EXECUTIVE SUMMARY
Dosen Pembimbing:
Afrilliana 170503012
TAHUN 2019
MENGIMPLEMENTASI STRATEGI: ISU MANAJEMEN DAN OPERASI
Mengelola Konflik
Ketergantungan tujuan dan persaingan antara sumber daya yang terbatas sering kali mengarahkan
kepada konflik. Konflik dapat didefenisikan sebgai suatu ketidaksetujuan antara dua pihak atau lebih
pada satu atau lebih isu. Menetukan tujuan tahunan dapat mengarahkan kepada konflik karena
individu memiliki ekspetasi dan persepsi yang berbeda. Berbagai pendeketan untuk mengelola dan
menyelesaikan konflik dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori: penghindaran, penyatuan,
konfrontasi.
1.struktur fungsional
Mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis, seperti operasi dam produksi,
pemasaran, keuangan, dan akuntansi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi
manajemen
2. Struktur Divisonal dan struktur terdesentralisasi
Adalah tipe kedua yang paling banyak digunakan di bisnis AS. Saat organisasi kecil tumbuh, ia
memiliki kesulitan dalam mengelola beragam produk dan jasa dalam pasar yang berbeda. Beberapa
bentuk struktur divisional secara umum mejadi diperlukan untuk memotivasi karyawan,
mengendalikan operasi, dan meraih kesuksesan dalam bersaing di lokasi yang berbeda.
Mengelompokkan divisi yang sama ke SBU dan mendelegasikan otoritas dan tanggung jawab untuk
setiap unit ke eksekutif senior yang melaporkan secara langsung ke chief executive officer.
Perubahaan dalam struktur dapat menfasilitasi implementasi strategi dengan meningkatkan
koordinasi antardivisi yang sama dan menyalurkan akuntabilitas ke unit bisnis berbeda.
4. Struktur Matriks
Adalah yang paling kompleks dari semua desain karena begantung pada aliran vertical dan horizontal
dari otoritas dan komunikasi.
Restrukturisasi
Restrukturisasi disebut juga dengan pengurangan (downsizing), penghilangan (rightsizing),
pelapisan (delayering) adalah mengurangi ukuran perusahaan dalam angka karyawan, jumlah divisi
atau unit, dan tingkat hierarki dalam struktur organisasi perusahaan. Pengurangan ukuran ini
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Restrukturisasi berpihak kepada
kepentingan pemegang saham dibandingkan kepentingan pemegang saham.
Perusahaan seringkali melakukan restrukturisasi ketika berbagai rasio tampak tidak sesuai
harapan dibandingkan pesaing setelah kita melakukan benchmarking yang merupakan cara untuk
membadingkan perusahaan dengan perusahaan terbaik yang ada di industri dalam kriteria kinerja
yang luas. Beberapa rasio benchmarking umumnya digunakan untuk rasionalisasi kebutuhan dalam
melakukan restrukturisasi diantaranya adalah perbadingan volume penjualan atau staf perusahaan
dengan karyawan operasional.
Manfaat utama dari restrukturisasi adalah pengurangan biaya. Untuk beberapa perusahaan
yang sangat birokratis, restrukturisasi dapat menyelamatkan perusahaan dari kompetisi global dan
kejatuhan. Namun, sisi buruk restrukturisasi adalah dapat mengurangi komitmen karyawan,
kreativitas, inovasi yang mengiringi ketidakpastian dan trauma yang terkait dengan penundaan dan
pemecatan karyawan yang sesungguhnya.
Dalam kurun waktu belakangan ini banyak perusahaan yang mulai untuk menggolongkan
karyawannya berdasarkan kinerja dan tanpa mempertimbangkan fungsi pekerjaan mereka. Kenapa ?
karena hal ini digunakan dan diterapkan untuk mengurangi beban gaji yang diterima oleh perusahaan.
selain itu juga perusahaan ingin menjaga dan mempertahankan karaywan terbaiknya agar tidak
kecewa dan memiliki tingkat keinginan untuk keluar dari perusahaan semakin tinggi.
Wal-mart pada tahun 2007 memperbarui bonus bagi karyawannya menjadi bonus berdasarkan
kinerja penjualan, laba dan persediaan. Perusahaan Jepang pun mulai menggunakan sistem
berdasarkan kinerjanya agar produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan tersebut naik.
Kriteria yang dapat dijadikan patokan dalam menggaji adalah pertama melalui Pembagian Laba, yang
selanjutnya yaitu Pembagian Hasil, kemudian laba, penjualan efisiensi produksi, kualitas dan
keamaan juga merupakan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan gaji para karyawan.
Selain memberikan sistem bonus ganda, perusahaan ada baiknya juga melakukan berbagai
variasi dalam pemberian penghargaan bagi para karyawannya, seperti dengan memberikan fasilitas
liburan, tunjangan, fasilitas pribadi, dsb. Tujuan diberikannya hal tersebut adalah untuk mendorong
manajer dan karyawan menjadi lebih kerja keras dalam mencapai tujuan perusahaan.
Resistensi terhadap perubahan dapat dianggap sebagai ancaman terbesar bagi strategi yang
telah dirancang oleh para manajer. Perilaku yang biasanya terjadi kaibat resistensi ini adalah berbagai
pemberontakan yang dilakukan oleh para karyawan, seperti melakukan mogok kerja, susah diatur,
melakukan vandalism, dsb.
Biasanya penyebab adanya resintensi ini adalah banyak karyawan yang masih belum
mengetahui perubahan yang sedang terjadi atau mengapa perubahan tersebut muncul begitu saja.
Perubahan yang terjadi sebenarnya ada 3 cara untuk menerapkannya yakni :
a. Perubahan paksa
Perubahan ini dilakukan dengan cara adanya suatu arahan dan perintah untuk menjalankan
perubahan tersebut. Cara ini relatif cepat akan tetapi mampu menurunkan komitmen para
karyawannya.
b. Perubahan edukasi
Perubahan ini dilakukan menggunakan sajian informasi yang memberikan pengetahuan dan
informasi bagi para karyawan dan untuk meyakinkan mereka akan perubahan tersebut. Cara ini relatif
lambat dan susah untuk diterapkan tetapi menghasilkan komitmen yang baik.
c. Perubahan rasional
Perubahan dilakukan dengan cara meyakinkan karyawan secara individu bahwa perubahan
tersebut akan berhasil diterapkan. Ketika upaya ini berhasil maka penerapannya akan menjadi mudah.