Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INVESTASI DAN PASAR MODAL


“INVESTASI”

Dosen:
Muhammad Batri, SE., MM.

Disusun Oleh:
Febriyanti Napitupulu
NIM: 4311 150 021

STIE BAJIMINASA MAKASSAR


KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Makalah konsentarasi Manajemen Keuangan
Investasi dan Pasar Modal yang berjudul Investasi ini tepat waktu.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas Manajemen Konsentarasi sebagai
pengganti final test yang di berikan oleh bapak Muhammad Batri, SE., MM.
Saya menyadari makalah yang saya buat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 01 Januari 2018

Febriyanti Napitupulu
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan


kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan
tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva
untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Dengan adanya investasi maka
perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas,
terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi
merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan
oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan. Penilaian
kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk
investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana
sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat
hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi
perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan
posisi keuangan perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

B. Pengertian Investasi
Investasi adalah penempatan sejumlah uang atau dana pada saat ini dengan harapan
akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang dengan jumlah yang lebih besar.
Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman
uang atau dana di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada
dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual
kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk
konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas
waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang
melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik
ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan
mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output
yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu
rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek
kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya manfaat ini
dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah,
mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang
diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu
dianalisis secara seksama.

C. Tujuan Investasi
a. Terciptanya keberlanjutan ( continuity ) dalam investasi tersebut.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan ( profit actual ).
c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.

D. Bentuk-bentuk Investasi

Pada umumnya dalam aktivitas investasi terdapat dua bentuk, yaitu:


a. Investasi nyata ( real investment ) Investasi nyata secara umum melibatkan aset
berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.
b. Investasi keuangan ( financial investment ) Investasi keuangan melibatkan kontrak
tertulis, seperti saham biasa ( common stock ) dan obligasi ( bond ).

E. Tipe- tipe Investasi

1. Investasi Langsung (Direct Investment)


Investasi langsung adalah mereka yang memiliki dana dapat langsung berinvestasi
dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat
dilakukan baik melalui perantara atau berbagai cara lainnya. Investasi langsung ada beberapa
macam yaitu:
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan:
• Tabungan
• Deposito
b. Investasi langsung yang dapat diperjual-belikan:
- Investasi langsung dipasar uang:
• T-bill(wesel berjangka)
• Deposito yang dapat dinegosiasi
- Investasi langsung di pasar modal:
a. Surat-surat berharga pendapatan tetap:
• T-bond(obligasi berjangka)
• Federal agency securities
• Municipal bond (obligasi pemerintah daerah)
• Corporate bond (obligasi perseroan)
• Convertible bond (obligasi konversi)
b. Saham-saham:
• Saham preferen
• Saham biasa
c. Investasi langsung di pasar turunan
- Opsi
• Waran
• Opsi put
• Opsi call
- Futures contract

2. Investasi Tidak Langsung


Investasi tidak langsung adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan
keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan
cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi. Contohnya membeli
saham dan obligasi yang dijual di pasar modal dan itu juga biasanya dilakukan melalui
perusahaan investasi atau ada perantara (agent) dan agen mendapat keuntungan yang di
anggap sebagai fee.
F. Proses Investasi
Setiap melakukan keputusan investasi selalu memerlukan proses yang mana proses
tersebut memberikan gambaran setiap tahap yang akan ditempuh oleh perusahaan. Menurut
Fahmi dan Hadi (2011:9), secara umum proses manajemen investasi meliputi lima langkah,
yaitu:
1. Menetapkan sasaran investasi
Penetapan sasaran, artinya melakukan keputusan yang bersifat fokus atau menempatkan
target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan. Penetapan sasaran investasi sangat
disesuaikan dengan apa yang ditujukan pada investasi tersebut.
2. Membuat kebijakan investasi
Pada tahap proses yang kedua ini menyangkut dengan bagaimana perusahaan
mengelola dana yang berasal dari saham, obligasi, dan lainnya untuk kemudian
didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan. Perhitungan pendistribusian dana ini
haruslah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian ( prudential principle ) karena berbagai hal
akan dapat timbul pada saat dana tersebut tidak mampu untuk ditarik kembali.
3. Memilih strategi portofolio
Memilih strategi menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak
perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat perusahaan melakukan
investasi aktif maka semua kondisi tentang perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di
pasar saham. Investasi aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian
mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sedangkan secara pasif
hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata saja atau berdasarkan pada reaksi pasar saja tanpa
ada sikap aktraktif.
4. Memilih aset
Pihak perusahaan berusaha memilih aset investasi yang nantinya akan memberi
keuntungan yang tertinggi.
5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Tahap ini menjadi tahap re-evaluasi bagi perusahaan untuk melihat kembali apa yang
telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah dilakukan selama ini benar-benar
maksimal atau belum maksimal. Jika belum maka sebaiknya segera melakukan perbaikan
agar kerugian tidak akan terjadi.

G. . Faktor-Faktor Penentu Investasi bagi Seorang Investor


Faktor-Faktor penentu investasi bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu
investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan
investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi, setidaknya ada tiga faktor yang harus
dianalisis, yaitu:
1. Analisis kondisi makroekonomi
2. Analisis pada jenis industry
3. Analisis fundamental suatu perusahaan
Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah
melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk
menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi.
Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi
berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara
lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.
Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini,
kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan
invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam
indeks sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus
untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih.
Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada perusahaan, dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.

H. Resiko Investasi
Menurut Jack Clark Francis (Francis, Jack C., Op.Cit., Hal. 12), resiko didefinisikan
sebagai kesempatan/kemungkinan timbulnya kerugian (risk is the chance/probability of loss).
Elton dan Gruber (Elton, Edwin J. & Gruber, Martin J., Op.Cit., Hal. 46)
mendefinisikan resiko sebagai potensi variasi dari hasil yang diharapkan di masa yang akan
dating.
Sedangkan menurut Donald E. Fischer & Ronald J. Jordan (Fischer, Donald E. &
Jordan, Ronald J., Security Analysis & Portfolio Management, 6th edition, New Jersey:
Prentice Hall, 1995, Hal. 65), resiko artinya ketidakpastian dalam kemungkinan distribusi
return.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko investasi
merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai faktor yang dapat menyebabkan
tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada suatu instrumen investasi tertentu atau
dengan kata lain, merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian
dalam suatu investasi.
Semua jenis investasi selalu punya resiko, tidak ada investasi yang bebas resiko,
resiko selalu melekat pada tiap investasi besar atau kecil dan juga dapat dikatakan bahwa
hasil yang tinggi resikonya juga tinggi sehingga diperlukan pemahaman atas resiko yang
berkaitan dengan alternatif sarana investasi yang dapat terdiri dari resiko likuiditas,
ketidakpastian hasil, kehilangan hasil, penurunan nilai investasi sampai resiko hilangnya
modal investasi tersebut.
Jenis-jenis resiko yang umumnya dihadapi perusahaan dalam investasi yaitu:
1. Business Risk (Resiko Bisnis)
Adalah bervariasinya penjualan perusahaan dan kemampuan untuk menjual produk tersebut.
Hal tersebut dihubungkan dengan laporan keuangan dan dikaitkan dengan perubahan selera
konsumen dan perubahan kondisi makroekonomi.
2. Financial Risk (Resiko Finansial)
Dikaitkan dengan pendapatan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi resiko bisnis dan
struktur finansial perusahaan dan dihubungkan dengan financial leverage perusahaan.
3. Inflation Risk/Purchasing Power Risk (Resiko Inflasi/Penurunan Daya beli)
Dikaitkan dengan kemungkinan tingkat pengembalian investasi tidak dapat mengimbangi
peningkatan biaya hidup.
4. Interest Rate Risk (Resiko Suku Bunga)
Dikaitkan dengan perusahaan akibat kerugian nilai portofolio akibat perubahan suku bunga.
5. Social Risk (Resiko Sosial)
Dikaitkan dengan kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat yang akan mempengaruhi
kebijakan pada suatu perusahaan.
6. Foreign Exchange Risk (Resiko Nilai Tukar)
Dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat perubahan secara relatif nilai mata
uang dunia. Resiko nilai tukar akan mengurangi return dari investasi.
7. Political Risk (Resiko Situasi Politik)
Dikaitkan dengan kemungkinan pemerintah luar negeri ikut campur dalam kegiatan
perusahaan maupun kondisi dalam negeri yang tidak kondusif bagi dunia usaha.

Jenis-jenis resiko di atas merupakan resiko yang tergabung baik dalam resiko tidak
sistematis (unsystematic risk) dan resiko sistematis (systematic risk). Resiko yang tidak
sistematis dapat dihilangkan melalui diversifikasi sedangkan resiko yang sistematis
diakibatkan oleh faktor pasar yang mempengaruhi semua perusahaan dan tidak dapat
dihilangkan melalui diversifikasi seperti suku bunga, perang, inflasi, kebijakan pemerintah,
perubahan politik nasional maupun internasional. Oleh karena itu, investor (atau perusahaan)
lebih memperhatikan resiko yang tidak dapat didiversifikasi yang mencerminkan kontribusi
aktiva terhadap resiko portofolio.
Perhitungan kedua jenis resiko tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut: Total Risk = Systematic Risk + Unsystematic Risk

BAB III
KESIMPULAN

I. Kesimpulan

Berdasarkan isi pada makalah ini, dapat di simpulkan bahwa investasi adalah suatu
istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi . Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan dimasa depan. Terdapat dua jenis investasi yakni investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi
yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi
jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap
dan untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut. Biaya perolehan suatu
investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa
bank dan pungutan bursa efek. Piutang bunga, royalti, dividen, dan sewa sehubungan dengan
suatu investasi dianggap sebagai hasil (return) investasi tersebut.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal . Menurut teori ekonomi ,
investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang . Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi
pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah
baru). Investasi juga dibagi dalam beberapa macam dan jenisnya oleh karena itu masyarakat
jangan sampai salah dalam penafsiran. Pentingnya peran para pemodal baik dalam negeri
maupun luar negeri , oleh karena itu pemerintah juga harus ikut terkait dalam mengatur
sistem tentang investasi agar para pemodal tidak takut dalam menanam modalnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Modul 1 Investasi dan Pasar modal semester VI Konsentrasi Manajemen Keuangan


oleh Bapak Muhammad Batri, SE., MM.
 http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-investasi-adalah-definisi.html
 http://www.sahamgain.com/2017/10/jenis-jenis-investasi-dan-penjelasannya.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
 https://howmoneyindonesia.com/ber-investasi/resiko-investasi/
 http://resthoe.blogspot.co.id/2013/04/faktor-faktor-penentu-investasi.html

Anda mungkin juga menyukai