
atau persaingan dalam posisi di dalam sebuah perusahaan.
Tujuan lain mempelajari bisnis internasional adalah untuk tetap mengikuti perkembangan
teknik dan alat bisnis yang terbaru karena tidak ada satu negara pun yang dapat
memonopoli ide-ide yang bagus, masing-masing negara memiliki keunggulan untuk
ditampilkan. Misalnya, perusahaan Jepang memelopori teknik manajemen persediaan
seperti sistem just-in-time (JIT). Dengan menerapkan JIT, pemasok diharapkan dapat
memberikan input yang diperlukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Perusahaan otomotif
Eropa seperti Volvo dan perusahaan otomotif Jepang seperti Honda termasuk yang
pertama kali melakukan eksperimen dengan menerapkan praktik tenaga kerja seperti
pemberdayaan, lingkaran kualitas, kelompok kerja otonom, dan tim lintas fungsi untuk
meningkatkan produktivitas dan kepuasan tenaga kerja mereka. Manajer yang tidak
dapat mengikuti perkembangan pasar dan mengabaikan inovasi yang dilakukan oleh
pesaing internasional akan gagal untuk bersaing di pasar global.
Yang terakhir, belajar bisnis internasional adalah untuk memahami berbagai jenis budaya
dan sosial yang unik di berbagai negara. Ketika budaya global dan sistem politik telah
terjalin, maka memahami dan menghargai persamaan dan perbedaan dari berbagai jenis
budaya di dunia akan menjadi semakin penting. Para pelaku bisnis akan lebih sering
untuk bertemu dengan rekan kerja, pelanggan, pemasok, dan pesaing dari berbagai
negara yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
Mengetahui dan memahami tentang karakter budaya sebuah negara dan perusahaan
dengan ekonomi global dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan rasa hormat
dan kepercayaan perusahaan tersebut yang mendapatkan keunggulan kompetitif dalam
2021 Bisnis Internasional
5 Dr. Yanto Ramli, MM.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
melakukan hubungan bisnis dengan mereka. Sebaliknya, apabila perusahaan hanya
memahami sedikit atau tidak sama sekali tentang dunia dan budaya lain, maka ada
kemungkinan perusahaan akan dianggap sombong, arogan, atau tidak kompeten. Hal ini
dapat terjadi terlepas dari apakah seorang manajer, konsumen, atau hanya pengamat
peristiwa dunia yang tidak memahami budaya dan tradisi sebuah negara.
a. Pengertian Ekspor
Ekspor merupakan sebuah aktivitas untuk mengeluarkan suatu barang dari daerah
pabean. Daerah pabean adalah suatu daerah milik Republik Indonesia yang terdiri
dari wilayah darat, perairan, dan udara, yang juga mencakup seluruh daerah
tertentu yang berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif. Ekspor merupakan suatu
aktivitas untuk mengeluarkan produk barang dari dalam negeri ke luar negeri
dengan tetap memenuhi standar peraturan dan ketentuan yang ada.
Aktivitas ini umumnya dikerjakan oleh suatu negara jika negara tersebut mampu
menghasilkan produk barang dalam jumlah yang cukup besar dan jumlah produk
barang tersebut ternyata sudah terpenuhi di dalam negeri, sehingga bisa
dikirimkan ke negara yang memang tidak mampu memproduksi barang tersebut
atau karena jumlah produksinya tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
negara tujuan tersebut.
Impor merupakan suatu aktivitas memasarkan produk barang dari Daerah Pabean
atau membeli suatu produk barang atau jasa dari negara lain untuk bisa memenuhi
kebutuhan dasar dalam negeri.
Sebagai Contoh, Indonesia tidak mempunyai produk gandum, sehingga agar bisa
memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri, maka Indonesia harus
mendatangkan produk gandum dari negara lain yang mampu menghasilkan
gandum.
Aktivitas pengiriman barang impor yang dilakukan dengan skala besar ini
membutuhkan proses pendampingan oleh bea cukai. Umumnya, pihak pemerintah
akan menetapkan tarif pajak atas setiap produk impor ke masing-masing barang
impornya.
Investasi asing langsung (Foreign direct investment FDI) merupakan jenis investasi
dalam aset produktif di suatu negara oleh investor dari luar negeri. Investor dapat
berasal dari perusahaan atau individu. Untuk perusahaan, mereka menjadi
perusahaan multinasional, karena beroperasi di lebih dari satu lokasi geografis.
Investasi portofolio asing adalah pembelian aset keuangan asing (saham. Obligasi,
dan sertifikat deposito) untuk tujuan investasi dan mencari keuntungan jangka
pendek.
Aktivitas bisnis internasional juga dapat mengambil beberapa bentuk lainnya seperti
Lisensi, Waralaba, dan Kontrak manajemen internasional.
Waralaba internasional merupakan salah satu dari bentuk lisensi internasional, hal
ini dapat terjadi pada saat sebuah perusahaan di suatu negara (franchisor)
memberikan wewenang kepada perusahaan di negara lain (franchisee) untuk
Biasanya, jenis waralaba sudah terkenal di berbagai negara di seluruh dunia serta
telah memiliki sistem yang lebih jelas. Merk waralaba luar negeri memang dinilai
lebih bergengsi menurut persepsi masyarakat. Contoh dari waralaba internasional
yaitu McDonalds, Pizza Hut, Burger King, KFC, dan lain-lain.
4. Penyebab Globalisasi
Bisnis internasional telah berkembang begitu cepat dalam beberapa dekade terakhir
yang membuat para ahli percaya bahwa saat ini kita telah masuk ke dalam era
globalisasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai ‘integrasi yang tidak dapat terhindar dari
kemampuan untuk mencapai pasar, negara dan teknologi yang memungkinkan para
individu, perusahaan, maupun negara untuk mencapai seluruh dunia yang sangat jauh
dengan lebih cepat, lebih dalam dan lebih murah dibandingkan dengan kemampuan
sebelumnya.
Pertumbuhan bisnis internasional dalam beberapa tahun terakhir ini telah dengan jelas
dan dramatis menjelaskan pertumbuhan yang sangat besar telah terjadi. Tetapi mengapa
pertumbuhan ini terjadi? Dan mengapa aktivitas bisnis internasional cenderung terus
Terdapat beberapa motif dasar yang telah memaksa perusahaan untuk menjadi lebih
globalisasi yang disebabkan oleh beberapa orientasi dan tindakan mereka dalam
melakukan perkembangan usahanya. Strategi imperatif ini termasuk memanfaatkan
kompetensi inti perusahaan, memperoleh sumber daya dan perlengkapan dengan biaya
rendah, mencari ke pasar yang baru, dan bersaing dengan rival industri.
Salah satu motif utama dalam menerapkan globalisasi adalah mencari kesempatan
untuk memanfaatkan kompetensi inti agar perusahaan dapat mengembangkan
usahan mereka di pasar luar negeri. Sebuah kompetensi inti merupakan kekuatan
khusus atau keuntungan yang merupakan keunggulan operasi sebuah perusahaan.
Dengan menggunakan kompetensi inti perusahaan di pasar yang baru, perusahaan
diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan keuntungan mereka.
Mencari pasar yang baru juga merupakan salah satu motif umum untuk melakukan
ekspansi secara internasional. Ketika umumnya di pasar domestik sebuah
perusahaan telah matang dan telah mencapai puncak sehingga sudah sangat sulit
untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi dan pertumbuhan laba yang besar.
Salah satu cara adalah dengan melakukan ekspansi ke luar negeri dan mencari
pasar yang baru.
Yang terakhir, bisnis kadang-kadang memasuki pasar luar negeri untuk mampu lebih
bersaing dengan rival industrinya. Misalnya, Coca-Cola memperluas bisnisnya
secara agresif di seluruh dunia, sedangkan persaingannya, Pepsi-Cola tidak memiliki
Pada pertengahan abad kedua puluh pertama, perusahaan yang ingin memasuki
pasar yang baru seringkali mengalami perasaan frustrasi oleh hambatan-hambatan
terhadap perdagangan dan peraturan investasi asing yang ditentukan oleh
Pemerintah lokal. Setelah perang dunia pertama, banyak negara termasuk Amerika
Serikat, Perancis, Inggris dan Jerman, dikenakan tarif dan kuota terhadap barang
impor dan memihak kepada perusahaan lokal dengan kontrak pasokan dari
Pemerintah. Hasilnya, perdagangan internasional terjadi penurunan sepanjang tahun
1930. Namun, setelah perang dunia kedua selesai, kebijakan tersebut telah
dilakukan perubahan drastis. Negosiasi-negosiasi telah dilakukan melalui organisasi
yang dinamakan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), World Trade
Organization (WTO) dan lainnya untuk mendapatkan perubahan-perubahan
terhadap hambatan-hambatan perdagangan internasional.
Para pengusaha saat ini telah menjadi cerdas dan menyadari bahwa peluang bisnis tidak
lagi hanya terbatas pada pasar tradisional domestik mereka, tetapi telah berkembang ke
banyak negara di Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang dan lainnya. Saat ini banyak
perusahaan telah memberikan perhatian khusus terhadap bisnis internasional yang
khusus fokus terhadap pasar-pasar di negara-negara berkembang, negara-negara yang
sedang berkembang saat ini memberikan prospek yang sangat besar untuk pertumbuhan
di perdagangan internasional karena kebutuhan-kebutuhan yang sangat besar terhadap
produk dan jasa.
Para peneliti telah telah melakukan penelitian dan menggunakan istilah untuk
menggambarkan negara-negara yang sedang berkembang seperti yang disebut dengan
istilah Sepuluh Besar, yaitu: Argentina, Brasil, Cina, India, Indonesia, Meksiko, Polandia,
Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Turki. Negara-negara inilah yang berpenghasilan
tinggi seperti di Afrika, Asia, Eropa Timur, dan Amerika Latin.
Ball, Don A., Geringer, J. Michael, Minor, Michael S., McNett, Jeanne M. 2013. Bisnis
Internasional. Edisi 12. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Hill, Charles W.L., Wee, Chou Hou & Udayasankar, Krishna. 2012. International
Business. An Asian Perspective. McGraw-Hill. New York.
Sukardi, Paulus & Sari, Evi Thalia. 2007. Bisnis Internasional. Sebuah Perspektif
Kewirausahaan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.