PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat memahami definisi dari Investasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis dan kriteria dalam berinvestasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dan masalah dalam berinvestasi.
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1
4. Investasi Berdasarkan bentuk
Investasi yang didasarkan pada cara menenamkan investasinya, Investasi modal ini dibagi
menjadi dua bentuk yaitu pertama, investasi langsung dilaksanakan oleh pemilik nya sendiri, seperti
membangun pabrik, membangun Gedung selaku kontraktor, membeli total, atau mengakuisi perusahana,
kedua, investasi yang tidak langsung yang disebut dengan investasi portofolio, investasi tidak langsung
dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat-surat berharga seperti saham, obligasi, reksadana
dan beserta turunannya.
5. Investasi berdasarkan waktu
Investasi berdasarkan waktu dibagi menjadi dua yaitu, investasi berdasarkan jangka pendek dan
investasi berdasarkan jangka Panjang. Investasi jangka pendek merupakan investasi penanaman modal
oleh seorang yang jangka waktu relative pendek misalnya setahun, atau dua tahunan.contohnya tabungan
di bank, deposito, instrument pasar uang, dll. Sedangkan investasi jangka panjang adala penanaman atau
penyertaan sebagaian kekayaan suatu perusahaan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap
dan untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan ersebut dengan waktu 5 tahun dan seterusnya.
Contoh saham,reksadana, obligasi, emas batangan proferti, barang koleksi dll.
2.3 Kriteria Investasi
1) Payback Period
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan
makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati
menafsirkan kriteria payback periode ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka
panjang
2) Net Present Value
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang
didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita langsung menghitung selisih
nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present
value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih
besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
3) Internal Rate of Return
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama
dengan nol. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil
perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).
4) Benefit / Cost Ratio
Benefit/ Cost Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan
2
dinotasikan dengan B (Benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan
dengan melihat nilai B/C, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan.
Contoh perhitungan
Diberikan nilai perkiraan cash flow dari dua buah project sebagai berikut:
Year Project A Project B
0 -10.000.000 -10.000.000
1 4.000.000 3.000.000
2 4.000.000 4.000.000
3 4.000.000 5.000.000
4 4.000.000 6.000.000
5 4.000.000 7.000.000
Dengan menggunakan analisis finansial cost benefit analysis. Hitunglah Pay back Period, NPV (15%) dan
IRR dari kedua project di atas dan project mana yang sebaiknya anda rekomendasikan untuk dijalankan
atau dengan kata lain jika anda diminta untuk memilih salah satu dari kedua project tersebut mana project
yang harus dipilih serta berikan alasannya.
1. Payback Period
a. Payback Period Project A
Dikarenakan pada cash flow project A setiap tahunnya adalah sama, sehingga untuk mencari payback
periodnya bisa menggunakan rumus:
Dikarenakan pada cash flow Project B komulatif sama dengan nol berada diantara tahun ke-2 dan tahun
ke-3, sehingga dengan memakai prinsip i terpolasi linear kita bisa dapatkan payback period untuk arus
kas 1.
a−b
Payback Period = n+ x 1tahun
c −b
3
Dimana:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
10.000.000−7.000.000
¿ 2+ x 1 ta h un=2,6 ta h un
12.000.000−7.000.000
Jadi yang dipilih adalah Project A karena pengertian dari Payback period adalah waktu keseluruhan
bahkan yang sesungguhnya atau pembayaran kembali investasi yang diinisialisasikan. Biasanya, proyek
dengan payback period yang paling singkat akan dipilih sebagai dasar dimana organisasi berharap untuk
dapat meminimalkan waktu dimana proyek berada dalam status debet.
b. NPV Project B
4
4 6.000.000 6.000.000/ (1+0,15)4 1,74900625 3.430.519
5 7.000.000 7.000.000/ (1+0,15)5 2,011357188 3.480.237
Net Present Value 5.831.608
Net Present Value (NPV)) adalah tehnik evaluasi proyek mengingatkan akan keuntungan dari proyek dan
waktu arus kas yang dihasilkan. Jadi Project B dipilih karena memiliki nilai NPV lebih besar.
NPV 1
IRR ¿ i 1+ X ¿)
NPV 1−NPV 2
Dimana:
i : diskon rate
NPV : Net Present Value
Ambil sample i1 = 15% dan i2 = 65%
Maka:
NPV 1 3.408 .621
IRR ¿ i 1+ X ¿) ¿ 15+ X ¿)
NPV 1−NPV 2 3.408.621−(−4.349 .338)
3.408 .621
¿ 15+ X ( 65−15 )
7.757 .959
¿ 36,968 % /ta h un
b. IRR Project B
5
1 3.000.000 3.000.000/ (1+0,15)1 1,65 1.818.182
2 4.000.000 4.000.000/ (1+0,15)2 2,7225 1.469.238
3 5.000.000 5.000.000/ (1+0,15)3 4,492125 1.113.059
4 6.000.000 6.000.000/ (1+0,15)4 7,41200625 809.497
5 7.000.000 7.000.000/ (1+0,15)5 12.22981031 572.372
Net Present Value -4.217.652
Maka:
NPV 1 5.831608
IRR ¿ i 1+ X (i 2−i 1)=15+ X ¿)
NPV 1−NPV 2 5.831 .608−(−4.217.652)
5.831.608
¿ 15+ X ( 65−15 )
10.049.260
¿ 44.015 % /tah un
Karena IRR project A lebih kecil dari project B, maka pilihan lebih baik adalah Project A.
6
bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak
keuntungan saja, tetapi juga memahami bahwa ada kemungkinan resiko yang berpotensi menyebabkan
kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun resiko.
2. Analisis sekuritas
Pada tahap ini berarti melakukan sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara
individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuannya melakukan penilaian tersebut adalah
untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced).
3. Pembentukan portofolio
Pada tahap ketiga ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi aset khusus
mana yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap aset tersebut.
Disini masalah selektivitas, penentuan waktu, dan disversifikasi perlu menjadi
perhatian investor. Dalam investasi, investor sering melakukan disversifikasi dengan mengkombinasikan
berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata lain investor membentuk portofolio. Selektivitas
juga disebut sebagai microforecasting, memfokuskan pada peramalan pergerakan harga pada setiap
sekuritas. Penentuan waktu juga disebut microforecasting yang memfokuskan pada peramalan pergerakan
harga saham biasa relative terhadap sekuritas pendapatan tetap, misal obligasi perusahaan. Sedangkan
disversifikasi meliputi konstruksi portofolio sedemikian rupa sehingga meminimalkan risiko dengan
memerhatikan batasan tertentu.
4. Melakukan revisi portofolio
Pada tahap ini berkenaan dengan pegeluaran secara periodik dari langkah sebelumnya. Sejalan
dengan waktu, investor mungkin merubah tujuan investasinya yaitu membentuk portofolio baru yang
lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan dengan preferensi investor tentang resiko dan hasil investasi
itu sendiri.
5. Evaluasi kerja portofolio
tahap terakhir ini, investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodik
dalam arti tidak hanya hasil investasi yang diperhatikan tetapi juga resiko yang dihadapi. Jadi, diperlukan
ukuran yang tepat tentang hasil investasi dan resiko juga standar yang relevan.
7
2. Menghindari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak milik karena pengaruh inflasi. Dengan
melakukan investasi, dalam memilih perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan
diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.
3. Penghematan pajak: Fasiltas penghindaran pajak untuk jenis investasi tertentu. Beberapa negara
didunia banyak melakukan kebijakan yangsifatnya mendorong timbulnya investasi dimasyarakat
melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang bidang usaha tertentu.
B. Permasalahan
Hal ini disebabkan munculnya beberapa masalah yang menghadang langkah investasi. Berikut beberapa
masalah umum yang sering terjadi:
1. Keterbatasan Modal
Bila bicara mengenai investasi, maka hal ini tidak terlepas dari penyediaan modal. Seringkali bahwa
orang berpikir bahwa dana yang dibutuhkan untuk memenuhi investasi cukup besar. Sedangkan
penghasilan setiap bulan sangat terbatas.
2. Minimnya Pengetahuan
Disamping masalah dana, tidak sedikit orang yang enggan berinvestasi karena minimnya pengetahuan
mengenai investasi. Namun, ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi anda yang serius ingin
menyelamatkan nilai uang anda.
3. Administrasi Merepotkan
Bila dulu mengurus administrasi dalam investasi tergolong rumit, namun saat ini tidak demikian.
Terdapat pilihan investasi dengan pengurusan administrasi yang mudah dan salah satunya adalah
investasi reksadana.
8
keuntungan menyimpang dari yang diharapkan. Dalam teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai
kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan. Karenanya risiko mempunyai dua dimensi
yaitu menyimpang lebih besar atau lebih kecil dari hasil investasi yang diharapkan. Karenanya resiko
mempunyai dua dimensi yaitu menyimpang lebih besar atau lebih kecil dari return yang diharapkan.
Ukuran ini dinyatakan dalam standar deviasi. Yang merupakan untuk resiko total. Menurut tandellin
dalam analisis tradisional, risiko total dari berbagai asset keuntungan bersumber dari:
1. Interest Rate Risk. Resiko yang berasal dari variabilitas hasil investasi akibat perubahan tingkat suku
bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini berpengaruh negatif terhadap harga sukuritas.
2. Market Risk. Risiko yang berasal variabilitas hasil investasi karena fluktuasi dalam keseluruhan pasar
sehingga berpengaruh pada semua sukuritas.
3. Inflation Risk. Suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah purchasing power risk. Jika
suku bunga naik, maka inflasi juga meningkat, karena tenders membutuhkan tambahan premium
inflasi untuk mengganti kerugian purchasing power.
4. Business Risk, Resiko vang ada karena melakukan bisnis pada industry tertentu.
5. Financial Risk. Risiko yang timbul karena penggunaan pengaruh linansial oleh perusahaan.
6. Liquidity Risk. Risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu di mana sukuritas di
perdagangkan. Suatu investasi jika dapat di beli dan di jual dengan cepat tanpa perubahan harga yang
signifikan, maka investasi tersebut dikatakan liquid, demikian sebaliknya.
7. Country risk. Risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga mengarah pada political risk.
Berbeda dengan analisis tradisional, analisis investasi modern membagi resiko total menjadi dua
bagian. yaitu resiko sistematis dan resiko tidak sistematis (Husnan, 1998). Risiko yang tidak
sistematis adalah resiko yang di sebabkan oleh faktor-faktor pada suatu sukuritas, dan dapat
dihilangkan dengan menghilangkan diversivikasi. Sedangkan resiko sistematis adalah risiko yang di
sebabkan oleh faktor-faktor makro yang memengaruhi semua sukuritas sehingga tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi, karena sebagian resiko dapat di hilangkan dengan diversifikasi,
yaitu risiko tidak. sistematis (Unique risk), maka ukuran resiko dari suatu portovolio bukan lagi
standar deviasi (resiko total), tetapi hanya resiko sistematis saja, yaitu resiko yang tidak bisa di
hilangkan dengan diversifikasi.
9
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun
internasional, Selain pekiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan
tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik
juga menentukan gairah investasi, juga sosial politik makin stabil maka investasi umumnya juga
meningkat. Demikian pula faktor keamanan (Kondisi keamanan Negara).
2. Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencangkup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pemungutan olch bursa efek. Yang paling menentukan biaya investasi
adalah tingkat bunga dan pinjaman, makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal.
Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingat bunga
pinjaman rendah permintaan akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi
masih tinggi. Faktor yang mempengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur
izin investasi yang berbelit-belit dan lama (>3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan
memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan
dan efesiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.
3. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), tingkat bunga, dan Morgind Efficiency Investment (MEI)
a. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), investasi, dan tingkat bunga, Yang dimaksud efficiency
of capitat (MEC) atau efisiensi modal marginal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang
diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
b. Marginal Efficiency of Investment (MEI). Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi,
kurva MEC secara nasional secara dapat diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal
kurva- kurva MEC dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam perokonomian, tetapi ada
beberapa ekonomi yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika
permintaan barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik.
Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar kurva MEC. Kurva yang lebih
relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI).
10
BAB III
KESIMPULAN
1. Definisi menurut kamus besar Bahasa Indonesia, investasi diartikan sebagai penanaman uang
atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
2. Jenis dan kriteria dalam berinvestasi :
a. Jenis:
Investasi berdasarkan asetnya
Investasi berdasarkan pengaruh
Investasi berdasarkan sumber pembiayaan
Investasi berdasarkan bentuk
Investasi berdasarkan waktu
b. Kriteria :
Payback Period
Benefit / Cost Ratio
Net Present Value
Internal rate of return
3. Manfaat dan masalah dalam investasi :
a. Manfaat :
Meningkatkan kesejahteraan dengan berinvestasi dana yang tidak dikonsumsi sekarang,
diharapkan memberikn peningkatan konsumsi dimasa yang akan datang.
Menghindari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak milik karena pengaruh inflasi.
Penghematan pajak.
b. Masalah :
Keterbatasan Modal
Minimnya Pengetahuan
Admintrasi merepotkan
11
4. Factor- factor yang mempengaruhi investasi :
a. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return).
Kondisi internal perusahaan
Kondisi eksternal perusahaan
b. Biaya investasi
c. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), tingkat bunga, dan Morgind Efficiency Investment
(MEI).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sunariyah, “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal” .Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2003.
Manan H.Abdul. “Hukum Ekonomi Syari’ah (dalam prespektifkewenangan peradilan agama)”. Jakarta
12