Anda di halaman 1dari 6

7 Prinsip Dalam Proses Perencanaan Pemasaran Yang

Efektif Bag 1
Ditulis Oleh: M. A. Satyawan
0 Comment
Tulisan kali ini akan saya mulai dengan prinsip-prinsip utama, ada 7 prinsip dalam proses
perencanaan pemasaran, yang mendasari penyusunan rencana pemasaran yang efektif.
Mengingat cukup banyak prinsip yang perlu dikemukakan, tidak sangat banyak sih tapi cukup
panjang untuk dibuat dalam bentuk artikel, maka saya berencana menulisnya dalam beberapa
bagian tulisan.
Saya sementara ini tidak tahu akan ada berapa banyak tulisan bersambung mengenai ini, mungkin
dua seri tulisan atau mungkin tiga, tapi marilah kita mulai, mudah-mudahan tidak terlalu panjang dan
membosankan.
Pertama-tama, dalam bagian pertama tulisan saya ini saya akan menyampaikan pengertian dan
beberapa prinsip awal untuk memahami proses perencanaan pemasaran yang efektif.

Apa Itu Proses Perencanaan Pemasaran?


Proses Perencanaan pemasaran adalah bagian dari proses pemasaran yang berkaitan dengan
penyusunan strategi manajemen pemasaran dan merupakan dasar bagi identifikasi pasar, upaya
menarik calon pembeli, dan mengkonversinya menjadi pembeli. Kemudian jangan lupa,
mempertahankannya menjadi pelanggan setia kita karena itulah salah satu esensi pengertian
perencanaan pemasaran.
Biasanya, makalah perencanaan pemasaran yang baik dibagi menjadi dua level, yaitu level strategis
dan level taktis. Strategis dalam hal mendeskripsikan potensi pasar yang akan kita targetkan dan
menyiapkan produk atau jasa yang kita tawarkan. Taktis dalam hal mendayagunakan sumber daya
kita untuk mengeksekusinya menjadi aktifitas pemasaran yang efektif.
Beberapa contoh proses perencanaan pemasaran juga menampilkan bagian khusus mengenai
perencanaan pemasaran produk ataupun perencanaan pemasaran strategis lainnya. Namun pada
hakikatnya akan mendetailkan apa saja yang ingin kita capai dan apa strategi pemasaran yang
mesti kita kerjakan untuk mencapai apa yang menjadi sasaran kita.
Sekarang mari kita pelajari satu per satu prinsipnya

Prinsip 1: Proses Perencanaan Pemasaran Tidak Harus Panjang Dan


Mahal

Buatlah yang sederhana tapi jelas.

Proses perencanaan pemasaran yang baik tidaklah harus panjang, bahkan tidak pula harus mahal
dalam menyusunnya. Jika suatu perencanaan telah dibuat melalui riset yang hati-hati,
dipertimbangkan dengan teliti dan dievaluasi, maka perencanaan tersebut akan dapat membantu
perusahaan anda menetapkan tujuan, mengimplementasikan strategi pemasaran dan mengukur
hasilnya. Hasilnya pun dapat berupa dokumen perencanaan pemasaran ppt (siap dipresentasikan)
ataupun dalam bentuk word (siap dibaca).
Yang jelas, membiarkan keputusan-keputusan bisnis dibuat hanya berdasarkan dugaan atau intuisi
saja akan berkonsekuensi pada biaya pemasaran yang lebih besar daripada menyediakan waktu
untuk menyusun sebuah perencanaan.

Prinsip 2: Proses Perencanaan Pemasaran Dapat Mendeskripsikan


Dengan Jelas Target Pasar Yang Akan Dibidik Berikut Problem dan
Peluang Yang Ada
Hal ini penting karena dengan kita tahu siapa target pasar kita maka kita akan lebih mudah
mengidentifikasi kebutuhannya, preferensinya, dan terutama apa yang akan mereka pertimbangkan
dalam membeli sebuah produk seperti yang kita tawarkan.
Dalam hal ini, kita mesti tahu persis problem apa yang dihadapi oleh target pasar kita yang sekaligus
merupakan peluang kita untuk dapat menawarkan konsep produk atau jasa yang dapat menjadi
solusi terhadap problem mereka.
Dengan target pasar yang jelas kita juga dengan sendirinya akan mengetahui siapa pesaing utama
kita dimana kita harus memenangkan persaingan. Selanjutnya kita tinggal mengenal dengan baik
pesaing utama kita tersebut.
Sun Tzu berkata dalam bukunya yang terkenal, yaitu The Art of War:

If you know the enemy and know yourself you need not fear the results of a hundred battles. (Jika
anda mengenal musuh anda dan mengenal diri anda sendiri maka anda tidak perlu takut terhadap
hasil dari seratus peperangan).

Prinsip 3: Proses Perencanaan Pemasaran Dapat Menjelaskan Pengaruh


dan Hasil Dari Keputusan Pemasaran Terdahulu
Prinsip ini terutama perlu ada dalam sebuah perencanaan pemasaran pada bisnis yang sudah
berjalan, dan bukan bisnis baru. Jika kita membuat perencanaan terhadap bisnis baru maka kita
bisa melihat keputusan pemasaran pihak lain yang telah lebih dulu bermain dalam area bisnis atau
struktur pasar yang sama.
Yang ingin dijelaskan mengenai keputusan pemasaran terdahulu adalah bahwa kita ingin membuat
perencanaan yang akan menghasilkan proses pemasaran yang pengaruhnya atau hasilnya lebih
baik daripada yang terdahulu.
Tentunya ini akan menjadi esensi dari dibuatnya sebuah perencanaan, yaitu kita ingin lebih baik
daripada kemarin.
Ok, cukup dulu tulisan saya kali ini, tulisan saya berikutnya adalah mengenai empat prinsip lanjutan
dan sedikit tips agar anda bisa membuat rencana pemasaran sesuai dengan ketujuh prinsip secara
lengkap. Anda akan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bahwa sebenarnya tidak sulit untuk
membuat perencanaan yang efektif asalkan kita bisa memenuhi seluruh prinsip yang utama.
Pada kesempatan ini saya ingin mengundang anda sebagai pembaca untuk memberikan pendapat
terhadap tulisan ini atau mungkin bertanya atau melengkapi jika dirasa tulisan saya kurang lengkap.
Untuk itu, anda bisa menuliskannya pada kolom komentar di bawah tulisan ini. Cheers

7 Prinsip Rencana Pemasaran Yang Efektif Bag-2


Ditulis Oleh: M. A. Satyawan
0 Comment
Melanjutkan pembahasan kemarin mengenai 7 Prinsip Rencana Pemasaran Yang Efektif, berikut
adalah prinsip no-4 sampai no-7. Selamat membaca

Prinsip 4: Dapat Menetapkan Goal & Objective Yang Memberikan Arah


Bagi Rencana Pemasaran Yang Dibuat
Pertama kita perlu tahu perbedaan goal dan objective. Kata ini memang berasal dari bahasa Inggris
tapi dalam banyak contoh rencana pemasaran, kata ini masih sering diadopsi, walaupun banyak
juga yang menterjemahkan dengan beberapa terminologi yang berbeda-beda. Untuk lebih
mudahnya kita akan tetap menggunakan istilah goal dan objective supaya konsisten.
Goal adalah tujuan umum yang memandu pengambilan keputusan, sedangkan objective adalah
tujuan spesifik yang biasanya dipecah ke dalam beberapa sasaran yang terukur dan ditetapkan
dalam rangka mencapai goal.
Contoh:
Goal:
Mempertahankan posisi market leader di Tahun 2018
Objective:
Mempertahankan market share di Area Greater Jakarta > 65%
Meningkatkan market share di area lainnya minimal +10%
Meningkatkan product availability di modern market > 99%
Goal dan objective yang ditetapkan dalam sebuah proses perencanaan pemasaran haruslah
spesifik, terukur, realistis, dan yang terutama adalah dapat dicapai dalam waktu yang direncanakan.
Karena selanjutnya dari goal dan objective tersebut akan disusun aktifitas rencana pemasaran dan
strategi pemasaran yang tepat yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian goal dan objective
perusahaan.

Prinsip 5: Dapat Menetapkan Anggaran Untuk Menjalankan Semua


Aktifitas Dalam Rencana Pemasaran Yang Ditetapkan
Satu pelajaran penting yang saya dapatkan di bidang pemasaran, khususnya pada contoh rencana
pemasaran produk, adalah bahwa penganggaran merupakan dasar bagi setiap perencanaan
pemasaran yang kuat. Tanpa penganggaran yang baik, kecil peluang anda akan berhasil dalam
mencapai goal dan objective yang ditetapkan.
Dua kesalahan utama orang gagal menerapkan kegiatan marketing sesuai rencana, baik itu pada
rencana pemasaran produk maupun rencana pemasaran jasa, adalah karena anggaran yang
disusun terlalu rumit dan tidak akurat. Anggaran yang baik haruslah sederhana sehingga dapat
dipahami dan diikuti oleh tiap bagian yang menjalankan kegiatan pada mata anggaran tersebut.
Selain itu, anggaran haruslah disusun seakurat mungkin sehingga dapat menjadi dasar yang kuat
bagi pelaksanaan kegiatan yang sesungguhnya nanti. Tidak terlalu berlebihan sehingga sebenarnya
dapat dialokasikan pada kegiatan efektif lainnya, dan tidak terlalu kurang sehingga kegiatan yang
dijalankan menjadi sia-sia atau tidak efektif.

Prinsip 6: Dapat Menetapkan Penanggungjawab dan Ukuran


Keberhasilan Dari Semua Aktifitas Dalam Rencana Pemasaran
Semua rencana aktifitas pemasaran yang disusun seharusnya memang memiliki penanggungjawab
dan ukuran keberhasilan. Penanggungjawab inilah nanti yang akan bertanggungjawab
melaksanakan kegiatan untuk mencapai keberhasilan sesuai ukuran yang ditetapkan kemudian
mempertanggungjawabkan hasilnya kepada atasan atau pemberi kerja.
Ukuran keberhasilan yang ditetapkan untuk tiap aktifitas yang berhubungan akan berkontribusi ke
arah tercapainya objective perusahaan tertentu yang berkaitan dan secara simultan akan menjamin
tercapainya goal perusahaan jika semua aktifitas dapat terlaksana sesuai dengan ukuran
keberhasilannya masing-masing.
Sedangkan penanggungjawab tiap aktifitas pemasaran akan ditetapkan berdasarkan
kemampuannya mencapai keberhasilan sesuai ukuran yang ditetapkan. Seorang penanggungjawab
dapat saja mengalihkan sumber daya pada beberapa sub-aktifitas tertentu kepada pihak lain di luar
perusahaan (outsource) namun pertanggungjawabannya akan tetap melekat.

Prinsip 7: Dokumen Rencana Pemasaran Dapat Digunakan, Diperlihara,


dan Diupdate Seiring Dengan Berjalannya Roda Perusahaan
Dokumen perencanaan pemasaran bukanlah dokumen baku yang tidak dapat diubah. Seringkali
seiring dengan perkembangan zaman atau perubahan pasar dan teknologi, dokumen perencanaan

juga harus berubah untuk menyesuaikan dengan kondisi terbaik yang dapat dicapai perusahaan
sesuai dinamika pasar.
Perubahan rencana pemasaran (marketing plan) dapat dilakukan bukan hanya karena kita harus
bereaksi dengan perubahan pasar, tapi justru untuk dapat secara proaktif meraih keuntungan dari
adanya perubahan pasar, lebih dulu daripada pesaing.
Selain itu, perubahan rencana pemasaran juga dapat dilakukan seiring dengan perkembangan hasil
dari aktifitas-aktifitas pemasaran yang telah sebagian dilaksanakan. Jika beberapa aktifitas
mengalami kendala dalam perjalanannya maka kita mungkin perlu memikirkan aktifitas lainnya yang
dirasa lebih efektif atau merelokasi beberapa sumber daya lain untuk meningkatkan efektifitas dari
aktifitas tersebut.
Demikian saya sudahi dulu tulisan mengenai 7 Prinsip Rencana Pemasaran Yang Efektif sampai
bagian kedua ini. Selanjutnya pada tulisan berikutnya saya akan menulis mengenai definisi yang
akurat mengenai pemasaran berorientasi hasil (objective oriented marketing) yang pemahamannya
sangat diperlukan bagi penyusunan rencana pemasaran yang efektif.
So stay tune ya
Note: Bagi anda yang ingin berlangganan artikel ini secara gratis, nanti saya akan lengkapi dengan
pilihan RSS Feed di website ini, sehingga setiap ada tulisan baru maka anda akan mendapatkan
email mengenai tulisan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai