Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGIK

RESOURCE BASED VIEW


(RBV)

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Strategik

Dosen Pengampu:
Dr. Sumiati, M.M.
Oleh Kelompok 5:
1. Hendra Gunawan (1262200001)
2. Muhammad Robby Falito (1262200012)
3. Hendri (1262200030)
4. Clarissa Duika Augusta (1262200032)
5. Bima Aniswandaru (1262200033)

Program Studi Magister Manajemen


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan, dan kesempatan
kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penyusunan tugas kritisi jurnal
ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Dr. Sumiati., sebagai Dosen
Pengampu matakuliah Manajemen Strategik. Penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih ada kemungkinan kekurangan- kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat
membantu penulis untuk semakin membenahi kekurangan dari makalah ini.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis haturkan kepada dosen pengampu
mata kuliah ini, untuk teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat, sebagai karya dari penulis.

Surabaya, 20 Maret 2023

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................... 2

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 3


A. Latar Belakang ......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................


A. Definisi Resource Based View .............................................. 6
B. Tujuan Penerapan SWOT Di Perusahaan ................................... 7
C. Faktor-faktor Analisis SWOT ..................................................... 7
D. Hubungan Antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan
Threasts .......................................................................................9
E. Kaidah-Kaidah Dalam Melakukan SWOT .................................14
F. Hubungan Antara Analisis SWOT Dengan Pemasaran Strategi 16
G. Analisis SWOT PT Pertamina (Persero) ....................................17

BAB III : PENUTUP ..........................................................................................

A. Simpulan .....................................................................................26
B. Saran ...........................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Resource Based View selama beberapa dekade ini telah
memberi kontribusi di bidang ekonomi dan manajemen strategis baik yang
berusaha untuk memperbaiki konsep RBV atau menggunakannya sebagai
kerangka kerja untuk menangani pertanyaan yang konseptual dan empiris.
The Resource Based View merupakan ilmu manajemen yang membahas
tentang manajemen strategik dalam sumber daya manusia. Karena mendorong
adanya perbincangan dalam bidang manajemen strategi, yakni good science
is good conversation Studi dari keunggulan bersaing merupakan salah satu
dari pembahasan dari Resource Based View.  Berdasarkan studi dari J.
Mahoney dan J.Rajendran, secara garis besar pembahasan Resource Based
Theory ini dapat ditinjau dari tiga perspektif: Pertama, tinjauan berdasarkan
konsep manajemen strategi; yang meliputi keunggulan bersaing sebagai dasar
dari RBV, termasuk teori yang berhubungan dengan return dan kinerja di
bidang strategi (Ramanujam and Varadajan,1989). Kedua pendekatan
Resource Based View di dalam organisasi ekonomi yaitu yang berkaitan
dengan positive agency theory, property right,transaction cost economic and
evolutionary economi.
Ketiga Pendekatan RBV yang berorientasi kepada analisis organisasi industri.
Berkaitan dengan Analisa Lingkungan Internal maka pembahasan makalah
ini lebih difokuskan kepada hal- hal yang berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan dari manajemen strategi dalam mempertahankan keunggulan
bersaing. 
Prinsip Resource Based View adalah berkaitan dengan teori keunggulan
bersaing. Untuk memperoleh sustainable competitive advantage
mengharuskan perusahaan untuk memperoleh economic rents atau return.
Selanjutnya akan memfokuskan bagaimana perusahaan memperoleh dan
mempertahankan keunggulan. Hal ini juga menjawab pertanyaan mengenai

3
hal pokok apa yang harus dilakukan terhadap sumber dayanya agar mampu
bersaing. Karakteristik sumber daya yang mempunyai keunggulan dapat
diperoleh dengan jika sumber daya tersebut mempunyai nilai yang unik, sulit
untuk ditiru dan sulit mendapatkan barang substitusinya.The RBV merupakan
pilihan dari strategi yang akan dilakukan untuk mengembangkan dan
maksimalisasi return. 
Kontribusi utama dari pandangan berbasis sumber daya perusahaan
merupakan teori Advantage competitive. Logika dasarnya adalah dimulai
dengan asumsi bahwa hasil yang diinginkan dari upaya manajerial dalam
perusahaan adalah keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh ‘economic rent’ atau di atas rata-rata return. Hal ini
memfokuskan perhatian pada bagaimana perusahaan mencapai dan
mempertahankan keunggulan. RBV ini berpendapat bahwa untuk
mempertahankan keunggulan bersaing terletak pada kepemilikan sumber
daya kunci tertentu, yaitu sumber daya yang memiliki ciri-ciri seperti nilai,
hambatan untuk duplikasi. Keunggulan dapat diperoleh jika perusahaan
secara efektif mengoptimalkan sumber daya ini. RBV menekankan pilihan
strategis, mengoptimalkan sumber daya manusia, mengelola,
mengidentifikasi, mengembangkan dan menggunakan sumber daya utama
untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sangat tergantung kepada faktor
sumber daya. Keunggulan bersaing suatu organisasi merupakan kekuatan
perusahaan yang sangat didukung oleh sumber daya yang baik dalam
kerangka sistem pengelolaan sumber daya yang bersifat strategic, integrated,
saling berhubungan dan unity. Persaingan merupakan inti keberhasilan atau
kegagalan perusahaan. Persaingan memerlukan ketepatan aktivitas dari suatu
perusahaan seperti inovasi dan budaya kerja yang baik.
Dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan RBV, fokus perhatian
utama sebuah perusahaan adalah pada sumber dayanya. Meskipun pendekatan
RBV memfokuskan pada analisis internal perusahaan, tetapi tidak berarti

4
mengabaikan faktor-faktor eksternal yang penting. Pendekatan ini
mengaitkan lingkungan internal perusahaan dengan lingkungan eksternal,
yaitu apa yang diminta dan apa yang ditawarkan pesaing
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Resource Based View?
2.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Resource Based View.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Resource Based Value 


Teori Resource Based View membahas tentang bagaimana sebuah
perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
berdasarkan sumberdaya yang mereka miliki. Perusahaan dapat memperoleh
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan cara menerapkan strategi
yang mengeksploitasi kekuatan internal mereka, tanggap terhadap peluang
yang ada di lingkungan sekitar, dan menetralisir ancaman eksternal serta
menghindari kelemahan internal. Keberhasilan atau kegagalan suatu
organisasi sangat tergantung kepada faktor sumber daya. Keunggulan
bersaing suatu organisasi merupakan kekuatan perusahaan yang sangat
didukung oleh sumber daya yang baik dalam kerangka sistem pengelolaan
sumber daya yang bersifat strategic ,integrated, saling berhubungan dan unity.
Persaingan merupakan inti keberhasilan atau kegagalan perusahaan.
Persaingan memerlukan ketepatan aktivitas dari suatu perusahaan seperti
inovasi dan budaya kerja yang baik. Berkaitan dengan pendekatan teori
Resource Based Value, berikut ini disajikan beberapa pendapat dari para ahli
ekonomi khususnya bidang strategic marketing.

Hal penting menurut Mahoney dan Pandian (1992) ketika membahas


RBV adalah sangat berkaitan dengan perolehan margin dan kombinasi

6
sumber daya yang tidak mudah untuk ditiru atau digantikan termasuk di
dalamnya adalah tangible dan intangible assets. Margin yang diperoleh dapat
berasal dari sumber daya yang langka sehingga mempunyai nilai yang tinggi.
Dalam menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan menurut
Powell (1992) harus mampu memberikan nilai ekonomis yang tinggi yang
sulit untuk ditiru atau digantikan. Pendapat ini banyak diikuti oleh pemikir-
pemikir lainnya, karena jika sumber daya sulit tergantikan maka nilai
ekonomis dari sumber daya akan bernilai ekonomis yang tinggi.
Bates dan Flynn (1995) menekankan bahwa sumber daya akan
memengaruhi kinerja perusahaan dan juga menyatakan sesuatu yang langka,
sulit ditiru oleh yang lain mendorong timbulnya keunggulan bersaing.
Sementara Litz (1996) menyatakan bahwa karakteristik sumber daya itu
bersifat simultan dari sifat yang berkaitan dengan kelangkaan, sulit ditiru dan
tergantikan. Kepemilikan sumber daya menurut Michalitin Smith dan Kine
(1997) dapat menentukan apakah organisasi dapat memperolehprofit yang
tinggi atau tidak, jadi pengontrolan atas aset yang strategis sangat
dibutuhkanBowen & Wiersema (1999) berpendapat kinerja perusahaan sangat
tergantung kemampuan dasar dalam memberikan sumber daya yang unik dan
spesifik. Sumber daya dikatakan bernilai menurut Combe and Ketchen (1999)
adalah jika pembeli untuk membeli diatas harga pokok dan pesaing sulit
untuk meniru produk yang dihasilkan. Organisasi juga harus mampu untuk
mengendalikan serangkaian sumber daya yang unik, keanekaragaman sumber
daya yang unuk akan memberikan nilai tambah yang bernilai bagi perusahaan
(Rindova and Fombrun, 1999). Di dalam menganalisis keunggulan bersaing
ada asumsi yang harus dipenuhi yaitu yang berkaitan dengan pengendalian
sumber daya yang strategis dan berdaya tahan lama.
Prahalad and Hamel (1990); Conner and Prahalad (1990) dan Priem
(2001),memasukan unsur knowledge sebagai salah satu faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menilai kompetensi, karena knowledge akan
memberikan nilai tambah bagi terciptanya keunggulan bersaing. Fonss,
Knudsen dan Montgomery dalam Rugman dan Verbeke (1995) kembali

7
menyatakan bahwa keunikan akan membuat pesaingsulit untuk menirunya.
Namun demikian sumber daya juga dipengaruhi oleh proses dan bagaimana
menggunakannya, sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
Dari berbagai pendapat para ahli, maka pembicaran teori RBV
merupakan kekayaan milik perusahaan baik yang bersifat fisik maupun non
fisik, dimana untuk dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan
maka sumber daya haruslah mempunyai nilai tambah ekonomis, yang
mempunyai karateristik sulit untuk ditiru dan tidak mudah untuk digantikan.
B. Pembahasan Dan Analisis Teori Resource Based View. 
Menurut pendekatan RBV, perusahaan merupakan sekumpulan sumber
daya strategis dan produktif yang unik, langka, kompleks, saling melengkapi
dan sulit untuk ditiru para pesaing yang dapat dimanfaatkan sebagai elemen
untuk mempertahankan strategi bersaingnya. Keunggulan bersaing sebuah
perusahaan harus didasarkan pada sumberdaya khusus yang menjadi
penghalang aktivitas peniruan dan ancaman dari produk pengganti atau jasa
perusahaan. Meningkatnya tekanan persaingan dapat menurunkan keunggulan
bersaing perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa bagi sebuah
perusahaan, agar tetap bertahan hidup di tengah tekanan persaingan yang
semakin tajam, perusahaan harus mengambil tindakan yang dapat
mempertahankan dan memperkuat kompetensinya yang unik (Joseph T
Mahoney, 1992). Sumberdaya dan kompetensi perusahaan dapat ditempatkan
dalam sebuah kontinum untuk melihat bahwa sumberdaya dan kompetensi
tersebut tahan lama dan tidak dapat ditiru.
Berdasarkan studi dari J.Mahoney dan J.Rajendran, secara garis besar
pembahasan Resource Based View Theory ini dapat ditinjau dari tiga
perspektif: 
1. Tinjauan berdasarkan konsep manajemen strategi; yang meliputi
keunggulan bersaing sebagai dasar dari Resource Based View,termasuk
teori yang berhubungan dengan return dan kinerja di bidang strategi.

8
2. Pendekatan Resource Based View di dalam organisasi ekonomi yaitu yang
berkaitan dengan positive agency theory, property right, transaction
cost economic dan evolutionary economic.
3. Pendekatan Resource Based Value yang berorientasi kepada analisis
organisasi industri.
C. Perkembangan Teori Resource Based View 
Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang berfokus pada
peningkatan kompetensi, yang digunakan dengan cara-cara baru dan inovatif
untuk mencapai tujuan. Perhatian utama perusahaan adalah menggunakan
sumber dayanya dalam cara-cara yang menantang dan kreatif untuk
membangun kompetensi inti. Kompetensi memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki tim manajemen
dengan keahlian optimal dan metode bersaing yang didasarkan pada
kompetensi inti akan mampu mencapai kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan lain yang tidak dapat melakukannya. Dengan
kompetensi superior akan memungkinkan perusahaan memperoleh informasi
apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggannya.
Perusahaan yang memiliki karyawan dengan kompetensi yang tinggi,
akan lebih mampu menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan dengan
kompetensi superior dapat memperoleh keunggulan bersaing yang
berkesinambungan dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerjanya. Agar
dapat mempertahankan keunggulan bersaing tersebut, kompetensi yang
dimiliki perusahaan haruslah mampu menambah nilai, langka, sulit ditiru, dan
sulit digantikan. Kompetensi yang tidak mudah ditiru merupakan inti dari
teori Resource Based, dan sentral pemahaman mengenai keunggulan bersaing
yang berkelanjutan.
Kompetensi yang sulit ditiru memiliki hubungan yang positif dengan
kinerja. Kompetensi dilindungi dari peniruan dengan berbagai cara.
Kompetensi yang berasal dari faktor seperti lokasi yang strategis,
kepemilikan hak cipta, akan melindungi sumberdaya bernilai tersebut dari

9
tindakan peniruan oleh pesaing. Sumberdaya yang bersifat socially complex,
seperti reputasi yang baik dan kepercayaan merupakan sumberdaya yang
membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi untuk ditiru. 
Dalam perjalanannya teori Resource Based Value berkembang dan salah
satunya adalah masuknya Knowledge Management (KM) sebagai salah satu
variabel dari Resource Based View, mendefinisikan. Knowledge Management
adalah sebuah strategi untuk mendapatkan pengetahuan yang benar kepada
orang yang tepat pada saat yang tepat dan membantu orang-orang berbagi dan
menaruh informasi ke dalam tindakan dengan cara-cara yang akan
meningkatkan kinerja organisasi. Knowledge Management dapat dianggap
sebagai proses desain yang disengaja, peralatan, struktur, dengan maksud
untuk meningkatkan, memperbarui, berbagi atau meningkatkan penggunaan
pengetahuan terwakili dalam salah satu dari tiga unsur (struktural, manusia,
dan sosial) dari modal intelektual. Identitas merek dan modal sosial adalah
sumber daya non-ekonomi yang dapat membantu untuk bersaing dalam
lingkungan yang semakin kompetitif. RBV menyatakan bahwa untuk
memberikan keunggulan kompetitif, sumber daya perusahaan harus punya
value, unik, dan tidak dapat diganti. Studi kualitatif ini mendukung
konseptualisasi identitas merek dan modal sosial sebagai sumber daya
tersebut. (Runyan et al., 2007). Knowledge Management mendorong individu
untuk mengkomunikasikan pengetahuan mereka dengan menciptakan
lingkungan dan sistem untuk me pengorganisasian, dan berbagi pengetahuan
di seluruh perusahaan.
Knowledge Management memiliki dua tujuan utama: (1) untuk membuat
organisasi bertindak secerdas mungkin untuk mengamankan kelangsungan
hidup dan keberhasilan secara keseluruhan, dan (2) untuk menyadari nilai
terbaik dari aset pengetahuan Tujuan pengetahuan manajemen, dengan
demikian, adalah untuk meningkatkan sebuah aset intelektual organisasi
dalam mempertahankan keunggulan kompetitif(Portillo-Tarragona, 2018).
D. Teori RBV Perlu Dikembangkan

10
Teori RBV muncul dikarenakan terdapat sedikit keraguan bahwa dua
asumsi dari Five force model tersebut sangat bermanfaat dalam
mengklarifikasi pemahaman tentang dampak lingkungan perusahaan terhadap
kinerja perusahaan. Adapun asumsi dari Five force model adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan dalam suatu kelompok industri atau perusahaan dalam
kelompok strategis, dalam hal sumber daya yang mereka kontrol dan
strategi yang mereka kejar, adalah identik atau sama (homogen). (Porter,
1981; Rumelt, 1984; Scherer, 1980).
2. Seandainya heterogenitas sumber daya yang ada dalam suatu industri atau
kelompok berkembang (mungkin melalui entri baru), maka heterogenitas
ini akan berumur pendek karena sumber daya yang digunakan
perusahaan untuk menerapkan strategi tersebut mempunyai mobilitas
yang tinggi, dengan kata lain, perusahaan lain dapat memiliki sumber
daya tersebut dengan mudah, (sumberdaya tersebut dapat diperjual
belikan di market) (Barney, 1986a; Hirshleifer, 1980)
Permasalahan utama yang menjadi dasar dari Teori Resource Based
View adalah sumberdaya yang homogen dan dapat berpindah secara
sempurna merupakan pertanyaan empiris. Kenyataannya bahwa sebagian
besar industri akan ditandai oleh setidaknya beberapa derajat
heterogenitas sumber daya dan imobilitas. 
Apabila perusahaan memiliki sumberdaya yang homogen dan dapat
berpindah secara sempurna, adakah strategi yang dapat dipahami dan
diimplementasikan oleh salah satu perusahaan yang tidak dapat juga
dipahami dan diimplementasikan oleh perusahaan lain dalam industri
yang sama ? Jawaban atas pertanyaan ini tidak. Karena semua
perusahaan ini menerapkan strategi yang sama, mereka semua akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya dengan cara yang sama, dan
suatu saat akan berada pada tingkat yang sama. Dengan demikian, dalam
industri semacam ini, tidak mungkin bagi perusahaan untuk menikmati
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

11
E. Jenis Sumber Daya Pada RBV
Untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, Teori
Resource Based View mensyaratkan jenis-jenis sumberdaya tertentu, yaitu
sumberdaya yang mempunyai sifat Valuable, Rare, Imperfectly Imitable dan
Non-Substitutability, yang biasa disingkat VRIN. Berikut penjelasan lebih
rinci dari sifat-sifat sumberdaya tersebut.
1. Valuables Resources
Sumberdaya perusahaan dinyatakan bernilai jika strategi
perusahaan dapat diimplementasi menggunakan sumberdaya tersebut
sehingga dapat menghasilkan keefektifan dan efisiensi didalam
perusahaan. Sumberdaya yang bernilai akan dapat mengekploitasi
peluang-peluang yang ada dan menetralisir atau mengurangi ancaman-
ancaman yang ada. Untuk mengestimasi nilai suatu sumberdaya, dapat
dibagi kedalam dua kategori besar, yaitu:

a. Upaya untuk menggunakan teori struktur-perilaku-kinerja (SCP;


Bain, 1956) untuk menentukan kondisi dimana sumber daya
perusahaan yang berbeda akan bernilai
b. Upaya untuk menentukan nilai sumber daya perusahaan yang
menerapkan teori lain yang berasal dari model organisasi industri
(I/0) dari kompetisi sempurna dan tidak sempurna (Conner, 1991).

Ahli teori berbasis sumber daya tidak akan dapat menghasilkan daftar
sumber daya kritis yang harus dimiliki setiap perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan strategis yang berkelanjutan. Hal ini karena nilai sumber daya
tertentu tergantung pada pasar tertentu di mana mereka diterapkan. Namun,
para ahli teori menjelaskan atribut-atribut yang harus dimiliki oleh sumber
daya yang berharga ini jika mereka akan menjadi sumber keunggulan
strategis yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Setelah manajer yakin apakah sumber daya tertentu bernilai atau tidak,
mereka kemudian dapat menggunakan logika berbasis sumber daya untuk

12
mengantisipasi keuntungan strategis yang mungkin dihasilkan oleh suatu
sumber daya.
2. Rare Resources
Sumberdaya yang langka adalah sumberdaya yang tidak dimiliki
oleh perusahaan lain, terutama perusahaan pesaingnya. Dengan
sumberdaya yang langka, perusahaan dapat mengimplementasikan
strateginya, dan disaat yang sama, perusahaan pesaing tidak mempunyai
kemampuan untuk melakukan hal yang sama, karena tidak memiliki
sumberdaya yang sama untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan,
perusahaan tidak hanya cukup dengan memiliki sumberdaya yang
bernilai, karena bisa jadi, beberapa perusahaan pesaing juga memiliki
sumberdaya yang bernilai.
“Seberapa jarang sumber daya perusahaan yang berharga harus
memiliki potensi untuk menghasilkan keunggulan kompetitif adalah
pertanyaan yang sulit. Secara umum. selama jumlah perusahaan yang
memiliki sumber daya berharga tertentu kurang dari jumlah perusahaan
yang diperlukan untuk menghasilkan dinamika persaingan sempurna
dalam suatu industri sumber daya tersebut memiliki potensi untuk
menghasilkan keunggulan kompetitif” (Barney, 1991).
“Jika hanya satu perusahaan yang bersaing memiliki budaya organisasi
yang berharga, maka perusahaan itu dapat memperoleh keunggulan
kompetitif (yaitu, ia dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan
cara yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan pesaing).” (Barney,
1991). Perusahaan yang memiliki sumberdaya yang bernilai dan langka
biasanya akan menjadi perusahaan yang memiliki strategic innovators.
3. Imperfectly Imitable Resources
Sumberdaya yang bernilai dan langka hanya bisa menjadi
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan apabila perusahaan lain tidak
dapat meniru sumberdaya tersebut secara sempurna. Sebuah perusahaan
yang memiliki sumber daya berharga tertentu yang jarang dimiliki oleh

13
perusahaan (dimiliki oleh lebih sedikit perusahaan yang diperlukan untuk
menghasilkan dinamika persaingan sempurna) dan diperoleh pada
keadaan historis yang unik, dapat memperoleh keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan (yaitu, dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitasnya dengan cara yang tidak dapat dilakukan perusahaan
pesaing dan dengan cara yang tidak dapat ditiru perusahaan pesaing dari
waktu ke waktu). (Barney, 1991). Terdapat tiga faktor utama agar
perusahaan memiliki sumberdaya yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan
lain, yaitu:

a. Kondisi sejarah yang unik : Agar perusahaan dapat memperoleh dan


mampu mengekploitasi beberapa sumberdaya-nya untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif, sangat dipengaruhi oleh posisi
perusahaan didalam ruang dan waktu. Waktu yang tepat merupakan
kunci utamanya, ketika perusahaan kehilangan atau ketinggalan
waktu yang tepat, maka perusahaan juga akan kehilangan
keunggulan kompetitif. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki
lokasi yang tepat, akan sangat ditiru oleh perusahaan pesaingnya.
Begitu juga apabila perusahaan memiliki seorang peneliti yang
menemukan teknologi yang tepat di waktu yang tepat, maka
perusahaan pesaing akan sulit menirunya.
b. Ambiguitas kausal. Ambiguitas kasual muncul ketika hubungan
antara sumberdaya yang dikontrol oleh perusahaan yang
menghasilkan keunggulan kompetitif tidak dapat dimengerti atau
hanya sedikit dimengerti. Jika hubungan antar sumberdaya tersebut
tidak dimengerti oleh perusahaan, maka perusahaan akan mengalami
kesulitan untuk menduplikasi kesuksesan sebuah strategi. Dalam
kondisi ambiguitas kasual, tidak akan jelas bahwa sumberdaya yang
dianggap oleh perusahaan sebagai penyebab keunggulan kompetitif
memang benar-benar menjadi penggerak keunggulan kompetitif
tersebut. Ambiguitas kasual hanya akan bermanfaat apabila terjadi

14
antar perusahaan. Apabila terjadinya didalam perusahaan, misalnya
antar manajer tidak saling memahami, maka hal itu membuat
perusahaan menjadi kesulitan dalam meraih keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan.
c. Sistem sosial yang kompleks. Sistem sosial yang kompleks didalam
perusahaan akan membuat perusahaan lain mengalami kesulitan
meniru strategi yang ada. Sistem sosial yang kompleks biasanya
dihubungkan dengan budaya perusahaan dan atau psikososial
didalam perusahaan. Yang perlu diperhatikan, penggunaan teknologi
yang komplek tidak termasuk kedalam sistem sosial yang kompleks.
4. Non-Substitutability
Sumberdaya yang menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan juga
harus memiliki karakteristik yang tidak ada penggantinya. Artinya,
pesaing tidak memiliki sumberdaya yang ekuivalen sebagai pengganti
dalam mengimplementasikan strateginya. “Dua sumber daya perusahaan
yang berharga secara strategis setara ketika masing-masing dapat
dieksploitasi secara terpisah untuk menerapkan strategi yang sama”
(Barney, 1991). Meskipun perusahaan memiliki sumberdaya yang
bernilai, unik dan sulit ditiru, tetapi bila pesaing memiliki pengganti yang
ekuivalen, maka sumberdaya itu tidak lagi menjadi sumber keunggulan
bersaing berkelanjutan. Substitutability dapat terjadi karena dua hal :

a. Organisasi lain dapat mencari sumberdaya yang serupa agar dapat


mengimplementasikan strategi yang terbukti sukses.
b. Sumberdaya yang sangat berbedapun dapat menjadi strategic
substitute.
Kesimpulan umumnya adalah bahwa suatu sumber daya yang
berharga, langka, dan mahal untuk ditiru, jika memiliki pengganti yang
setara secara strategis, dan tidak jarang atau tidak mahal untuk ditiru,
maka itu tidak dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan.

15
Keberadaan pengganti strategis menunjukkan bahwa kesetaraan
(equifinality) strategis ada dalam situasi kompetitif dan, dengan
demikian, keunggulan kompetitif menjadi tidak ada. Jika pengganti
strategis tidak ada, maka kesetaraan (equifinality) strategis tidak ada, dan
dimungkinkan adanya keunggulan kompetitif.
F. Penggunaan Teori RBV
Salah satu aplikasi dari RBV adalah pada perencanaan strategik (strategic
planning). Sistem perencanaan dapat memiliki nilai bagi perusahaan, karena
dengan perencanaan strategik perusahaan dapat menganalisa peluang dan
ancaman dari lingkungan eksternal. Penerapan dari RBV lainnya adalah:
1. Information Processing Systems.
Sistem tersebut biasanya digunakan sebagai dasar oleh para
pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
menghasilkan sebuah strategi yang dapat digunakan untuk meraih
keunggulan kompetitif berkelanjutan.
2. Positive Reputation. 
Reputasi yang positif merupakan sumberdaya yang langka, yang
dimiliki perusahaan, sehingga dengannya perusahaan dapat mendapatkan
keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Selain itu, teori RBV dapat digunakan oleh para pimpinan puncak
perusahaan, atau manajer, didalam meraih keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Logika berbasis sumber daya memiliki beberapa implikasi
praktis yang sangat penting bagi manajer senior. Sebagai contoh
a. Logika berbasis sumber daya dapat digunakan untuk membantu para
manajer di perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian strategis
untuk memperoleh paritas strategis dengan mengidentifikasi sumber daya
berharga dan langka yang saat ini tidak dimiliki perusahaan mereka dan
menunjukkan bahwa nilai sumber daya ini dapat diduplikasi baik dengan
imitasi atau substitusi. Dalam hal ini, logika berbasis sumber daya dapat
digunakan untuk memberikan landasan teoritis untuk proses
benchmarking di mana banyak perusahaan terlibat.

16
b. Logika berbasis sumber daya juga dapat digunakan untuk membantu
manajer di perusahaan yang memiliki potensi untuk mendapatkan
keuntungan strategis yang berkelanjutan, dimana potensi tersebut belum
sepenuhnya direalisasikan, sehingga para manajer lebih menyadari
potensi ini sepenuhnya.
c. Logika berbasis sumber daya dapat membantu para manajer lebih
memahami berbagai sumber daya yang dapat menghasilkan keuntungan
strategis yang berkelanjutan, membantu mereka menggunakan
pemahaman ini untuk mengevakuasi berbagai sumber daya yang
mungkin dimiliki perusahaan, dan kemudian mengeksploitasi sumber
daya yang berpotensi tersebut untuk menghasilkan keuntungan strategis
yang berkelanjutan.
d. Logika berbasis sumber daya dapat membantu para manajer
mengidentifikasi sumber daya apa yang paling kritis yang dikendalikan
oleh perusahaan dan dengan demikian dapat meningkatkan kemungkinan
bahwa sumberdaya tersebut akan digunakan untuk mendapatkan
keuntungan strategis yang berkelanjutan.
e. Manajer juga dapat menggunakan logika berbasis sumber daya untuk
memastikan bahwa mereka memelihara dan mengelola sumber daya
tersebut dengan baik, dimana sumberdaya tersebut merupakan sumber
keunggulan strategis perusahaan saat ini. Beberapa sumber daya mungkin
bernilai tetapi tidak jarang, dapat ditiru secara sempurna, atau dapat
diganti. Memelihara dan melindungi sumber daya kelas dua ini penting
bagi perusahaan untuk mempertahankan keunggulan strategisnya yang
berkelanjutan.
Logika berbasis sumber daya juga menunjukkan bahwa terdapat batasan
preskriptif penting yang terkait dengan teori keunggulan strategis berbasis
sumber daya, antara lain:
Pertama, sejauh keunggulan strategis perusahaan didasarkan pada sumber
daya yang penyebabnya adalah ambigu atau tidak pasti, maka manajer di

17
perusahaan itu tidak dapat mengetahui dengan pasti, sumber daya mana yang
benar-benar menghasilkan keunggulan strategis tersebut.
Kedua, tidak ada teori keunggulan strategis berkelanjutan yang dapat
digunakan oleh para manajer di perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki
potensi untuk menghasilkan keuntungan strategis berkelanjutan untuk
menciptakannya. Artinya, logika berbasis sumber daya tidak dapat digunakan
untuk menciptakan keunggulan strategis yang berkelanjutan ketika potensi
untuk keunggulan ini belum ada.

G. Implementasi Strategi RBV


Secara umum, terdapat dua pendekatan untuk mengatasi masalah
implementasi strategi dalam konteks teori RBV, antara lain:
Pertama, beberapa telah menyarankan bahwa kemampuan untuk
mengimplementasikan strategi itu sendiri, merupakan sumber daya yang
dapat menjadi sumber keunggulan strategis yang berkelanjutan. Contoh
pendekatan ini antara lain peran “kemampuan kooperatif (cooperative
capabilities)” dalam menerapkan strategi aliansi strategis (misalnya, Hansen,
Hoskisson, & Barney, 2000) dan dampak “kepercayaan (trustworthiness)”
pada peluang pertukaran untuk sebuah perusahaan (Barney & Hansen, 1994).
Kedua, implementasi strategi tergantung pada sumber daya yang bukan
merupakan sumber keuntungan berkelanjutan, tetapi, lebih merupakan
pelengkap strategis terhadap sumber daya berharga lainnya, langka, mahal
untuk ditiru, dan tidak dapat diganti, yang dikendalikan oleh perusahaan
(Barney, 1995, 1997).
Beberapa wawasan praktis utama dari RBV, antara lain :
1. Pertama, manajer perlu memahami apa kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Motivasi Wernerfelt untuk menulis makalah seminalinya
pada tahun 1984 adalah ketidaksepakatan dengan pekerjaan Porter pada
analisis industri dan kompetisi generik(Lockett et al. 2008). Pandangan
Wernerfelt adalah bahwa peluang dan ancaman tidak dapat dieksploitasi
semata-mata melalui posisi eksternal bisnis. Karakteristik khas internal

18
perusahaan adalah pusat dari setiap diskusi perumusan strategi. Strategi
harus merangkum apa yang menjadi ciri khas perusahaan, dan juga
berupaya mengatasi kelemahan potensial perusahaan.
2. Kedua, basis sumber daya perusahaan bersifat saling berketergantungan.
Sumber daya perusahaan dikembangkan melalui kompetisi di pasar,
sehingga pasar di mana perusahaan bersaing hari ini, dan cara
bersaingnya, akan menjadi penentu terpenting dari basis sumber daya
perusahaan itu besok.
3. Ketiga, manajer harus dapat memahami fungsionalitas sumber daya
mereka. Sumber daya ditentukan oleh penggunaannya. Gagasan ini
mengacu konsep pemasaran Levitt (1960), dimana pelanggan tidak
tertarik pada sumber daya perusahaan, melainkan mereka tertarik pada
bagaimana sumber daya perusahaan dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan mereka. Dua perusahaan mungkin dapat memenuhi keinginan
dan kebutuhan yang serupa dari seorang pelanggan tetapi dengan
menggunakan sumber daya yang berbeda.
Di bidang teknologi informasi dan komunikasi, perubahan teknologi
tingkat tinggi telah menyebabkan kaburnya batas pasar yang ada.
Perusahaan komputer, telekomunikasi, perangkat lunak, elektronik
sekarang semua bersaing satu sama lain di pasar yang sama tetapi dengan
latar belakang yang sangat berbeda secara historis.
4. Keempat, basis sumber daya perusahaan secara terus menerus tunduk pada
proses penciptaan dan ketidakbergunaan sumber daya. Ketika pasar
berkembang, nilai dasar dari basis sumber daya perusahaan berubah
seiring waktu.
Secara umum, sumber daya yang dapat memegang kunci untuk posisi
keunggulan kompetitif perusahaan dalam satu periode hanya dapat
menjadi sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan pengembalian
yang normal. Akibatnya, perusahaan harus terus mencari cara untuk
mengelola basis sumber daya mereka, berinvestasi dalam sumber daya
yang kuno dan juga berusaha mengembangkan sumber daya baru.

19
5. Kelima, memperoleh keunggulan kompetitif di pasar sumber daya tidak
dimungkinkan dengan tidak adanya informasi asimetris dan / atau sumber
daya khusus yang dengannya perusahaan akan menambah sumber daya
baru (Denrell et al. 2003). Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa
setiap posisi keunggulan kompetitif harus dikembangkan secara internal
(Barney 1986).

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Penggunaan sumberdaya memiliki banyak keunggulan potensial bagi
perusahaan seperti pencapaian efisiensi yang lebih besar dan selanjutnya
biaya yang lebih rendah, peningkatan kualitas dan kemungkinan pangsa pasar
serta profitabilitas yang lebih besar (Collis, 1994). Pendekatan analitis yang
disebut RBV menekankan peningkatan keunggulan bersaing yang berasal dari
sumberdaya strategis organisasi, dan dengan keunggulan bersaing
memungkin-kan perusahaan memperoleh kinerja unggul. Inti dari RBV
adalah bahwa perusahaan berbeda secara fundamental karena memiliki
seperangkat sumberdaya yang berbeda. Pencapaian keunggulan bersaing yang
paling efektif adalah dengan menggunakan kompetensi perusahaan.
Pendekatan resource-based menekankan pentingnya sumberdaya internal
untuk mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Perspektif ini
menyatakan bahwa kinerja perusahaan adalah fungsi dari seberapa baik
manajer membangun organisasinya dalam menangani sumber- daya yang
bernilai, langka, sulit ditiru dan sulit digantikan (gambar 4). Perusahaan
dengan kompetensi yang
bernilai dan langka akan menghasilkan keunggulan bersaing yang lebih besar
dibandingkan pesaingnya, yang selanjut- nya menghasilkan kinerja keuangan

20
superior. Keunggulan bersaing dan kinerja yang dihasilkan perusahaan
merupakan
B. Saran
Sebaiknya Perusahaan menggunakan implementasi konsep teori
Resource based view guna menganalisis internal perusahaan untuk mencapai
keunggulan kompetitif bersaing pada dunia strategik bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Barney, J. B. (2001). Is the resource-based “view” a useful perspective for


strategic management research? Yes, Academy of Management Review, 26
(1), 41-56.

Barney, J. B. 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. Journal


of Management 17: 99-120.

Lockett, A., Thompson, S., and Morgenstern, U. (2009). The Development of the
Resource-Based View of the Firm: A Critical Appraisal. International Journal
of Management Reviews, 11 (1), 9–28.

Priem, R. L. and J. E. Butler. 2001. Is the resource-based “view” a useful


perspective for strategic management research?, Academy of Management
Review 26(1): 22-40.

Priem, R. L. and J. E. Butler. 2001. Tautology in the resource-based view and the
implications of externallydetermined resource value: Further comments.
Academy of Management Review 26(1): 57-66.

21

Anda mungkin juga menyukai