Anda di halaman 1dari 21

2

MODUL PERKULIAHAN

PEREKONOMIAN
INDONESIA

PASAR MODAL dan NERACA


PEMBAYARAN LUAR NEGERI
INDONESIA

Abstract Kompetensi
Investasi pada dasarnya merupakan Diharapkan mahasiswa mampu
penempatan sejumlah dana saat ini menjelaskan pengertian Investasi
pada suatu kegiatan bisnis tertentu pada dasarnya merupakan
dengan tujuan untuk mendapatkan penempatan sejumlah dana saat ini
keuntungan di masa mendatang. pada suatu kegiatan bisnis tertentu
Secara umum investasi dapat dengan tujuan untuk mendapatkan
dibedakan menjadi dua, yaitu : keuntungan di masa mendatang.
investasi riil seperti pembelian asset Secara umum investasi dapat
produktif, pendirian pabrik, dibedakan menjadi dua, yaitu :
pembukaan pertambangan, investasi riil seperti pembelian asset
perkebunan dan sebagainya. produktif, pendirian pabrik, pembukaan
Sedangkan investasi pada aset-aset pertambangan, perkebunan dan
keuangan (financial assets) yaitu sebagainya. Sedangkan investasi pada
investasi yang dilakukan di pasar aset-aset keuangan (financial assets)
uang, misalnya berupa sertifikat yaitu investasi yang dilakukan di pasar
deposito, surat-surat berharga pasar uang, misalnya berupa sertifikat
uang (SBPU). Investasi dapat juga deposito, surat-surat berharga pasar
dilakukan di pasar modal, misalnya uang (SBPU). Investasi dapat juga
berupa saham, obligasi, waran, opsi dilakukan di pasar modal, misalnya
dan lain sebagainya. berupa saham, obligasi, waran, opsi
dan lain sebagainya.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisinis Manajemen – S1 Yusman, SE., MM.

14
F041700013
A. Pendahuluan

Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini pada
suatu kegiatan bisnis tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa
mendatang. Secara umum investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi riil
seperti pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
perkebunan dan sebagainya. Sedangkan investasi pada aset-aset keuangan
(financial assets) yaitu investasi yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa
sertifikat deposito, surat-surat berharga pasar uang (SBPU). Investasi dapat juga
dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain
sebagainya.
Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup,
pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis saham-saham mana yang akan
dibeli, dan mana yang akan dijual, serta mana yang tetap dipertahankan. Mereka
yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham harus rasional serta mempunyai
intuisi yang tajam tentang masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau
dijual.
Bagi investor yang tidak memiliki keterampilan untuk melakukan hal di atas,
mereka dapat menghubungi pedagang efek/saham (dealer), perantara pedagang efek
(broker) atau perusahaan efek (securities company) untuk meminta nasihat atau
pendapat atau mempercayakan mereka untuk melakukan investasi pada reksa dana.

B. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor
membuat keputusan investasi pada saham-saham (efek-efek) yang dapat dipasarkan,
dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan Tujuan Investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu : (a) tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), (b) tingkat risiko (rate of
risk), dan (c) ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana
cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan
risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko (risk) dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) bersifat positif linier,
artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian
yang diharapkan.
2. Melakukan Analisis

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
Salah satu tujuan penilaian adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah
harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada
dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
a. Pendekatan Fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) maupun oleh administrator bursa
saham. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi sektor industri di mana
perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk
memperkirakan prospek harga sahamnya di masa mendatang harus dikaitkan
dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Jadi analisis ini
dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor
industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang
diterbitkan.
b. Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu
sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang, dengan
cara memperkirakan pergeseran penawaran (supply) dan permintaan (demand)
dalam jangka pendek, dan mengabaikan risiko serta pertumbuhan laba dalam
menentukan barometer dari permintaan dan penawaran atas suatu saham.
Analisis ini dapat diterapkan secara simultan terhadap beberapa saham. Data
financial histories yang tergambar pada diagram dipelajari untuk mendapatkan
suatu pola yang berarti, dan pola tersebut digunakan untuk memprediksi harga
saham di masa mendatang, serta untuk memperkirakan pergerakan individual
saham maupun pergerakan indeks pasar (market index).
C.Membentuk Portofolio
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap saham-saham mana yang akan
dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing
saham tersebut.. Saham yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio
adalah saham-saham yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai
hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risiko.
d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik
terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko
yang ditanggung. Sebagai tolok ukur digunakan dua cara, yaitu : pertama,
pengukuran (measurement) adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar asset
yang telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan
menggunakan tingkat pengembalian. Kedua, perbandingan (comparison) yaitu

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
penilaian berdasarkan pada perbandingan dua set portofolio dengan tingkat
risiko yang sama.
e. Merevisi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio . Dari
hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi terhadap saham-saham yang
membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang
sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingkat
pengembalian-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut dapat
dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada,
kemudian dibentuk portofolio yang baru. Atau dilakukan secara terbatas, yaitu
dilakukan perubahan atas proporsi /komposisi dana yang dialokasikan dalam
masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut.

C. Perdagangan (Trading)
Trading merupakan proses perdagangan saham, di mana saham tersebut
berpindah tangan dari penjual kepada pembeli di pasar sekunder. Proses jual beli
saham dapat dijelaskan pada Gambar 1.1.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
Gambar 1.1 Proses Jual Beli Saham di Bursa Efek Jakarta

1. Proses Perdagangan Saham


Proses pembelian saham secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Investor/pembeli menghubungi perusahaan efek/pialang di mana ia terdaftar
sebagai nasabahnya.
b. Selanjutnya instruksi tersebut disampaikan ke trader perusahaan efek di lantai
bursa (trading floor). Selanjutnya trader memasukkan instruksi tersebut ke
dalam sistem komputer perdagangan di BEJ (sekarang BEI) yang disebut
Jakarta Automated Trading System (JATS). Sistem tersebut secara otomatis
menggunakan mekanisme tawar-menawar secara terus menerus (continuous
auction) sehingga untuk pembelian akan diperoleh harga pasar terendah,
sebaliknya untuk penjualan akan diperoleh harga pasar tertinggi. Suatu transaksi
jual beli dikatakan berhasil jika terjadi kecocokan antara penawaran jual dan
penawaran beli.
Proses penjualan saham prosedurnya relatif sama dengan proses pembelian
saham di atas. Namun untuk proses penjualan saham , pialang akan memeriksa
investor atas saham dimaksud terlebih dahulu, sebelum perintah jual dilaksanakan.
Perdagangan saham di BEJ/BEI dapat dilakukan melalui salah satu dari tiga pasar
berikut :
a. Pasar Reguler
Yaitu pasar di mana perdagangan dilaksanakan melalui JATS dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi
Bursa (T+3).
b. Pasar Reguler Tunai
Yaitu pasar di mana perdagangan dilaksanakan melalui JATS dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya
Transaksi Bursa (T+0).
c. Pasar Negosiasi
Yaitu pasar di mana perdagangan dilaksanakan berdasarkan tawar-menawar
langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan
(non-continuous auction market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan
berdasarkan kesepakatan penjual dan pembeli. Selanutnya hasil kesepakatan
tersebut diproses melalui JATS.
Transaksi Bursa umumnya dilakukan di pasar regular, kecuali penjual atau
pembeli menginginkan transaksi dilakukan di pasar tunai atau pasar negosiasi.
Pasar regular merupakan segmen pasar utama BEJ/BEI dan harga yang terbentuk

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
di pasar inilah yang diumumkan dan digunakan oleh BEJ/BEI untuk menghitung
indeks harga saham.
Dalam Transaksi Bursa di pasar regular dan pasar tunai, jumlah yang
diperjualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut dengan lot atau
kelipatannya. Satu lot di BEJ/BEI ditetapkan 500 lembar saham, yang merupakan
batas minimum jumlah perdagangan saham.
Di samping itu, harga penawaran jual beli saham mengikuti aturan sebagai
berikut :
a. Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya kurang
dari Rp. 500,- (lima ratus rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp.5,- (lima rupiah)
dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan
adalah Rp. 50,- (lima puluh rupiah).
b. Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya berada
dalam rentang Rp. 500,- (lima ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp.
2.000,- (dua ribu rupiah), ditetapkan fraksi sebesar Rp. 10,- (sepuluh rupiah)
dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan
adalah Rp. 100,- (seratus rupiah).
c. Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya berada
dalam rentang Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp.
5.000,- (lima ribu rupiah), ditetapkan fraksi sebesar Rp. 25,- (dua puluh lima
rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang
diperkenankan adalah Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah).
d. Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya Rp.
5.000,- (lima ribu rupiah) atau lebih, ditetapkan fraksi sebesar Rp. 50,- (lima
puluh rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang
diperkenankan adalah Rp. 500,- (lima ratus rupiah).

Untuk transaksi Bursa di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan


perdagangan (lot) dan tidak terikat pada aturan harga penawaran jual beli di atas.
Komponen jual beli saham terdiri atas :
a. Nilai beli saham + komisi pialang + PPN 10%
b. Nilai jual saham – komisi pialang – PPN 10% - PPh final 0,1%
Contoh 1.1 :
Seorang investor melakukan pembelian saham PT A sebanyak 10 (sepuluh)
lotndengan harga Rp. 1.000,- per lembar. Total uang yang dikeluarkan dihitung
sebagai berikut :

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
Tabel 1.1 Penghitungan Pembelian Saham
Uraian Penghitungan Jumlah Uang
Transaksi beli 10 lot x 500 saham x Rp. 1.000,- Rp. 5.000.000,-
Komisi untuk pialang 0,3% x Rp. 5.000.000,- Rp. 15.000,-
PPN 10% x Rp. 15.000,- Rp. 1.500,-
Jumlah uang yang dikeluarkan investor Rp. 5.016.500,-

Contoh 1.2 :
Seorang investor melakukan penjuan saham PT B sebanyak 10 (sepuluh) lot
dengan harga Rp. 1.500,- per lembar. Total uang yang diterima dihitung sebagai
berikut :

Tabel 1.2 Penghitungan Penjualan Saham


Uraian Penghitungan Jumlah Uang
Transaksi jual 10 lot x 500 saham x Rp. 1.500,- Rp. 7.500.000,-
Komisi untuk pialang 0,3% x Rp. 7.500.000,- (Rp. 22.500,-)
PPN 10% x Rp. 22.500,- (Rp. 2.250,-)
PPh atas transaksi
0,1% x rp. 7.500.000,- (Rp. 7.500,-)
jual
Jumlah uang yang diterima investor Rp. 7.467.750,-
.
Bila transaksi jual beli tersebut dilakukan pada Hari Bursa, maka :

Tabel 1.3 Jam Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi


Hari Sesi Perdagangan Waktu
Sesi I Jam 09.30 – 12.00 BBWI
Senin s/d kamis
Sesi II Jam 11.30 – 16.00 BBWI
Sesi I Jam 09.30 – 11.30 BBWI
Jumat
Sesi II Jam 14.00 – 16.00 BBWI

Perdagangan di Pasar Tunai dilakukan hanya pada Sesi I Hari Bursa.


Dalam transaksi jual beli saham kepada publik, telah tercipta dua pasar, yaitu pasar
perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Perbedaan
kedua pasar tersebut disajikan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Perbedaan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder


Pasar Perdana Pasar Sekunder

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
1. Harga saham ditentukan oleh 1. Harga saham berubah-ubah sesuai
emiten. kekuatan penwaran dan permintaan
2. Tidak dikenakan biaya komisi 2. Dibebankan biaya komisi
3. Hanya untuk pembelian 3. Berlaku untuk pembelian dan
penjualan saham
4. Pemesanan dilakukan melalui 4. Pemesanan dilakukan melalui
agen penjual pialang bursa
5. Jangka waktu terbatas 5. Jangka waktu tidak terbatas
6. Transaksi pembelian saham 6. Transaksi jual beli saham dilakukan
dilakukan sebelum saham setelah saham tersebut dicatatkan di
tersebut dicatatkan di bursa bursa

2. Proses Penyelesaian Transaksi


Seluruh Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
dimuat di dalam Daftar Transaksi Bursa yang disediakan oleh bursa untuk
perusahaan efek dan PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT KPEI) pada setiap
akhir sesi perdagangan.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dijamin oleh
KPEI dan dilaksanakan melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI)
setelah melalui kliring secara netting oleh KPEI.
Karena perdagangan saham di BEJ/BEI dilakukan tanpa warkat (scriptless
trading), maka tidak ada serah terima fisik saham. Penyelesaian transaksi
dilakukan melalui pemindahbukuan saham dan atau dana ke rekening saham
perusahaan efek yang berhak yang berada pada KSEI.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan berdasarkan
hasil per transaksi. Waktu penyelesaian Transaksi Bursa ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Dalam hal waktu penyelesaian tidak
ditetapkan, maka penyelesaian dilakukan selambat-lambatnya pada hari Bursa ke-3
setelah terjadinya transaksi (T+3). Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar
Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara langsung oleh perusahaan
efek jual dan perusahaan efek beli dan tidak dijamin oleh KPEI.

D. Pialang
Salah satu ciri yang membedakan perdagangan di pasar modal dan pasar
barang adalah penggunaan pialang (broker). Di pasar modal, pialang mutlak
diperlukan karena investor tidak bisa membeli atau menjual sahamnya secara
langsung ke bursa. Pialang ini bekerja pada perusahaan efek , yaitu perusahaan yang

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
aktivitas utamanya adalah menjadi penjamin emisi, perantara penjualan atau
pembelian efek, dan pengelola investasi di pasar modal.
Dilingkungan pasar modal, perusahaan efeklah pelaku yang paling erat
hubungannya dengan investor. Hubungan tersebut meliputi :
1. Mewakili kepentingan investor. Sebab investor hanya bisa melakukan transaksi jual
beli efek di bursa melalui perusahaan pialang.
2. Memberikan nasihat atau penjelasan kepada investor dalam menentukan kebijakan
berinvestasi, yaitu melakukan analisis risiko yang mungkin terjadi serta segala
evaluasi dan ekspektasi tingkat pengembalian yang wajar. Dengan demikian,
investor dapat diselamatkan dari investasi yang tidak diinginkan dan pembelian
yang dipaksakan di luar kemampuan keuangan investor.
Karena transaksi di pasar modal tidak boleh dilakukan secara langsung, maka
investor harus memilih pialang yang baik. Variabel-variabel berikut perlu
dipertimbangkan oleh investor dalam memilih pialang (Katoppo, 1997):
1. Melakukan tindakan yang jujur untuk kepentingan nasabah.
2. Memiliki standar professional yang tinggi.
3. Bebas dari pengaruh tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Mendahulukan kepentingan nasabah.
5. Mengutamakan kerahasiaan nasabah.
6. Berhati-hati atas kebenaran informasi yang diberikan.
7. Selalu taat pada hukum dan peraturan yang berlaku berkaitan dengan usaha
sekuritas.
8. Tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan nasabah.
9. Tidak akan melakukan tindakan yang mengakibatkan nama buruk bagi sesama
anggota pialang.
10. Bekerja sama dengan sesama pialang demi kepentingan bersama.

E. Indeks Harga Saham


Indeks Harga Saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan
kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang
kejadian-kejadian ekonomi. Bahkan saat ini IHS tidak saja menampung kejadian-
kejadian ekonomi, tetapi juga menampung kejadian-kejadian sosial, politik, dan
keamanan. Dengan demikian, IHS dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi
suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar
terakhir (current market).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
Mengapa IHS sering dikatakan sebagai cermin dari fenomena ekonomi, sosial,
politik, dan keamanan suatu negara? Logika berpikirnya sebagai berikut.
Sebagaimana diketahui bahwa, saham sebagai bukti kepemilikan perusahaan
merupakan surat berharga atau efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar
di bursa (go public). Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka
kemungkinan besar bahwa dividen yang akan dibayarkan juga relatif tinggi. Dengan
demikian hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
tersebut di bursa, dan investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut. Akibatnya
permintaan terhadap saham tersebut meningkat, sehingga harganya juga akan
meningkat. Peningkatan harga saham ini akan menimbulkan capital gain bagi para
pemegangnya. Sementara itu, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
tersebut tidak saja ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber
daya yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar perusahaan, seperti
kondisi sosial masyarakat, politik, dan keamanan. Semuanya itu akan berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, yang pada gilirannya
akan berpengaruh juga terhadap fluktuasi harga saham. Di sinilah fenomena ekonomi,
sosial, politik, dan keamanan berperan dalam penentuan kesehatan ekonomi suatu
negara.
Agar dapat melakukan investasi di pasar modal dengan baik, maka investor
harus mengetahui HIS. Di BEJ/BEI terdapat 6 (enam) jenis indeks, yaitu :
1. Indeks Harga Saham Individual (IHSI), menggunakan saham masing-masing
perusahaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPt
x 100
IHSI t = ND …………………………………..…………………………………
14.1
Keterangan :
IHSI t = Indeks Harga saham individual pada hari ke- t
NP t = Nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang
tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar per lembar.
ND = Nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI = 100 ketika saham diluncurkan
pada pasar perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar.
2. Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS), menggunakan saham masing-masing sektor
usaha. Di BEJ indeks sektoral dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor usaha, yaitu :
a. Sektor usaha primer (ekstraktif) meliputi:
1) Pertanian
2) Pertambangan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
b. Sektor usaha sekunder (manufaktur) meliputi:
1) Industri dasar dan kimia
2) Aneka industri
3) Industri barang konsumsi
c. Setor usaha tersier (jasa) meliputi:
1) Properti dan real estat
2) Infrastruktur, utilitas, dan transportasi
3) Keuangan
4) Perdagangan, jasa, dan investasi.
3. Indeks LQ 45 (ILQ 45), menggunakan saham yang terpilih berdasarkan likuiditas
perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan sekali (setiap awal
Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang termasuk dalam indeks
tersebut akan selalu berubah.
4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan seluruh saham yang
tercatat di bursa, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NP t
x 100
IHSGt = ND ……………...………………….…………………………..
……..14.2
Keterangan :
IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke- t
NP t = Nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang
tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar per lembar.
ND = Nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI = 100 pada tanggal 10
Agustus 1982.
IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan dengan kejadian-kejadian
seperti : penawaran saham perdana (initial public offering –IPO), right issues,
company listing, delisting, dan konversi. Rumus untuk mencari nilai dasar yang
baru karena adanya kejadian-kejadian tersebut adalah :
NPL + NPT
x NDL
NDB = NPL …………………………………………………..
……….14.3
Keterangan :
NDB = Nilai dasar baru gabungan pada hari ke- t
NDL = Nilai dasar lama
NPL = Nilai pasar lama
NPT = Nilai pasar tambahan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
5. Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan saham yang
memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam
JII adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Usaha-usaha berikut dikeluarkan dari penghitungan JII, antara lain :
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
b. Usaha lembaga keuangan yang konvensional (mengandung unsur riba)
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta memper-dagangkan makanan
dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan/atau menyedia-kan barang-
barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
6. Indeks Papan Utama atau main Board Index (MBI) dan Indeks Papan
Pengembangan atau Development Board Index (DBI). MBI dibentuk dengan
menggunakan saham-saham yang dipilih berdasarkan kriteria berikut. Pertama,
perusahaan telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama sekurang-kurangnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan
terakhir. Kedua, laporan Keuangan Auditan memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) selama 2 (dua) tahun buku terakhir. Ketiga, berdasarkan
Laporan Keuangan Auditan terakhir, perusahaan memiliki Aktiva Bersih Berwujud
(net tangible assets) sekurang-kurangnya Rp. 100 miliar, dan tidak mengalami
kondisi dan atau gugatan/perkara yang secara material diperkirakan dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha. DBI dibentuk dengan menggunakan saham
perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi seluruh kriteria di atas.

Contoh 14.3 :
Misalnya nilai pasar saham di BEJ/BEI suatu hari Rp. 250 miliar sedangkan nilai
dasarnya Rp. 50 miliar, maka IHSG dapat dihitung sebagai berikut :
NPt Rp . 250 miliar
x 100 x 100 = 500
IHSG t = ND = Rp . 50 miliar
Apabila PT A melakukan IPO sebanyak 5 juta lembar seharga Rp. 500,- per
lembar, maka IHSG yang baru dapat dihitung sebagai berikut :
NPL + NPT
x NDL
NDB = NPL
Rp . 250 miliar + Rp. 2,5 miliar
x Rp. 50 miliar
= Rp . 250 miliar = Rp. 50,44 miliar
Sehingga IHSG yang baru adalah :
NPt Rp . 252,5 miliar
x 100 x 100
IHSG = ND = Rp . 50,5 miliar = 500
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
12 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
F. Istilah-istilah dalam Investasi saham di pasar Modal
1. Emiten (issuer) adalah perusahaan yang menerbitkan saham atau pihak yang
melakukan penawaran umum.
2. Perusahaan terbuka atau perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya
telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah).
3. Investor adalah individu atau lembaga yang melakukan pembelian saham atau
surat berharga di pasar modal.
4. Penjamin emisi (under writer) adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten
untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
5. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-
hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
6. Prospektus merupakan informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
7. Penawaran umum (public offering) adalah kegiatan penawaran efek kepada
masyarakat yang diatur dalam Undang-undang Pasar Modal.
8. Harga nominal atau nilai pari (par value) adalah nilai yang ditetap-kan oleh emiten,
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluar-kannya. Besarnya harga nominal
ini tergantung dari keinginan emiten.
9. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek,
atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor. Besarnya harga
perdana ini tergantung pada kesepakatan antara emiten dan penjamin emisi (under
writer).
10. Agio saham adalah selisih antara harga nominal dengan harga perdana.
11. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
12. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat
jam bursa dibuka. Harga pebukaan mungkin akan menjadi harga pasar.
13. Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat
akhir hari bursa. Harga penutupan mungkin akan menjadi harga pasar.
14. Untung modal (capital gain) adalah keuntungan investor yang diperoleh dari
kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
15. Rugi modal (capital loss) adalah kerugian investor yang diderita karena adanya
kelebihan harga beli di atas harga jual yang keduanya terjadi di pasar sekunder.
16. Dividen adalah bagian keuntungan yang diberikan emiten kepada para pemegang
sahamnya.
17. Imbal hasil (yield) adalah pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara
periodik, misalnya berupa dividen. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal
yang ditanamkan.
18. Laba per saham-LPS (earning per share-EPS) adalah perbandingan antara
keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang
beredar.
19. Rasio harga terhadap laba (price earning ratio-PER) adalah perbandingan antara
harga pasar saham dengan EPS.
20. Indeks beta menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap perubahan
kondisi pasar secara umum.
21. Saham blue-chip adalah saham yang emitennya memiliki reputasi baik, yaitu
emiten yang mampu menghasilkan pendapatan tinggi dan konsisten membayar
dividen tunai. Untuk mencapai kondisi ini, biasanya emiten saham blue-chip
merupakan pemimpin dalam industrinya.
22. Saham pendapatan (income stocks), saham yang mampu membayar dividen lebih
tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.
23. Saham pertumbuhan (growth stocks/well known stocks), saham yang emitennya
merupakan pemimpin dalam industrinya, dan beberapa tahun terakhir berturut-turut
mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata. Saham ini biasanya memiliki PER
yang tinggi dan indeks beta ¿ 1,5.
24. saham spekulatif (speculative stocks), saham yang emitennya tidak mampu secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi emiten ini
mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa-masa
mendatang, meskipun penghasilan itu belum tentu dapat direalisasi.
25. Saham situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama ekonomi
makro sedang mengalami ekspansi, emiten saham ini akan mampu mendapatkan
penghasilan yang tinggi, sehingga memungkinkan untuk membayar dividen yang
tinggi pula. Emiten saham ini biasanya bergerak di bidang industri dasar,
perumahan, otomotif, baja, dan permesinan.
26. Saham defensif (defensive stocks) adalah saham yang tidak terpengaruh oleh
pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Pada saat
resesi, harga saham ini tetap tinggi, sebab mampu memberikan dividen yang tinggi.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
Emiten saham ini biasanya bergerak di bidang industri yang produknya benar-benar
dibutuhkan konsumen, seperti perusahaan industri makanan, dan farmasi.
27. Perdagangan tanpa warkat (scripless trading) adalah tata cara perdagangan efek
tanpa warkat dan diiringi penyelesaian transaksi dengan pemindahbukuan (book
entry settlement), yaitu perpindahan efek maupun dana hanya melalui mekanisme
debit kredit atas suatu rekening efek (scurities account).
28. Perdagangan jarak jauh (remote trading) merupakan sistem perdagangan jarak
jauh, di mana setiap order transaksi di kantor pialang (perusahaan efek) langsung
dikirim ke sistem perdagangan bursa efek, tanpa perlu memasukkan order dari
lantai bursa (trading floor). Dengan demikian, order dapat dilakukan di kantor
pialang (perusahaan efek) di mana saja sepanjang terhubung dengan sistem
perdagangan bursa.
29. Perdagangan online (online trading) merupakan transaksi jula beli saham, melalui
internet. Investor hanya perlu memasukkan order buy or sell melalui keyboard
dengan eksekusi seketika (real time).
30. Fraksi harga adalah batasan nilai tawar menawar atas suatu saham yang
ditentukan oleh bursa efek. Sejak tanggal 3 januari 2005 BEJ/BEI memberlakukan
sistem fraksi harga sebagai nberikut :
a. Untuk harga saham kurang dari Rp. 500,- ditetapkan fraksi sebesar Rp. 5,-
dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp. 50,-
b. Untuk harga saham dengan rentang Rp. 500,- sampai dengan kurang dari Rp.
2.000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp. 10,- dengan setiap kali maksimum
perubahan sebesar Rp. 100,-
c. Untuk harga saham dengan rentang Rp. 2.000,- sampai dengan kurang dari Rp.
5.000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp. 25,- dengan setiap kali maksimum
perubahan sebesar Rp. 250,-
d. Untuk harga saham Rp. 5.000,- atau lebih, ditetapkan fraksi sebesar Rp. 50,-
dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp. 500,-
31. Dilayar komputer yang memantau perdagangan saham tertera istilah:
A. Harga sebelumnya (previous price) menunjukkan harga pada penutupan hari
sebelumnya.
b. Harga pembukaan (opening price) menunjukkan harga pertama kali pada saat
pembukaan Sesi I Perdagangan.
c. Harga tertinggi (highest price) menjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang
terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
d. Harga terendah (lowest price) menjukkan harga terendah atas suatu saham
yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


15 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
e. Harga terakhir (last price) menjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu
saham.
f. Perubahan (change) menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan
harga terakhir yang terjadi.
g. Harga penutupan (closing price) menunjukkan harga penutupan suatu saham,
yang ditentukan pada akhir Sesi II, yaitu pada jam 16.00 BBWI.
32. Harga beli tertinggi (bid price) adalah harga tertinggi yang ditawarkan pihak yang
akan membeli suatu saham.
33. Harga jual terendah (offer price) adalah harga terendah yang ditawarkan pihak
yang akan menjual suatu saham.
34. Tender offer adalah penawaran melalui media massa untuk memperoleh efek
ekuitas melalui pembelian atau pertukaran dengen efek lain.
35. Delisting adalah penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa.
Penghapusan ini bisa terjadi karena :
A. Permohonan yang diajukan oleh perusahaan yang bersangkutan atau delisting
suka rela (voluntary delisting),
b. Dihapus pencatatannya oleh bursa berdasarkan peraturan bursa.

G. NeracaPembayaranLuarNegeri(Balance Of Payment = BOP)


Aktivitas ekspor dan impor dalam model ekonomi empat sektor akan terlihat
posisinya dalam neraca pembayaran luar negeri (Balance Of Payment = BOP).
1. Pengertian Ekspor, Impor dan Neraca Pembayaran :
a. Ekspor (Export ) : Semua kegiatan transaksi yang bersifat membawa keluar
barang dan jasa dari wilayah pabean suatu negara untuk dikomersialisasikan.
Nilai ekspor tersebut dihitung dalam harga f.o.b (Free On Board) yaitu nilai
ekspor yang dihitung sampai dengan barang tersebut berada di pelabuhan
negara eksportir.
b. Impor (Import ) : Semua kegiatan transaksi yang bersifat membawa masuk
barang dan jasa ke dalam wiliyah pabean suatu negara, baik untuk tujuan
komersial maupun untuk dipakai sendiri. Nilai impor ini dihitung pada harga c.i.f
(Cost Insurance and Freight) yaitu nilai harga impor yang dihitung sampai
dengan barang tersebut berada di pelabuhan negara importir.
c. Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment) : Suatu catatan yang
disusun secara sistematis yang memuat seluruh transaksi ekonomi dan
keuangan internasional dari penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lainnya selama periode tertentu (satu tahun).
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
16 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
Ada tiga kata kunci dari pengertian neraca pembayaran ini :
1) Catatan yang disusun secara sistematis : artinya setiap transaksi dalam
neraca pembayaran harus dicatat menurut kaidah akuntansi atau menganut
Principles of double book keeping entry yaitu ada transaksi - transaksi yang
dicatat sebagai transaksi debet dan transaksi kredit.
 Transaksi Debet : yaitu seluruh transaksi yang bersifat menimbulkan
kewajiban pembayaran oleh penduduk negara pemilik BOP kepada
penduduk negara lainnya. Contoh transaksi impor.
 Transaksi Kredit : yaitu seluruh transaksi yang bersifat timbulnya hak
untuk menerima pembayaran bagi penduduk negara pemilik BOP dari
penduduk negara lainnya. Contoh transaksi ekspor.
2) Semua transaksi yang dicatat di dalam neraca pembayaran luar negeri
hanyalah transaksi ekonomi dan keuangan internasional. Di luar transaksi ini
tidak dicatat dalam neraca pembayaran luar negeri.
3) Yang dimaksud dengan penduduk di dalam neraca pembayaran luar negeri
adalah : masyarakat secara perorangan, dunia usaha dan pemerintah.
2. Fungsi-fungsi Neraca Pembayaran Luar Negeri :
Ada beberapafungsineracapembayaranluarnegeri yang perlukitaketahui, di
antaranya :
a. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi dan keuangan internasional
negara tersebut.
b. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah mengenai posisi ekonomi dan
keuangan internasionalnya.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan
ekonomi internasionalnya, seperti : Kebaijakan Perdagangan Luar Negeri,
Kebijakan Pembayaran Luar Negeri dan Kebijakan Bantuan Luar Negerinya.
d. Untuk mengetahui negara yang menjadi mitra dagang utama.
e. Sebagai salah satu acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan makro
ekonomi di dalam negeri, seperti kebijakan Fiskal dan Kabijakan Moneter.
f. Sebagai bahan pertimbangan bagi IMF (International Monetary Fund) dalam
memberikan pinjaman khusus bagi negara anggotanya yang dikategorikan
miskin dan sedang menghadapi kesulitan (defisit) neraca pembayaran. Bantuan
khusus ini disebut dengan Special Drawing Right (SDR) dalam bentuk uang
kertas emas IMF, dan lain-lain.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


17 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
3. Struktur Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment ).
Contoh :

Contoh 1 :
Diketahui Ekspor 500, impor 80% dari ekspor, neraca jasa neto – 250, neraca
transaksi berjalan -50. Arus modal masuk pemerintah 750, swasta 500. Arus modal
keluar pemerintah 600, swasta 400. Special Drawing Right 150. Error and
Ommission -75. Berdasarkan data di atas, maka besarnya neraca transaksi
unilateral adalah :Berdasarkan data tersebut di atas, tentukan :
a. Susunlah Neraca Pembayaran berdasarkan data di atas.
b. Apakah BOP dalam kondisi surplus atau defisit ?
c. Bila BOP surplus, berapa kemampuan cadangan devisa dapat digunakan untuk
mengimpor ?
Jawab :
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
18 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
a. Berdasarkan soal di atas, struktur BOP adalah sebagai berikut :

Balance Of Payment IndonesiaTahun 202X


A NeracaTransaksiBerjalan (Current Account) : (A1+A2+A3) $ (50)
NeracaBarang (balance Of Trade) (a+b) $ 100
a. Ekspor (f.o.b) $ 500
b. Impor (c.i.f) $(400)
2. NeracaJasa (Service Account) (a+b) $ (250)
a. Jasa Diterima $
b. Jasa Dibayarkan $
3. Neraca Transakasi Unilateral (Hibah / grant) $ 100
B Neraca Modal (Capital Account) : (B1+B2) $ 250
1. Arus Modal Masuk (Capital Inflow) $ 1.250
a. Pemerintan (IMF, CGI) $ 750
b. Swasta (PMA) $ 500
2. Arus Modal Keluar (Capital Outflow) $(1.000)
a. Pemerintah (pembayaranhutang) $(600)
b. Swasta $(400)
C Special Drawing Right $ 150
D PerubahanCadanganDevisa (Changing in forex reserve) : (A+B+C) $ 350
E KesalahPencatatan (Error and Ommission) $ (75)
F Neracalalu – lintasMoneter (Monetary Account) (lawantanda D + E) $(275)
G Over All Balance $ 0

b. BOP dalam kondisi surplus sebesar $ 350 (lihat posisi perubahan cadangan
devisa).
c. Kemampuan cadangan devisa untuk melakukan impor = (350/400) x 12 bulan
= 10, 5 bulan = 10 bulan 15 hari.

Contoh 2 :
Data transaksi ekonomi dan keuangan internasional hipotetis suatu negara sebagai
berikut (dalam jutaan USD):Impor 60% dari ekspor, neraca jasa neto – 350, neraca
transaksi unilateral -150. Arus modal masuk pemerintah dan swasta berbanding
5 : 2. Arus modal keluar dalam bentuk cicilan hutang pokok + bunga pemerintah
dan swasta senilai 700 dengan perbandingan hutang pemerintah : hutang swasta
= 4 : 3. Neraca modal 350.Special Drawing Right nol. Error and Ommission -100.
Debt Service Ratio (DSR) = 40%
Berdasarkan data tersebut di atas, tentukan :
a. SusunlahNeracaPembayaranberdasarkan data di atas.
b. Apakah BOP dalamkondisi surplus ataudefisit ?
c. Bila BOP surplus, berapa kemampuan cadangan devisa dapat digunakan untuk
mengimpor ?

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


19 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dumairy, (1997), “Perekonomian Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


20 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.
2. P.C. Soeroso, (1995), “Perekonomian Indonesia : Buku Panduan Untuk Mahasiswa”, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
3. Tulus Tambunan, (2000), “Perekonomian Indonesia”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4. Zulkarnain Djamin, (1993), “Perekonomian Indonesia”, LPFE-UI, Jakarta.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


21 Dosen Pengampu
Perekonomian Indonesia
Yusman, SE., MM.

Anda mungkin juga menyukai