Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“EMERGING MARKET”

DOSEN PEMBIMBING:

RIFQI NOVRIYANDANA S.E., M.Acc.

Disusun Oleh:

LAZMI AGNIA
(1810313120003)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga Saya dapat
menyusun makalah tentang “Emerging Market” dengan sebaik-baiknya. Saya ucapkan terima
kasih kepada Bapak Rifqi Novriyandana S.E., M.Acc. Sebagai Dosen Pembimbing.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mengenai
Bisnis Internasional Sehingga pembaca dari makalah ini dapat mengenal dan mengetahui Bisnis
Internasional khususnya Emerging Market.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan banyak
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat Saya
harapkan. mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan khususnya dalam Bisnis Internasional.

i
Daftar Isi

BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
ISI..........................................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Emerging Market.......................................................................................................3
2.2 Karakteristik Emerging Market...................................................................................................4
2.3 Peluang dan Resiko dalam Lingkungan Emerging Market..........................................................5
2.4 Strategi Memenangkan Pasar Emerging Market..........................................................................6
2.5 Emerging Market Indonesia.........................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................11
KESIMPULAN...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Emerging Market Economy didefinisikan sebagai Negara dengan ekonomi  rendah


menuju ke level menengah pendapatan per kapita. Negara  tersebut  80% dari populasi global,
dan mewakili sekitar 20% dari ekonomi dunia. Istilah ini diciptakan pada  1981 oleh Antoine W.
Van Agtmael dari International Finance Corporation dari Bank Dunia. Namun, “Emerging
Market” istilah yang didefinisikan secara longgar, negara-negara yang termasuk dalam kategori
ini, bervariasi dari yang sangat besar sampai sangat kecil, biasanya dianggap muncul karena
perkembangan dan reformasi.

Oleh karena itu, meskipun China dianggap salah satu kekuatan ekonomi dunia,  masih
dikelompokkan ke dalam kategori ekonomi  ini bersama negara yang  jauh lebih kecil dan
dengan sumber daya tidak besar, seperti Tunisia. Baik Cina dan Tunisia termasuk kategori ini
karena keduanya telah memulai pembangunan ekonomi dan program reformasi, dan telah mulai
membuka pasar mereka dan “muncul” ke panggung global.

Pasar negara berkembang umumnya tidak memiliki tingkat efisiensi pasar dan standar
yang ketat di bidang akuntansi dan peraturan sekuritas untuk menjadi setara dengan negara maju
(seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang), tetapi pasar negara berkembang ini biasanya akan
memiliki infrastruktur keuangan fisik termasuk bank, sebuah bursa saham, dan mata uang
bersatu, Atau negara-negara dengan aktivitas sosial atau bisnis dalam proses pertumbuhan dan
industrialisasi yang cepat. Perekonomian China dan India  dianggap menjadi yang terbesar.

1
1.2 Rumusan Masalah.

1. Apa Pengertian Emerging Market?


2. Bagaimana Karakteristik Emerging Market?
3. Apa Peluang dan Resiko dalam Lingkungan Emerging Market?
4. Apa Strategi Memenangkan Pasar Emerging Market?
5. Apakah Indonesia termasuk Emerging Market?

1.3 Tujuan Makalah.

1. Untuk Mengetahui Pengertian Emerging Market.


2. Untuk Mengetahui Karakteristik Emerging Market.
3. Untuk Mengetahui Peluang dan Resiko dalam Lingkungan Emerging Market.
4. Untuk Mengetahui Strategi Memenangkan Pasar Emerging Market.
5. Untuk Mengetahui Indonesia termasuk Emerging Market.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Emerging Market.

Menurut terminologi, Emerging Market merujuk pada ekonomi suatu negara yang 
menuju menjadi maju, yang ditunjukkan oleh beberapa hal salah satunya adalah likuiditas utang
lokal, pasar modal dan adanya beberapa bentuk pertukaran pasar serta badan pengawas.
Emerging Market dapat pula didefinisikan sebagai pasar yang sedang bertumbuh, yang dicirikan
dengan ukuran pasar yang berkembang dan daya beli masyarakat yang cenderung meningkat.
Secara umum, Emerging Market banyak terjadi pada negara-negara berkembang (developing
countries).
Seorang profesor di Harvard Business school yang juga merupakan penulis buku
Winning in Emerging Markets, Tarun Khanna, mengatakan kepada Forbes.com bahwa:
“Emerging markets are not distinctly different from other markets; rather, they are simply
starting from a lower base and rapidly catching up”. (Emerging market tidaklah terlalu berbeda
dari pasar yang lainnya, hanya saja, mereka mengawalinya dari level yang lebih rendah dan
dengan cepat menyusul pasar lainnya.

Dikatakan oleh sumber lain di Pearson education mengenai Emerging Markets: “One
way would be to describe emerging markets as simply "all those countries not considered
developed". Developed here meaning essentially the major European countries plus USA,
Canada, Japan, Australia and New Zealand. (Sebuah cara yang dapat digunakan untuk
menjelaskan Emerging markets adalah negara-negara yang tidak dipertimbangkan sebagai
negara maju, yaitu diantaranya kebanyakan negara-negara di Eropa, Amerika, Kanada, Jepang,
Australia dan New Zealand).

Dengan menggunakan 2 referensi sumber di atas, dapat digarisbawahi beberapa hal


terkait Emerging Market:

1. Emerging Market adalah negara-negara yang belum dikatakan maju (Less developed
countries atau under developed countries) tetapi memiliki kondisi perekonomian yang
bagus (memiliki sistem keuangan yang stabil).
2. Salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk menilai apakah suatu negara dapat disebut
Emerging Market adalah Level of income, dimana negara Emerging markets memiliki level
of income antara low sampai middle Menurut world bank level of income dapat dibedakan
menjadi.

3
3. Level of income saja tidak dapat menentukan apakah negara tersebut dapat dikategorikan
sebagai Emerging Market atau bukan. Diperlukan pula indikator-indikator lain untuk
menentukan apakah suatu negara itu dikatakan Emerging Market.
a) Morgan Stanley Capital International (MSCI), sebuah lembaga internasional
yang mengeluarkan rating Emerging market index, menggunakan indikator
perkembangan ekonomi, ukuran serta akses pasar dalam menentukan negara-
negara yang termasuk dalam negara emerging markets.
b) Pearson education menyampaikan bahwa negara-negara Emerging market
adalah negara-negara yang mulai tumbuh tetapi pertumbuhannya belum
mencapai tingkat kematangan sebagaimana Negara-negara maju (seperti US
dan negara-negara Eropa) dimana negara-negara Emerging market masih
berpotensi untuk mengalami ketidakstabilan politik dan ekonomi.

2.2 Karakteristik Emerging Market.

Emerging Market punya karakteristik yang berbeda dengan Developed Market. Karena
karakteristiknya berbeda, maka strategi marketing yang digunakan untuk menggarap Emerging
Market juga sangat berbeda dengan strategi yang digunakan untuk menggarap Developed
Market. Yaitu:

1. konsumen, Kebutuhan, aspirasi, budaya dan pola belanja konsumen di Emerging Market
sangat berbeda dengan Developed Market. Dengan demikian, cara pandang terhadap
konsumen juga harus diubah atau disesuaikan dengan karakter di negara tersebut.
Terlebih bagi perusahaan global, mereka tidak bisa memandang konsumennya dengan
cara yang sama disetiap negara.
2. desain dan pengembangan produk. Produk yang dipasarkan di Emerging Market haruslah
disesuaikan dengan insight dari pasar lokal.
3. harga, Menurut Sawhney, penetapan harga dan paket produk yang ditawarkan kepada
konsumen di Emerging Market sangat berbeda Developed Market. Salah satu ciri utama
konsumen Emerging Market menurut Sawhney adalah mencari produk yang value for
money. Karena itu, faktor harga menjadi sangat penting.

4
4. strategi promosi dan iklan yang digunakan juga harus berbeda, Menurut Sawhney,
strategi promosi yang digunakan di Emerging Market harus dibuat lebih sederhana. Yang
terpenting adalah pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh konsumen.
5. model distribusi yang digunakan dalam menggarap Emerging Market biasanya sangat
unik, termasuk menggunakan multi level marketing dan distribusi yang bersifat
desentralisasi.

2.3 Peluang dan Resiko dalam Lingkungan Emerging Market.

Pada dasarnya ada 2 peluang yang ditawarkan oleh Emerging Market bagi perusahaan,
yang pertama yaitu sebagai pemasok barang-barang untuk diekspor ke negara lain, Dalam
emerging market, terdapat pula potensi untuk memproduksi barang dan kemudian diekspor ke
negara lain. Wal-Mart, Liz Claiborne, Jones, adalah perusahaan-perusahaan yang banyak
memesan produk garmen di Indonesia untuk kemudian dijual di pasar negara lain. Ini bisa terjadi
karena industri garmen di Indonesia dapat beroperasi lebih murah dengan kualitas yang lebih
baik. Ini adalah contoh bagaimana Emerging Markets seperti Indonesia juga dapat menjadi
pemasok bagi pasar lain.

Peluang yang kedua adalah emerging market sebagai pasar produk perusahaan. Dengan
ukuran pasar yang berkembang dan daya beli masyarakat yang cenderung meningkat, maka
perusahaan dapat meletakkan harapan penjualan pada pasar yang sedang bertumbuh ini.

Emerging markets sering dinisbatkan dalam negara-negara yang sedang berkembang


(developing countries). Dan biasanya mereka memiliki karakteristik lingkungan hostile, yang
kurang mendukung bagi perkembangan bisnis. Menurut Baron (2010) dalam Business and Its
Environment, Risiko-risiko dalam lingkungan Emerging Markets dapat meliputi:

1. Kudeta penguasa: Kudeta terhadap penguasa sering terjadi di negara-negara berkembang


dengan sistem politik yang belum stabil. Kudeta ini mengakibatkan ketidakpastian bagi
lingkungan perusahaan.
2. Revolusi demokrasi: Revolusi juga dapat terjadi di negara-negara berkembang, yang
mengakibatkan perubahan fundamental terhadap tatanan pemerintah negara tersebut. Isu-
isu yang sering diusung dalam revolusi antara lain adalah isu nasionalisme dan
nasionalisasi perusahaan asing.
3. Peraturan yang tidak menentu: Kepastian peraturan sering menjadi isu juga dalam negara
berkembang. Peraturan sering berganti siring dengan pergantian rezim. Ironisnya,
seringkali peraturan yang ditetapkan juga tidak memberi kepastian hukum bagi dunia
usaha.
4. Kontrol harga: Pemerintah di negara berkembang sering menerapkan pengendalian harga
di pasar, yang dapat berimbas secara langsung dan tidak langsung bagi dunia usaha.

5
SPBU Shell, Total, dan Petronas yang baru berdiri di Indonesia masih belum mampu
menunjukkan kinerja yang memuaskan. Hal ini disebabkan karena pemerintah Indonesia
masih memberikan subsidi atas premium Pertamina yang menjaga harga premium pada
level tertentu. Sedangkan pada saat yang, harga pertamax yang dijual Shell, Total, dan
Petronas, harus mengikuti harga pasar dunia.
5. Nasionalisasi: Isu nasionalisasi perusahaan swasta sering dijadikan komoditas politik di
negara-negara berkembang. Isu ini juga tidak menciptakan lingkungan bisnis yang
kondusif bagi perusahaan.
6. Korupsi: Korupsi menjadi penyakit akut di negara berkembang. Korupsi mengakibatkan
biaya ekonomi tinggi bagi perusahaan. Korupsi juga mengakibatkan persaingan usaha
yang tidak sehat.
7. Konflik etnik dan agama: Negara berkembang juga mengalami masalah potensi konflik
sosial karena isu etnik maupun agama. Konflik etnis dan agama jelas tidak memberikan
iklim usaha yang baik.

Menurut Sheila M. Puffer and Daniel J. McCarthy (2001), ada beberapa cara yang bisa
dilakukan oleh manajemen untuk memperkuat perusahaan, yaitu:

1. Bekerja dekat dengan pemerintah setempat untuk membangun reputasi perusahaan yang
kuat, di lingkungan yang hostile, pengusaha sering dicurigai oleh khalayak umum, dan ini
merugikan bagi reputasi perusahaan. Dengan bekerja erat dengan pemerintah, perusahaan
diharapkan memberikan pesan kepada publik bahwa perusahaan juga sedang berusaha
bagi kepentingan publik. Bekerja sama dengan pemerintah diharapkan juga memberikan
kepastian politik yang lebih kuat ditengah-tengah lingkungan politik yang tidak pasti.
2. Mendemonstrasikan etika bisnis yang kuat, Etika bisnis akan membangkitkan dukungan
lingkungan bisnis yang lebih positif bagi perusahaan.
3. Membangun kerjasama antar pengusaha, kerjasama antar perusahaan akan memberikan
kekuatan bagi industri untuk bertahan dalam lingkungan yang hostile.
4. Bersikap waspada terhadap perubahan lingkungan yang dapat terjadi dengan cepat,
Perusahaan harus menetapkan visi yang kuat bagi operasionalnya. Tetapi pada saat yang
sama, perusahaan harus mampu melihat target-target jangka pendek untuk mengadaptasi
lingkungan yang cepat berubah sebagaimana yang menjadi karakter lingkungan yang
hostile.

2.4 Strategi Memenangkan Pasar Emerging Market.

Inovasi yang berhasil tidak hanya mengandung keberhasilan ekonomi namun juga
keberhasilan sosial. Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai lebih besar
untuk konsumen, komunitas dan lingkungan pada saat yang sama (Fontana, A., 2010).
Keberhasilan inovasi didukung dengan implementasi strategi inovasi yang berbeda. Bagi negara-

6
negara yang termasuk dalam Emerging Market, seperti India, China dan Brazil, perusahaan-
perusahaan multinasional yang beroperasi di negara-negara tersebut berupaya menciptakan
produk baru yang mampu memenuhi kebutuhan lokal negara tersebut. Upaya ini juga terlihat di
Indonesia, yang memiliki potensi pasar besar dan pantas untuk dilirik.

Mencoba melakukan pertumbuhan melalui inovasi yang dilakukan dalam Emerging


Market memerlukan strategi khusus. Struktur, budaya, proses dan pengelolaan sumber daya
manusia perlu beradaptasi dengan kebutuhan dan tuntutan pasar tersebut (Kahn, K.B. 2013).
Seperti yang dikemukakan oleh Kasali, R. (2007) budaya perusahaan sebagai sebuah korporat
mengandung sistem nilai korporasi yang sesuai dengan ketentuan hukum yang membentuknya.
Maksud berdirinya sebuah korporasi untuk menyejahterakan pemilik-pemiliknya, antara lain
perlu efisien dan inovatif. Oleh karenanya, korporasi harus mengutamakan pelanggan (customer
satisfaction) melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif, dan pelayanan yang prima.

Perusahaan perlu jeli mengenali kebutuhan yang ada. "Sensing the market" artinya
seluruh panca indera pemasar perusahaan perlu beroperasi penuh untuk memahami kebutuhan
tersebut, seperti yang dilakukan oleh salah satu produsen otomotif, yang meluncurkan produk
dengan menawarkan irit bahan bakar, ramah lingkungan dan nyaman dikendarai. Ditambah
dengan tampilan modis dan pilihan warna yang beragam. Istilah populernya LCGC (Low Cost
Green Car) yang semakin popular seiring dengan mahalnya bahan bakar dan isu polusi yang
diakibatkan kemacetan tiada henti di kota-kota besar. Produk ini tentu lahir dari pemikiran
kreatif, sebagai landasan awal untuk lahirnya inovasi, dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan
pasar bagi kondisi negara-negara yang berada dalam emerging market.

Perusahaan-perusahaan yang ingin berhasil inovasinya dalam Emerging Market juga


perlu melakukan strategi dengan memberikan tanggung jawab pengembangan produk pada
sumber daya lokal serta menjalin kerja sama dengan partner lokal yang dapat dipercaya dan
mampu bertumbuh secara bersama-sama. Sebagai bagian dari social responsibility perusahaan
untuk menumbuhkembangkan keadaan ekonomi dari negara yang menjadi pasar dari produk-
produknya. Social responsibility sudah merupakan bagian dari strategi bisnis dalam mencapai
tujuan jangka panjang perusahaan namun tetap mampu mensejahterakan pemangku kepentingan
perusahaan tersebut.

Selain itu, pemasar yang berada dalam perusahaan, perlu terbuka dengan lapisan saluran
distribusi yang berada di negara Emerging Market tersebut. Berbeda dengan negara-negara maju.
bekerja sama dengan partner lokal untuk mengontrol jaringan distribusi dan menekan biaya
sekaligus tetap memenuhi pelayanan after-sales-service yang dibutuhkan pembelinya.

Untuk mempromosikan produk, dianjurkan menggunakan brand ambassador lokal yang


popular dan banyak pengikutnya. Menemukan partner lokal yang tepat menjadi penting dan
kritis. Hal ini bisa mendorong keberhasilan model bisnis baru yang akan diterapkan perusahaan
yang ingin melakukan inovasi di Emerging Market. Misalnya mengurangi biaya operasional

7
dengan mengijinkan lokal partner untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan juga perlu
menjalin hubungan baik dengan institusi keilmuan lokal dan jejaring industri.

2.5 Emerging Market Indonesia.


MSCI (Morgan Stanley Capital International) adalah lembaga pembuat indeks yang
sangat berpengaruh di dunia. Berbagai macam indeks dibuat oleh MSCI ini. Ada indeks yang
bersifat global, regional, bahkan per negara. Untuk Indonesia, kita bisa mendapati adanya MSCI
Indonesia. MSCI juga membuat indeks yang berdasar pada kapitalisasi pasar (big caps, mid caps,
small caps), dan lain sebagainya.
Selain membuat indeks, MSCI juga melakukan klasifikasi pasar. Klasifikasi pasar ini
adalah penggolongan kualitas pasar dari setiap negara berdasarkan kriteria-kriteria yang
ditetapkan. Penggolongan ini dilakukan, agar Fund Manager yang mengelola dana secara
internasional bisa memahami dan bisa mengetahui, resiko apa yang dihadapi ketika melakukan
investasi di sebuah pasar modal. selain itu Setiap pelaku pasar, baik investor ataupun trader bisa
menggunakan klasifikasi ini untuk memahami, seperti apa kondisi pasar modal tempat dimana
transaksi dilakukan. Pembagian klasifikasi market pada Juni 2019 dibagi berdasarkan kriteria
sebagai berikut:

Jadi, penggolongan pasar dilakukan berdasarkan pendapatan dari penduduk yang ada di
Negara tersebut, total kapitalisasi pasar, jumlah dari perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi
yang sesuai dengan persyaratan, jumlah saham beredar yang dipersyaratkan oleh bursa tersebut,
dan lain sebagainya. Berdasarkan kriteria tersebut, Bursa Efek dari sebuah negara kemudian
dibagi menjadi 3 kategori: Frontier, Emerging, dan Developed. Frontier Market adalah ‘bursa
efek yang baru ada’. Emerging market itu adalah ‘bursa efek yang sudah mulai berkembang,

8
Developed Market adalah bursa efek dari negara yang sudah maju. Berdasarkan kriteria tersebut,
MSCI kemudian menghasilkan Klasifikasi Market seperti berikut ini:

Berdasarkan Klasifikasi Market yang dilakukan oleh MSCI, Pasar Modal Indonesia yaitu
Bursa Efek Indonesia, dimasukkan dalam digolongkan pada Emerging Market.

9
Pasar Modal yang tergolong pada Emerging Market pada table diatas adalah pasar modal
Indonesia, kurang lebih ‘satu kelas’ dengan pasar modal yang ada di Brazil, Argentina, Rusia,
Turki, Arab Saudi, Uni Emirate Arab, China, India, Thailand, Malaysia, bahkan Korea.

10
BAB III
KESIMPULAN

Emerging Market merujuk pada ekonomi suatu negara yang  menuju menjadi maju, yang
ditunjukkan oleh beberapa hal salah satunya adalah likuiditas utang lokal, pasar modal dan
adanya beberapa bentuk pertukaran pasar serta badan pengawas. Emerging Market dapat pula
didefinisikan sebagai pasar yang sedang bertumbuh, yang dicirikan dengan ukuran pasar yang
berkembang dan daya beli masyarakat yang cenderung meningkat. Secara umum, Emerging
Market banyak terjadi pada negara-negara berkembang (developing countries). Emerging
Market punya karakteristik yang berbeda dengan Developed Market. Karena karakteristiknya
berbeda, maka strategi marketing yang digunakan untuk menggarap Emerging Market juga
sangat berbeda dengan strategi yang digunakan untuk menggarap Developed Market.

Pada dasarnya ada 2 peluang yang ditawarkan oleh Emerging Market bagi perusahaan,
yang pertama yaitu sebagai pemasok barang-barang untuk diekspor ke negara lain, Dalam
emerging market, terdapat pula potensi untuk memproduksi barang dan kemudian diekspor ke
negara lain, Peluang yang kedua adalah emerging market sebagai pasar produk perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang ingin berhasil inovasinya dalam Emerging Market perlu


melakukan strategi dengan memberikan tanggung jawab pengembangan produk pada sumber
daya lokal serta menjalin kerja sama dengan partner lokal yang dapat dipercaya dan mampu
bertumbuh secara bersama-sama.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://marketeers.com/5-hal-yang-perlu-diperhatikan-di-emerging-market/

https://www.google.com/amp/s/manajemenppm.wordpress.com/2014/12/31/strategi-inovasi-
untuk-emerging-market/amp/

https://muhammadiffan.wordpress.com/tag/strategi/

https://yukdagangsaham.wordpress.com/2019/10/08/memahami-karakteristik-
perdagangan-emerging-market-perdangan-di-idx_bei/

https://akurat.co/ekonomi/id-848173-read-apa-itu-emerging-market-dan-mengapa-
indonesia-jadi-negara-emerging-market-terbesar.

http://www.forbes.com/2010/05/27/winning-in-emerging-markets-opinions-book-excerpts-
khanna-palepu.html

http://www.investopedia.com/articles/03/073003.asp

https://ekonomi.bisnis.com/read/20130724/9/152787/kamus-ekonomi-ini-pengertian-
emerging-market

12

Anda mungkin juga menyukai