PENDAHULUAN
Ekonomi rakyat umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan tidak
bergantung pada impor, serta hasilnya mampu diekspor karena keunikannya, maka
pembangunan ekonomi rakyat diyakini akan memperkuat fondasi perekonomian
nasional. Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika ekonomi
rakyat telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam
perekonomian nasional. Untuk itu, pembangunan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah menjadi prioritas utama pembangunan
ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) dalam perekonomian Indonesia
paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi
di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam
pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru
dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui
kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam
perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa
mendatang.
Kebijakan pembangunan koperasi yang dimulai sejak kemerdekaan, jaman orde lama, orde
baru sampai dengan orde reformasi dewasa ini banyak mengalami pasang surut dan cenderung
Ternyata sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) termasuk Koperasi sebagai kelembagaan
ekonomi kelompok ini mampu bertahan sebagai tulang punggung penyelamat ekonomi nasional,
sementara kelompok Usaha besar banyak yang ambruk dengan menimbulkan masalah serius
berupa hutang yang cukup besar telah berdampak pada krisis multi dimensi yang pemulihannya
membutuhkan biaya sosial yang amat tinggi.
TUGAS KOPERASI
Koperasi mempunyai beberapa tugas dalam meningkatkan kemakmuran
masyarakat dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan, yaitu : “(1)
memperbanyak produksi, terutama produksi barang makanan dan barang
kerajinan dan pertukangan yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam
rumah tangga; (2) memperbaiki kualitas barang yang dihasilkan rakyat; (3)
memperbaiki distribusi, pembagian barang kepada rakyat; (4) memperbaiki
harga, yang menguntungkan bagi masyarakat; (5) menyingkirkan penghisapan
dari lintah darat; (6) mempekuat pemaduan kapital; (7) memelihara lumbung
simapanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa menghidupkan kembali
lumbung desa” (Mohammad Hatta, 1951: 11-12).
Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian koperasi yang dapat memperkuat
landasan bagi manajemen koperasi.
• Istilah Koperasi, di mana kata tersebut berasal dari Bahasa Inggris, Cooperation ( atau
copetative) berarti Kerjasama, yakni kata co yang berarti bersama-sama dan operation
yang berarti bekerja.
• Dari bahasa Belanda adalah Cooperatik.
• Koperasi bukan hanya berarti kerjasama, tetapi sudah merupakan Lembaga Ekonomi
yang merupakan bagian dari pembangunan perekonomian suatu Negara.
• Koperasi adalah salah satu bangun usaha yang secara legal ada dalam Undang-Undang
Dasar tahun 1945 pasal 33 ayat 1 berbunyi ; “Perekonomian disusun berdasarkan usaha
“(1) Memperbanyak produksi, terutama produksi barang makanan dan barang kerajinan
dan pertukaran yang diperlukan sehari-hari oleh rakyat kita dalam rumah tangganya;
(7) Memelihara lumbung simpanan padi atau mendorong supaya tiap-tiap desa
menghidupkan kembali lumbung desa” (Mohammad Hatta, 1951: 11-12).
Konvensi PBB dan Sidang ILO tahun 2002, Pembangunan
koperasi harus secara jelas memberikan kontribusi dalam
pembangunan ekonomi, yaitu berupa :
stabilitas harganya.
meet their common aconomic, social, and cultural needs and aspiration
Identitas ganda anggota juga secara cepat dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan sekaligus megelompokkan jenis kopersi seperti dijelaskan sebagai berikut:
Jenis koperasi berdasar identitas anggota
a. Jika para pemilik dan para pelanngan adalah para pembeli pelayanan dari
organisasinya adalah individu yang sama, maka organisasi tersebut dapat dikgolongkan
kedalam koperasi pembelian (purchasing cooperative).
c. Jika produk yang dibeli dari perusahaan adalah barang konsumsi akhir dan para
pelanggannya adalah orang-orang yang sama sebagai pemilik perusahaan, maka
organisasi tersebut dapat digolongkan sebagai koperasi konsumen (consumer
cooperative).
1. Koperasi tradisional atau koperasi tipe pelaksana (executively operating cooperative), adalah koperasi
yang ekonomi anggotanya menyatakan secara eksplisit tentang berbagai kebutuhan layanan dari perusahaan
koperasinya dan perusahaan koperasi meresponnya dengan memberikan layanan secara tepat. Perusahaan
koperasi hanya melayani anggota, karenanya loyalitas dan intensitas hubungan antara anggota dengan
perusahaan koperasi sangat baik. Contoh praktik yang baik koperasi tradisional adalah koperasi Rohdale
( Ingris ), Kredit Union ( USA ), Koperasi Kredit dan Koperasi Setia Bakti Wanita( Indonesia ).
2. Koperasi Tipe Pedagang atau koperasi merkhantil ( market linkage cooperative ), adalah koperasi yang
membrikan pelayanan kepada anggotanya bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memberikan
pelayanan sejenis di pasar. Dengan pertimbangan sekala usaha dan efisiensi usaha, koperasi juga melayani
bukan anggota. Loyalitas dan interaksi hubungan antara ekonomi anggota dengan perusahaan koperasi
seringkali lemah karena anggota dapat memperoleh pelayanan serupa dari perusahaan lain pesaing koperasi.
Banyak pakar menyebutkan, tingkat kegagalan koperasi ini cukup tinggi dan cenderung dikuasai oleh kelompok
vested interest ( Gupta dan Gaikuad, 1984 ).
3. Koperasi Tipe terpadu ( integrated cooperative ), adalah koperasi yang dalam melakukan perencanaan
kegiatannya tidak hanya pada tingkat perusahaan koperasi melainkan juga diintegrasikan dengan kegiatan
ekonomi anggotanya. Koperasi jenis ini berorientasi pada peningkatan pendapatan bersih anggota melalui
peningkatan produktivitas anggota, peningkatan nilai tambah dan pemanfaatan produk sampingan yang dicirikan
dengan cakupan wilayah kerja yang luas. Praktik-praktik terbaik koperasi jenis ini dicontohkan oleh Amul Dairy
Cooperative dan Maharastra Suger cane Cooperative ( India ), koperasi-koperasi pertanian di Jepang, termasuk
Kopersi peternakan dan KUD di Indonesia juga termasuk kedalam model koperasi terpadu.
Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu manajemen di koperasi
dimana orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab melaksanakan proses
Manajemen koperasi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang
Inti dari norma-norma atau aturan-aturan adalah nilai Koperasi, yaitu konsep-
konsep atau pengertian-pengertian yang dipahami, dihayati, dan dianggap
bermanfaat serta disepakati oleh sebagian besar anggota masyarakat Koperasi
untuk dijadikan pengikat di dalam berperilaku kelompok koperasi.
Nilai-nilai koperasi itu ada dua macam :
a. Ide-ide dasar dan etika dasar; falsafah dasar koperasi
b. Prinsip dasar, yaitu pedoman instrumental bagi praktek koperasi.
Adapun ide atau gagasan dasar Koperasi yang relatif permanen;
1) Menolong diri sendiri dan solidaritas; menolong diri sendiri bukan dalam bentuk tindakan
individual secara terpisah dari tindakan bersama, tetapi melalui kebersamaan atau joint action
2) Demokrasi; satu orang satu suara
3) Peranan modal yang terbatas; harus selalu dihindarkan adanya dominasi modal yang
mengancam hilangnya sarana keadilan dan kemanusiaan.
4) Ekonomi; koperasi itu bukan badan sosial, atau organisasi masa/politik, tetapi organisasi
ekonomi di mana dinamika perkembangannya terkait erat dengan solidaritas sosial para
anggotanya. Jadi intinya efisiensi, maka manfaat ekonomi koperasi akan dirasakan oleh
anggotanya.
5) Kebebasan; prakondisi bagi inidividu untuk mengembangkan aspirasinya tanpa tekanan.
6) Keadilan; unsur sosial psikolgis yang harus selalu diperhatikan dalam koperasi.
Etika Dasar Koperasi
Etika dasar yang paling utama dan tak boleh diabaikan adalah :
2) Kepedulian; nilai yang mengantarkan kepada sikap kemanusiaan, artinya selalu sadar
bahwa hidup itu tidak sendirian.
3) Kemajemukan (pendekatan demokratis); kenyataan yang harus selalu disadari oleh para
koperasiawan (insan Koperasi), kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang menjalani
nasib yang sama dalam tingkat kehidupan sosial-ekonomi memiliki latar belakang sosial
yang berbeda-beda, tetapi mempunyai kesamaan kepentingan.
koperasi berdasarkan karakteristiknya yang sudah dipahami dengan baik. Artinya harus
memiliki kepercayaan bahwa permasalahan yang mereka hadapi (skala individual, kelompok
lokal, regional, dan nasional) dapat diatasi dengan cara-cara koperasi, artinya koperasi
bukan hanya berbeda dengan yang lain akan tetapi juga memiliki keunggulan komparatif.
Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah penjabaran lebih operasional dari nilai-nilai koperasi yang dijadikan sebagai pedoman
dalam pelaksaanaan kegiatan koperasi baik kegiatan organisasi maupun kegiatan usaha koperasi.
Prinsip koperasi yang dianut oleh gerakan koperasi internasional saat ini adalah prinsip yang disepakati pada kongres ICA di
Mancester, Inggris pada tanggal 23 September 1995. ICA adalah gabungan gerakan koperasi internasional yang
beranggotakan 700 juta orang lebih, berasal dari 70 negara, berpusat di Genewa, Swiss. Untuk wilayah Asia-Fasifik
berkantor di New Delhi, India
1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela dan
terbuka bagi setiap orang yang bersedia menggunakan jasa-jasa pelayanannya, dan bersedia menerima tanggung
jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender (jenis kelamin), latar belakang sosial, ras, politik atau agama. Di
dalam praktek, keanggotaan sukarela dan terbuka ini tentunya dapat dijabarkan dengan persyaratan-peryaratan
yang mengatur hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi yang lebih lanjut diatur dalam Anggaran Dasar
Koperasi.
2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi terbuka yang demokratis diawasi
oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Anggota baik laki-laki
maupun perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
Dalam koperasi primer anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara). Pada tingkat lainnya,
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan