Dsusun Oleh:
Muzdalipah (20919019)
1
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................................................... 2
Kata Pengantar.......................................................................................................................................... 3
BAB I........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang..................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 6
A. Manajemen Portofolio ......................................................................................................................6
B. Evaluasi Portofolio........................................................................................................................ 13
BAB III................................................................................................................................................... 21
PENUTUP.............................................................................................................................................. 21
Kesimpulan...........................................................................................................................................21
Daftar pustaka......................................................................................................................................... 22
2
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bertema “Manajemen dan Evaluasi Portofolio ”. Makalah
ini merupakan tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan” . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami selaku mahasiswa dan para pembaca pada umumnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Hadri Kusuma MBA selaku dosen mata
kuliyah “Manajemen Keuangan” atas segala bimbingannya selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki kekurangan kami, sehingga pada masa
yang akan datang dapat lebih baik lagi.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus
dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam
pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa
tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan
variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear
Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927)
seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi
pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan
return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan
cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko
dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return
dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi
tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan
diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain
Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut
identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan
pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi)
dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain
oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.
4
Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang
diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio yang dapat
mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk membentuk portofolio yang efisien,
perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi
yang wajar adalah investor cenderung menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko
adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama
dan resiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Jika
investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal akan
dipilihnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Portofolio dalam Investasi?
2. Bagaimana evaluasi kinerja portofolio dengan metode rasio Sharpe dan Treynor?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu Portofolio dalam Investasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi kinerja portofolio dengan metode rasio Sharpe dan
Treynor.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Portofolio
Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi atau
gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti
deposito, properti atau real aset, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. Portofolio merupakan
kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi.
Sasaran dari suatu portofolio investasi tentunya sangat tergantung pada individu masing-masing
investor.
Portofolio menggambarkan kepemilikan dari pada instrumen investasi yang disusun dengan
perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil yang optimal melalui penyebaran risiko. Portofolio
mempunyai beberapa alternatif variasi dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat
keuntungan yang bergerak positif didalam portofolio. Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang
menyangkut identifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan menentukan proporsi dana yang
ditanamkan pada masing-masing saham tersebut (Selly, 2014) . Manajemen portofolio jika dipahami
meliputi serangkaian keputusan dan tindakan yang dibuat oleh setiap investor baik individu maupun
institusi. Portofolio harus dikelola oleh investor entah menggunakan pendekatan manajemen aktif dan
pasif dalam menyeleksi dan memiliki aset-aset financial, Manajer/Inverstor yang menggunakan
pendekatan manajemen pasif berarti akan memegang berbagai sekuritas untuk jangka waktu yang
relatif lama dan jarang melakukan perubahan. manajemen portofolio dapat diartikan sebagai proses,
yaitu proses:
tersebut mengarah pada pernyataan kebijakan secara eksplisit yang digunakan sebagai
3. Penerapan dan pengembangan strategi. Proses ini meliputi alokasi aset, optimasi portofolio,
4. Pemonitoran factor-faktor portofolio dan respon yang dibuat ketika terjadi perubahan
5. Penyeimbangan portofolio sesuai dengan keperluan dengan cara mengulang alokasi aset,
6. Penilaian kinerja portofolio yang diukur dan diebaluasi untuk memastikan pencapaian
tujuan investor.
Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut dengan investor. Investor pada umumnya bisa
digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual investors) dan investor institusional
(institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas
lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun
perusahaan investasi. Perbedaan utama investor individu dengan investor institusi terletak pada tujuan,
Investor Individu
2. Bercirikan personal.
3. Tujuan berdasarkan apa yang ingin dicapai oleh individu ketika menginvestasikan asetnya.
5. Pajak seringkali menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting bagi investor individu.
7
Investor Institusional
1. Lebih menggunakan pendekatan kuantitatif dan umumnya mendefinisikan risiko dalam bentuk
2. Mempertimbangkan karakter investasi yaitu mana yang bisa memberikan keuntungan lebih
3. Tujuannya lebih terinci sesuai dengan total paket aset dan kewajibannya.
Investor individu: Perbedaan profil keuangan dari masing-masing individu dan terkadang
dipengaruhi oleh kebijakan atau faktor-faktor unik tergantung dari individunya, maka dampaknya
maka penentuan kebijakan menjadi hal yang penting. Karena dengan menentukan kebijakan yang
tepat maka akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tingkat toleransi terhadap risiko, hambatan
yang muncul ketika berinvestasi dan bagaimana pilihan portofolio yang dilakukan.
Alexander, Sharpe dan Bailey (1993: 144-145) membedakan tiga jenis sikap investor terhadap
risiko, yaitu:
Investor yang cenderung menghindari investasi yang berisiko dan cenderung memilih investasi
8
3. Acuh terhadap risiko (Risk Neutral)
Investor yang tidak terlalu peduli pada jenis investasi mana yang akan diambil.
Dengan adanya beberapa jenis sikap investor dalam menghadapi risiko, maka pengambilan sebuah
keputusan investasi surat berharga yang dilakukan oleh investor akan sangat dipengaruhi oleh sikap
yang dimilikinya dalam menghadapi risiko. Apabila seorang investor memiliki sikap menghindari
risiko, maka investor tersebut akan memilih investasi yang berisiko rendah. Demikian sebaliknya,
apabila seorang investor memiliki sikap suka menghadapi risiko, maka investor tersebut akan memilih
Tujuan investasi tidak bisa dikatakan untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Investor harus
menyadari ada kemungkinan mengalami rugi. Sedangkan tujuan portofolio berfokus pada pertukaran
risiko imbal hasil antara return ekspektasi yang diinginkan investor dan berapa banyak risiko yang
bersedia ditanggung investor. Kendala ini berkaitan dengan adanya hubungan positif antara risiko
dengan keuntungan investasi. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun
risiko.
Bagaimana memformulasikan kebijakan investasi baik bagi investor individu maupun institusi
1. Tujuan
Menentukan tujuan utama dari portofolio dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian dan
Detail dari hambatan dan pilihan yang ada tergantung pada portofolio yang hendak diambil karena
9
Likuiditas Kebutuhan likuiditas terkait dengan aset yang bisa dijual tanpa perubahan yang
drastis dalam penetapan harganya. Biasanya setara kas (sekuritas pasar uang) memiliki
likuiditas tinggi dan biasanya mudah dijual dengan harga mendekati face value. Banyak saham
yang memiliki likuiditas bagus tapi ketika dijual baru akan menunjukkan seberapa besar
penilaian pasar.
Jangka waktu Investor perlu mempertimbangkan berapa lama ia akan berinvestasi karena
terkait dengan kebijakan yang akan diambil dan perencanaan yang akan dilakukan.
Hukum dan Peraturan Investor akan berhubungan dengan hukum dan aturan yang berlaku di
negara tertentu.
Pajak Perlu mempertimbangkan pajak karena akan berdampak pada program investasi yang
Pilihan unik dan ruang lingkup Ada hal-hal tertentu yang akan dihadapi oleh investor ketika
melakukan pilihan tertentu dan berinvestasi dengan menggunakan kategori aset atau aset
spesifik.
1. Tentukan saham atau efek mana yang tersedia untuk pembentukan portofolio.
2. Manfaatkan prosedur yang optimal dalam memilih sekuritas dan tentukan bobot portofolio dengan
Alokasi Aset
Proses untuk membagi dana ke dua portofolio yang terdiri dari kelompok aset yang berbeda
(yaitu portofolio yang terdiri dari saham dan portofolio yang terdiri dari obligasi) disebut alokasi aset.
10
Dalam tahap ini ditaksir tingkat keuntungan dan deviasi standar untuk portofolio yang optimal, baik
portofolio yang terdiri dari saham maupun yang terdiri dari obligasi, dan koefisien korelasi antar
portofolio tersebut. Dengan demikian dapat ditentukan berbagai portofolio yang terdiri dari kombinasi
kedua portofolio tersebut. dengan memperhatikan preferensi risiko pemodal, dipilihlah portofolio yang
1. Menetapkan kelompok aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Biasanya dipertimbangkan
sebagai berikut:
Saham
Real estate
Logam mulia
Meliputi pemanfaatan data historis maupun analisis ekonomi makro untuk menentukan ekspektasi
tentang return realistis hasil masa depan selama periode memegang aset yang dimasukkan dalam
portofolio.
Meliputi penentuan portofolio yang akan mencapai return ekspektasi maksimum untuk setiap
tingkat risiko.
Terdiri atas pemilihan portofolio efisien yang terbaik untuk memenuhi tujuan risiko dan return
11
Manajemen mungkin memilih alokasi antara portofolio saham dengan portofolio obligasi relative
tidak berubah dari waktu ke waktu. Tetapi komposisi saham dan obligasi pada masing-masing
portofolio yang dirubah dari waktu ke waktu. Sebaliknya dapat juga dilakukan bahwa komposisi
sekuritas individual pada masing-masing portofolio relative tidak berubah, tetapi alokasi antar
portofolio yang dirubah. Misalnya pada saat kondisi pasar diperkirakan akan membaik, diputuskan
untuk mengalokasikan dana yang lebih besar pada portofolio saham dan sebaliknya. Dengan
1. Memonitor kondisi pasar Kondisi pasar perlu dimonitor karena situasi pasar sangat dinamis dan
o Perubahan kekayaan
Dengan berjalannya waktu, pengelola investasi mungkin perlu melakukan revisi terhadap
portofolionya. Suatu saham akan masuk ke portofolio saham mengganti saham yang sudah ada dalam
portofolio karena pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut misalnya karena saham baru tersebut
merupakan perusahaan yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang amat pesat, sedangkan
12
saham yang diganti adalah dari perusahaan yang menunjukkan kinerja yang kurang baik. Hal yang
Masalah yang dihadapi dalam penggantian sekuritas dalam portofolio tersebut adalah biaya
transaksi, dan kemungkinan mencari pembeli atau penjual sekuritas yang ingin diganti. Apabila nilai
sekuritas yang akan diganti cukup besar, maka biaya transaksi juga akan cukup besar. Disamping itu
bagaimana dampaknya terhadap harga sekuritas yang akan dijual dalam jumlah yang cukup besar.
Apakah tidak menimbulkan tekanan harga sehingga akan memperbesar biaya penggantian sekuritas.
B. EVALUASI PORTOFOLIO
Ada dua hal penting yang menjadi syarat dalam menilai performa dari seorang manajer
investasi, yaitu:
a. Kemampuan dalam memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata untuk suatu tingkat
risiko tertentu.
sistematik.
Tahap akhir proses investasi adalah penilaian kinerja portofolio. Dua variable diatas yaitu
tingkat keuntungan dan risiko merupakan variable relevan yang digunakan dalam penilaian kinerja
portofolio. Tujuan penilaian kinerja portofolio adalah mengetahui dan menganalisis apakah portofolio
yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi dan dapat diketahui
Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio,
baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Menurut Husnan
(2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih
baik dari portofolio lainnya. Menurut John (2005:53), kerja besar dikerahkan untuk pembentukan
portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya
13
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam
pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa
tingkat pengembalian atas efek di masa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko
dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan
hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang
rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang
diharapkan.
Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar
bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin
besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut. Dalam mengevaluasi
kinerja suatu portofolio dalam hal tingkat risiko dan tingkat pengembaliannya, ada beberapa teknik atau
Diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio
yang dinyatakan dengan beta (Beta adalah risiko pasar atau risiko sistematis). Relevan bagi investor
yang memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dana pada berbagai reksadana (mutual fund)
R pi −R f
T pi =
❑ pi
Ket:
Diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio
yang dinyatakan dengan standar deviasi total risiko. Premi risiko portofolio adalah selisih rata-rata
tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko. Relevan bagi investor
yang menanamkan dana hanya atau sebagian besar pada portofolio yang dianalisis. Rumus Indeks
Sharpe:.
R pi −R f
S pi =
SD pi
Ket:
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (Security Market Line /SML) yang
merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas
risiko. Dalam keadaan ekuilibrium semua portofolio diharapkan berada pada SML. Rumus Indeks
Jensen:
15
Jpi = (Rpi-Rf) – (Rm-Rf) pi
Ket:
Rasio appraisal yaitu membagi alfa portofolio dengan risiko sistematik-sistematik portofolio.
Rasio appraisal mengukur return abnormal per unit risiko yang secara prinsip dapat dihilangkan
Karena ada dua ukuran risiko yaitu total risiko dan risiko sistematis, maka kita mengenal dua
ukuran utama risk adjusted return. William Sharpe (1966) memperkenalkan rasio Sharpe yaitu
excess return per satuan total risiko () atau (return portofolio – bunga bebas risiko)/, untuk
mengukur kinerja reksa dana saat itu. Sebelum itu, Jack Treynor (1965) sudah menggunakan rasio
Treynor yaitu excess return per satuan risiko sistematis () atau (return portofolio – bunga bebas
Jones dalam bukunya Investment (2007) mengatakan kalau rasio Sharpe sebaiknya digunakan
jika portofolio investor seluruhnya (atau sebagian besar) dalam sekuritas. Untuk investor yang
16
portofolionya terdiri dari banyak aset, sehingga sekuritas hanya sebagian kecil saja, rasio Treynor
Berdasarkan risk adjusted return, portofolio reksa dana yang berkinerja terbaik bukanlah
portofolio yang memberikan return nominal terbesar. Portofolio reksa dana terbaik adalah yang
mampu memberikan premi risiko per unit terbesar atau yang mempunyai rasio Sharpe dan atau
Jika bunga bebas risiko dalam persamaan Sharpe diganti dengan target return dari investor, kita
mendapatkan risk adjusted return dari A.D Roy (1952) yaitu rasio safety first. Rasio safety first
adalah (return portofolio – target return) / . Rasio safety first yang positif sudah lumayan karena
Return nominal adalah return yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak
Pt −Pt −1
Return= +Yield
Pt −1
Ket:
R = return
(1+ R)−1
R IA =
(1+ IF)
Ket:
IF = tingkat inflasi
Return investasi yang positif tetapi lebih kecil daripada besaran inflasi periodik akan
mengakibatkan total kekayaan investor bertambah secara nominal tetapi berkurang secara riil.
Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi. Agar daya beli tidak
berkurang, return nominal dari sebuah investasi harus melebihi tingkat inflasi. Menghitung return
nominal untuk periode tunggal seperti satu semester atau satu tahun relatif mudah karena kita cukup
mengurangi investasi akhir dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal.
Penghitungan return nominal menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode
dan menjadi lebih rumit lagi jika selama periode itu ada penambahan atau pengambilan uang.
Untuk multi periode dan jumlah dana disetor yang berubah-ubah, sedikitnya ada tiga konsep return
RA = [R1 + R2 …… + Rn]/n
RG = [(1+R1)(1+R2)……..(1+Rn)]/n-1
18
2. Return Tertimbang Berdasarkan Uang
Dalam mencari return berdasarkan uang secara akurat, besar penerimaan atau pengeluaran
uang dalam setiap periode diperhitungkan. Ekuivalen dengan IRR (Internal Rate of Return)
yang digunakan pada beberapa perhitungan keuangan. IRR mengukur return aktual yang
didapatkan pada nilai-nilai portofolio awal dan pada kontribusi netto yang dibuat selama
periode tersebut.
Return yang lebih unggul di antara ke tiga return adalah tergantung tujuannya. Return aritmetik
karena kurang akurat untuk mengukur kinerja beberapa periode, sebaiknya digunakan untuk
proyeksi ke depan. Demikian juga dengan hitungan kasar return berdasarkan uang yang tidak
akurat, sebaiknya digunakan hanya jika kita ingin praktis dan cepat. Untuk tujuan mengukur kinerja
portofolio investasi, pilihannya tinggal return geometrik dan return berdasarkan uang secara akurat.
Literatur keuangan dan investasi mengatakan kalau kedua ukuran ini dapat digunakan untuk kondisi
yang berbeda.
Jika investasi dilakukan oleh seorang investor pribadi yang mempunyai wewenang menentukan
kapan menambah atau mengurangi besar investasinya, return yang digunakan mestinya adalah
return berdasarkan uang. Berbeda dengan investor individu, untuk investasi yang dilakukan
manajer investasi atau manajer keuangan, menurut Jones dalam bukunya Investments (2007),
return yang digunakan untuk mengukur kinerjanya harusnya return geometrik. Ini dikarenakan
keputusan mengenai jumlah investasi yang ditanamkan adalah bukan dalam kendalinya tetapi di
tangan para nasabahnya melalui aksi subscription dan redemption atau tergantung anggaran
perusahaan untuk kasus manajer keuangan. Bukan manajer investasi atau manajer keuangan yang
menentukan besaran Rp 100 juta di tahun 2005 dan Rp 1 miliar di tahun 2006 sehingga tidak fair
19
Kelemahan dari return riil, return aritmetik, return geometrik dan return tertimbang
berdasarkan uang adalah semuanya belum memperhitungkan risiko padahal risiko dan return
adalah dua sisi dari koin mata uang yang sama. Jika risiko dipertimbangkan, kita akan memperoleh
risk-adjusted return.
Ukuran M2
Ukuran M2 merupakan ukuran mengenai kinerja yang disesuaikan dengan risiko dimana return
yang disesuaikan untuk volatilitas yang memungkinkan perbandingan return di antara portofolio-
portofolio. Keunggulannya adalah hasil-hasilnya dinyatakan dalam bentuk decimal atau persentase,
Beta2
Untuk identifikasi kinerja portofolio yang superior, Jensen menggunakan ukuran alpha yaitu
selisih antara return portofolio dengan required return berdasarkan risiko sistematis () yang
Jensen untuk mencari tahu sumber return superior itu. Apakah superioritas itu berasal dari
20
BAB III
KESIMPULAN
baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Menurut Husnan
(2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih
baik dari portofolio lainnya. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan
pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk
mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai
dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek di masa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio
menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa
investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian
yang diharapkan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Sharpe, & Bailey. 1993. Fundamental Of Investment(2ndEd.). New Jersey: Prentice Hall.
Budi Frensidy. 2007. Menghitung Risk Adjusted Return. Tabloid Minggu Bisnis Indonesia 2 September
2007.
Husnan, Suad., 2003, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (keputusan Jangka Pendek), Edisi
keempat, BPFE,Yogyakarta.
https://www.academia.edu/7657147/MANAJEMEN_DAN_EVALUASI_PORTOFOLIO
(diakses tanggal 12 November 2020).
Hendra. 2008. Kinerja Portofolio. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
submit.x=0&submit.y=0&page=1&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman
%2F2000%2Fjiunkpe-ns-s1-2000-31497132-702-go_publik-chapter2.pdf (diakses 12 November 2020).
Implikasi Manajemen Portofolio terhadap Investor.
http://blog.stiemce.ac.id/sriati/2011/07/11/implikasi-manajemen-portofolio-terhadap-investor/
(diakses 12 November 2020)
Pariang Siagian, Model Manajemen Portofolio, Laporan Teknis Berkala Komputerisasi Akuntansi, Vol.
11 No. 3, Sept. 2003, h.166
Selly, Uli, Siregar, Analisa Pembentukan Portofolio Pada Perusahaan Real Estate dan Property DI
BEI, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No.5 tahun 2014, h. 3
Shiddiq N. Rahardjo. Portofolio Management & Evaluation. Universitas Diponegoro.
Teori Ekonomi Penyesuaian Portofolio.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/teori-ekonomi-penyesuaian-portofolio/
(diakses 12 November 2020) 111401102014
Suhartono,dkk. Portofolio investasi dan Bursa Efek, (Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Pencetak, 2009),
h. 119
22