Anda di halaman 1dari 3

RESUME

BAB 27

MERGER DAN AKUISISI

1. TAKEOVER, MERGER, DAN AKUISISI: PENDAHULUAN

Takeover merupakan istilah yang lebih umum yang mengacu pada transfer kendali suatu
perusahaan dari satu kelompok investor ke kelompok investor yang lain.

Menurut Michael Jensen, analisis ekonomis dan bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa
takeover, LBO, restrukturisasi merupakan metode yang cukup penting untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham dan membantu mengefisienkan perekonomian masyarakat.

1.1. Merger dan Akuisisi: Beberapa Istilah


Merger. Suatu perusahaan diabsorpsi oleh perusahaan lain.
Akuisisi. Mirip dengan merger, kecuali perusahaan baru akan berbentuk.
Akisisi Saham. Membeli saham dengan baik voting (voting stock) dengan kas, saham, atau
sekuritas lainnya.
Private Offer. Tidak langsung ke pemegang saham, misal ke manajemen.
Tender Offer. Penawaran publik untuk membeli saham dari perusahaan target.
Akuisisi Aset. Membeli semua asset perusahaan yang di akuisisi.
1.2. Analisis Keputusan Merger dan Akuisisi: Kerangka Awal
Analisis merger dan akuisisi bisa dimulai dengan mengidentifikasi PV manfaat dan PV
biaya. Manfaat diperoleh dari sinergi atau penghematan lainnya, yang muncul dari
penggabungan dua unit usaha tersebut.
2. IMPLEMENTASI DAN MANAJEMEN MERGER DAN AKUISISI
Merger dan akuisisi yang baik harus sesuai dengan kerangka proses perencanaan strategis
perusahaan/organisasi. Merger dan akuisisi bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu
perusahaan.
3. MERGER DAN AKUISISI YANG BAIK DAN YANG TIDAK BAIK
3.1. Alasan yang Masuk Akal (Benar)
3.1.1. Skala Ekonomi
Meskipun skala ekonomi bisa menjadi alasan merger, tetapi skala ekonomi bisa dicapai tidak
harus melalui merger.
3.1.2. Pengendalian
Beberapa perusahaan melakukan merger untuk memperoleh pengendalian yang lebih baik
terhadap jalur produksi/distribusi.
3.1.3. Pajak
Merger bisa dilakukan dengan tujuan memanfaatkan penghematan pajak.
3.1.4. Menggabungkan Sumber Daya
Perusahaan bisa membeli perusahaan lain yang mempunyai sumber daya yang bisa komplemen
(melengkapi) sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan pembeli.
3.1.5. Menghilangkan Ketidakefisienan
Jika manajer tidak kompeten menjalankan perusahaannya, perusahaan menjadi tidak efisien.
3.1.6. Memaksaksa Pendistibusian Kas
Manajer cenderung ingin memegang kendali atas sumber daya perusahaan, termasuk kas.
3.2. Alasan yang Tidak Masuk Akal
3.2.1. Diversifikasi
3.2.2. Meningkatkan Pertumbuhan
3.2.3. Meningkatkan EPS
3.3. Alasan Lainnya yang Tidak Nampak
Meskipun manajer mengemukakan beberapa alasan melakukan merger seperti disebutkan di
muka (baik yang masuk akal maupun yang tidak masuk akal), tetapi ada kemungkinan motif lain
yang tidak Nampak oleh pihak luar. Salah satu motif adalah keinginan manajer untuk
mempertahankan sumber daya perusahaan.
3.4. Siapa Untung, Siapa Rugi dari Merger dan Akuisisi?
Setelah melihat motif-motif melakukan merger dan akuisisi, pertanyaan berikut adalah
bagaimana bukti empiris mengenai merger dan akuisisi. Apakah ada manfaat ekonomis dari
kegiatan merger dan akuisisi? Studi untuk melihatnya bisa menggunakan dua kerangka yaitu
kerangka ex-ante (masa depan) dan ex-post (masa lalu).
3.5. Kenapa Merger dan Akuisisi Gagal?
Ada paling sedikit dua kemungkinan penyebabnya, yaitu:
(1) Membayar terlalu mahal
(2) Manajemen post-akuisisi yang kurang baik.
Langkah-langkah untuk Merger dan Akuisisi yang Sukses
1. Langkah Pre-akuisisi
2. Mengidentifikasi kandidat
3. Menilai kandidat lebih mendalam
4. Melakukan kontak, negoisasi
5. Manajemen integrasi post-merger
4. PENILAIAN DALAM MERGER DAN AKUISISI
Penilaian dalam merger dan akuisisi merupakan isu penting karena salah satu factor merger
dan akuisisi yang tidak sukses adalah membayar terlalu mahal, terlalu optimis terhadap prospek
merger dak akuisisi (tidak realistis).
5. STRATEGI DAN TAKTIK MERGER DAN AKUISISI
Jika suatu perusahaan ingin mengakuisisi atau menggabungkan diri dengan perusahaan lain,
maka ia akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya, jika perusahaan yang diincar
(target) tidak mau dibeli atau bergabung, maka perusahaan tersebut bisa mengembangkan
langkah-langkah mempertahankan diri dari serangan tersebut. Langkah-langkah tersebut
merupakan langkah-langkah defensif.

Anda mungkin juga menyukai