Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN DAN EVALUASI PORTOFOLIO


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hadri Kusuma MBA.

Dsusun Oleh:

Muzdalipah (20919019)

Magister Akuntansi Kelas B

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2020

1
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................................................... 2
Kata Pengantar.......................................................................................................................................... 3
BAB I........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang..................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 6
A. Manajemen Portofolio ......................................................................................................................6
B. Evaluasi Portofolio........................................................................................................................ 13
BAB III................................................................................................................................................... 21
PENUTUP.............................................................................................................................................. 21
Kesimpulan...........................................................................................................................................21
Daftar pustaka......................................................................................................................................... 22

2
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bertema “Manajemen dan Evaluasi Portofolio ”. Makalah
ini merupakan tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan” . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami selaku mahasiswa dan para pembaca pada umumnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Hadri Kusuma MBA selaku dosen mata
kuliyah “Manajemen Keuangan” atas segala bimbingannya selama penyusunan makalah ini.

Kami menyadari paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki kekurangan kami, sehingga pada masa
yang akan datang dapat lebih baik lagi.

Yogyakarta, 13 November 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus

dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam

pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa

tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan

variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear

antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927)

seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi

pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan

return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan

cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko

dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return

dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi

tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan

diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain

mereka membentuk portofolio.

Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut

identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan

pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi)

dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain

oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.
4
Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang

diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio yang dapat

mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk membentuk portofolio yang efisien,

perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi

yang wajar adalah investor cenderung menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko

adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama

dan resiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Jika

investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal akan

dipilihnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Portofolio dalam Investasi?
2. Bagaimana evaluasi kinerja portofolio dengan metode rasio Sharpe dan Treynor?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu Portofolio dalam Investasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi kinerja portofolio dengan metode rasio Sharpe dan
Treynor.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Portofolio

Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi atau

gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti

deposito, properti atau real aset, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. Portofolio merupakan

kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi.

Sasaran dari suatu portofolio investasi tentunya sangat tergantung pada individu masing-masing

investor.

Portofolio menggambarkan kepemilikan dari pada instrumen investasi yang disusun dengan

perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil yang optimal melalui penyebaran risiko. Portofolio

mempunyai beberapa alternatif variasi dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat

keuntungan yang bergerak positif didalam portofolio. Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang

menyangkut identifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan menentukan proporsi dana yang

ditanamkan pada masing-masing saham tersebut (Selly, 2014) . Manajemen portofolio jika dipahami

meliputi serangkaian keputusan dan tindakan yang dibuat oleh setiap investor baik individu maupun

institusi. Portofolio harus dikelola oleh investor entah menggunakan pendekatan manajemen aktif dan

pasif dalam menyeleksi dan memiliki aset-aset financial, Manajer/Inverstor yang menggunakan

pendekatan manajemen pasif berarti akan memegang berbagai sekuritas untuk jangka waktu yang

relatif lama dan jarang melakukan perubahan. manajemen portofolio dapat diartikan sebagai proses,

yaitu proses:

1. Pengidentifikasian tujuan, hambatan, dan kemauan oleh masing-masing investor. Hal

tersebut mengarah pada pernyataan kebijakan secara eksplisit yang digunakan sebagai

panduan dalam proses memanage uang.


6
2. Ekspektasi pasar modal terhadap perekonomian, industry dan sector-sektornya, sekuritas

individu yang menjadi pertimbangan dan dikuantifisir

3. Penerapan dan pengembangan strategi. Proses ini meliputi alokasi aset, optimasi portofolio,

dan pemilihan sekuritas

4. Pemonitoran factor-faktor portofolio dan respon yang dibuat ketika terjadi perubahan

tujuan investor, hambatan dan atau ekspektasi pasar

5. Penyeimbangan portofolio sesuai dengan keperluan dengan cara mengulang alokasi aset,

strategi portofolio dan langkah-langkah pemilihan sekuritas

6. Penilaian kinerja portofolio yang diukur dan diebaluasi untuk memastikan pencapaian

tujuan investor.

 Investor Individu vs Investor Institusional

Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut dengan investor. Investor pada umumnya bisa

digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual investors) dan investor institusional

(institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas

investasi, sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi,

lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun

perusahaan investasi. Perbedaan utama investor individu dengan investor institusi terletak pada tujuan,

hambatan dan pilihan terutama dari sudut pandang kepentingan investor.

 Investor Individu

1. Mendefinisikan risiko sebagai kehilangan uang.

2. Bercirikan personal.

3. Tujuan berdasarkan apa yang ingin dicapai oleh individu ketika menginvestasikan asetnya.

4. Lebih bebas dalam berinvestasi.

5. Pajak seringkali menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting bagi investor individu.
7
 Investor Institusional

1. Lebih menggunakan pendekatan kuantitatif dan umumnya mendefinisikan risiko dalam bentuk

penyimpangan atau standar deviasi.

2. Mempertimbangkan karakter investasi yaitu mana yang bisa memberikan keuntungan lebih

dalam portofolio yang dikelola oleh investasi.

3. Tujuannya lebih terinci sesuai dengan total paket aset dan kewajibannya.

4. Menjadi subjek terkait dengan berbagai hukum dan aturan.

5. Bukan pertimbangan utama terutama ketika berinvestasi di dana pensiun.

Implikasi proses manajemen portofolio terhadap:

 Investor individu: Perbedaan profil keuangan dari masing-masing individu dan terkadang

dipengaruhi oleh kebijakan atau faktor-faktor unik tergantung dari individunya, maka dampaknya

terhadap pilihan investasi disebut dengan self imposed constraints.

 Investor institusi: Sehubungan dengan meningkatnya kompleksitas pengelolaan risiko institusi,

maka penentuan kebijakan menjadi hal yang penting. Karena dengan menentukan kebijakan yang

tepat maka akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tingkat toleransi terhadap risiko, hambatan

yang muncul ketika berinvestasi dan bagaimana pilihan portofolio yang dilakukan.

 Sikap Investor terhadap Risiko

Alexander, Sharpe dan Bailey (1993: 144-145) membedakan tiga jenis sikap investor terhadap

risiko, yaitu:

1. Menghindari risiko (Risk Averse)

Investor yang cenderung menghindari investasi yang berisiko dan cenderung memilih investasi

yang kurang mengandung risiko.

2. Suka menghadapi risiko (Risk Seeker)

Investor yang cenderung memilih investasi yang mengandung risiko.

8
3. Acuh terhadap risiko (Risk Neutral)

Investor yang tidak terlalu peduli pada jenis investasi mana yang akan diambil.

Dengan adanya beberapa jenis sikap investor dalam menghadapi risiko, maka pengambilan sebuah

keputusan investasi surat berharga yang dilakukan oleh investor akan sangat dipengaruhi oleh sikap

yang dimilikinya dalam menghadapi risiko. Apabila seorang investor memiliki sikap menghindari

risiko, maka investor tersebut akan memilih investasi yang berisiko rendah. Demikian sebaliknya,

apabila seorang investor memiliki sikap suka menghadapi risiko, maka investor tersebut akan memilih

investasi yang berisiko tinggi.

 Formulasi Kebijakan Investasi (Tujuan, Kendala dan Preferensi)

Tujuan investasi tidak bisa dikatakan untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Investor harus

menyadari ada kemungkinan mengalami rugi. Sedangkan tujuan portofolio berfokus pada pertukaran

risiko imbal hasil antara return ekspektasi yang diinginkan investor dan berapa banyak risiko yang

bersedia ditanggung investor. Kendala ini berkaitan dengan adanya hubungan positif antara risiko

dengan keuntungan investasi. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun

risiko.

Bagaimana memformulasikan kebijakan investasi baik bagi investor individu maupun institusi

dengan pendekatan sebagai berikut:

1. Tujuan

Menentukan tujuan utama dari portofolio dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian dan

toleransi terhadap risiko.

2. Mengidentifikasi hambatan dan pilihan.

Detail dari hambatan dan pilihan yang ada tergantung pada portofolio yang hendak diambil karena

terkait dengan jaminan, diuraikan sebagai berikut:

9
 Likuiditas  Kebutuhan likuiditas terkait dengan aset yang bisa dijual tanpa perubahan yang

drastis dalam penetapan harganya. Biasanya setara kas (sekuritas pasar uang) memiliki

likuiditas tinggi dan biasanya mudah dijual dengan harga mendekati face value. Banyak saham

yang memiliki likuiditas bagus tapi ketika dijual baru akan menunjukkan seberapa besar

penilaian pasar.

 Jangka waktu  Investor perlu mempertimbangkan berapa lama ia akan berinvestasi karena

terkait dengan kebijakan yang akan diambil dan perencanaan yang akan dilakukan.

 Hukum dan Peraturan  Investor akan berhubungan dengan hukum dan aturan yang berlaku di

negara tertentu.

 Pajak  Perlu mempertimbangkan pajak karena akan berdampak pada program investasi yang

akan dilakukan terutama untuk investor institusi.

 Pilihan unik dan ruang lingkup  Ada hal-hal tertentu yang akan dihadapi oleh investor ketika

melakukan pilihan tertentu dan berinvestasi dengan menggunakan kategori aset atau aset

spesifik.

 Implementasi Strategi Investasi (Alokasi Aset dan Optimisasi Portofolio)

Proses pembentukan portofolio dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Tentukan saham atau efek mana yang tersedia untuk pembentukan portofolio.

2. Manfaatkan prosedur yang optimal dalam memilih sekuritas dan tentukan bobot portofolio dengan

saham yang dipilih.

Alokasi Aset

Proses untuk membagi dana ke dua portofolio yang terdiri dari kelompok aset yang berbeda

(yaitu portofolio yang terdiri dari saham dan portofolio yang terdiri dari obligasi) disebut alokasi aset.

10
Dalam tahap ini ditaksir tingkat keuntungan dan deviasi standar untuk portofolio yang optimal, baik

portofolio yang terdiri dari saham maupun yang terdiri dari obligasi, dan koefisien korelasi antar

portofolio tersebut. Dengan demikian dapat ditentukan berbagai portofolio yang terdiri dari kombinasi

kedua portofolio tersebut. dengan memperhatikan preferensi risiko pemodal, dipilihlah portofolio yang

terdiri dari kombinasi portofolio saham dan portofolio obligasi.

Proses alokasi aset terdiri atas tahapan:

1. Menetapkan kelompok aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Biasanya dipertimbangkan

sebagai berikut:

 Instrument pasar uang

 Sekuritas pendapatan tetap

 Saham

 Real estate

 Logam mulia

2. Mendefinisikan ekspektasi pasar modal

Meliputi pemanfaatan data historis maupun analisis ekonomi makro untuk menentukan ekspektasi

tentang return realistis hasil masa depan selama periode memegang aset yang dimasukkan dalam

portofolio.

3. Mencari frontier portofolio yang efisien.

Meliputi penentuan portofolio yang akan mencapai return ekspektasi maksimum untuk setiap

tingkat risiko.

4. Menentukan bauran yang optimal

Terdiri atas pemilihan portofolio efisien yang terbaik untuk memenuhi tujuan risiko dan return

dengan mempertimbangkan batasan yang dihadapi.

11
Manajemen mungkin memilih alokasi antara portofolio saham dengan portofolio obligasi relative

tidak berubah dari waktu ke waktu. Tetapi komposisi saham dan obligasi pada masing-masing

portofolio yang dirubah dari waktu ke waktu. Sebaliknya dapat juga dilakukan bahwa komposisi

sekuritas individual pada masing-masing portofolio relative tidak berubah, tetapi alokasi antar

portofolio yang dirubah. Misalnya pada saat kondisi pasar diperkirakan akan membaik, diputuskan

untuk mengalokasikan dana yang lebih besar pada portofolio saham dan sebaliknya. Dengan

demikian masalah timing dipertimbangkan dalam pemilihan portofolio.

 Monitoring dan Penyesuaian Portofolio

Aktivitas monitoring dan penyesuaian portofolio dapat dilakukan dengan cara:

1. Memonitor kondisi pasar  Kondisi pasar perlu dimonitor karena situasi pasar sangat dinamis dan

berdampak pada harga saham dan pendapatan yang diperoleh.

2. Perubahan  kondisi investor, meliputi:

o Perubahan kekayaan

o Perubahan jangka waktu investasi

o Perubahan syarat tingkat likuiditas

o Perubahan ruang lingkup pajak

o Perubahan hukum dan aturan yang berlaku

o Perubahan kebutuhan khusus dan kondisi investor.

Investor melakukan pemonitoran digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap portofolionya.

Dengan berjalannya waktu, pengelola investasi mungkin perlu melakukan revisi terhadap

portofolionya. Suatu saham akan masuk ke portofolio saham mengganti saham yang sudah ada dalam

portofolio karena pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut misalnya karena saham baru tersebut

merupakan perusahaan yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang amat pesat, sedangkan

12
saham yang diganti adalah dari perusahaan yang menunjukkan kinerja yang kurang baik. Hal yang

sama mungkin juga dilakukan untuk obligasi.

Masalah yang dihadapi dalam penggantian sekuritas dalam portofolio tersebut adalah biaya

transaksi, dan kemungkinan mencari pembeli atau penjual sekuritas yang ingin diganti. Apabila nilai

sekuritas yang akan diganti cukup besar, maka biaya transaksi juga akan cukup besar. Disamping itu

bagaimana dampaknya terhadap harga sekuritas yang akan dijual dalam jumlah yang cukup besar.

Apakah tidak menimbulkan tekanan harga sehingga akan memperbesar biaya penggantian sekuritas.

B. EVALUASI PORTOFOLIO

Ada dua hal penting yang menjadi syarat dalam menilai performa dari seorang manajer

investasi, yaitu:

a. Kemampuan dalam memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata untuk suatu tingkat

risiko tertentu.

b. Kemampuna dalam mendiversifikasi portofolio sehingga menghilangkan semua risiko non

sistematik.

Tahap akhir proses investasi adalah penilaian kinerja portofolio. Dua variable diatas yaitu

tingkat keuntungan dan risiko merupakan variable relevan yang digunakan dalam penilaian kinerja

portofolio. Tujuan penilaian kinerja portofolio adalah mengetahui dan menganalisis apakah portofolio

yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi dan dapat diketahui

portofolio mana yang memiliki kinerja lebih baik.

Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio,

baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Menurut Husnan

(2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih

baik dari portofolio lainnya. Menurut John (2005:53), kerja besar dikerahkan untuk pembentukan

portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya
13
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam

pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa

tingkat pengembalian atas efek di masa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko

dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan

hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang

rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang

diharapkan.

Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar

bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin

besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut. Dalam mengevaluasi

kinerja suatu portofolio dalam hal tingkat risiko dan tingkat pengembaliannya, ada beberapa teknik atau

ukuran yang biasa digunakan, yaitu:

a. Treynor’s Measure (T)

b. Sharpe’s Measure (S)

c. Jensen’s Measure ()

d. Information Ratio (IR) atau Rasio Penilaian (Appraisal Ratio)

a. Rasio Treynor atau Ukuran Treynor (T)

Diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio

yang dinyatakan dengan beta (Beta adalah risiko pasar atau risiko sistematis). Relevan bagi investor

yang memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dana pada berbagai reksadana (mutual fund)

dan melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio. Rumus Indeks Treynor:

R pi −R f
T pi =
❑ pi

Ket:

Tpi : Indeks Treynor portofolio i


14
Rpi : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i

Rf : Rata-rata bunga investasi bebas risiko

pi : Beta portofolio

Rpi – Rf : Premi risiko portofolio i

b. Rasio Sharpe atau Ukuran Sharpe (S)

Diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio

yang dinyatakan dengan standar deviasi total risiko. Premi risiko portofolio adalah selisih rata-rata

tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko. Relevan bagi investor

yang menanamkan dana hanya atau sebagian besar pada portofolio yang dianalisis. Rumus Indeks

Sharpe:.

R pi −R f
S pi =
SD pi

Ket:

Spi : Indeks Sharpe portofolio i

Rpi : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio I

Rf : Rata-rata bunga investasi bebas risiko

SDpi : Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio I

Rpi-Rf : Premi risiko portofolio i

c. Alpha Jensen atau Ukuran Jensen ()

Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (Security Market Line /SML) yang

merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas

risiko. Dalam keadaan ekuilibrium semua portofolio diharapkan berada pada SML. Rumus Indeks

Jensen:

15
Jpi = (Rpi-Rf) – (Rm-Rf) pi

Ket:

Jpi : Indeks Jensen portofolio i

Rpi : Rata-rata tertimbang pengembalian portofolio i

Rf : Rata-rata bunga investasi bebas risiko

Rm : Rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)

pi : Beta portofolio (risiko pasar-risiko sistematis)

Rpi – Rf : Premi risiko portofolio i

Rm – Rf : Premi risiko pasar

d. Rasio Appraisal atau Information Ratio (IR)

Rasio appraisal yaitu membagi alfa portofolio dengan risiko sistematik-sistematik portofolio.

Rasio appraisal mengukur return abnormal per unit risiko yang secara prinsip dapat dihilangkan

dengan memegang portofolio indeks pasar.

 Risk Adjusted Return

Karena ada dua ukuran risiko yaitu total risiko dan risiko sistematis, maka kita mengenal dua

ukuran utama risk adjusted return. William Sharpe (1966) memperkenalkan rasio Sharpe yaitu

excess return per satuan total risiko () atau (return portofolio – bunga bebas risiko)/, untuk

mengukur kinerja reksa dana saat itu. Sebelum itu, Jack Treynor (1965) sudah menggunakan rasio

Treynor yaitu excess return per satuan risiko sistematis () atau (return portofolio – bunga bebas

risiko)/, untuk tujuan yang sama.

Jones dalam bukunya Investment (2007) mengatakan kalau rasio Sharpe sebaiknya digunakan

jika portofolio investor seluruhnya (atau sebagian besar) dalam sekuritas. Untuk investor yang

16
portofolionya terdiri dari banyak aset, sehingga sekuritas hanya sebagian kecil saja, rasio Treynor

yang lebih tepat.

Berdasarkan risk adjusted return, portofolio reksa dana yang berkinerja terbaik bukanlah

portofolio yang memberikan return nominal terbesar. Portofolio reksa dana terbaik adalah yang

mampu memberikan premi risiko per unit terbesar atau yang mempunyai rasio Sharpe dan atau

rasio Treynor tertinggi.

Jika bunga bebas risiko dalam persamaan Sharpe diganti dengan target return dari investor, kita

mendapatkan risk adjusted return dari A.D Roy (1952) yaitu rasio safety first. Rasio safety first

adalah (return portofolio – target return) / . Rasio safety first yang positif sudah lumayan karena

berarti target return terpenuhi.

 Return Nominal vs Return Rill

Return nominal adalah return yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak

mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut.

Return = Capital Gain (Loss) + Yield

Pt −Pt −1
Return= +Yield
Pt −1

Ket:

R = return

Pt = nilai investasi sekarang

Pt-1 = nilai investasi periode lalu

Return rill adalah return yang disesuaikan dengan tingkat inflasi.

(1+ R)−1
R IA =
(1+ IF)

Ket:

RIA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi


17
R = return normal

IF = tingkat inflasi

Return investasi yang positif tetapi lebih kecil daripada besaran inflasi periodik akan

mengakibatkan total kekayaan investor bertambah secara nominal tetapi berkurang secara riil.

Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi. Agar daya beli tidak

berkurang, return nominal dari sebuah investasi harus melebihi tingkat inflasi. Menghitung return

nominal untuk periode tunggal seperti satu semester atau satu tahun relatif mudah karena kita cukup

mengurangi investasi akhir dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal.

Penghitungan return nominal menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode

dan menjadi lebih rumit lagi jika selama periode itu ada penambahan atau pengambilan uang.

Untuk multi periode dan jumlah dana disetor yang berubah-ubah, sedikitnya ada tiga konsep return

yang perlu diketahui seorang investor yaitu:

1. return berdasarkan waktu – aritmetik,

2. return berdasarkan waktu – geometrik, dan

3. return berdasarkan uang.

1. Return Aritmetik dan Return Geometrik

Return aritmatik digunakan untuk menghitung rata-rata tanpa memperhatikan tingkat

pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.

RA = [R1 + R2 …… + Rn]/n

Return geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat

pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.

RG = [(1+R1)(1+R2)……..(1+Rn)]/n-1

18
2. Return Tertimbang Berdasarkan Uang

Dalam mencari return berdasarkan uang secara akurat, besar penerimaan atau pengeluaran

uang dalam setiap periode diperhitungkan. Ekuivalen dengan IRR (Internal Rate of Return)

yang digunakan pada beberapa perhitungan keuangan. IRR mengukur return aktual yang

didapatkan pada nilai-nilai portofolio awal dan pada kontribusi netto yang dibuat selama

periode tersebut.

Return yang lebih unggul di antara ke tiga return adalah tergantung tujuannya. Return aritmetik

karena kurang akurat untuk mengukur kinerja beberapa periode, sebaiknya digunakan untuk

proyeksi ke depan. Demikian juga dengan hitungan kasar return berdasarkan uang yang tidak

akurat, sebaiknya digunakan hanya jika kita ingin praktis dan cepat. Untuk tujuan mengukur kinerja

portofolio investasi, pilihannya tinggal return geometrik dan return berdasarkan uang secara akurat.

Literatur keuangan dan investasi mengatakan kalau kedua ukuran ini dapat digunakan untuk kondisi

yang berbeda.

Jika investasi dilakukan oleh seorang investor pribadi yang mempunyai wewenang menentukan

kapan menambah atau mengurangi besar investasinya, return yang digunakan mestinya adalah

return berdasarkan uang. Berbeda dengan investor individu, untuk investasi yang dilakukan

manajer investasi atau manajer keuangan, menurut Jones dalam bukunya Investments (2007),

return yang digunakan untuk mengukur kinerjanya harusnya return geometrik. Ini dikarenakan

keputusan mengenai jumlah investasi yang ditanamkan adalah bukan dalam kendalinya tetapi di

tangan para nasabahnya melalui aksi subscription dan redemption atau tergantung anggaran

perusahaan untuk kasus manajer keuangan. Bukan manajer investasi atau manajer keuangan yang

menentukan besaran Rp 100 juta di tahun 2005 dan Rp 1 miliar di tahun 2006 sehingga tidak fair

membobotkan jumlah uang ini untuk mengukur kinerja returnnya.

19
Kelemahan dari return riil, return aritmetik, return geometrik dan return tertimbang

berdasarkan uang adalah semuanya belum memperhitungkan risiko padahal risiko dan return

adalah dua sisi dari koin mata uang yang sama. Jika risiko dipertimbangkan, kita akan memperoleh

risk-adjusted return.

 Ukuran M2

Ukuran M2 merupakan ukuran mengenai kinerja yang disesuaikan dengan risiko dimana return

yang disesuaikan untuk volatilitas yang memungkinkan perbandingan return di antara portofolio-

portofolio. Keunggulannya adalah hasil-hasilnya dinyatakan dalam bentuk decimal atau persentase,

yang segera dapat dipahami.

 Beta2

Untuk identifikasi kinerja portofolio yang superior, Jensen menggunakan ukuran alpha yaitu

selisih antara return portofolio dengan required return berdasarkan risiko sistematis () yang

dikandungnya. Treynor-Mazuy dan Henriksson-Merton kemudian memodifikasi model alpha

Jensen untuk mencari tahu sumber return superior itu. Apakah superioritas itu berasal dari

kemampuan pemilihan saham () atau kemampuan antisipasi pasar (2).

20
BAB III

KESIMPULAN

Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham yang


mana akan dipilih dan menentukan proporsi dana yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut
(Selly, 2014) . Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi,
sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga
penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan
investasi. Perbedaan utama investor individu dengan investor institusi terletak pada tujuan, hambatan
dan pilihan terutama dari sudut pandang kepentingan investor.
Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio,

baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Menurut Husnan

(2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih

baik dari portofolio lainnya. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan

pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk

mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai

dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek di masa depan dapat diestimasi dan kemudian

menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio

menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa

investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian

yang diharapkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Sharpe, & Bailey. 1993. Fundamental Of Investment(2ndEd.). New Jersey: Prentice Hall.
Budi Frensidy. 2007. Menghitung Risk Adjusted Return. Tabloid Minggu Bisnis Indonesia 2 September
2007.
Husnan, Suad., 2003, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (keputusan Jangka Pendek), Edisi
keempat, BPFE,Yogyakarta.
https://www.academia.edu/7657147/MANAJEMEN_DAN_EVALUASI_PORTOFOLIO
(diakses tanggal 12 November 2020).
Hendra. 2008. Kinerja Portofolio. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
submit.x=0&submit.y=0&page=1&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman
%2F2000%2Fjiunkpe-ns-s1-2000-31497132-702-go_publik-chapter2.pdf (diakses 12 November 2020).
Implikasi Manajemen Portofolio terhadap Investor.
http://blog.stiemce.ac.id/sriati/2011/07/11/implikasi-manajemen-portofolio-terhadap-investor/
(diakses 12 November 2020)
Pariang Siagian, Model Manajemen Portofolio, Laporan Teknis Berkala Komputerisasi Akuntansi, Vol.
11 No. 3, Sept. 2003, h.166

Selly, Uli, Siregar, Analisa Pembentukan Portofolio Pada Perusahaan Real Estate dan Property DI
BEI, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No.5 tahun 2014,  h. 3
Shiddiq N. Rahardjo. Portofolio Management & Evaluation. Universitas Diponegoro.
Teori Ekonomi Penyesuaian Portofolio.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/teori-ekonomi-penyesuaian-portofolio/
(diakses 12 November 2020) 111401102014

Suhartono,dkk. Portofolio investasi dan Bursa Efek, (Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Pencetak, 2009),
h. 119

22

Anda mungkin juga menyukai