PENYELESAIAN AUDIT
OLEH
Kelompok 9
1. Nabila (160503006)
2. Agung Mulya (160503049)
3. Samuel Damanik (160503055)
4. Shannie (160503063)
5. Della Vida Simbolon (160503065)
163
BEBAN USAHA 1.858.952.040 2.630.694.255 771.742.215 142
LABA USAHA 3.879.114.342 6.739.941.786 2.860.827.444 174
PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN
Laba/rugi aset tetap - 2.500.000
Laba/rugi valuta asing 105.300.600 120.500.600 15.200.000 114
Pendapatan bunga (8.654.500) 9.696.765 18.351.265 112
Beban bunga 1.886.400.000 2.101.607.415 215.207.415 111
BEBAN LAIN-LAIN–NETO 1.983.046.100 2.209.911.250 226.865.150 111
LABA SEBELUM PAJAK 1.896.068.242 4.530.030.536 2.633.962.294 239
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 437.336.772 1.074.877.892 637.541.120 246
LABA NETO 1.458.731.470 3.455.152.644 1.996.421.174 237
Klien Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks
PT SUGUS
Kelompok 9 Dimjati ARP2.3
Skedul: Tanggal: Tanggal: Periode:
Prosedur Penelaahan Analitis Laba Rugi 31/12/2018
No. : 13/II/2018
Hal : Representation Letter
Kepada Yth:
Kantor Akuntan Publik
Krisanti dan Rekan
Jl. Tanjung No. 2R
Jakarta
Dengan hormat,
Hal: Pernyataan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2018
Sehubungan dengan pemeriksaan Saudara atas laporan keuangan PT SUGUS untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017 dan 2018, untuk tujuan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(Standar Akuntansi Keuangan), dengan ini kami menegaskan kepada Saudara bahwa
sepanjang pengetahuan kami, pernyataan-pernyataan berikut yang diberikan pada saat
pemeriksaan Saudara berlangsung adalah benar.
A. Umum
Kami menyadari bahwa sebagai anggota manajemen perusahaan, kami bertanggung jawab
atas kewajaran penyajian dalam laporan keuangan mengenai posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia yang diterapkan secara konsisten.
Kami telah memberikan semua catatan dan data keuangan yang berhubungan dengan hal
tersebut kepada Saudara sehingga laporan keuangan yang kami sajikan dapat digunakan
untuk semua pihak yang berkepentingan dan kesimpulan yang akan diambil oleh masing-
masing pihak dalam pengambilan keputusan tidak akan saling bertentangan.
Tidak ada transaksi penting yang belum dibukukan secara benar dalam catatan pembukuan
yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Semua pengeluaran dalam tahun berjalan
telah mendapat persetujuan pejabat perusahaan yang berwenang dan dikeluarkan untuk
keperluan perusahaan.
Kami tidak mempunyai rencana ataupun tujuan yang dapat secara berarti memengaruhi
kewajaran nilai buku atau pengklasifikasian aset dan kewajiban.
Kami menyadari bahwa pemeriksaan Saudara dilakukan sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik dan terutama dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas laporan
keuangan perusahaan secara keseluruhan, dan karenanya pengujian yang Saudara lakukan
terhadap catatan-catatan pembukuan maupun prosedur pemeriksaan lainnya terbatas pada apa
yang Saudara anggap perlu untuk tujuan tersebut.
B. Aset
a. Piutang
1. Semua piutang per tanggal 31 Desember 2017 dan 2018 telah dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan sebagaimana mestinya dan merupakan tagihan-
tagihan yang sah terhadap debitur-debitur yang bersangkutan yang belum
diterima pembayarannya pada tanggal neraca/laporan posisi keuangan.
2. Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu tetapi langsung
membebankan ke akun laba rugi atas piutang yang benar-benar tak tertagih.
3. Tidak ada piutang yang dijadikan jaminan kepada pihak bank dan pihak ketiga
lainnya.
b. Persediaan
1. Perhitungan fisik terhadap persediaan perusahaan telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan disaksikan oleh Akuntan Publik.
Saldo persediaan telah disesuaikan setelah diadakan pisah batas (cut-off) atas
persediaan yang diterima maupun dikirimkan.
2. Persediaan yang dilaporkan seluruhnya merupakan barang milik perusahaan,
tidak ada barang milik orang/perusahaan lain yang dilaporkan dalam saldo
persediaan perusahaan.
3. Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dengan menerapkan metode
“masuk-pertama keluar-pertama” (First-In First-Out–FIFO) untuk persediaan
barang.
Persediaan barang dalam proses (WIP) dinilai berdasarkan tahap-tahap penyelesaian
dalam proses produksinya. Penilaian persediaan tersebut didasarkan atas taksiran-
taksiran ekuivalen unit selesai dari WIP dari masing-masing tahap proses produksi
yang bersangkutan.
d. Aset Tetap
Perusahaan menyusutkan aset tetapnya dengan menggunakan metode garis lurus.
Seluruh aset tetap milik perusahaan per 31 Desember 2017 dan 2018 telah dicatat dan
dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan harga perolehannya.
e. Aset Lainnya
Seluruh aset lainnya perusahaan telah dicatat dan dilaporkan sebagaimana mestinya.
C. Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
Semua kewajiban jangka pendek perusahaan kepada para kreditur lainnya per tanggal
neraca telah dicatat dan dilaporkan secara semestinya dalam laporan keuangan.
Pada tanggal neraca tidak ada pelanggaran hukum atau peraturan yang belum
diselesaikan mengenai garansi, perjanjian kredit atau perjanjian lainnya yang
pengaruhnya harus dipertimbangkan untuk diungkapkan di dalam laporan keuangan
atau sebagai dasar untuk pencatatan suatu kerugian bersyarat.
Semua kewajiban pajak dan biaya yang belum ditagih pada tanggal neraca telah
diperhitungkan, dicatat, dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
D. Ekuitas
Ekuitas yang terdiri atas modal disetor dan saldo laba telah dicatat dan dilaporkan
sebagaimana mestinya dalam laporan keuangan.
E. Pendapatan, Beban, dan Laba Rugi
Seluruh pendapatan dari kegiatan usaha maupun dari sumber-sumber lainnya telah
dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan dengan menerapkan prinsip pisah batas
secara semestinya.
Penjualan diakui sebagai pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pembeli.
Beban pokok penjualan, beban pegawai, beban bunga, dan seluruh beban lainnya telah
dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan secara semestinya.
Taksiran beban pajak penghasilan telah dihitung atas dasar taksiran laba kena pajak, dan
telah diperhitungkan dalam menetapkan laba neto perusahaan untuk periode-periode
sampai dengan tanggal neraca/laporan posisi keuangan.
Demikianlah pernyataan kami, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
PT SUGUS
DTO
Diestri
Direktur Utama
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2018
PT SUGUS
Nomor: 028/ADM-DIR/III/2018
Diestri Daniel
Direktur Utama Manajer Akuntansi dan Keuangan
NERACA NERACA
31 DESEMBER 2018 31 DESEMBER 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah) (Dinyatakan dalam Rupiah)
ASET Catatan 2018 2017 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan 2018 2017
ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kas dan setara kas 1 36.134.050 67.695.350 Utang cerukan 200,000,000 200,000,000
Aset lancar yang dibatasi 2 1,450,000,000 1,000,000,000 Utang usaha – Pihak ketiga 8
1,278,926,100 1,068,203,500
penggunaannya
Investasi saham tersedia 3 Utang lain-lain
1,715,000,000 1,200,000,000 191,193,058 29,185,800
untuk dijual
Piutang usaha – Pihak ketiga 4 12,187,673,240 8,497,922,298 Utang pajak 9 1.633.672.575 133.753.747
Piutang lain-lain 107,900,000 65,000,000 Biaya yang masih harus dibayar 162,088,980 5,787,490
Persediaan 2.721.278.700 1.808.167.030 Utang sewa pembiayaan - 30,720,000
Biaya dibayar diimuka Utang bank jangka panjang jatuh tempo 10
80,000,000 40,000,000 1,299,438,759 833,304,163
satu tahun
Kewajiban jangka pendek lainnya - -
Jumlah aset lancar 16,801,642,264 11,678,784,678 Jumlah kewajiban jangka pendek 3,783,784,542 2,300,954,700
JUMLAH ASET 22,957,200,964 15,996,559,678 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 22,957,200,964 15,996,559,678
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpiahkan Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpiahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan dari laporan keuangan secara keseluruhan
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2018 DAN 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah)
2018 2017
Transaksi non-kas
Perolehan aset tetap melalui sewa pembiayaan
1. UMUM
PT Sugus didirikan berdasarkan akte notaris James, SH pada tanggal 23 April 2011. Akte
pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkeh) Republik Indonesia dengan
surat keputusan No. C2-11.462.HT.01.01.TH2011 tanggal 28 April 2011.
Seperti yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi antara lain usaha dalam bidang industri farmasi. Perusahaan memulai operasi
komersial pada 1 Oktober 2011.
Perusahaan berkedudukan di Indonesia, kantor dan pabrik berlokasi di Jl. Danau No.
89, Bekasi, Jawa Barat.
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, susunan komisaris dan direksi perusahaan
adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Bapak Emil
Komisaris-komisaris : Bapak Edson
Ibu Melinda
Presiden Direktur : Ibu Diestri
b. Mata Uang Pelaporan, Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Mata uang pelaporan yang digunakan oleh entitas adalah mata uang rupiah, sekaligus sebagai
mata uang fungsional. Semua jumlah-jumlah transaksi dan saldo akun disajikan dalam
rupiah.
Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang rupiah. Sedangkan transaksi
dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan kurs tunai (spot rate) pada saat
terjadinya transaksi.
Pada tanggal pelaporan, saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing
dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dibebankan atau dikreditkan pada laporan
laba rugi tahun berjalan.
d. Imbalan Kerja
Perusahaan mengakui kewajiban imbalan pascakerja sebagaimana diatur dalam SAK-ETAP
Bab 23 “Imbalan Kerja”. Pengakuan kewajiban didasarkan pada ketentuan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam ketentuan tersebut
perusahaan diwajibkan untuk membayarkan imbalan kerja kepada karyawannya pada saat
berhenti bekerja dalam hal mengundurkan diri, pensiun normal, meninggal dunia, dan cacat
tetap. Besarnya imbalan pascakerja tersebut terutama berdasarkan lamanya masa kerja dan
besarnya kompensasi karyawan pada saat penyelesaian hubungan kerja. Pada dasarnya
imbalan kerja berdasarkan UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah
program imbalan pasti.
Perusahaan mampu untuk menggunakan metode project unit credit untuk mengukur
kewajiban imbalan pasti dan beban terkait. Sehingga perusahaan dalam menghitung
kewajiban tersebut menggunakan asumsi aktuarial dan asumsi keuangan dalam menentukan
kewajiban imbalan pascakerja, biaya jasa kini, bunga atas kewajiban imbalan, dan
keuntungan atau kerugian aktuarial. Tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga
pasar obligasi pemerintah pada tanggal pelaporan. Keuntungan atau keruugian aktuarial
diakui dalam laporan laba rugi, perusahaan tidak menyelenggarakan aset program imbalan
pasti.
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terjadinya.
e. Pajak Penghasilan
Perusahaan mengaku kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar untuk periode berjalan dan
periode sebelumnya melebihi jumlah yang terutang untuk periode tersebut, perusahaan harus
mengakui kelebihan tersebut sebagai aset. Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan.
f. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi
likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Kas dan deposito berjangka yyang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai “Aset yang
dibatasi penggunaannya” yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo yaitu pada
saat selesai pembatasan penggunaannya.
h. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto tanpa dikurangi dengan penurunan nilai yang
dibentuk sebesar estimasi penyisihan piutang tak tertagih. Piutang usaha disajikan menurut
piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan piutang pihak ketiga.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan dengan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah.
Penilaian biaya ditentukan berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP).
Nilai realisasi bersih ditentukan sebesar harga jual dikurangi dengan biaya untuk
menyelesaikan dan menjual. Entitas mengakui kerugian penurunan nilai ketika nilai realisasi
bersih lebih rendah daripada biaya perolehan dengan membentuk penyisihan untuk
penurunan nilai persediaan.
k. Aset Tetap
Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi harga beli aset tetap termasuk biaya. Biaya yang
dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang siap digunakan
serta estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi
relokasi. Pajak-pajak yang dikreditkan dan semua diskon dikurangkan dalam menentukan
biaya perolehan revaluasi aset tetap tidak diperkenankan, kecuali dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah. Penyusutan dimulai pada saat aset telah tersedia untuk digunakan dan
berhenti ketika aset tetap dihapuskan. Penyusutan tidak berhenti ketika aset tidak digunakan.
Penyusutan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi, kecuali memenuhi syarat untuk
dikapitalisasi sebagai perolehan suatu aset berdasarkan SAK-ETAP.
Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line
method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dengan rincian sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Mesin dan peralatan 10
Kendaraan bermotor 5
Peralatan kantor 5
Pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada
saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat
ekonomis di masa yang akan datang bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau
peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset
tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada
operasi tahun berjalan.
l. Sewa
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara
substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko
kepemilikan aset. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus
selama masa sewa.
4. PIUTANG USAHA
2018 2017
Piutang Usaha pada pihak ketiga 12.187.673.240 8.497.922.298
Manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang dapat tertagih sehingga penyisihan piutang
ragu-ragu nihil.
5. PERSEDIAAN
2018 2017
Barang Jadi 1.762.171.000 1.134.315.235
Barang dalam proses 305.107.800 334.980.300
Bahan baku 527.156.300 202.045.300
Bahan pembantu 126.843.600 136.826.195
Jumlah 2.721.278.700 1.808.167.030
Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat digunakan dalam kegiatan usaha
normal.
7. ASET TETAP
Nilai Perolehan
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Tanah 2.000.000.000 - - 2.000.000.000
Bangunan 1.350.000.000 1.600.000.000 - 2.950.000.000
Mesin dan 420.000.000 400.000.000 - 820.000.000
peralatan
Kendaraan 550.279.000 400.629.000 - 950.908.000
Peralatan kantor 83.391.000 106.490.000 1.000.000 188.881.000
Akumulasi Penyusutan
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Tanah - - - -
Bangunan 135.000.000 147..500.000 - 282.5000.000
Mesin dan 84.000.000 62.000.000 - 146.000.000
peralatan
Kendaraan 220.111.600 300.237.400 - 520.349.000
Peralatan kantor 33.356.400 54.454.400 - 87.810.800
Nilai Buku
2018 2017
Tanah 2.000.000.000 2.000.000.000
Bangunan 2.667.500.000 1.215.000.000
Mesin dan peralatan 674.000.000 336.000.000
Kendaraan 430.559.000 330.167.400
Peralatan kantor 101.070.200 50.034.600
Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban pokok produksi dan beban usaha masing-
masing sebesar Rp209.500.000 dan Rp354.691.800 untuk tahun 2018 dan sebesar
Rp109.500.000 dan Rp116.727.800 untuk tahun 2017.
Aset tetap dijamin dengan asuransi kerugian kecuali kendaraan bermotor dengan asuransi all
risk. Nilai jaminan sebesar Rp3.000.000.000 dan untuk tahun 2018 dan Rp1.000.000.000
untuk tahun 2017. Perusahaan berpendapat bahwa asuransi tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian yang terjadi dari risiko tersebut.
8. UTANG USAHA
2018 2017
Utang usaha pada pihak ketiga 1.278.926.100 1.068.203.500
9. PERPAJAKAN
1) Utang pajak terdiri dari:
2018 2017
PPh Pasal 21 19.884.109 6.977.923
PPh Pasal 23 3.127.273 -
PPh Pasal 25 1.562.894.690 110.881.200
PPh Pasal 29 - -
Pajak Pertambahan Nilai 47.806.503 15.894.624
Jumlah 1.633.672.575 133.753.747
Utang bank ini mendapat fasilitas dari bank CAB dengan tingkat bunga 2,25%.
Utang jangka panjang dan fasilitas penarikan dari Bank CAB berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut:
Tanah dan mesin pabrik
Jaminan personal dari seluruh pemegang saham
Beban bunga yang dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan untuk tahun 2018
dan 2017 masing-masing sebesar Rp2.101.607.415 dan Rp1.886.400.000.
4. PENGUNGKAPAN LAINNYA
a. Informasi Kurs Mata Uang Asing
Nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada tanggal 31 Desember 2018 dan
2017 berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia adalah sebesar Rp15.000 dan Rp13.000 untuk
USD 1.
b. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan
Direksi bertanggung jawab atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2018 yang disusun dan diotorisasi pada tanggal 12 Maret 2019.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
KRISANTI & REKAN
Izin Usaha No.123/KM.4/2002
Tanjung No. 2R
Jakarta Barat
Telp.021 5632808
Fax. 021 5632808
Email: kapkris@yahoo.com
Kami telah mengaudit neraca/laporan posisi keuangan PT Sugus tanggal 31 Desember 2017
dan 2018, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti – bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Sugus tanggal 31 Desember 2017 dan
2018, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal – tanggal
tersebut sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Kami telah melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan PT Sugus untuk tahun buku yang
berakhir tanggal 31 Desember 2018 dan telah mengeluarkan laporan pemeriksaan tertanggal
12 Maret 2019.
Sebagai bagian dari pemeriksaan tersebut, kami telah melakukan studi dan evaluasi terhadap
pengendalian internal perusahaan, seperti yang diharuskan daam Standar Profesional Akuntan
Publik. Tujuannya adalah untuk menentukan sifat dan luasnya ruang lingkup pemeriksaan
serta jenis auditor yang harus dilakukan.
Evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan ini bukanlah merupakan pemeriksaan
khusus terhadap pengendalian internal perusahaan, dan laporan yang kami buat ini
merupakan suatu laporan dari laporan pemeriksaan kami.
Keadaan administrasi serta pengendalian internal perusahaan secara umum cukup baik, akan
tetapi selaman pemeriksaan berlangsung, kami menebukan beberapa kelemahan-kelemahan
yang perlu mendapat perhatian manajemen untuk diperbaiki.
Untuk tercapainya pengendalian internal yang lebih baik lagi, berikut ini kami sampaikan
beberapa kelemahan dalam pengendalian internal perusahaan beserta saran perbaikannya.
1. Anggaran
Perusahaan belum menggunakan anggaran dalam menjalankan kegiatan operasinya.
Kami sarankan agar perusahaan mulai menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
pengawasan/pengendalian dalam menjalanlan kegiatan operasinya.
Dengan demikian, setiap saat bisa dimonitor apakah ada kegiatan yang menyimpang dari
rencana dan jika ada, bisa segera diambil tindakan untuk mengatasi penyimpangan tersebut.
Pada akhir periode bisa dibuat perbandingan antara anggaran dengan actual dan dianalisis
varians yang terjadi, dan bisa diketahui bagian mana yang bekerja secara efisien dan bagian
mana yang tidak efisien.
Komentar Manajemen:
2. Auditor Internal
Perusahaan belum mempunyai auditor internal yang mempunya tanggung jawab atas
penyediaan informasi mengenai cukup dan efektifnya suatu pengendalian internal dan mutu
pekerjaan organisasi perusahaan.
Kami sarankan agar perusahaan mempunyai bagian audit internal untuk membantu setiap
anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif, serta
menyediakan analisis analisi, penelitian-penelitian, rekomendasi, nasihat, dan informasi
mengenai kegiatan objek yang diperiksa.
Juga untuk memeriksa ketelitian dan keandalan data, informasi akuntansi yang dihasilkan
bagian akuntansi, serta memeriksa apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan manajemen
sudah ditaati oleh setiap bagian.
Komentar Manajemen:
3. Uang Kas
Dari hasil perhitungan kas terdapat selisih antara kas secara fisik dengan kas di buku kasir,
hal ini disebabkan karena adanya uang milik PT Pelita (perusahaan afiliasi) tergabung dengan
PT Sugus.
Kami menyarankan agar lebih baik kedua tugas tersebut dipegang oleh dua orang secara
terpisah dan perusahaan dapat melakukan perhitungan kas setiap bulan secara konsisten
untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan.
Komentar Manajemen:
4. Penagihan Piutang
Pemberitahuan bahwa piutang telah dilunasi hanya dilakukan secara lisan oleh kasir kepada
bagian administrasi piutang karena bukti penerimaan bank (BPnB) dan Daftar Piutang
Ditagih (DPD) diserahkan langsung ke bagian akuntansi. Akibatnya bagian administrasi
piutang mempunyai informasi yang kurang update terhadap tagihan langganan.
Komentar Manajemen:
Kami sarankan agar perusahaan mengirimkan laporan akun bulanan kepada masinh-masing
pelanggan agar piutang yang tercatat di pembukuan perusahaan menggambarkan tagihan
yang sesungguhnya kepada masing-masing pelanggan.
Komentar Manajemen:
Setuju, tahun 2019 kami akan menugaskan bagian auditor internal untuk mengirimkan
monthly statement of account.
6. Perangkapan Tugas
Kami melihat adanya perangkapan tugas, seperti salesman yang merangkap sebagai pengirim
barang dan kasir kas besar yang merangkap kasir kas kecil juga.
Untuk mencegah terjadinya kecurangan oleh salesman dan kasir, karena adanya perangkapan
tugas tersebut, kami sarankan agar tugas pengiriman barang dilakukan oleh petugas yang
terpisah dari petugas yang menjual demikian pula untuk kasir.
Komentar Manajemen:
Selain itu seluruh aset tetap perusahaan perlu diberi nomor kode, untuk mempermudah
pengawasannya.
Komentar Manajemen:
8. Prosedur Pembelian
Dalam melakukan pembelian, bagian pembelian tidak melakukan seleksi pemasok,
Akibatnya, perusahaan tidak memiliki harga yang kompetitid dan tidak bisa membandingkan
kualitas barang yang diperoleh apakah sudah bagus atau belum. Selain itu pada saat bagian
gudang menerima barang, tidak langsung dicocokkan dengan Order Pembelian, Surat
Permintaan Bahan dan Laporan Pembelian. Akibatnya ada kemungkinan barang yang diminta
tidak sama dengan barang yang diterima.
Komentar Manajemen:
Setuju dan akan diperbaiki tahun depan.
9. Penyimpanan Barang di Gudang
Pada waktu pemeriksaan fisik persediaan, kami melihat bahwa penyimpanan barang kurang
teratur, banyak barang yang berlainan jenisnya, sehingga mempersulit perhitungan
persediaan.
Kami sarankan agar barang disimpan secara teratur, jangan tercampur aduk, agar perhitungan
fisik bisa mendapat hasil yang akurat.
Komentar Manajemen:
Hal tersebut terjadi karena luas gudang tidak seimbang dengan jumlah bawang, akan kami
usahakan untuk memperluas gudang.
Surat komentar ini ditujukan hanya untuk memberikan informasi kepada manajemen
perusahaan, dan bukan untuk disajikan kepada pihak-pihak diluar perusahaan, untuk
mencegah kemungkinan timbulnya salah pengertian dari pihak-pihak yang kurang memahami
mengenai tujuan dan keterbatasan dari suatu pengendalian internal dan evaluasi serta uji yang
kami lakukan atas pengendalian internal tersebut.
Seandainya ada hal yang kurang jelas atau memerlukan penjelasan lebih lanjut, kami bersedia
untuk mendiskusikan hal tersebut. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
manajemen dan seluruh staf perusahaan yang telah memberikan banyak dan kerja sama yang
baik selama pelaksanaan audit.
DTO