Anda di halaman 1dari 12

EMA232A - Manajemen Keuangan B3

Keputusan Investasi
Kelompok 2

Oleh:

Putu Ayu Dea Rhizma (2007531037)


Putu Wulan Pradnya Wirasasti (2007531149)
Made Rinto (2007531234)
Gusi Putu Pratita Indira (2007531231)
I Gde Andika Ariesta Kiradi (2007531274)

Disampaikan Kepada:
Dr. Ida Bagus Panji Sedana, S.E., M.Si

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang
dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa agar dapat diperoleh manfaat
yang lebih besar di masa yang akan datang. Investasi berarti pengeluaran dana saat ini dengan
harapan memperoleh hasil atau keuntungan di masa datang. Dilihat dari dimensi waktu,
investasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek (satu tahun atau
kurang), yaitu investasi pada aktiva lancar (modal kerja), seperti kas, piutang, inventori, surat-
surat berharga dan investasi jangka panjang (lebih dari satu tahun), yaitu investasi pada asset
riil, seperti tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan, asset riil lainnya, dan investasi pada
asset finansial seperti investasi pada saham dan obligasinya.

Materi ini difokuskan pada investasi jangka panjang, khususnya asset riil, sehingga
dalam penilaian investasi ini konsep nilai waktu uang menjadi penting untuk diperhatikan.
Perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi saat ini dengan harapan mendapat
keuntungan di masa yang akan dating. Misalnya investasi pada perlengkpan sistem distribusi,
bangunan, sarana produksi yang lebih baik, penelitian dan pengembangan produk baru dan
aktiva tetap lainnya. Berdasarkan tujuan utama perusahaan, yaitu memaksimumkan
kemakmuran pemilik, maka dalam keputusan investasi jangka panjang juga harus mengacu
pada tujuan tersebut. Dengan kata lain, keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya
dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang
disyaratkanoleh pemilik modal.

Perkembangan investasi telah menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, tidak hanya
menyangkut jumlah investor maupun dana yang dilibatkan, tetapi juga berbagai variasi jenis
instrumen sekuritas yang bisa dijadikan alternatif investasi. Perkembangan tersebut selanjutnya
ikut mendorong tersedianya sumber daya manusia yang cakap dan mampu menguasai
pengelolaan investasi secara benar. Oleh karena itu, pemahaman tentang manajemen investasi
sangatlah penting dalam menjawab tuntutan tersebut, maka akan dibahas sebagai berikut:

1. Konsep dasar manajemen investasi


2. Jenis-jenis investasi
3. Menaksir aliran kas dengan menghitung: Aliran kas awal, Aliran kas operasional, dan
Aliran kas akhir.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Manajemen Investasi


Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dapat
diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen
untuk mengorbankan konsumsi sekarang dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa
datang. Pengertian lain investasi adalah suatu bentuk penanaman dana atau modal untuk
menghasilkaan kekayaan yang dapat memberikan keuntungan tingkat pengembalian
(return) baik pada masa sekarang dana tau di masa depan. Pada umumnya investasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu investasi pada asset riil (real assets) dan investasi
pada asset finansiil (financial assets). Investasi pada asset riil antara lain dapat berupa
tanah, emas, mesin, sedangkan investasi pada asset finansiil antara lain dapat berupa saham,
obligasi.
Manajemen investasi merupakan suatu manajemen profesional yang memegang
berbagai sekuritas atau surat berharga seperti, saham, obligasi serta aset yang lainnya
seperti properti bertujuan untuk mencapai target investasi yang dapat menguntungkan
untuk investor.
Tujuan orang melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk mengembangkan dana
yang dimiliki atau mengharapkan keuntungan di masa depan. Secara umum tujuan investasi
memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama
yang lain selain untuk mencari untung. Proses investasi merupakan manajemen yang paling
mendasar bagi seorang investor dalam melakukan investasi. Proses manajemen investasi
menurut Fabozzi meliputi 5 langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Sasaran Investasi. Dalam menetapkan sasaran investasi tergantung dari
keinginan investor, yaitu memperoleh pengembalian dari dana yang diinvestasikan
yang jumlahnya lebih besar dari dana yang dikeluarkan.
b. Membuat Kebijakan. Investasi Dalam membuat kebijakan investasi sesuai dengan
sasaran investor, yaitu investor harus memutuskan bagaimana dana sebaiknya
didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada. Kelompok
aktiva umumnya meliputi saham, obligasi, real estat dan sekuritas-sekuritas lain.
c. Memilih Strategi Portofolio. Dalam pemilihan strategi portofolio harus konsisten
terhadap sasaran dan kebij akan investasi. Strategi portofolio dapat dibedakan
menjadi strategi aktif dan pasif. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-
informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja
terbaik. Sedangkan strategi portofolio pasif adalah strategi yang mendasarkan
kinerja pasar (strategi pasif mengasumsikan bahwa pasar akan merefleksikan seluruh
informasi yang tersedia pada harga sekuritas).
d. Memilih Aktiva. Dalam memilih aktiva meliputi usaha untuk mengidentifi kasi
kesalahan penetapan harga sekuritas, dimana pada tahap ini investor berusaha
merancang portofolio yang efisien.
e. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja. Dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja
mendasarkan pada patokan (benchmark) secara relatif dari portofolio sekuritas yang
telah ditentukan dengan portofolio lain yang sesuai.

Ada pula tujuan seseorang berinvestasi. sBeberapa alasan mengapa seseorang


melakukan investasi. Kamaruddin Ahmad, mengemukakan tiga alasan sehingga banyak
orang melakukan investasi, yaitu:
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang.
Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana cara meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha unuk
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang
dimasa yang akan datang.
b) Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak
merosot nilainya karena di gerogoti oleh inflasi.
c) Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang di berikan
kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Selain itu, orang melakukan investasi karena dipicu oleh kebutuhan akan masa
depan. Tetapi sangat disayangkan, banyak orang belum memikirkan kebutuhan akan
masa depannya. Padahal semakin ke depan, biaya hidup seseorang pasti akan
semakin bertambah. Selain kebutuhan akan masa depan, orang melakukan investasi
dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal-hal lain yang tidak terduga dalam
hidup, misalnya keterbatasan dana, kondisi kesehatan, datangnya musibah secara
tiba-tiba dan kondisi pasar investasi.

2.2 Jenis Investasi


Pada dasarnya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi pada asset finansial
dan investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi dua, yaitu
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
• Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan. Investasi
langsung juga dapat dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak diperjual
belikan, biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat berupa tabungan
dan sertifikat deposito.
• Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga dari
perusahaan investasi, seperti reksadana.
Menurut Sutrisno (2009) jenis-jenis investasi dapat digolongkan berdasarkan aset,
pengaruh,ekonomi, menurut sumbernya dan cara penanamannya, sebagai berikut :
1. Jenis Investasi Berdasarkan Asetnya
Jenis investasi berdasarkan asetnya merupakan penggolongan investasi dari aspek modal
atau kekayaan. Investasi berdasarkan asetnya terbagi atas dua jenis, yaitu real asset dan
financial asset. Real Asset adalah investasi yang berwujud seperti gedung-gedung,
kendaraan dan lain sebagainya, sedangkan Financial Asset merupakan dokumen (surat-
surat) klaim tidak langsung dari pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang
menerbitkan sekuritas tersebut.

2. Jenis Investasi Bedasarkan Pengaruhnya


Jenis investasi menurut pengaruhnya merupakan investasi yang didasarkan pada faktor-
faktor yang memengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Jenis investasi
berdasarkan pengaruhnya dapat dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu investasi autonomus
(berdiri sendiri) dan Investasi Induces (memengaruhi atau menyebabkan). Investasi
Autonomus adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, bersifat
spekulatif. Contoh investasi ini : pembelian surat-surat berharga. Investasi Induced ialah
investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tingkat
pendapatan. Contoh investasi ini : penghasilan transitori, yaitu penghasilan yang diperoleh
selain dari bekerja, seperti bungan dan sebagainya.

3. Jenis Investasi Berdasarkan Sumber Pembiayaannya


Jenis investasi berdasarkan sumber pembiayaannya merupakan investasi yang didasarkan
pada asal-usul investasi yang diperoleh.Jenis investasi ini dapat dibagi lagi menjadi dua
macam, yaitu investasi yang besumber dari modal asing dan investasi yang bersumber dari
modal dalam negeri.

4. Jenis Investasi berdasarkan bentuknya


Jenis investasi ini merupakan investasi yang didasarkanpada cara menanamkan
investasinya. Jenis investasi ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu investasi portofolio
dan investasi langsung.Investasi Portopolio dilakukan melalui pasar modal dengan
instrumen surat berharga, contohnya seperti saham dan obligasi. Investasi langsung
merupakan bentuk investasi yang dilakukan dengan membangun, membeli total, atau
mengakuisi suatu perusahaan.

2.3 Menaksir Aliran Kas


Dalam pengambilan keputusan investasi aliran kas memiliki peranan penting. Hal
tersebut diakibatkan karena laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk
bersih, dan para investor lebih membutuhkan aliran kas yang benar-benar bersih
diterimanya sebagai bahan pertimbahan. Dalam menaksir aliran kas ada beberapa yang
harus di pertimbangkan :
a. Aliran Kas Versus Keuntungan Akuntansi
Fokus dari manajemen keuangan dan analisis investasi adalah kas dan bukan
keuntungan akuntansi, sebab keuntungan akuntansi tidak selalu berarti aliran kas. Cara
yang langsung bisa dilakukan dengan mengidentifikasi item-item mana yang termasuk
kas masuk dan mana yang termasuk kas keluar. Sebagai contoh jika penjualan
dilakukan secara kredit maka sebagian penjualan akan menjadi kas pada bulan ini (atau
tahun ini) sebagian lagi akan menjadi kas pada bulan (tahun) depan. Jika kita
mempunyai informasi yang cukup kita bisa memilah-milah mana yang kas dan mana
yang bukan, atau kapan menjadi kas.
b. Incremental cash flow, sunk cost , biaya kesempatan (opportunity cost) dan kanibalisasi
pasar
Aliran kas yang akan diperhitungkan adalah aliran kas yang muncul karena
keputusan menjalankan investasi yang sedang dipertimbangkan. Aliran kas yang tidak
relevan tidak akan masuk dalam analisis. Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi
nama sebagai incremental cash flow. Sedangkan yang tidak relevan disebut dengan
sunk cost, yang artinya biaya yang sudah tertanam dan sudah hilang, seperti biaya studi
kelayakan dan riset pemasaran. Keputusan untuk menerima atau menolak usulan
investasi tidak akan dipengaruhi oleh sunk cost.
Beberapa item yang perlu diperhatikan yaitu biaya kesempatan (opportunity
cost) dan kanibalisasi produk. Dalam biaya kesempatan semisal suatu gudang yang
biasa disewakan diputuskan untuk digunakan dalam investasi proyek baru, maka biaya
sewa yang hilang tersebut harus dimaksukan sebagai elemen biaya. Lalu dalam
kanibalisasi produk juga merupakan item yang relevan, dimana ketika produk baru
diluncurkan maka pembeli cenderung beralih ke produk baru. Dengan demikian efek
bersih produk baru tidak setinggi semula sebab kanibalisasi harus dikurangkan dari
perhitungan semula.
c. Fokus pada aliran kas karena keputusan investasi, bukan karena keputusan pendanaan.
Hal tersebut karena keputusan pendanaan masuk kedalam perhitungan tingkat discount
rate yang dipakai WACC. Jika biaya bunga juga dimasukan ke dalam perhitungan aliran
kas maka akan terjadi double couting.

Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan apakah suatu


investasi layak dilaksanakan oleh perusahaan atau tidak. Pengambilan keputusan tersebut
mempertimbangkan aliran kas keluar (cash outflow) yang akan dikeluarkan perusahaan dan
aliran kas masuk (cash inflow) yang akan diperolehnya berkaitan dengan investasi yang
diambil. Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi yaitu intial cash flow,
operational cash flow, dan terminal cash flow.

a. Aliran Kas Permulaan (initial cash flow)


Aliran kas permulaan (initial cash flow) merupakan aliran kas yang
berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan suatu investasi.
Cash flow ini misalnya harga perolehan pembelian tanah, pembangunan pabrik,
pembelian mesin, perbaikan mesin, dan investasi aktiva tetap lainnya. Dalam
melakukan investasi pembelian mesin pabrik maka yang termasuk capital outlays atau
cash outflow antara lain harga pembelian mesin, biaya pasang, biaya percobaan, biaya
balik nama (jika ada), dan biaya lain yang harus dikeluarkan mesin tersebut sampai
mesin tersebut siap dioperasikan.
b. Aliran Kas Operasional (operational cash flow)
Aliran kas operasional (operational cash flow) merupakan aliran kas yang
terjadi selama umur investasi. Operational cash flow ini berasal dari pendapatan yang
diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Aliran kas
operasi sering disebut cash inflow (aliran kas masuk) yang nantinya akan dibandingkan
dengan cash outflow untuk menutup investasi. Operational cash flow (cash inflow) ini
biasanya diterima setiap tahun selama umur ekonomis investasi yang berupa aliran kas
masuk bersih (disebut proceeds). Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaitu berupa
laba setelah pajak atau earning after tax (EAT) ditambah depresiasi. Biaya depresiasi
digunakan sebab merupakan sumber kas masuk (cash inflow), padahal depresiasi
merupakan biaya yang akan mengurangi laba.
Biaya depresiasi merupakan biaya yang digunakan untuk mengurangi nilai
suatu aktiva tetap. Pada saat terjadi biaya depresiasi tersebut, perusahaan tidak
mengeluarkan biaya yang berbentuk kas walaupun di laporan laba rugi besarnya
depresiasi tersebut menambah biaya operasi. Karena depresiasi di satu sisi menambah
biaya padahal di sisi lain sebenarnya tidak mengeluarkan uang kas maka sebenarnya
ada kas yang terkumpul dan diperlakukan sebagai kas masuk sebesar biaya depresiasi
tersebut selama umur aktiva. Dana yang terkumpul tersebut nantinya akan digunakan
untuk membeli aktiva kembali apabila aktiva yang didepresiasi tersebut telah habis
umur ekonomisnya. Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berasal
dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang). Perbedaan sumber modal yang
digunakan untuk investasi tersebut mempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kas
masuk) investasi yang bersangkutan.
c. Aliran Kas Akhir (terminal cash flow)
Aliran kas akhir umur proyek (terminal cash flow) merupakan aliran kas
masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis
suatu proyek investasi. Terminal cash flow akan diperoleh pada akhir umur ekonomis
suatu investasi. Terminal cash flow ini dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) dari
aktiva dan modal kerja yang digunakan untuk investasi. Nilai residu suatu investasi
merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku
aktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai residu ini sangat penting dalam perhitungan
biaya depresiasi dan aliran kas masuk perusahaan. Sebagai misal, nilai buku dari suatu
aktiva tetap adalah Rp. 10 juta. Tetapi saat dijual, laku seharga Rp.12 juta. Berarti
perusahaan memperoleh laba sebesar Rp. 2 juta (laba ini sebenarnya merupakan capital
gain). Kalau misalkan perusahaan dikenakan pajak 20% atas capital gain tersebut,
maka aliran kas dari nilai sisa ini adalah Rp. 12 juta – (Rp. 2 juta x 20%) = Rp. 11,6
juta.

2.3.1 Kasus Perhitungan Aliran Kas suatu Usulan Investasi


Misalkan sebuah perusahaan akan meluncurkan suatu produk dengan jangka waktu 5
tahun. Dengan informasi yang relevan sebagai berikut:
- Biaya investasi sebesar Rp 100.000
- Depresiasi menggunakan metode garis lurus (5 tahun), dengan Rp 16.000/tahun
- Pada akhir proyek diperkirakan asset dapat dijual seharga Rp 30.000
- Apabila dilaksanakan, proyek akan memakai fasilitas gudang yang sedianya dijual
seharga Rp 150.000, Nilai buku saat ini Rp 140.000
- Pada akhir proyek gudang bisa dijual dengan harga Rp 150.000, dengan nilai buku
saat ini diperkirakan Rp 130.000
- Investasi model kerja Rp 10.000, 15.000, 15.000 pada tahun 0,1,2.
- Sebelum produk diluncurkan, tes pasar Rp 20.000
- Kerugian kanibalisasi Rp 5.000/tahun (5 tahun)
- Penjualan diperkirakan Rp 300.000/tahun (diamsusikan kas)
- Biaya operasional rp 50.000/tahun (diamsusikan kas)
- Pajak 40%
- Pinjaman Rp 50.000, tingkat bunga 20%/tahun
- Discount rate 20%

Maka:
*perhitungan kas operasional
Laporan L/R Akuntasi Aliran Kas
Penjualan 300.000 300.000
Biaya Operasional (50.000) (50.000)
Depresiasi (16.000) -
Laba Operasional 234.000
Pajak 40% (93.600) (93.600)
Laba Bersih 140.400 156.400
Aliran Kas Masuk = laba berih + depresiasi
= 140.400 + 16.000
= 156.400

*perhitungan aliran kas usulan investasi


Item Aliran Kas Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Aliran Kas Keluar
- Investasi -100.000
- Investasi Modal Kerja -10.000 -15.000 -15.000
- Biaya Kesempatan Gudang -146.000
- Kanibalisme produk -5.000 -5.000 -5.000 -5.000 -5.000
Total Kas Keluar -256.000 -20.000 -20.000 -5.000 -5.000 -5.000
Aliran Kas Masuk
- Kas Masuk Operasional 156.400 156.400 156.400 156.400 156.400
- Penjualan Nilai Residu 26.000
- Penjualan Gudang 142.000
- Modal Kerja Kembali 40.000
Total Kas Masuk 156.400 156.400 156.400 156.400 364.400
Aliran Kas Bersih -256.000 136.400 136.400 151.400 151.400 359.400
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Investasi adalah pengeluaran untuk mengadakan barang modal pada saat
sekarang dengan tujuan untuk menghasilkan keluaran barang atau jasa agar dapat
diperoleh manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada umumnya investasi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu investasi pada asset riil (real assets) dan
investasi pada asset finansiil (financial assets). Investasi pada asset riil antara lain dapat
berupa tanah, emas, mesin, sedangkan investasi pada asset finansiil antara lain dapat
berupa saham, obligasi. Proses manajemen investasi meliputi 5 langkah yaitu,
Menetapkan Sasaran Investasi, Membuat Kebijakan. Investasi, Memilih Strategi
Portofolio, Memilih Aktiva, Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja.
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan apakah suatu
investasi layak dilaksanakan oleh perusahaan atau tidak. Pengambilan keputusan tersebut
mempertimbangkan aliran kas keluar (cash outflow) yang akan dikeluarkan perusahaan
dan aliran kas masuk (cash inflow) yang akan diperolehnya berkaitan dengan
investasi yang diambil. Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi yaitu intial
cash flow, operational cash flow, dan terminal cash flow. Aliran kas permulaan (initial
cash flow) merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali
untuk keperluan suatu investasi. Aliran kas operasional (operational cash flow)
merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi. Aliran kas akhir umur proyek
(terminal cash flow) merupakan aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan
sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi.
DAFTAR PUSTAKA

Damajulia.2017.ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISI USULAN


INVESTASI).Diakses pada 6 Nopember 2021 melalui laman http://damajulia-
unipma.blogspot.com/2017/10/manajemen-keuangan_23.html

Lia Ivvana.2013.Manajemen keuangan bab 6. Di akses pada 7 Nopember 2021 melalui laman
https://www.slideshare.net/liaivvana/manajemen-keuangan-bab-06

Anda mungkin juga menyukai