Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN AUDITING LANJUTAN

SA 710 dan SA 720


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing Lanjutan
Dosen Pengampu: Dr. Kumalahadi.,M., Ak

Disusun Oleh :

Muzdalipah 20919019

Magister Akuntansi Kelas B

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021

1
A. SA 710 (Informasi Komparatif – Angka Koresponding Dan
Laporan Keuangan Komparatif

Ruang Lingkup
Standar Audit (”SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan
informasi komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Ketika laporan keuangan
periode lalu telah diaudit oleh auditor pendahulu atau tidak diaudit, ketentuan dan
panduan dalam SA 5101 tentang saldo awal juga berlaku.

Sifat Informasi Komparatif


Sifat informasi komparatif yang disajikan dalam laporan keuangan suatu entitas
bergantung pada ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Terdapat
dua pendekatan yang berbeda terhadap tanggung jawab auditor atas pelaporan
sehubungan dengan informasi komparatif: pendekatan angka koresponding
(corresponding figures approach) dan pendekatan laporan keuangan komparatif
(comparative financial statements approach).
Perbedaan pelaporan audit yang esensial antara kedua pendekatan
tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Untuk pendekatan angka koresponding, opini auditor atas laporan keuangan hanya
mengacu pada periode kini; sedangkan
Untuk pendekatan laporan keuangan komparatif, opini auditor atas laporan
keuangan mengacu pada setiap periode yang tercantum dalam laporan keuangan.
SA ini mengatur ketentuan pelaporan auditor yang berlaku bagi masing-masing
pendekatan tersebut di atas.

Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah: (i) tanggal 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii)
tanggal 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten; penerapan dini dianjurkan).

2
Tujuan
Tujuan auditor adalah:
Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah informasi
komparatif yang tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan ketentuan untuk informasi komparatif dalam
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan
Untuk melaporkan sesuai dengan tanggung jawab pelaporan auditor.

Definisi
Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
 Informasi komparatif: Angka-angka dan pengungkapan yang tercantum
dalam laporan keuangan yang berkaitan dengan satu atau lebih periode
lalu sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
 Angka koresponding: Informasi komparatif yang angka-angka dan
pengungkapan lainnya untuk periode lalu dicantumkan sebagai suatu
bagian integral dari periode kini, dan dimaksudkan untuk dibaca hanya
dalam hubungannya dengan angka-angka dan pengungkapan lainnya yang
berkaitan dengan periode kini (“angka-angka periode kini”). Tingkat
keterperincian yang disajikan dalam angka-angka dan pengungkapan
koresponding ditentukan terutama oleh relevansinya dengan angka-angka
periode kini.
 Laporan keuangan komparatif: Informasi komparatif yang jumlah dan
pengungkapan lainnya untuk periode lalu dicantumkan untuk
perbandingan dengan laporan keuangan periode kini, tetapi jika diaudit,
informasi komparatif tersebut harus diacu dalam laporan auditor. Tingkat
keterperincian informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan
komparatif tersebut dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan
periode kini.
Untuk tujuan SA ini, pengacuan ke “periode lalu” harus dibaca
sebagai “periode- periode lalu” bila informasi komparatif mencakup angka-angka
dan pengungkapan lainnya untuk lebih dari satu periode.

3
Ketentuan Prosedur Audit
Auditor harus menentukan apakah laporan keuangan mencakup
informasi komparatif yang diharuskan menurut kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku dan apakah informasi tersebut telah diklasifikasikan dengan tepat.
Untuk tujuan ini, auditor harus mengevaluasi apakah:
a) Informasi komparatif tersebut cocok dengan jumlah dan
pengungkapan lain yang disajikan dalam periode sebelumnya
atau, jika relavan, telah disajikan kembali; dan
b) Kebijakan akuntansi yang tercermin dalam informasi komparatif
adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam periode kini atau, jika telah terjadi perubahan dalam
kebijakan akuntansi, apakah perubahan tersebut sudah dicatat
dengan tepat dan disajikan dan diungkapkan secara cukup.
Pelaporan Audit
1. Pendekatan Angka Koresponding
Ketika angka koresponding disajikan (informasi komparatif disajikan
dengan menggunakan pendekatan angka koresponding), opini auditor
tidak boleh mengacu ke angka-angka koresponding kecuali dalam kondisi
yang dijelaskan dalam paragraf 11, 12, dan 14 (Ref: Para. A2). Untuk
tujuan SA ini, opini auditor yang diterbitkan untuk laporan keuangan
periode kini yang di dalamnya terdapat informasi komparatif yang
disajikan dengan menggunakan pendekatan angka koresponding disebut
pendekatan opini audit koresponding (corresponding audit opinion
approach).
Dalam paragraf Basis untuk Modifikasi dalam laporan auditor,
auditor harus melakukan hal- hal sebagai berikut:
c) Mengacu baik ke angka-angka periode kini dan angka koresponding
dalam penjelasan tentang hal yang menimbulkan modifikasi
ketika dampak atau kemungkinan dampak hal tersebut terhadap
angka-angka periode kini adalah material; atau

4
d) Dalam kasus lain, menjelaskan bahwa opini auditor telah
dimodifikasi karena dampak atau kemungkinan dampak atas hal
yang tidak dapat diselesaikan tersebut terhadap daya banding
angka-angka periode kini dan angka koresponding. (Ref: Para.
A3-A5)
Laporan Keuangan Periode Lalu Diaudit oleh Auditor Pendahulu.
Jika laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor pendahulu dan
auditor tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk mengacu ke
laporan auditor pendahulu atas angka koresponding dan memutuskan untuk
melakukan hal demikian, auditor harus menyatakan dalam suatu Paragraf Hal
Lain dalam laporan auditor:
e) Laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor
pendahulu;
f) Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor pendahulu dan, jika opini
tersebut dimodifikasi, alasan modifikasi tersebut; dan
g) Tanggal laporan tersebut. (Ref: Para. A7) Laporan Keuangan Periode
Lalu Tidak Diaudit
2. Pendekatan Laporan Keuangan Komparatif
Ketika laporan keuangan komparatif disajikan (informasi
komparatif disajikan dengan menggunakan pendekatan laporan keuangan
komparatif), opini auditor harus mengacu ke setiap periode laporan
keuangan yang disajikan dan atas laporan- laporan keuangan tersebut
opini auditor dinyatakan. (Ref: Para. A8-A9). Untuk tujuan SA ini, opini
auditor yang diterbitkan untuk laporan keuangan periode kini dan
informasi komparatif yang disajikan dengan menggunakan pendekatan
laporan keuangan komparatif disebut pendekatan opini audit komparatif
(comparative audit opinion approach).
Ketika melaporkan laporan keuangan periode lalu dalam
hubungannya dengan audit periode kini, jika opini auditor atas laporan
keuangan periode lalu berbeda dengan opini auditor yang sebelumnya
dinyatakan, auditor harus mengungkapkan alasan substantif untuk opini

5
yang berbeda tersebut dalam suatu paragraf Hal Lain berdasarkan SA
706.5 (Ref: Para. A10)

Laporan Keuangan Periode Lalu Diaudit oleh Auditor Pendahulu.


Jika laporan keuangan periode lalu diaudit oleh auditor pendahulu, selain
menyatakan opini atas laporan keuangan periode kini, auditor harus menyatakan
dalam suatu paragraf Hal Lain:
a) Bahwa laporan keuangan periode lalu diaudit oleh auditor pendahulu;
b) Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor pendahulu dan, jika opini
tersebut dimodifikasi, alasan modifikasi tersebut, dan;
c) Tanggal laporan tersebut;
kecuali jika laporan auditor pendahulu atas laporan keuangan
periode sebelumnya diterbitkan kembali bersama dengan laporan
keuangan tersebut.
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian
material yang berdampak terhadap laporan keuangan periode lalu yang terhadap
laporan keuangan tersebut auditor pendahulu telah membuat laporan auditor tanpa
modifikasi, auditor harus mengomunikasikan kesalahan penyajian tersebut kepada
tingkatan manajemen yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola (kecuali bila seluruh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat
dalam pengelolaan entitas6), dan meminta agar auditor pendahulu diinformasikan
tentang hal tersebut. Jika laporan keuangan periode lalu diubah, dan auditor
pendahulu setuju untuk menerbitkan laporan auditor baru atas laporan keuangan
periode lalu yang telah diubah tersebut, auditor harus melaporkan hanya untuk
periode kini. (Ref: Para. A11).

Laporan Keuangan Periode Lalu Tidak Diaudit


Jika laporan keuangan periode lalu tidak diaudit, auditor harus
menjelaskan dalam suatu paragraf Hal Lain bahwa laporan keuangan komparatif
tidak diaudit. Namun, laporan tersebut tidak membebaskan auditor dari ketentuan
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa saldo awal tidak

6
mengandung kesalahan penyajian yang secara material berdampak terhadap
laporan keuangan periode kini.7

Ketentuan Penerapan
Kecuali untuk laporan auditor yang diterbitkan untuk tujuan penawaran
umum efek atau transaksi pasar modal sejenis (selanjutnya disebut sebagai
“Transaksi Aksi Korporasi”), seluruh laporan auditor atas laporan keuangan yang
periode laporan keuangannya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013
diterbitkan dengan menggunakan pendekatan koresponding, kecuali jika
ditentukan lain oleh peraturan perundangan-undangan yang berlaku, dengan
bentuk dan isi yang mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI.
Seluruh laporan auditor atas laporan keuangan yang diterbitkan untuk
tujuan Transaksi Aksi Korporasi diterbitkan dengan menggunakan pendekatan
komparatif dengan ketentuan tambahan sebagai berikut:
a) Untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2013: Bentuk dan isi laporan auditor mengacu pada
Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI.
b) Untuk periode laporan keuangan yang dimulai sebelum tanggal 1
Januari 2013: Bentuk dan isi laporan auditor independen mengacu
pada standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI sebagaimana
tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik versi 31 Maret
2011 (“SPAP 31 Maret 2011”). Namun demikian, penggunaan
bentuk dan isi laporan auditor yang mengacu pada Standar Audit
yang ditetapkan oleh IAPI dalam konteks ini dianjurkan dan
diperkenankan selama memungkinkan.

Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Prosedur Audit


1. Representasi Tertulis (Ref: Para. 9)
Dalam hal laporan keuangan komparatif, representasi tertulis harus
diminta untuk semua periode yang diacu dalam opini auditor karena
manajemen perlu menegaskan kembali bahwa representasi tertulis yang

7
dibuat sebelumnya berkaitan dengan periode lalu masih tepat. Dalam hal
angka koresponding, representasi tertulis diminta hanya untuk laporan
keuangan periode kini karena opini auditor adalah atas laporan keuangan
periode kini tersebut, yang mencakup angka koresponding tersebut. Namun,
auditor harus meminta representasi tertulis yang spesifik tentang penyajian
kembali untuk mengoreksi kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan periode lalu yang berdampak terhadap informasi komparatif.

Pelaporan Audit
1) Pendekatan Angka Koresponding
Tidak ada Pengacuan dalam Opini Auditor (Ref: Para. 10)
- Opini auditor tidak mengacu ke angka koresponding karena opini
auditor adalah atas laporan keuangan periode kini secara
keseluruhan, termasuk angka koresponding.

 Modifikasi dalam Laporan Auditor atas Periode Lalu Belum


Terselesaikan (Ref: Para. 11)
- Ketika laporan auditor atas periode lalu, sebagaimana diterbitkan
sebelumnya, mencakup opini wajar dengan pengecualian, opini
tidak menyatakan pendapat, atau opini tidak wajar, dan hal yang
menyebabkan opini modifikasian tersebut telah diselesaikan dan
dicatat dengan tepat atau diungkapkan dalam laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, opini
auditor atas periode kini tidak perlu mengacu ke modifikasi
sebelumnya.
- Ketika opini auditor atas periode lalu dimodifikasi, sebagaimana
diterbitkan sebelumnya, hal yang tidak terselesaikan yang
menyebabkan modifikasi tersebut mungkin tidak relevan dengan
angka-angka periode kini. Namun, opini wajar dengan
pengecualian, opini tidak menyatakan pendapat, atau opini tidak
wajar (sesuai dengan kondisinya) mungkin diharuskan atas laporan

8
keuangan periode kini karena dampak atau kemungkinan dampak
atas hal yang tidak terselesaikan tersebut terhadap daya banding
angka-angka periode kini dan angka koresponding.
- Contoh laporan auditor jika laporan auditor atas periode lalu
mencakup opini modifikasian dan hal yang menyebabkan
modifikasi tersebut belum terselesaikan disajikan dalam Ilustrasi 1
dan 2 pada Lampiran dari SA ini.

 Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan periode lalu (Ref: Para.


12)
- Ketika laporan keuangan periode lalu mengandung kesalahan
penyajian yang belum dikoreksi dan laporan auditor belum
diterbitkan kembali, namun angka koresponding sudah disajikan
kembali dengan tepat atau pengungkapan yang tepat telah dibuat
dalam laporan keuangan periode kini, laporan auditor dapat
mencantumkan paragraf Penekanan Suatu Hal yang menjelaskan
kondisi tersebut dan mengacu kepengungkapan yang relevan
dalam laporan keuangan yang menjelaskan secara menyeluruh
tentang hal tersebut (lihat SA 706).

 Laporan Keuangan Periode Lalu Diaudit oleh Auditor Pendahulu


(Ref: Para. 13)
- Contoh laporan auditor jika laporan keuangan periode lalu
diaudit oleh auditor pendahulu dan auditor tersebut tidak
dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk mengacu ke
laporan auditor pendahulu atas angka koresponding disajikan
dalam Ilustrasi 3 pada Lampiran dari SA ini.

9
2) Pendekatan Laporan Keuangan Komparatif
 Pengacuan dalam Opini Auditor (Ref: Para. 15)
- Karena laporan auditor atas laporan keuangan komparatif
diterapkan ke laporan keuangan setiap periode yang disajikan,
auditor dapat menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau
opini tidak wajar, atau opini tidak menyatakan pendapat, atau
mencantumkan paragraf Penekanan Suatu Hal yang berkaitan
dengan satu atau lebih periode, sementara menyatakan opini
auditor yang berbeda atas laporan keuangan periode lain.
- Contoh laporan auditor jika auditor diharuskan untuk
melaporkan laporan keuangan periode kini dan periode lalu
dalam hubungannya dengan audit periode kini, dan periode lalu
mencakup opini modifikasian dan hal yang menyebabkan
modifikasi tersebut belum terselesaikan, disajikan dalam
Ilustrasi 4 pada Lampiran dari SA ini.

 Opini atas Laporan Keuangan Periode Lalu Berbeda dengan Opini


Auditor Sebelumnya. (Ref: Para. 16)
- Ketika melaporkan laporan keuangan periode lalu dalam
hubungannya dengan audit periode kini, opini yang dinyatakan
atas laporan keuangan periode lalu mungkin berbeda dengan
opini yang dinyatakan sebelumnya, jika auditor menyadari
kejadian atau peristiwa yang secara material memengaruhi
laporan keuangan periode lalu selama audit periode kini.
Auditor mungkin mempunyai tanggung jawab pelaporan
tambahan yang dirancang untuk menghindari pengandalan
selanjutnya atas laporan auditor yang diterbitkan sebelumnya
atas laporan keuangan periode lalu.

10
B. SA 720 (TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN
DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN
AUDITAN)

Pendahuluan Ruang Lingkup


Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor atas informasi
lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor
terkait. Dalam hal tidak terdapat ketentuan khusus dalam perikatan, opini auditor
tidak mencakup informasi lain dan auditor tidak memiliki tanggung jawab khusus
untuk menentukan apakah informasi lain tersebut telah disajikan dengan tepat.
Namun, auditor tetap harus membaca informasi lain tersebut karena kredibilitas
laporan keuangan auditan dapat terganggu oleh ketidakkonsistensian material
antara laporan keuangan auditan dan informasi lain tersebut. (Ref: Para. A1)
Dalam SA ini, “dokumen yang berisi laporan keuangan auditan” mengacu
pada laporan tahunan (atau dokumen setara lainnya), yang ditujukan kepada
pemilik entitas pelapor (atau pemangku kepentingan setara lainnya), yang berisi
laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait. SA ini juga dapat
diterapkan, setelah disesuaikan dengan kondisinya, pada dokumen lain yang berisi
laporan keuangan auditan, seperti dokumen yang digunakan dalam penawaran
efek.1 (Ref: Para. A2)

Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah: (i) tanggal 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii)
tanggal 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten; penerapan dini dianjurkan).

Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk merespons dengan tepat ketika dokumen yang berisi
laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait mencakup informasi lain
yang dapat mengganggu kredibilitas laporan keuangan tersebut dan laporan
auditor terkait.

11
Definisi
Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna sebagai berikut:
 Informasi lain: Informasi keuangan dan non-keuangan (selain laporan
keuangan dan laporan auditor terkait) yang tercantum, baik yang
dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan atau kebiasaan,
dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan
auditor terkait. (Ref: Para. A3-A4)
 Ketidakkonsistensian: Informasi lain yang bertentangan dengan
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan auditan. Suatu
ketidakkonsistensian material dapat menimbulkan keraguan tentang
kesimpulan audit yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh sebelumnya
dan, kemungkinan, tentang basis untuk opini auditor atas laporan
keuangan.
 Kesalahan penyajian atas fakta: Informasi lain yang tidak berhubungan
dengan hal-hal yang tercantum dalam laporan keuangan auditan yang
tidak disajikan dengan benar. Suatu kesalahan penyajian material atas
fakta dapat mengganggu kredibilitas dokumen yang berisi laporan
keuangan auditan.

Ketentuan
 Membaca Informasi Lain
 Auditor harus membaca informasi lain untuk mengidentifikasi adanya
ketidakkonsistensian material, jika ada, dengan laporan keuangan
auditan.
 Auditor harus melakukan pengaturan yang tepat dengan manajemen
atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk
memperoleh informasi lain sebelum tanggal laporan auditor. Jika tidak
memungkinkan untuk memperoleh seluruh informasi lain sebelum
tanggal laporan auditor, maka auditor harus membaca informasi lain
tersebut sesegera mungkin. (Ref: Para. A5)

12
Ketidakkonsistensian Material
Jika dari membaca informasi lain, auditor mengidentifikasi adanya suatu
ketidakkonsistensian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan
keuangan auditan atau informasi lain perlu direvisi.

1. Ketidakkonsistensian Material yang Teridentifikasi dalam Informasi Lain


yang Diperoleh Sebelum Tanggal Laporan Auditor
- Jika revisi terhadap laporan keuangan auditan diperlukan dan
manajemen menolak untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor
harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor sesuai dengan SA
705.
- Jika revisi terhadap informasi lain diperlukan dan manajemen menolak
untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor harus
mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola, kecuali seluruh pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola terlibat dalam pengelolaan entitas,3 dan:
 Mencantumkan dalam laporan auditor suatu paragraf Hal Lain yang
menjelaskan tentang ketidakkonsistensian material sesuai dengan
SA 706;4
 Menangguhkan penerbitan laporan auditor; atau
 Menarik diri dari perikatan, jika penarikan diri dimungkinkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Ref: Para. A6-A7)

2. Ketidakkonsistensian Material yang Teridentifikasi dalam Informasi Lain


yang Diperoleh Setelah Tanggal Laporan Auditor
- Jika revisi terhadap laporan keuangan auditan diperlukan, maka
auditor harus mengikuti ketentuan yang relevan dalam SA 560.
- Jika revisi terhadap informasi lain diperlukan dan manajemen
bersedia untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor harus
melakukan prosedur yang diperlukan dalam kondisi tersebut. (Ref:
Para. A8)

13
- Jika revisi terhadap informasi lain diperlukan, tetapi manajemen
menolak untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor harus
memberitahu pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola (kecuali
seluruh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam
pengelolaan entitas) mengenai perhatian auditor atas informasi lain,
dan melakukan tindakan lebih lanjut yang tepat. (Ref: Para. A9)

Kesalahan Penyajian Material atas Fakta


 Jika, ketika membaca informasi lain untuk tujuan mengidentifikasi adanya
ketidakkonsistensian material, auditor menyadari adanya suatu kesalahan
penyajian material atas fakta yang jelas-jelas nyata, maka auditor harus
mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen. (Ref: Para. A10)
 Jika, setelah melakukan diskusi tersebut, auditor masih
mempertimbangkan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian material
atas fakta yang jelas-jelas nyata, maka auditor harus meminta manajemen
untuk berkonsultasi dengan pihak ketiga yang kompeten, seperti penasihat
hukum entitas, dan auditor harus mempertimbangkan pandangan yang
diterima.
 Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian
material atas fakta dalam informasi lain dan manajemen menolak untuk
mengoreksinya, maka auditor harus memberitahu pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola (kecuali seluruh pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola terlibat dalam pengelolaan entitas) tentang perhatian auditor
atas informasi lain tersebut dan melakukan tindakan lebih lanjut yang
tepat. (Ref: Para. A11).

14
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.


Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai